Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

Mata Kuliah Fisiologi Hewan Air

RUPA DARAH SECARA MAKROSKOPIS DAN


MIKROSKOPIS SEBELUM DAN SESUDAH HAEMOLISIS
SPESIES IKAN LELE (Clarias batrachus)

Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Melengkapi Tugas Praktikum Pada
Laboratorium Biologi Perairan

OLEH
IKHSAN KUSUMA PANUNTUN DOA
NIM : 2204125333

Asisten Laboratorium
Alfred Nobel Pardede,
S.Pi

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2024
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Biologi Perikanan yang berjudul “Rupa Darah Secara Makroskopis Dan
Mikroskopis Sebelum Dan Sesudah Haemolisis” tepat sebelum waktu yang telah
di tentukan.
Dalam mengerjakan laporan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada Dosen biologi perikanan dan para asistennya yang telah membimbing
penulis dalam mengerjakan laporan ini, serta ucapan terimakasi kepada semua
pihak yang telah membantu dan memberi motivasi kepada penulis hingga laporan
ini selesai.
Mungkin penulisan laporan masih ada kesalahan-kesalahan yang penulis
tidak ketahui, oleh karena itu kepada asisten mohon kritik dan sarannya, untuk
penulisan laporan yang lebih baik lagi kedepannya.

Pekanbaru, Maret 2024

Ikhsan Kusuma Panuntun Doa


iii

DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.................................................................... 1
1.2. Tujuan Praktikum................................................................ 2
1.3. Manfaat Praktikum.............................................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ikan Lele (Clarias batrachus)............................................. 3
2.2. Akuades............................................................................... 3
2.3. NaCl.................................................................................... 4
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat............................................................. 5
3.2. Alat dan Bahan................................................................... 5
3.3. Metode Praktikun............................................................... 5
3.4. Prosedur Praktikum............................................................ 5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil................................................................................... 7
4.2. Pembahasan....................................................................... 8
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan........................................................................ 9
5.2. Saran.................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Ikan Lele (Clarias batrachus)...................................................... 9
2. Darah a.......................................................................................... 9
3. Darah b......................................................................................... 10
4. Darah c......................................................................................... 10
5. Darah d......................................................................................... 10
6. Darah e......................................................................................... 10
v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Alat ................................................................................................ 6

2. Bahan .............................................................................................. 6
vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Alat Selama Praktikum................................................................. 16
2. Bahan Selama Praktikum.............................................................. 17
3. Dokumentasi Selama Praktikum................................................... 18
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Fisiologi hewan merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari mengenai


fungsi serta fenomena yang terjadi pada hewan pada kondisi normal serta
menekankan pada bagaimana hewan dapat beraktivitas. Cabang ilmu biologi ini
mengkaji hewan mulai dari tingkat seluler, organ dan sistem organ hingga
mencakup satu organisme. Setiap tingkatan memberikan penjelasan seperti
bagaimana pertukaran gas yang terjadi di dalam sel serta peranan dari berbagai
organel sel sehingga metabolisme dan respirasi sel dapat terjadi. Pada tingkatan
organ dan sistem organ menjabarkan terkait sistem yang ada pada organisme
seperti sistem pencernaan, sistem saraf, sistem ekskresi, sistem peredaran darah
dan sistem saraf (Ningrum et al., 2023).
Ikan merupakan hewan vertebrata yang hidup di dalam air. Ikan memiliki
insang yang berfungsi sebagai alat pernapasan untuk mengambil oksigen dalam
air dan sirip digunakan untuk berenang (Rachmat et al., 2021). Ikan memiliki ciri
khas yaitu hidup di air, merupakan hewan berdarah dingin, berenang
menggunakan sirip, bernafas denga n insang, termasuk binatang bertulang
belakang (vertebrata) serta memiliki linea lateralis.

Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital
keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut
zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh,
dan pengangkut oksigen dan karbon dioksida. Selain itu, komponen darah seperti
trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama
dari serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh.

Sel-sel darah atau butiran darah terdiri atas eritrosit, leukosit, dan trombosit.
Eritrosit atau sel darah merah berfungsi untuk mengangkut oksigen. Leukosit atau
sel darah putih berfungsi untuk membunuh bibit penyakit. Di dalam darah
mempunyai dua komponen utama yaitu sel-sel darah dan plasma darah.
2

1.2. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui rupa darah ikan secara
makrokopis dan mikrokopis sebelum dan sesudah haemolisis peristiwa pecahnya
sel darah merah hingga isinya menyebar keseluruh larutan.
1.3. Manfaat Praktikum

Manfaat dari pratikum ini adalah dapat membedakan kombinasi darah setelah
diberi suatu larutan baik dari aquades maupun larutan NaCL yang diambil dari
tubuh ikan dengan bantuan jarum suntik yang telah diisi EDTA dan mengetahui
lapisan apa yang ada di bagian atas suatu darah apakah lapisan merah atau lapisan
putih.
3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Fisiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari segala proses yang berlangsung
dalam tubuh makhluk hidup, baik organisme bersel tunggal maupun ber sel
banyak, termasuk interaksi antar sel, jaringan, organ serta semua komunikasi
intercellular, baik energetik maupun metabolik (Windartiet al.,2017).

Ikan merupakan organisme yang hidup di air sebagian besar ikan melakukan
semua kegiatan hidupnya di dalam air. Karena di dalam tubuh ikan terdapat air
dan kulit ikan merupakan suatu membrane yang semi permeable terhadap air serta
materi-materi yang ada didalamnya, maka interaksi antara air yang ada didalam
tubuh ikan dan air yang ada diluar tubuh ikan mungkin terjadi(Manda et al.,
2016).
Morfologi.Hewan akuatik mencari perlindungan saat hidup di air dan dengan
demikian telah mengembangkan berbagai jenis sisik. Sisik hewan air lainnya
muncul dalam berbagai bentuk dan ukuran. Beberapa ikan telah menunjukkan
keunggulan dalam pengurangan hambatan dibandingkan dengan hewan air
lainnya. Hampir 62% sisik ikan bertulang rawan didefinisikan sebagai sisik
pengurang gaya hambat, dan 25% di antaranya diidentifikasi sebagai sisik tahan
aus.32 Oleh karena itu, ikan bersisik, sebagai perwakilan hewan akuatik,
dideskripsikan untuk membahas mekanisme pengurangan gaya hambat (H. Ferrón
al.,2014).

Ikan lele lokal (Clarias bathracus) dikenali dari tubuhnya yang licin
memanjang tak bersisik, dengan sirip punggung dan sirip anus yang juga panjang,
yang kadang-kadang menyatu dengan sirip ekor, menjadikannya nampak seperti
sidat yang pendek. Kepalanya keras menulang di bagian atas, dengan mata yang
kecil dan mulut lebar yang terletak di ujung moncong, dilengkapi dengan empat
pasang sungut peraba (barbels) yang amat berguna untuk bergerak di air yang
gelap. Lele juga memiliki alat pernapasan tambahan berupa modifikasi dari busur
insangnya. Terdapat sepasang patil, yakni duri tulang yang tajam, pada sirip-sirip
dadanya. Ada yang mengatakan,bahwa patil ini tidak hanya tajam tetapi juga
beracun dan mengakibatkan panas tinggi jika orang tak sengaja terkena patil
tersebut. Ikan lele lokal memiliki sistem peredaran darah seperti pada ikan tawar
pada umumnya. Darah pada ikan terdiri atas sel darah merah, sel darah putih dan
plasma darah. (Fernande, 2016).
4

Didalam darah mempunyai dua komponen utama yaitu sel-sel darah danplasma
darah. Sel-sel darah terbagi lagi menjadi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), dan sel pembeku darah atau bitir-butir darah (trombosit), sedangkan
plasma darah disebut juga sebagai cairan darah.
45

Darah mengangkut oksigen dari insang ke jaringan dan mengankut CO


2 dari jaringan ke insang. Pada kebanyakan sepesies ikan, O 2 terikat pada
haemoglobin pada darah sel merah. Tetapi pada sebagian ikan tidak memerlukan
Hb untuk transparans O 2 dan Hb darah. Dua tipe peredaran darah dalam Hb
sangat pada respirasi ikan. Ketika darah mencapai jaringan, dimana CO 2 tinggi,
afinitas dan kejenuhan menurun dan demikian O 2 akan dilepaskan dari Hb dan
berdifusi kedalam jaringan (Windarti et al,. 2017).
Sel darah merah ikan berinti berfungsi untuk mengikat oksigen. Eritrosit
berwarna merah kekuningan, bentuknya lonjong, kecil dan ukurannya sekitar 7-36
µm.Jumlah eritrosit tiap mmdarah ikan sekitar 20.000-3.000.000 butir, tergantung
pada jenis dan ukuran ikan (Windarti et al.,2017). Rupa sel-sel darah merah dapat
di amati secara makroskopis dan mikroskopis sebelum dan sesudah mengalami
haemolisis serta dapat di tentukan tahanan osmotiknya.
Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin
bebaskedalam medium sekelilingnya (plasma).Kerusakan membran eritrosit dapat
disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam
darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu,
pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi
darahdll.Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena
penambahan larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan lrt. NaCl) akan
masuk ke dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan
menyebabkan sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan
tekanan yang ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya
hemoglobin akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosi
berada pada medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke
medium luar eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput
ini dapat dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam
medium luar eritrosit.
5
7

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksankan pada hari Rabu, 13 Maret 2024, Pukul 10.30-12.30
WIB dan bertempat di Laboratorium Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan
Kelautan, Universitas Riau.
3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan praktikum ini adalah
sebagai berikut
Tabel 1. Alat selama praktikum
No Alat Kegunaan
Tabel 2.
1 Jarum suntik Untuk mengambil darah ikan
2 Nampan Untuk meletakkan ikan saat disuntik
3 Mikroskop Untuk mengamati darah ikan
Toples Untuk tempat ikan saat di pingsankan
4
5 Tabung Untuk tempat darah ikan

6 Serbet Untuk menutup mata ikan saat disuntik

Bahan selama praktikum


No Bahan Kegunaan
1 Ikan lele Untuk di ambil darah nya
2 EDTA Untuk mencegah pembekuan darah
3 Es batu Untuk membuat ikan pingsan
4 Aquades Untuk melihat proses hemolisis
5 Nacl Untuk melihat proses hemolisis
6 Darah ikan Bahan utama praktikum
7

3.3. Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode dengan


pengamatan secara langsung terhadap objek praktikum yang akan diteliti atau
yang di amati. Dimana data dan informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh
dengan cara mengamati secara langsung di Laboratotium Biologi Perikanan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau, sehingga dapat
memberikan gambaran mengenai objek yang di praktikumkan.
3.4. Prosedur Praktikum

A. Cara mengambil darah ikan

1. Ambil ikan dan letakkan di dalam toples yang berisi es batu supaya ikan
tersebut pingsan.

2. Jarum suntik dan spuit dibasahi dengan EDTA 10% untuk mencegah
pembekuan darah.

3. Ikan yang sudah pingsan diletakkan di atas nampan plastik. Tubuh ikan
ditutupi dengan kain basah (supaya tidak licin bila dipegang dan untuk
mengurangi stress pada ikan). Jarum suntik ditusukkan ke vena caudalis. Cara
menemukan vena caudalis adalah dengan berpatokan pada posisi anus ikan.
Dari anus, tarik garis bayangan ke arah dorsal dan tepat di bawah linea
literalis sekitar 2 atau 3 sisik di bawah linea literalis, jarum ditusukkan dengan
arah ke tulang belakang. Hentikan tusukkan bila sudah terasa keras/
menyentuh tulang dan vena caudalis sudah tertusuk. Tunggu sebentar sampai
darah mengalir ke dalam spuit. Tarik spuit perlahan sampai mendapatkan
volume darah yang diinginkan. Kemudian darah di masukkan ke dalam
tabung yang sudah dibasahi EDTA 10%.

B. Cara menyiapkan sampel darah ikan untuk proses hemolisis

1. Ambil 3 buah tabung reaksi dan diberi label A, B dan C. Kemudian, ke dalam
tiap-tiap tabung masukkan 20 tetes darah ikan. Pada tabung A, tambahkan 20
tetes aquades. Pada tabung B masukkan 1 ml NaCl 3% dan darah pada tabung
C dibiarkan seperti semula/ tidak ditambah apa-apa. Tabung dikocok, lalu
dibiarkan selama 5 menit.
78

2. Buatlah preparat ulas/ usap darah dari darah yang sudah diperlakukan
tersebut. Dari setiap tabung, ambil 1 tetes darah, teteskan pada bagian ujung
dari objek glass. Kemudian, ambil objek glass lain, sentuhkan salah satu
ujungnya pada tetesan darah tersebut dan geser sepanjang objek glass (objek
glass untuk menggeser darah dalam posisi sudut 45° terhadap objek glas
tempat darah diteteskan).

3. Kemudian, angkat objek glass dengan ulasan darah tersebut dan terawang
pada cahaya datang (dasar hitam) dan cahaya tembus (dasar putih).

4. Selanjutnya, darah pada tabung A ditambah lagi dengan 20 tetes larutan NaCl
3%. Darah pada tabung B ditambah dengan 20 tetes aquades.

C. Cara membuat sampel untuk pengamatan jenis – jenis darah

1. Buatlah preparat ulas darah dari darah ikan yang murni (tidak ditambah NaCl
maupun aquades).

2. Preparat di keringkan selama 5 menit.

3. Preparat dicelup pada ethanol murni dan dikeringkan sekitar 5 menit.

4. Preparat dicelup dalam larutan Giemsa dan dikeringkan selama 5 menit.

5. Preparat dicuci dengan air bersih, dengan cara dicelup-celupkan ke dalam air
sampai kelebihan pewarna Giemsa bersih.

6. Preparat dikeringkan lagi dan siap diamati di bawah mikroskop.

7. Gambarlah bentuk-bentuk sel darah merah dan putih. Amati bentuk inti serta
kondisi sitoplasmanya.
7
7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Adapun ikan yang digunakan pada praktikum ini ialah ikan lele, berikut
adalah klasifikasi dari ikan lele:
Klasifikasi ikan lele yaitu sebagai berikut (Billah, 2020) :
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Ostarophysi
Subordo : Siluroidae
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Species : Clarias batrachus

Gambar 1. Ikan Lele (Clarias batrachus)


Secara umum ikan lele tidak memiliki sisik dibagian tubuh, memiliki sungut,
dan patil. Ikan lele berbentuk bulat memanjang, kulitnya licin, berlendir dan
memiliki warna bervariasi tergantung varietas ada hitam, kekuningan dan coklat
kehitaman. Selain itu, ikan lele juga memiliki sirip tunggal dibagian punggung
dan ekor.

Gambar 2. Darah a
7
10

Gambar 3. Darah b Gambar 4. Darah c

Gambar 5. Darah d Gambar 6. Darah e

4.2. Pembahasan

Darah tidak dapat tembus cahaya, disebabkan karena sifat-sifat optik eritrosit yang
terdapat dalam darah. Jika sel-sel ini dilarutkan dalam suatu cairanyang bebeda
konsentrasi garamnya atau jika sel-sel ini membengkak karena proses difusi atau osmosis.
Maka hemoglobin akan lepas dan darah menjadi tembus cahaya. Darah yang tidak tembus
cahaya mempunyai sifat seperti cat penutup, sedangkan darah yang tembus cahaya
mempunyai sifat seperti cat lak (pernis). Suatu larutan garam yang pekat akan
meyebabkan butir-butir darah mengisut, sehingga konsentrasi hemoglobin meningkat dan
sifat darah yang seperti cat penutup itu bertambah kuat.

1. Tabung A

Pada tabung A, darah yang ditambahkan aquades mengalami hemolisis,

karena aquades merupakan cairan hipotonis yang menyebabkan perbedaan

konsentrasi dimana konsentrai darah lebih tinggi daripada konsentrasi

aquades,
7

11

sehingga beberapa cairan dari aquades masuk kedalam sel-sel darah merah

tersebut sampai konsentrasinya seimbang akan tetapi membran atau lapisan

yang dimiliki darah tidak kuat untuk menampung semua itu sehingga

terjadilah Hemolisis (pecahnya sel darah merah). Darah yang diberi aquades

terlihat memudar warna merahnya, karena hemoglobin keluar dari eritrositnya.

Oleh karena itu, apabila darah tersebut diletakan diatas sebuah tulisan maka

huruftersebut akan terlihat jelas.

2. Tabung B

Pada tabung B, darah yang ditambahkan NaCl 3% akan mengalami

krenasi, karena NaCl 3% merupakan cairan hipertonis. Jika darah

dicampurkan dengan cairan tersebut maka akan terjadi proses pengerutan

(krenasi) yaitu proses dimana cairan dari sel darah merah akan keluar dari

membran plasma yang selalu menyelimutinya karena pelarut di dalam sel

darah merah akan keluar dari sel tersebut. Setelah pengamatan secara

makroskopik telah kita lakukan terhadap darah yang kita kenai perlakuan

seperti ini dan hasilnya tulisan yang dikenakan darah tersebut akan buram,

tidak terlihat terlalu jelas, karena darah tidak pecah, hanya mengkerut

sehingga darah tersebut masih mengandung Hb yang menghalangi cahaya

yang tembus.
7
12

3. Tabung Kontrol

Sel darah tanpa perlakuan apapun memiliki sifat yang kental dan tidak

dapat tembus cahaya.


7
9

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian rupa darah secara makroskopis dan mikroskopis


sebelum dan sesudah haemolisis, darah yang di tambah larutan Aquades akan
mengembang akibat penambahan larutan atau mengalami hipotonis dan tidak
tembus cahaya, sedangkan darah yang di tambah larutan NaCl 3% mengalami
proses osmosis dan mengkerut serta tembus cahaya.
5.2. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan atau penyusunan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritikan yang
membangun agar dalam pembuataan makalah selanjutnya penulis dapat membuat
lebih baik lagi.
7
10

DAFTAR PUSTAKA

Fernande. 2015. Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air Rupa darah Secara
Makroskopis dan Mikroskopis Setelah dan Sesudah Haemolisis dan
Menentukan Tahanan Osmotik Darah Merah. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Pekanbaru.
H. Ferrón, C. Pla, C. Martínez-Pérez, M. J. Escudero-Mozo and H. Botella, J. Iber.
Geol., 2014, 40, 87–97.
Manda Ridwan Putra, Chaidir P. Pulungan, Windarti, deni Efizon. 2016.
Buku Ajar Biologi Perikanan. UR Press. Pekanbaru.
Ningrum, Nurlian Augustin. "Diktat Fisiologi Hewan." (2023).
Rachmat, Nur, Yohannes Yohannes, and Adhytio Mahendra. "Klasifikasi Jenis
Ikan Laut Menggunakan Metode SVM dengan Fitur HOG dan HSV."
JATISI (Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi) 8.4 (2021): 2235-
2247.
Petrucci, R. H., 2008, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat
Jilid 3, Jakarta, Erlangga.
Windarti et al.2017. Buku ajar fisiologi hewan air . Fakultas perikanan
dan ilmu kelautan. Universitas Riau.
117

LAMPIRAN
7
16

Lampiran 1. Alat Selama Praktikum

Mikroskop Tabung Ependorf

Tabung Reaksi Objek Glass

Pipet tetes Spuit


7
17

Lampiran 2. Bahan Selama Praktikum

Akuades NaCl

EDTA Etanol

Giemsa
7
18

Lampiran 3. Dokumentasi Selama Praktikum

Anda mungkin juga menyukai