Anda di halaman 1dari 15

Laporan Fisiologi Organisme Akuatik

KAJIAN SUHU TERHADAP FISIOLOGI IKAN

DISUSUN OLEH:

NAMA : DARA SUCI MARDHATILLAH

NIM : 2011102010088

KELOMPOK : 1 SHIFT 2

ASISTEN : M. ISRAN LAZUARDI

PRODI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
karuniaNya,sehingga laporan praktikum Fisiologi Organisme Akuatik berjudul
“Kajian Suhu Terhadap Fisologi Ikan” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tujuan
pembuatan laporan ini merupakan hasil yang didapat berdasarkan pengamatan
praktikan di laboratorium. Laporan ini juga bertujuan agar menjadi bahan evaluasi
dan tolak ukur dalam pembuatan laporan dan pelaksanaan praktikum di masa yang
akan datang.

Terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam


menyelesaikan laporan ini dan terima kasih kepada asisten pembimbing atas arahan
dan masukan yang teelah diberikan sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Semoga
kelak Allah SWT membalas kebaikan dan ilmu pengetahuan yang telah diberikan
dengan pahala amal jariyah yang tiada putusnya.

Saya sebagai penulis menyadari masih terdapat banyak kesalahan serta


kesilapan didalam penulisan laporan ini, untuk itu saran dan kritikan membangun
sangat diharapkan dari berbagai pihak yang membaca guna kebaikan dan
kesempurnaan penyusunan laporan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Banda Aceh, November 2023

Praktikan

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................iii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum.................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................2
BAB III METODE KERJA.........................................................................................4
3.1 Waktu dan Tempat...............................................................................................4
3.2 Alat dan Bahan.....................................................................................................4
3.3 Cara Kerja.............................................................................................................4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................6
4.1 Hasil Pengamatan.................................................................................................6
4.2 Pembahasan..........................................................................................................6
BAB V PENUTUP........................................................................................................8
5.1 Kesimpulan...........................................................................................................8
5.2 Saran.....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................9
LAMPIRAN................................................................................................................10

ii
DAFTAR TABEL
halaman

Tabel 3.2.1 Alat ….……………………………………………………………………………………………………………..4

Tabel 3.2.2 Bahan.…………………………………………………………………………………………………………….4

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan …………………………………………………………………………………………….6

iii
DAFTAR LAMPIRAN
halaman

Lampiran 1 Gambar …………………………………………………………………………………………………………11

iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan media hidup ikan yang secara fisik juga merupakan zat cair
dengan kepadatan molekul yang lebih renda dibanding dengan zat cair lainnya. Oleh
sebab itu benda yang berada dalam air akan mencapai gaya ke semua arah misalnya
gaya gravitasi dan gaya apung. Pada lingkungan perairan, pH airmempunyai arti yang
cukup pentinguntuk mendeteksi potensial produktifitas kolam. PH air basa, dapat
mendorong proses pembongkaran bahan organik dalam menjaadi meneral-mineral
yang dapat diasimilasikan oleh tumbuh tumbuhan (garam amonia dan nitrat).

Suhu adalah ukuran energi gerakan molekul. Di samudera, suhu bervariasi secara
horizontal sesuai garis lintang dan juga secara vertikal sesuai dengan kedalaman.
Suhu merupakan salah satu faktor yang penting dalam mengatur proses kehidupan
dan penyebaran organisme. Proses kehidupan yang vital yang secara kolektif disebut
metabolisme, hanya berfungsi didalam kisaran suhu yang relative sempit biasanya
antara 0-40°C, meskipun demikian bebarapa beberapa ganggang hijau biru mampu
mentolerir suhu sampai 85°C. Selain itu, suhu juga sangat penting bagi kehidupan
organisme di perairan, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas maupun
perkembangbiakan dari organisme tersebut. Oleh karena itu, tidak heran jika banyak
dijumpai bermacam-macam jenis ikan yang terdapat di berbagai tempat di dunia yang
mempunyai toleransi tertentu terhadap suhu.

1.2 Tujuan Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan untuk mengenal tingkah laku dan keseimbangan
tubuh ikan agar nantinya dapat bermanfaat bagi perkembangan usaha budidaya ikan
di perairan tawar.

1.2 Manfaat Praktikum


1. Mahasiswa mampu memahami tingkah laku pada tubuh ikan.
2. Mahasiswa mampu melihat keseimbangan tubuh ikan.
3. Mahasiswa mampu mengetahui apa yang dimaksud dengan fisiologi.

1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Suhu tinggi tidak selalu berakibat mematikan tetapi dapat menyebabkan
gangguan status kesehatan untuk jangka panjang. Misalnya stres yang ditandai tubuh
lemah, kurus, dan tingkah laku abnormal, sedangkan suhu rendah mengakibatkan ikan
menjadi rentan terhadap infeksi fungi dan bakteri patogen akibat melemahnya sistem
imun. Pada dasarnya suhu rendah memungkinkan air mengandung oksigen lebih tingi,
tetapi suhu rendah menyebabkan stres pernafasan pada ikan berupa penurunan laju
respirasi dan denyut jantung sehingga dapat berlanjut dengan pingsannya ikan-ikan
akibat kekurangan oksigen (Tunas. 2005).

Adaptasi diartikan merupakan kemampuan individu untuk mengatasi keadaan


lingkungan dan menggunakan sumber-sumber alam lebih banyak untuk
mempertahankan hidupnya dalam relung yang diduduki. Ini bahwa setiap organisme
mempunyai sifat adaptasi untuk hidup pada berbagai macam keadaan lingkungan
(Djamal, 2002).

Keberhasilan suatu organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi


mencerminkan keseluruhan toleransinya terhadap seluruh kumpulan variabel
lingkungan yang dihadapi organisme tersebu. Artinya bahwa setiap organisme harus
mampu menyesuaikan diri terhadap kondisi lingkungannya. Adaptasi tersebut berupa
respon morfologi, fisiologis dan tingkah laku (Campbell, 2004).

Lingkungan adalah tempat yang paling penting dalam berlangsungnya


kehidupan organisme hewan air, dan di lingkungannya selalu mengalami
perubahanan yang terjadi akibat cuaca, musim dan akibat yang dilakukan manusia.
Diantaranya suhu, pH salinitas,limbah, kekeruhan hal itu dapat terjadi dari waktu ke
waktu. Jika perubaha tersebut terjadi selang waktu sehari maka organisme tersebut
harus di perhatikan Jika tidak maka akan mempengaruhi fisiologi, tinggkah laku
biokimia maupun bentuk tubuhnya (Effendi, 2004).

Pengaruh suhu terhadap ikan adalah dalam proses metabolisme, seperti


pertumbuhan dan pengambilan makanan, aktivitas tubuh, seperti kecepatan renang,
serta dalam rangsangan syaraf. Pengaruh suhu air pada tingkah laku ikan paling jelas
terlihat selama pemijahan. Suhu air laut dapat mempercepat atau memperlambat
mulainya pemijahan pada beberapa jenis ikan. Suhu air dan arus selama dan setelah

2
pemijahan adalah faktor-faktor yang paling penting yang menentukan “kekuatan
keturunan” dan daya tahan larva pada spesies-spesies ikan yang paling penting secara
komersil. Suhu ekstrim pada daerah pemijahan (spawning ground) selama musim
pemijahan dapat memaksa ikan untuk memijah di daerah lain daripada di daerah
tersebut (Dahuri, 2001).

3
BAB III METODE KERJA
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksanakan pada tanggal 17 November 2023 pada pukul
10.00 - 12.00 WIB di Laboratorium Biologi Laut, Fakultas Kelautan dan Perikanan,
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini, adalah:
Tabel 3.2.1 Alat

NO ALAT JUMLAH
1 Wadah(Toples) 1 unit
2 Gunting 1 unit
3 Termometer 1 unit
4 Hand counter 1 unit

3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini, adalah:
Tabel 3.2.2 Bahan
NO BAHAN JUMLAH
1 Ikan nila 1 ekor
2 Air dalam akuarium 1 unit
3 Es batu Secukupnya

3.3 Cara Kerja


Prosedur kerja pada pengamatan Kajian Suhu Terhadap Fisiologi Ikan adalah sebagai
berikut:

1. Aklitimasi 3 ekor ikan dari wadah plastik, masukkam ke dalam satu wadah
yang diberi media air.

4
2. Masukkan air ke dalam wadah secukupnya, lalu ukur suhunya dengan
thermometer dengan memasukkan bongkahan es sesuai dengan suhu
perlakuan.

3. Pemantauan akan dilakukan tiga perlakuan dan satu control, yaitu:

a. Suhu kamar (control)

b. Suhu diturunkan 3°C

c. Suhu diturunkan 6°C

d. Suhu diturunkan 9°C

4. Ketiga ikan yang akan diamati dimasukkan ke dalam wadah akuarium yang
sudah diberi perlakuan (perlakuan 3.a/control) selanjutnya hitung aktifitas
membuka & menutup operculum ikan tersebut selama satu menit dengan
menggunakan hand counter dan stop watch sebagai petunjuk waktu lalu
diulang sebanyak tiga kali untuk masing-masing ikan. Data yang diperoleh
dicatat pada kertas lembar kerja yang tersedia.

5. Setelah itu dilanjutkan dengan perlakuan berikutnya sampai ketiga ikan


tersebut teramati. Ikan yang diamati diletakkan ke dalam wadah plastic lain.

6. Dilanjutkan dengan perlakuan 3.b dengan mengatur suhu air pada wadah
diturunkan 3°C dengan suhu yang diinginkan menggunakan es batu. Perlakuan
dan pengamatan sama seperti pada prosedur nomor 5.

7. Perlakuan 3.c dan 3.d (suhu 6°C dan suhu 9°C), dilakukan dengan mengatur
suhu air pada wadah yaitu suhu yang diinginkan dengan menggunakan es batu.
Perlakuan dan pengamatan sama seperti pada prosedur nomor 4 dan 5.

5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan

Ikan Suhu Waktu Bukaan Tingkah Kondisi fisik

operculum laku

Nila 26oc 2 menit 132 Diam Normal

23oc 2 menit 145 Diam Normal

17oc 2 menit 129 - Bukaan operculum Normal


melambat

9oc 2 menit - - Pinsan Normal

- Mulutnya terbuka

4.2 Pembahasan
Hasil Pengamatan Dalam keadaan suhu normal tingkahlaku ikan berjalan
dengan normal. Namun,ketika terjadi perubahan suhu, reaksi yangdiberikan oleh ikan
menunjukkan penyesuaian metabolisme tubuhnya terhadap lingkungan untuk
mempertahankan kehidupannya. Respon yang diperlihatkan oleh ikan berupa
perubahan tingkah laku maupun perubahan pergerakan ikan .

Laju operculum pada perlakuan penurunan suhu ini lebih lambat dari pada laju
gerakan operculum pada suhu ruangan, hal ini disebabkan karena pada suhu yang
rendah, kandungan oksigen yang terlarut sangat tinggi sehingga ikan nila tidak perlu
mempercepat laju gerakan operculumnya untuk mencukupi kebutuhan oksigenya
karena jumlah oksigen cukup berlimpah di lingkungan. Gerakan operculum adalah
indikator respirasi dari ikan sedangkan suhu adalah faktor pembatas kehidupan ikan.
Jika suhu menurun maka semakin jarang pula ikan itu membuka serta menutup
operculumnya. Pada peristiwa temperatur dibawah suhu kamar maka tingkat frekuensi
membuka dan menutupnya operculum akan semakin lambat dari pada suhu kamar.
Dengan adanya penurunan temperatur, maka terjadi penurunan metabolisme pada
ikan yang mengakibatkan kebutuhan O₂ menurun, sehingga gerakannya melambat.

6
Laju operculum pada kondisi asli pada ikan nila di habitatnya yang asli dengan
kandungan oksigen yang sesuai dengan kebutuhan ikan nila, sehingga ikan tidak perlu
mempercepat atau memperlambat gerakan operculum untuk mencukupi kebutuhan
oksigen didalam tubuhnya. penurunan suhu dari suhu kamar hingga suhu dibawah
kamar (29°C – 20°C) semakin melambat ikan itu membuka serta menutup
operculumnya.

Gerakan operkulum sebenarnya merupakan indikator laju respirasi Ikan.


Sedangkan suhu merupakan faktor pembatas bagi kehidupan ikan. Telah diketahui
bahwa suhu tinggi akan menyebabkan berkurangnya gas oksigen terlarut, akibatnya
ikan akan mempercepat gerakan operkulum untuk mendapatkan gas oksigen dengan
cepat sesuai kebutuhan respirasinya.

7
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini, yaitu :

1. Suhu merupakan faktor pembatas bagi kehidupan Ikan.


2. Suhu yang tinggi menurunkan kelarutan gas oksigen dalam air.
3. Suhu yang rendah menaikkan kelarutan gas oksigen dalam air.
4. Pergerakan ikan semakin lambat seiring dengan penurunan suhu
5. Frekuensi membuka serta menutupnya operculum pada ikan nila lebih sering
terjadi pada suhu tinggi
6. Gerakan operkulum merupakan indikator laju respirasi dan kadar oksigen
terlarut dalam air.
7. Suhu mempengaruhi laju respirasi ikan dan kadar oksigen dalam air.

5.2 Saran
Tidak ada saran dalam pratikum ini

8
DAFTAR PUSTAKA

Campbell. 2004. Biologi, Edisi Kelima-Jilid 3. Erlangga, Jakarta.

Dahuri, Rokhmin., J. Rais., S.P.Ginting., M.J.Sitepu. 2001. Pengelolaan Sumber


Daya Wilayah Pesisir Dan Lautan Secara Terpadu. Pradnya Paramita, Jakarta.

Djamal, Zoer’aini.1992. Prinsip-Prinsip Ekologi dan Organisasi. P.T Bumi Aksara,


Jakarta.

Effendi, I. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya, Jakarta.

Tunas, Arthama Wayan. 2005. Patologi Ikan Toloestei. Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.

9
LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar

Gambar pengamatan ikan nila

10

Anda mungkin juga menyukai