Anda di halaman 1dari 46

PANDUAN PRAKTIKUM

FISIOLOGI HEWAN AIR

Penanggung Jawab

Sri Nuryatin Hamzah S,Kel. M.si


Munirah Tuli S.Pi M. Si
Sitty Ainsyah Habibie, S.Pi., M.Sc

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi petunjuk dan bimbingan-Nya, sehingga penyusun dapat mengerjakan dan
menyelesaikan penyusunan Buku Panduan Praktikum Fisiologi Hewan Air. Buku
panduan praktikum ini disusun dengan tujuan untuk membantu mahasiswa dalam
melaksanakan praktikum Fisiologi Hewan Air.

Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


buku panduan praktikum ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan dalam penulisan selanjutnya.
Semoga buku panduan praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Demikian penyusun sampaikan terimakasih.

Gorontalo, November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan.......................................................................................................2
1.3 Manfaat.....................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem pencernaan....................................................................................3
2.2 Osmoregulasi............................................................................................3
2.3 Pewarnaan dan Fototaksis.........................................................................4
2.4 Respirasi...................................................................................................5
2.5 Sistem Syaraf............................................................................................6
BAB III Metodelogi Praktikum
3.1 Prosedur Kerja.........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Hal

1. Tata Tertib............................................................................................................37
2. Asisten Dosen ......................................................................................................39
3. Format Laporan....................................................................................................40

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisiologi adalah adalah turunan biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan

berfungsi secara fisik dan kimiawi. Fisiologi merupakan ilmu yang mempelajari

tentang proses, fungsi, dan aktivitas suatu organisme dalam menjaga dan mengatur

kehidupannya. Seperti halnya cabang ilmu biologi lain, fisiologi juga mempelajari

proses kehidupan yang mirip atau identik pada banyak organisme. Fisiologi

sebenarnya merupakan terapan dari fisika dan kimia modern untuk memahami

tumbuhan dan hewan. Karena itu, kemajuan fisiologi hampir seluruhnya bergantung

pada kemajuan dibidang fisika dan kimia. Kini teknologi ilmu fisika terapan

menyumbangkan peralatan untuk membantu penelitian dibidang fisiologi serta

pengetahuan dasar. Dalam mempelajari fisiologi yang paling mendasar perlu di

pelajari adalah ilmu tentang sel. Tumbuhan termasuk organisme multiseluler yang

terdiri dari berbagai jenis sel terspesialisasi yang bekerja sama melakukan fungsinya.

Fisiologi hewan air adalah Ilmu yang mempelajari fungsi,mekanisme dan

cara kerja dari organ, jaringan dan sel dari suatuorganisme (ikan sebagai

hewan air). Termasuk dalam Fisiologi HewanAir adalah Penyesuaian diriterhadap

lingkungan (adaptasi),Metabolisme, Peredaran darah, Respirasi, Reproduksi dan

Pengambilanmakanan (nutrisi) (Zaldi, 2010).

1
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui mekanisme pencernaan, mengerti cara penentuan daya
cerna ikan tehadap makanan dan waktu pengosongan lambung dan faktor-
faktor yang mempengaruhinya.
2. Untuk mengetahui pengaruh salinitas air (lingkungan) yang berbeda terhadap
kelangsungan hidup ikan.
3. Untuk mengetahui perubahan warna pada ikan dan sifat fototaksis ikan serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
4. Untuk mengetahui pengaruh perlakuan suhu yang berbeda terhadap proses
respirasi pada ikan.
5. Untuk mengetahui kerja otak dalam mengadakan koordinasi terhadap organ
tubuh ikan dan untuk mengetahui fungsi dari masing-masing bagian otak.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dilakukan praktikum ini adalah :
1. Sebagai sumber informasi mengenai sistem pencernaan, osmoregulasi,
pewarnaan dan fototaksis, respirasi, saraf .
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara menggunakan alat praktikum dengan baik

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terbagi atas tiga jenis, yaitu pencernaan mekanik,
pencernaan kimiawi, dan pencernaan biologis (Affandi et al., 2009 dalam Rahmatia,
2016) Ikan juga tidak memiliki rumen seperti ruminansia sebagai tempat
berkembangnya bakteri sebagai pencerna biologis. Sehingga salah satu faktor yang
paling mempengaruhi kemampuan cernanya adalah aktivitas enzim sebagai
pencernaan kimiawi (Hepher, 1990 dalam Rahmatia, 2016).

Organ penting yang berperan dalam saluran pencernaan adalah usus karena
sangat berkaitan dengan aktivitas enzim pencernaan di dalam tubuh ikan. enzim-
enzim pencernaan memiliki peranan penting dalam proses pencernaan nutrien pakan.
Ketersediaan enzim pencernaan akan memengaruhi efektivitas enzim dalam
mencerna pakan yang diberikan, dan selanjutnya berpengaruh pada pertumbuhan.
Salah satu cara untuk menstimulasi enzim pencernaan dapat lebih optimal yaitu
melalui pemberian bahan alami (feed additive) kunyit (Putri, dkk, 2016).

2.2 Osmoregulasi

Osmoregulasi adalah proses pengaturan konsentrasi cairan dengan


menyeimbangkan pemasukkan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel atau
organisme hidup, atau pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh yang layak bagi
kehidupan sehingga proses-proses fisiologis dalam tubuh berjalan normal. Rahardjo
(1980) dalam Pamungkas (2012), menyatakan bahwa osmoregulasi adalah
pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh yang layak bagi kehidupan ikan sehingga
prosesproses fisiologis tubuhnya berjalan normal. Menurut Stickney (1979) dalam
Pamungkas (2012), salinitas berhubungan erat dengan proses osmoregulasi dalam
tubuh ikan yang merupakan fungsi fisiologis yang membutuhkan energi. Organ yang
berperan dalam proses tersebut antara lain ginjal, insang, kulit, dan membran mulut
dengan berbagai cara. Jika sebuah sel menerima terlalu banyak air maka ia akan

3
meletus, begitu pula sebaliknya, jika terlalu sedikit air maka sel akan mengerut dan
mati Osmoregulasi juga berfungsi ganda sebagai sarana untuk membuang zat-zat
yang tidak diperlukan oleh sel atau organisme hidup.

Osmoregulasi sangat penting pada hewan air karena tubuh ikan bersifat
permeabel terhadap lingkungan maupun larutan garam. Sifat fisik lingkungan yang
berbeda menyebabkan terjadinya perbedaan proses osmoregulasi antara ikan air tawar
dengan ikan air laut. Pada ikan air tawar, air secara terus-menerus masuk ke dalam
tubuh ikan melalui insang. Ini secara pasif berlangsung melalui suatu proses osmosis
yaitu, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan lingkungannya. Dalam keadaan normal proses ini berlangsung
seimbang. Ikan air tawar harus selalu menjaga dirinya agar garam tidak melarut dan
lolos ke dalam air. Garam-garam dari lingkungan akan diserap oleh ikan
menggunakan energi metaboliknya. Ikan mempertahankan keseimbangannya dengan
tidak banyak minum air, kulitnya diliputi mucus, melakukan osmosis lewat insang,
produksi urinnya encer, dan memompa garam melalui sel-sel khusus pada insang.
Secara umum kulit ikan merupakan lapisan kedap, sehingga garam di dalam tubuhnya
tidak mudah bocor ke dalam air. Satu-satunya bagian ikan yang berinteraksi dengan
air adalah insang( Pamungkas, 2012).

2.3 Pewarnaan Dan Fototaksis

Warna tubuh ikan disesuaikan dengan kondisi lingkungan tempat ikan


tersebut hidup. Warna ikan yang biasa hidup di permukaan akan berbeda dengan
warna tubuh ikan yang biasa hidup di perairan dasar. Warna tubuh ikan dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif identifikasi kehidupan ikan baik kebiasaan
ataupun tingkah laku hidup ikan. Selain itu, warna tubuh ikan dapat digunakan
sebagai ciri tersendiri bagi kondisi ikan tersebut, misalnya saat memijah warna tubuh
ikan akan berbeda sekali dengan saat ikan setelah memijah, sebagai contoh ikan nila.

4
Selain warna tubuh ikan, identifikasi juga dapat dilakukan dengan mengamati
pola tingkah laku ikan yang berhubungan dengan kepekaan ikan terhadap sinar atau
cahaya lingkungannya. kepekaan tersebut disebut dengan fototaksis. Pada siang hari
umumnya dijumpai ikan yang bersifat diurnal (aktif mencari makan pada siang hari).
Ikan-ikan tersebut memiliki sifat fototaksis positif. Ikan yang tidak menyukai adanya
cahaya matahari umumnya merupakan ikan nokturnal yang aktif pada malam hari dan
ikan tersebut bersifat fototaksis negatif.

2. 4 Respirasi

Sistem pernapasan adalah proses pengikatan oksigen (O2) dan pengeluaran


karbondioksida (CO2 ) oleh darah melalui permukaan alat pernapasan. Oksigen
sebagai bahan pernapasan dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi metabolism.
Kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh kemampuannnya memperoleh
oksigen yang cukup dari lingkungannya melalui proses ini (Mahyuddin, 2008).

Alat pernapasan ikan dapat digolongkan ke dalam organ pernapasan akuatik


dan pernapasan udara. Organ pernapasan akuatik atas insang dalam yakni insang
yang berada di dalam rongga insang dan insang luar yakni insang yang berada di luar
rongga insang yang biasanya ditemukan pada stadia embrio atau larva pada beberapa
jenis ikan. Organ pernapasan udara adalah organ yang dapat mengambil oksigen
langsung dari udara (Rahardjo dkk., 2011).

Proses respirasi pada ikan adalah dengan membukanya mulut, sehingga


terdapat sedikit tekanan negatif dalam rongga mulut maupun rongga insang. Begitu
mulut ditutup (menjadi positif), air didorong masuk rongga insang dan selanjutnya
mendorong operculum sehingga air keluar rongga insang. Tekanan dalam rongga
mulut dari rongga insang menjadi lebih kecil daripada tekanan airdiluar tubuh
sehingga tutup insang menutup kembali. Pada saat air masuk ke dalam rongga, maka
oksigen yang terlarut dalam air masuk dan berdifusi dalam pembuluh kapiler darah

5
yang terdapat dalam insang dan karbondioksida akan dikeluarkan ke lingkungan
(Rahmawati, 2012 dalam Putra dkk., 2014).

2.5 Sistem Saraf


Sistem syaraf merupakan sistem yang paling terkemuka karena spesialisasinya
lebih tinggi di antara sistem organ yang lain dalam tubuh. Sistem syaraf lebih banyak
mengkoordinasi segala aktivitas yang cepat ataupun yang sulit dilakukan ikan dalam
lingkungannya. Dengan kata lain, sistem ini (dengan bantuan dari kelenjar-kelenjar
buntu) menentukan tingkat balas tubuh untuk mengubah lingkungan dalam dan luar
melalui rangsangan dari satu tempat ke tempat lain oleh sel-sel sensoris atau sel-sel
syaraf yang lain (Rachman, 2003).
Syaraf adalah salah satu organ yang berfungsi untuk menyelenggarakan kerja
sama yang rapi dalam organisasi dan koordinasi kegiatan tubuh. Dengan pertolongan
syaraf dapat kita mengisap suatu rangsangan dari luar pengendalian pekerja otot.
Sel saraf adalah sel yang berfungsi untuk menjalarkan rangsang. Pada keadaan
istirahat, sel saraf berada pada keadaan polar, yaitu keadaan sedang tidak menjalarkan
rangsang. Keadaan polar ini ditandai dengan adanya muatan yang lebih negatif di sisi
dalam membran dan lebih positif di sisi luar membran. Dalam keadaan semacam itu
membran saraf bersifat impermeable terhadap ion natrium dan permeable terhadap
ion kalium, serta memperlihatkan adanya perbedaan potensial antara bagian luar dan
dalam membran (Isnaeni, 2008).

6
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum fisiologi hewan air di laksanakan selama 2 hari di mulai dari tanggal

4- 5 November 2023 pada pukul 06.00 WITA Di Laboratoriuum Hidrobioekologi

dan Biometrika Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo.

3.2 Alat dan Bahan

No Alat Bahan
1 Toples Kaca Ikan Nila
2 Timbangan anlitik Ikan Sepat
3 Kertas sarig Ikan Black Ghose
4 ATM/ATK Ikan Lele
5 Pipet Tetes Ikan Mas
6 Kalkulator sentifik (kecil) Ikan Zebra
7 Stopwatch Aquades
8 Kertas Label Kapur tilo
9 Refraktometer Es batu
10 Tas berwarna NacL/ Garam dapur
11 Lampu senter Pakan (tubifex,Lumut jarring,pelet)
12 Selang aerator Aquades
13 Batu aeresi
14 Aerator
15 Selang T
16 Hand counter
17 Hitler
18 Gunting
19 Lakban Putih
20 Pentul
21 Pingset
22 Talenan
23 Spatula LAB
24 DO meter
25 Kamera
26 Thermometer
27 Hot Plate

7
3.1 Prosedur Kerja
1. Pencernaan
A. Digestibility
Toples

Diisi air ¾ bagian

Ikan Nila

Ditimbang beratawal( W0 )

Pakan

Ditimbang 5% dari berat awal ikan


Kelompok :
1 dan 2 Lumut Jaring
3 dan 4 Tubifex
5 dan 6 Pelet
7 dan 8 Pelet
Di berikan pada ikan
Dibiar kan dengan lama waktu
Kelompok Ganjil = 1 jam
Kelompok Genap = 2 jam
Kertas Saring

Di timbang
Feses

Diambil dengan pipet


Diletakkan di atas kertas saring
Dikeringkan di Hot Plate ± 3 menit
Ditimbang dengan timbangan analitik
Dihitung Digestibility
Digestibility ( % ) = BTM – BTFx 100 %
BTM
Keterangan :
BTM = Berat Total Makanan ( gram )
BTF = Berat Total Feses( gram )

HASIL

8
B. GET (Gastric Evaluation Time)
Toples

Disiapkan 2 buah
Diisi air ± ¾bagian

Ikan Nila

Diambil 2 ekor dengan berat ± sama


Ditimbang masing-masing berat awal ikan ( W0 )
Dimasukkan kedalam toples
Diberi pakan ikan 1,5 % dari berat tubuh ikan
Kelompok :
1 dan 2 Lumut Jaring
3 dan 4 Tubifex kering
5 dan 6 Pelet (Kemasan)
7 dan 8 Pelet ( Kiloan)
Ditimbang beratakhir ( Wt ) pada toples 1 setelah 1,5 jam
Ditimbang beratakhir ( Wt ) pada toples 2 setelah 3 jam
Dihitung nilai GET

b = Ln Wo – Ln Wt | x | =Ln WoGET = | x | + a
t–a b

Keterangan :
Wt = Berat Akhir ikan saat t jam
W0= Berat awal ikan
b = Koefisien Pencernaan / daya cerna ( gram/jam )
t= Waktu antara saat pemberian pakan dan
pengosongan lambung ikan
a = Tenggang waktu antara saat pemberian pakan
dan dimulainya proses pencernaan ( jam )

HASIL

9
1. Fungsi Alat dan Bahan
a. Fungsi Alat
1. Digestibility
 Toples : Sebagai tempat menampung air dan ikan nila.

 Corong : Sebagai alat bantu penyaring pakan.

 Timbangan Analitik : Untuk menimbang berat ikan, pakan ikan dan

kertas saring dengan ketelitian 0,01 gram.

 Pipet tetes :Untuk mengambil feses atau sisa makanan.

 Kalkulator : Alat bantu menghitung.

 Hot Plate : Untuk mengeringkan feses ikan nila.

 Stopwatch : Untuk mengukur lama waktu percobaan.

 Beaker Glass 50 m : Untuk tempat aquades.

2. GET (Gastric Evaluation Time)

 Toples : Sebagai tempat menampung air dan ikan nila.

 Stopwatch : Untuk mengukur lama waktu percobaan.

 Timbangan Analitik : Untuk menimbang beratikan, pakan ikan dan

kertas saring dengan ketelitian 0,01 gram.

 Kalkulator : Alat bantu menghitung

10
b. Fungsi Bahan
1. Digestibility

 Aquades : Untuk mensterilkan alat.

 Air : Sebagai media tempat hidup ikan.

 Ikan Nila ( Oreochromis niloticus ) : Objek yang diteliti.

 Kertas saring : Untuk feses ikan nila atau sisa pakan.

 Kertas label : Untuk member tanda pada toples.

 Lumut Jaring : Untuk pakan alami nabati pada ikan.

 Tubifex Kering : Untuk pakan alami hewani pada ikan.

 Pelet : Untuk pakan buatan pada ikan.

2. GET (Gastric Evaluation Time)

 Air : Sebagai media tempat hidup ikan.

 Ikan Nila ( Oreochromis niloticus ) : Objek yang diteliti.

 Kertas label : Untuk memberi tanda pada toples.

 Lumut Jaring : Untuk pakan alami nabati pada ikan.

 Tubifex Kering : Untuk pakan alami hewani pada ikan.

 Pelet : Untuk pakan buatan pada ikan.

11
DATA HASIL PENGAMATAN

1. Pencernaan

a) Digestibility

Kelompok Perhitungan Pengamatan

=BTM – BTF x 100 %


BTM

Jadi, nilai digestibility pada


ikan nila adalah……%.

12
3

13
5

14
7

15
b) GET (Gastric Evaluation Time)

Kelompok Perhitungan Pengamatan

1 Toples 1 (1,5 jam)


Dik:
W0=….. gram
Wt=….. gram
t=
a=

b = Ln Wo – Ln Wt
t - a

| x | =Ln Wo
b

GET = | x | + a
Jadi, nilai GET pada ikan nila
adalah ……jam.

Toples 2 (3 Jam)
Dik:
W0=….. gram
Wt=….. gram
t=
a=

b = Ln Wo – Ln Wt
t - a

| x | =Ln Wo
b

GET = | x | + a

Jadi, nilai GET pada ikan nila


adalah ……jam.

16
2

17
4

18
6

19
2. Respirasi

Toples

Diisi air ± ¾ bagian toples.


Dimasukkan es batu.
Dimasukkan Heater.
Ditunggu media air hingga pada suhu
Kelompok 1 & 2 = 15o C5 & 6 = 33oC
3 & 4 = 25oC7 & 8 = 36o C.
Diukur DO Awal dengan DO meter setiap 15 menit.

Ikan Nila (Oreochromisniloticus)

Dimasukkan kedalam toples.


Diamati bukaan mulut tiap 3 menit sebanyak 5 kali.
Diukur DO Akhir dan DO kritis

Hasil

9
1. Fungsi Alat dan Bahan
a. Fungsi Alat
 Heater aquarium : untuk memanaskan air.
 Thermometer : mengukur suhu air.
 Handtally counter : untuk menghitung jumlah bukaan mulut.
 Toples : untuk tempat air dan ikan.
 DO meter : untuk mengukur DO.
 Stopwatch : untuk mengukur atau menghitung waktu.

b. Fungsi Bahan
 Ikan Nila (Oreochromis niloticus) : sebagai objek pengamatan.
 Air tawar : sebagai media hidup ikan.
 Es batu : untuk menurunkan suhu atau
mendinginkan air.
 Aquadest : untuk kalibrasi DO meter.

20
DATA HASIL PENGAMATAN

2. Respirasi

Kelompo Perhitungan Pengamatan


k
1 DO awal Diperoleh bukaan mulut ikan nila tiap 3 menit
DO Akhir
sebanyak 5 kali dengan suhu …. ℃:
DO Kritis
a. 15 menit pertama: ….., ……, ……, ……, …….
b. 15 menit kedua:
c. 15 menit ketiga:
d. 15 menit keempat:
2 a.
b.
c.
d.
3 a.
b.
c.
d.
4 a.
b.
c.
d.
5 a.
b.
c.
d.
6 a.

21
b.
c.
d.
7 a.
b.
c.
d.
8 a.
b.
c.
d.

22
3. Pewarnaan dan Fototaksis

A. Fototaksis

Toples

Disiapkan.
Diisi air dan diberi aerasi.

Ikan Sepat+ Mas+Nila+ Blackghost

Dimasuk kan ke dalam aquarium.


Ditutup dengan plastik gelap.
Ditunggu sampai keadaan gelap.
Diberi biasan cahaya.
Diamati tingkah laku.
Diamati jenis fototaksis.

Hasil9

23
B. Pewarnaan Tubuh

Toples

Disiapkan.
Diisi air ¾ bagian.

Ikan Sepat

Dimasukkan kedalam toples.


Diadaptasikan selama 15 menit.
Diamati warna tubuh awal.
Diberiaerasi.
Diberi tutup plastik dengan perlakuan
Kelompok
1 dan 2 : Hitam
3 dan 4 : Merah
5 dan 6 : Kuning
7 dan 8 : Biru.
Dibiarkan selam 24 jam.
9
Diamati perubahan warna (difoto).
Dicatat waktu saat kembali normal.
Diamati warna (difoto).

Hasil

24
1. Fungsi Alat dan Bahan
a. Fungsi Alat
Fungsi alat yang digunakan :
1. Fototaksis
 Senter : untuk penerangan.
 Aquarium : sebagai tempat ikan.
 Aerator : sebagai alat bantu untuk menyuplai O2.
2. Pewarnaan Tubuh
 Toples : sebagai tempat air dan ikan.
 Selang aerasi + batu aerasi : sebagai alat bantu untuk menyuplai O2.
 Aerator : sebagai alat bantu untuk menyuplai O2.
T : untuk menghubungkan aerator dan
selang yang digunakan dalam
pewarnaan tubuh dan darah.
 Stopwatch : untuk mengukur waktu.
 Kamera : untuk memotret ikan.
b. Fungsi Bahan
Fungsi bahan yang digunakan :
1. Fototaksis
 Air : sebagai media pengamatan.
 Ikan Mas (Cyprinus carpio) : sebagai objek pengamatan.
 Ikan Nila (Oreochromis niloticus) : sebagai objek pengamatan.
 Ikan Sepat (Trichogaster pectoralis) : sebagai objek pengamatan.
 Ikan Blackghost (Apteronotus albifrons) : sebagai objek pengamatan.

 Lakban : untuk melekatkan kresek hitam


pada aquarium.
 Kresek hitam : untuk menutupi aquarium.

2. Pewarnaan Tubuh
 Ikan Sepat (Trichogaster pectoralis) : sebagai objek pengamatan.
 Plastik warna hitam, merah, kuning, biru : untuk pewarnaan dan
menutup toples.
 Karet : untuk mengikat kresek.
 Air : sebagai media pengamatan.

25
DATA HASIL PENGAMATAN

3. Pewarnaan dan Fototaksis

a. Fototaksis

Kelompok Nila Mas Black Ghost Sepat


1 + - - Netral
2
3
4
5
6
7
8

b. Pewarnaan Tubuh

Kel Perlakuan Warna Asal Warna Akhir t


1 Kresek hitam

2 Kresek hitam

26
3 Kresek merah

4 Kresek merah

5 Kresek kuning

27
6 Kresek kuning

7 Kresek biru

8 Kresek biru

28
4. Osmoregulasi

A. Salinitas

Toples

- Disiapkan
- Diisi air sebanyak 2 liter
- Diukur salinitas dengan refraktometer

Ikan Nila + Zebra + Lele

- Ditimbang berat awal (W0)


- Dimasukkan ke dalam toples diberi perlakuan
Ganjil: dimasukkan air laut (nila + lele)
Genap: dimasukkan air tawar( nila + zebra)
- Diamati tingkah laku selama± 2 jam
- Ditimbang berat akhir (Wt)

Hasil

1. Fungsi alat dan bahan


1. Salinitas
- Toples 2 L : untuk tempat air ikan nila,
lele, dan zebra.
- Timbangan analitik : untuk menimbang berat awal
(Wo) dan berat akhir (Wt) ikan
nila, lele, dan zebra.
- Refraktometer : untuk mengukur salinitas.
- Stopwatch : sebagai alat penghitung waktu.

a. Fungsi Bahan
1. Salinitas
- NaCl : untuk campuran dan membuat
Air bersalinitas.
- Air : untuk media empedu.
- Aquades : untuk mengkalibrasi
refraktometer.
- Ikan Nila (Oreochromis niloticus) : sebagai obyek yang diamati.
- Ikan Zebra (Dascyllus melanurus) : sebagai obyek yang diamati.
- Ikan Lele (Clarias gariepinus) : sebagai obyek yang diamati.
- Air tawar dan air laut : sebagai media ikan.

29
30
DATA HASIL PENGAMATAN

4. Osmoregulasi

a. Salinitas

Kelompo Perhitungan Pengamatan


k
1 Wt – Wo

31
4

32
7

33
5. Syaraf
A. Keseimbangan Tubuh Ikan
Toples
3
- Ikan Nila diisi 4 bagian dari air

Ikan Nila

- Dimasukkan dalam toples


- Diadaptasikan  15 menit
- Disentuh linea lateralis, kepala, dorsal, ekor
- Dipukul bagian toples (berbunyi)
- Diamati tingkah laku (kontrol)
- Diberi perlakuan
Kelompok :
1 = dipotong semua siripnya
2 = dipotong sirip anal
3 = ditusuk matanya
4 = dipotong sirip ventral
5 = dipotong sirip dorsal
6 = ditusuk LL
7 = dipotong sirip pectoral
8 = dipotong sirip caudal
- Diamati tingkah laku

Hasil

34
1. Fungsi Alat dan Bahan
a. Fungsi Alat
Alat-alat yang diperlukan dalam praktikum keseimbangan tubuh ikan beserta
fungsinya antara lain :
a. Toples : Sebagai wadah air dan ikan
b. Sectio set
- Gunting : Untuk memotong bagian-bagian tubuh yang dikehendaki.
- Pinset : Untuk memukul toples agar timbul bunyi.
- Spatula besi : Untuk memberikan rangsangan (bunyi-bunyian).
c. Gunting : Untuk memotong dan menusuk bagian tubuh ikan
sesuai perlakuan.
d. Nampan : Untuk tempat sectio set.

b. Fungsi Bahan
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam praktikum keseimbangan tubuh
ikan, beserta fungsinya antara lain:
a. ikan nila (Orecrhromis niloticus) sebagai obyek yang akan diberi perlakuan dan
diamati tingkah lakunya.
3
b. air ( 4 bagian toples ) sebagai media hidup bagi ikan.

35
DATA HASIL PENGAMATAN

5. Sistem Syaraf

a. Keseimbangan tubuh ikan

Kelompo Sebelum Sesudah


k
1

36
4

37
DAFTAR PUSTAKA

Isnaeni, W. 2006. Fisiologi Hewan. Kanisius. Yogyakarta.


Mahyuddin, K. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Penebar Swadaya. Jakarta
Pamungkas, W. 2012. Aktivitas Osmoregulasi, Respons Pertumbuhan, Dan Energetic
Cost Pada Ikan Yang Dipelihara Dalam Lingkungan Bersalinitas. Jurnal.
Balai Penelitian dan Pemuliaan Ikan.
Putra, D. A., Lisdiana dan T. A. Pribadi. 2014. Ramjet ventilation, perubahan struktur
morfoloanatomi indang ikan Lele akibat paparan limbah cair pewarna batik.
Unnes Journal of Life Scienc
Putri, I.W., Setiawati, M. dan Jusadi, D.2016. Enzim pencernaan dan kinerja
pertumbuhan ikan mas, Cyprinus carpio Linnaeus, 1758) yang diberi pakan
dengan penambahan tepung kunyit Curcuma longa Linn.Jurnal Iktiologi
Indonesia. Program Studi Ilmu Akuakultur, Sekolah Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor.
Rachman. 2003. Sistem Organ Pernafasan, Peredarn Darah, Ekskresi, Reproduksi,
Saraf dan Hormon. Faperik Unibraw. Malang.
Rahardjo. M. F., D. S. Sjafel., R. Affandi dan Sulistiono. 2011. Iktiology. CV Lubuk
Agung. Bandung.
Rahmatia, F. 2016. Evaluasi Kecernaan Pakan Ikan Nila Orechomis Niloticus Pada
Tiga Stadia Yang Berbeda. Jurnal Ilmiah Satya Mina Bahari. Program Studi
Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan ilmu kelautan, Universitas Satya
Negara Indonesia.
Seftiani, A. 2015. Panduan Fisiologi Hewan Air. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Padjadjaran.

38
LAMPIRAN

TATA TERTIB

1. Datang tepat waktu.

2. Mahasiswa tidak diperkanankan masuk ke ruangan laboratorium tanpa seizin

Asisten Laboratorium.

3. Menggunakan jas laboratorium selama praktikum (dilarang

membuka/melepas).

4. Membawa alat dan bahan sesuai kebutuhan praktikum.

5. Selama di dalam laboratorium dilarang menggunakan Handphone kecuali

digunakan untuk dokumentasi.

6. Menjaga alat selama praktikum.

7. Selesai praktikum alat-alat/bahan dikembalikan pada tempat semula, dalam

keadaan lengkap.

8. Wajib menjaga kebersihkan ruangan laboratorium selama praktikum sampai

berakhirnya praktikum.

9. Tidak ada toleransi keterlambatan

39
SANKSI

1. Terlambat review jurnal internasional dan nasional masing masing 5.

2. Tidak menggunakan jas Labolatorium dan tidak membawa alat dan bahan

yang diperlukan akan dipulangkan ditambah sanksi keterlambatan.

3. Menggunakan hand phone saat praktikum akan disita dan dikembalikan saat

laporan telah selesai di susun.

4. Menghilangkan atau Merusak 1 alat Labolatorium wajib mengganti 2 alat

yang hilang atau rusak.

40
LAMPIRAN 2
ASISTEN DOSEN 2016

No Nama Jurusan No Telp.


1 Nurul Hasana MSP 085399900564
2 Andri Amai MSP 082219656842
3 Elan R. Alinti MSP 082255158856
4 Magfiratur Rahma MSP 082319470838
5 Ahmad Musyali MSP 082360310013

41
LAMPIRAN 3

FORMAT LAPORAN

Cover

Kata pengantar

Daftar isi

Bab I Pendahuluan

Bab II Metodologi

Bab III Data Hasil Pengamatan

Bab IV Pembahasan

Bab V Penutup

Daftar Pustaka

Lampiran

Catatan: LAPORAN DITULIS DI KERTAS FOLIO

42

Anda mungkin juga menyukai