Anda di halaman 1dari 10

MENGIDENTIFIKASI SISTEM SARAF DAN SISIK PADA IKAN NILA

(Oreochromis nilotucus) SERTA KERANGKA TULANG IKAN


CAKALANG (Katsuwonus pelamis)

LAPORAN PRAKTIKUM ICHTIOLOGI

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ichtiologi


DOSEN PENGAMPU: Sutianto Pratama Suherman, S.Pi, M.Si

OLEH
RAFLIYANTO HABI
1131422005

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN
2023
ICHTIOLOGI’23
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................. 1


A. SISTEM SARAF IKAN .......................................................................... 2
B. PERHITUNGAN SISIK IKAN .............................................................. 3
C. KERANGKA TULANG IKAN .............................................................. 4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

FPIK_UNG 1
ICHTIOLOGI’23
A. SISTEM SARAF IKAN
Dari hasil praktikum yang saya
laksanakan saya mendapatkan hasil
pembelahan sistem saraf otak
1. Lobus Olfactorius
2. Telencephalon
3. Lobus Opticus
4. Metencephalon
5. Myelencephalon
6. Procencephalon
7. Mesencephalon
Gambar 1. Otak Ikan Nila 8. Rhombencephalon

Sistem saraf pada ikan adalah jaringan saraf kompleks yang mengatur
fungsi-fungsi saraf dalam tubuh ikan, termasuk penginderaan, pengolahan
informasi, koordinasi gerakan, dan fungsi organ-organ internal. Sistem saraf
ikan terdiri dari beberapa komponen utama, termasuk otak, sumsum tulang
belakang, dan jaringan saraf perifer Sistem saraf tepi terdiri dari saraf aferen dan
saraf eferen. Saraf aferen yang juga disebut sebagai saraf sensorik, berfungsi
menyalurkan informasi yang berasal dariorgan reseptor. Mekanisme
penghantaran informasi antara reseptor dengan sistemsaraf pusat terjadi melalui
proses penghantaran impuls dengan kode irama danfrekuensi tertentu. Saraf
eferen yang juga disebut saraf motorik, terdiri dari duabagian yaitu saraf
motorik somatik dan saraf motorik autonom. Saraf motoriksomatik membawa
impuls dari pusat ke otot rangka sebagai organ efektor (Singgih., 2013).

Sel-sel saraf pada ikan mulai berkembang sejak permulaan masa stadia
embrio dan berasal dari neuron atau sel saraf. Setiap neuron tersebut terdiri dari
inti neuron dan jaringan perpanjangan sel yang terdiri atass dendrit dan akson.
Dendrit berfungsi untuk menerima impuls sedangkan akson sebagai penerus
impuls tersebut. Titik pertemuan antara dendrit dan akson disebut sebagai
sinaps. Perpanjangan sel terdiri dari dendrite yang berfungsi sebagai penerima
impuls dan axon memiliki fungsi untuk meneruskan impuls. Pertemuan antara
axon dengan dendrit dari sel saraf biasa disebut synapse. (Akuakultur,
Perikanan, Ilmu, & Diponegoro, 2018).

FPIK_UNG 2
ICHTIOLOGI’23
Sistem saraf ikan nila mengacu pada jaringan saraf dan organ-organ
terkait yang memungkinkan ikan nila untuk merasakan dan merespons
rangsangan dari lingkungannya. Seperti halnya ikan lainnya, ikan nila memiliki
sistem saraf yang relatif sederhana dibandingkan dengan mamalia atau manusia.
Namun, sistem saraf ikan nila masih memiliki beberapa fitur penting yang
memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dan berinteraksi dengan
lingkungan sekitar. Sistem saraf ikan nila terdiri dari beberapa komponen
utama, termasuk otak, sumsum tulang belakang, dan jaringan saraf yang tersebar
di seluruh tubuh. Otak ikan nila terletak di tengah-tengah kepala dan berfungsi
sebagai pusat pengolahan informasi. Ini mengendalikan berbagai fungsi tubuh,
termasuk persepsi sensorik. (Pellu dkk., 2018).

Jaringan saraf di seluruh tubuh ikan nila yang menghubungkan otak dan
sumsum tulang belakang dengan organ-organ dan indera di seluruh tubuh.
Misalnya, ikan nila memiliki indera penglihatan, indera pendengaran, indera
penciuman, dan indera sentuhan yang memungkinkan mereka untuk mende
penting untuk kelangsungan hidup mereka (Taufik, I, ddk, 2017).

Otak ikan nila terletak di tengah-tengah kepala dan merupakan pusat


pengolahan informasi. Ini mengendalikan fungsi-fungsi tubuh seperti persepsi
sensorik, pengaturan perilaku, dan koordinasi gerakan. Otak ikan nila terdiri dari
beberapa bagian, termasuk otak depan (telencephalon), otak tengah
(mesencephalon), dan otak belakang (metencephalon dan mielencephalon)
(Pujianto B, dkk, 2017).

Sumsum tulang belakang mengendalikan respons refleks dan gerakan


tubuh yang lebih sederhana. Ketika rangsangan diterima oleh indera ikan nila,
sinyal-sinyal ini dikirim melalui saraf sensorik ke sumsum tulang belakang,
yang kemudian memberikan respon motorik yang sesuai. Sistem saraf perifer:
Sistem saraf perifer ikan nila mencakup jaringan saraf yang tersebar di seluruh
tubuh. Ini mencakup saraf-saraf yang menghubungkan otak dan sumsum tulang
belakang dengan organ-organ dan indera di seluruh tubuh (Hidayati, S, 2022).

FPIK_UNG 3
ICHTIOLOGI’23
B. PERHITUNGAN SISIK IKAN

Dari hasil praktikum yang saya


laksanakan saya mendapatkan hasil
perhitungan sisik ikan
1. Sisik pada gurat sisik = 30
2. Sisik didepan sirip dorsal = 11
3. Sisik di sekililing badan = 40
4. Sisik badan ekor = 17
Gambar 2. Perhitungan 5. Sisik diatas gurat sisik = 8
Sisik Ikan Nila 6. Sisik di bawah gurat sisik = 10

Sisik merupakan komponen penting dari kerangka dermal, dan


merupakan struktur dermal yang umumnya paling menonjol dengan inspeksi
visual, meskipun ukurannya dapat bervariasi dari struktur mikroskopis hingga
pelat tulang besar. Sisik biasanya ditutupi sepenuhnya oleh jaringan epidermis,
meskipun sebagian sisik dapat menonjol dari permukaan epidermis pada spesies
tertentu seperti (Suryaningsih dkk., 2020).

Menurut Andriani R, (2017) bahwa lebar badan dari ikan nila umumnya
sepertiga dari panjang badannya. Bentuk tubuhnya memanjang danramping,
sisik ikan nila relative besar, matanya menonjol dan besar dengan tepi yang
berwarna putih. Tipe sisik pada ikan nila adalah Ctenoid yang menutupi
seluruhtubuhnya.
Masing-masing jenis sisik memiliki bentuk dan tipe yang berbeda, Sisik
ikan beragam, mulai dari ganoid yang besar dan kasar, cycloid dan ctenoid yang
kecil, tipis, dan ringan hingga placoid yang lembut. Biasanya, ikan yang
bertahan hidup di air yang berarus cepat memiliki sisik yang lembut, sedangkan
ikan yang hidup di air yang tenang dan tidak bergerak dengan kecepatan tinggi
memiliki sisik yang kasar. Sisik keras yang umumnya ditemukan pada golongan
ikan primitif, sedangkan pada ikan modern, sisiknya sudah menjadi lebih
fleksibel. Kekerasan sisik dipengaruhi oleh jenis bahan yang terkandung di
dalam dermis dan membentuk rangka dermis (Rumengan dkk, 2018)

FPIK_UNG 4
ICHTIOLOGI’23

Ikan nila memiliki sisik bertipe ganoid. Sisik ganoid adalah jenis sisik
yang kuat dan keras, umumnya terdiri dari material yang mirip dengan enamel
gigi. Sisik ganoid memiliki penampilan yang mirip dengan sisik sisik ganoid
merupakan sisik yang jarang ditemukan pada ikan modern, dan umumnya
ditemukan pada beberapa kelompok ikan purba. Sisik ini biasanya memiliki
struktur yang sangat keras dan melindungi ikan dari predator serta lingkungan
yang keras. Namun, perlu diingat bahwa ikan nila juga dapat memiliki variasi
dalam jenis sisik yang dimiliki. Beberapa varietas atau strain ikan nila mungkin
memiliki perbedaan dalam penampilan sisik mereka, seperti sisik berbentuk
lebih bulat atau lonjong, tetapi umumnya masih termasuk dalam jenis sisik
ganoid (Handini A, dkk,2021)

Menurut Mufida (2022) berikut ada beberapa jenis sisik yang dapat ditemukan
pada ikan nila:

Sisik sikloid: Jenis sisik ini memiliki bentuk bundar atau oval dengan pinggiran
yang halus. Sisik ini umumnya ditemukan pada ikan nila.

Sisik ktenoid: Sisik ini memiliki bentuk seperti sisik sikloid, tetapi pinggiran
sisiknya memiliki deretan duri kecil yang mirip dengan sisik
ikan salmon. Ikan nila juga dapat memiliki sisik ktenoid di
beberapa area tubuhnya.

Sisik ganoid: Sisik ini memiliki bentuk yang besar dan keras dengan permukaan
yang halus atau bergelombang. Namun, jenis sisik ini lebih
umum ditemukan pada ikan purba seperti ikan pari.

Sisik kycloid: Jenis sisik ini memiliki bentuk bundar atau oval dengan pinggiran
yang bergelombang. Sisik kycloid sering ditemukan pada
ikan predator seperti ikan salmon.

Sisik plakoid: Sisik ini merupakan sisik khusus yang ditemukan pada ikan hiu
dan ikan pari. Sisik plakoid memiliki struktur yang lebih
mirip dengan gigi dari pada sisik pada umumnya.

FPIK_UNG 5
ICHTIOLOGI’23

C. KERANGKA TULANG IKAN

Dari hasil praktikum yang saya


laksanakan saya mendapatkan hasil
kerangka tualng ikan
1. Tengkorak
2. Rongga mata
3. Rongga insang
4. Tulang Belakang
5. Tulang rusuk
6. Sirip dada
Gambar 3. Kerangka
7. Sirip punggung
Tulang Ikan cakalang
Sirip ekor
Tulang atau kerangka adalah jaringan yang kuat dan tangguh yang
memberi bentuk pada tubuh. Tersusun atas matriks organik keras yang diperkuat
dengan kalsium dan garam mineral lain dalam tulang. Tulang merupakan
komponen yang keras, sehingga hal inilah yang menyebabkan tulang tidak
mudah diuraikan oleh decomposer, sehingga tulang tersebut menjadi limbah
padat yang lebih dikenal sebagai sampah yang tidak memiliki nilai ekonomis,
oleh karena itu, perlu pengolahan lebih lanjut agar limbah tulang tidak
mencemari lingkungan yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat
disamping tumpukan tulang yang dapat mengurangi estetika lingkungan, dan
mempunyai nilai ekonomis tinggi. Salah satu penanganannya adalah dengan
cara ditepungkan. Limbah-limbah perikanan sejauh ini masih kurang
pemanfaatannya seperti tulang ikan, cangkang kerang maupunkulit. tulang ikan
salah satu limbah industri perikanan yang memiliki kandungan kalsium
terbanyak diantara bagian tubuh ikan, karena unsur pertama dari tulang ikan
adalah kalsium, fosfor, dan karbonat dimanfaatkan sebagai kitosan (Husna, A.,
dkk 2020).

Kerangka tulang ikan merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang
memiliki kandungan kalsium terbanyak, karena unsur utama dari tulang ikan
adalah kalsium,fosfor dan karbonat. Garam mineral yang terkandung pada
tulang seperti kalsiumfosfat dan kreatin fosfat dapat berpotensi untuk
meningkatkan nutrisi produk pangan. (Akbar M, ddk 2021).
FPIK_UNG 6
ICHTIOLOGI’23

Menurut Tuslinah L, (2022) Kerangka tulang ikan tongkol terdiri dari


tulang-tulang yang khas untuk spesies ikan tongkol. Ini termasuk tulang
belakang (vertebrae), tulang rusuk (ribs), tulang sirip (fin rays), tulang
tengkorak (skull),

1. Tulang belakang (vertebrae): Tulang belakang atau vertebrae adalah


tulang panjang yang membentuk sumbu utama kerangka tulang ikan.
Mereka berurutan dan terhubung satu sama lain, membentuk tulang
punggung atau tulang belakang ikan tongkol. Tulang belakang
memberikan dukungan struktural dan fleksibilitas saat ikan berenang.
2. Tulang rusuk (ribs): Tulang rusuk adalah tulang melengkung yang
terhubung ke tulang belakang. Mereka membentuk kerangka toraks ikan
tongkol dan memberikan perlindungan untuk organ-organ internal
seperti jantung dan insang. Tulang rusuk juga membantu
mempertahankan bentuk tubuh ikan.
3. Tulang sirip (fin rays): Tulang sirip, juga dikenal sebagai fin rays, adalah
tulang tipis yang terdapat di dalam sirip ikan tongkol. Sirip-sirip ini
termasuk sirip punggung, sirip ekor, dan sirip pectoral. Tulang sirip
memberikan kekuatan dan struktur pada sirip, memungkinkan ikan
tongkol untuk menggerakkan dan mengendalikan pergerakan mereka di
air.

Tulang tengkorak (skull): Tulang tengkorak adalah kerangka tulang yang


melindungi otak dan struktur wajah ikan tongkol. Tulang tengkorak juga
memiliki celah dan foramen yang memungkinkan ikan tongkol untuk
mengeluarkan insang dan mempertahankan proses.

FPIK_UNG 7
ICHTIOLOGI’23

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M. ., Taufik, R., & Gusnadi, D. (2021). Penambahan Tepung Tulang Ikan
Tenggiri Terhadap Tepung Sagu Pada Pembuatan Pempek. eProceedings of
Applied Science, 7(4).
Akuakultur, D., Perikanan, F., Ilmu, D. A. N., & Diponegoro, U. (2018). paper.
sistem saraf. (n.d.). 82–91.
Andriani, R. (2017). Toksisitas limbah cair industri batik terhadap morfologi sisik
ikan nila gift (Oreochomis nilotocus). Jurnal SainHealth, 1(2), 83-91.
Handini, A. F., Pratiwi, R., & Sunnah, T. D. (2021). Regenerasi sel ligamen
periodontal dengan kolagen sisik ikan nila (oreochromis niloticus). Jurnal
Medali, 3(1), 44-50.
Hidayati, S, (2022). Analisis Kandungan Protein, Zat Besi dan Daya Terima
Pempek Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Bayam (Amaranthus spp).
Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 14(1), 18-33.
Husna, A., Handayani, L., & Syahputra, F. (2020). Pemanfaatan tulang ikan
kambing-kambing (Abalistes stellaris) sebagai sumber kalsium pada produk
tepung tulang ikan. Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, 7(1), 13-20.
Mufida, S. (2022). Ekstraksi Gelatin Sisik Ikan Nila (Oreochromis spp.) dengan
Variasi Konsentrasi Asam Sitrat dan Waktu Demineralisasi. Jurnal
Sumberdaya Akuatik Indopasifik, 6(3), 193-204.
Pellu, S., & Rebhung, F. (2018). Transportasi benih ikan nila (Oreochromis
niloticus) dengan menggunakan ekstrak bunga kamboja (Plumeria
acuminata) sebagai anestesi. Jurnal Aquatik, 1(1), 84-90.
Pujianto, B. (2017). Profil Histologi Otak Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Yang
Dipapar Pestisida Berbahan Aktif Sipermethrin Pada Toksisitas Akut
(Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).
Rumengan, I. F., Suptijah, P., Salindeho, N., Wullur, S., & Luntungan, A. H.
(2018). Nanokitosan dari sisik ikan: aplikasinya sebagai pengemas produk
perikanan.
Singgih, S. A., & FKUI, P. D. I. F. (2013). Sistem Saraf Sebagai Sistem Pengendali
Tubuh. Jakarta: Departemen Ilmu Faal FKUI.
Suryaningsih, S., Sukmaningrum, S., Amurwanto, A., & Rahmawati, A.
(2020). Karakter Morfologi dan Meristik pada Spesies Ikan Beliak Mata
(Opisthopterus tardoore) Familia Pristigasteridae. Prosiding
Fahutan, 1 (01).
Taufik, I., Koesoemadinata, S., Sutrisno, S., & Nugraha, A. (2017). POTENSI
AKUMULASI INSEKTISIDA KLORPIRIFOS ETIL DALAM
JARINGAN TUBUH IKAN NILA (Oreochromis nitoticusl. Jurnal
Penelitian Perikanan Indonesia, 8(3), 37-43

FPIK_UNG 8
ICHTIOLOGI’23

LAMPIRAN

FPIK_UNG 9

Anda mungkin juga menyukai