OLEH
RAFLIYANTO HABI
1131422005
FPIK_UNG 1
ICHTIOLOGI’23
A. SISTEM SARAF IKAN
Dari hasil praktikum yang saya
laksanakan saya mendapatkan hasil
pembelahan sistem saraf otak
1. Lobus Olfactorius
2. Telencephalon
3. Lobus Opticus
4. Metencephalon
5. Myelencephalon
6. Procencephalon
7. Mesencephalon
Gambar 1. Otak Ikan Nila 8. Rhombencephalon
Sistem saraf pada ikan adalah jaringan saraf kompleks yang mengatur
fungsi-fungsi saraf dalam tubuh ikan, termasuk penginderaan, pengolahan
informasi, koordinasi gerakan, dan fungsi organ-organ internal. Sistem saraf
ikan terdiri dari beberapa komponen utama, termasuk otak, sumsum tulang
belakang, dan jaringan saraf perifer Sistem saraf tepi terdiri dari saraf aferen dan
saraf eferen. Saraf aferen yang juga disebut sebagai saraf sensorik, berfungsi
menyalurkan informasi yang berasal dariorgan reseptor. Mekanisme
penghantaran informasi antara reseptor dengan sistemsaraf pusat terjadi melalui
proses penghantaran impuls dengan kode irama danfrekuensi tertentu. Saraf
eferen yang juga disebut saraf motorik, terdiri dari duabagian yaitu saraf
motorik somatik dan saraf motorik autonom. Saraf motoriksomatik membawa
impuls dari pusat ke otot rangka sebagai organ efektor (Singgih., 2013).
Sel-sel saraf pada ikan mulai berkembang sejak permulaan masa stadia
embrio dan berasal dari neuron atau sel saraf. Setiap neuron tersebut terdiri dari
inti neuron dan jaringan perpanjangan sel yang terdiri atass dendrit dan akson.
Dendrit berfungsi untuk menerima impuls sedangkan akson sebagai penerus
impuls tersebut. Titik pertemuan antara dendrit dan akson disebut sebagai
sinaps. Perpanjangan sel terdiri dari dendrite yang berfungsi sebagai penerima
impuls dan axon memiliki fungsi untuk meneruskan impuls. Pertemuan antara
axon dengan dendrit dari sel saraf biasa disebut synapse. (Akuakultur,
Perikanan, Ilmu, & Diponegoro, 2018).
FPIK_UNG 2
ICHTIOLOGI’23
Sistem saraf ikan nila mengacu pada jaringan saraf dan organ-organ
terkait yang memungkinkan ikan nila untuk merasakan dan merespons
rangsangan dari lingkungannya. Seperti halnya ikan lainnya, ikan nila memiliki
sistem saraf yang relatif sederhana dibandingkan dengan mamalia atau manusia.
Namun, sistem saraf ikan nila masih memiliki beberapa fitur penting yang
memungkinkan mereka untuk bertahan hidup dan berinteraksi dengan
lingkungan sekitar. Sistem saraf ikan nila terdiri dari beberapa komponen
utama, termasuk otak, sumsum tulang belakang, dan jaringan saraf yang tersebar
di seluruh tubuh. Otak ikan nila terletak di tengah-tengah kepala dan berfungsi
sebagai pusat pengolahan informasi. Ini mengendalikan berbagai fungsi tubuh,
termasuk persepsi sensorik. (Pellu dkk., 2018).
Jaringan saraf di seluruh tubuh ikan nila yang menghubungkan otak dan
sumsum tulang belakang dengan organ-organ dan indera di seluruh tubuh.
Misalnya, ikan nila memiliki indera penglihatan, indera pendengaran, indera
penciuman, dan indera sentuhan yang memungkinkan mereka untuk mende
penting untuk kelangsungan hidup mereka (Taufik, I, ddk, 2017).
FPIK_UNG 3
ICHTIOLOGI’23
B. PERHITUNGAN SISIK IKAN
Menurut Andriani R, (2017) bahwa lebar badan dari ikan nila umumnya
sepertiga dari panjang badannya. Bentuk tubuhnya memanjang danramping,
sisik ikan nila relative besar, matanya menonjol dan besar dengan tepi yang
berwarna putih. Tipe sisik pada ikan nila adalah Ctenoid yang menutupi
seluruhtubuhnya.
Masing-masing jenis sisik memiliki bentuk dan tipe yang berbeda, Sisik
ikan beragam, mulai dari ganoid yang besar dan kasar, cycloid dan ctenoid yang
kecil, tipis, dan ringan hingga placoid yang lembut. Biasanya, ikan yang
bertahan hidup di air yang berarus cepat memiliki sisik yang lembut, sedangkan
ikan yang hidup di air yang tenang dan tidak bergerak dengan kecepatan tinggi
memiliki sisik yang kasar. Sisik keras yang umumnya ditemukan pada golongan
ikan primitif, sedangkan pada ikan modern, sisiknya sudah menjadi lebih
fleksibel. Kekerasan sisik dipengaruhi oleh jenis bahan yang terkandung di
dalam dermis dan membentuk rangka dermis (Rumengan dkk, 2018)
FPIK_UNG 4
ICHTIOLOGI’23
Ikan nila memiliki sisik bertipe ganoid. Sisik ganoid adalah jenis sisik
yang kuat dan keras, umumnya terdiri dari material yang mirip dengan enamel
gigi. Sisik ganoid memiliki penampilan yang mirip dengan sisik sisik ganoid
merupakan sisik yang jarang ditemukan pada ikan modern, dan umumnya
ditemukan pada beberapa kelompok ikan purba. Sisik ini biasanya memiliki
struktur yang sangat keras dan melindungi ikan dari predator serta lingkungan
yang keras. Namun, perlu diingat bahwa ikan nila juga dapat memiliki variasi
dalam jenis sisik yang dimiliki. Beberapa varietas atau strain ikan nila mungkin
memiliki perbedaan dalam penampilan sisik mereka, seperti sisik berbentuk
lebih bulat atau lonjong, tetapi umumnya masih termasuk dalam jenis sisik
ganoid (Handini A, dkk,2021)
Menurut Mufida (2022) berikut ada beberapa jenis sisik yang dapat ditemukan
pada ikan nila:
Sisik sikloid: Jenis sisik ini memiliki bentuk bundar atau oval dengan pinggiran
yang halus. Sisik ini umumnya ditemukan pada ikan nila.
Sisik ktenoid: Sisik ini memiliki bentuk seperti sisik sikloid, tetapi pinggiran
sisiknya memiliki deretan duri kecil yang mirip dengan sisik
ikan salmon. Ikan nila juga dapat memiliki sisik ktenoid di
beberapa area tubuhnya.
Sisik ganoid: Sisik ini memiliki bentuk yang besar dan keras dengan permukaan
yang halus atau bergelombang. Namun, jenis sisik ini lebih
umum ditemukan pada ikan purba seperti ikan pari.
Sisik kycloid: Jenis sisik ini memiliki bentuk bundar atau oval dengan pinggiran
yang bergelombang. Sisik kycloid sering ditemukan pada
ikan predator seperti ikan salmon.
Sisik plakoid: Sisik ini merupakan sisik khusus yang ditemukan pada ikan hiu
dan ikan pari. Sisik plakoid memiliki struktur yang lebih
mirip dengan gigi dari pada sisik pada umumnya.
FPIK_UNG 5
ICHTIOLOGI’23
Kerangka tulang ikan merupakan salah satu bagian tubuh ikan yang
memiliki kandungan kalsium terbanyak, karena unsur utama dari tulang ikan
adalah kalsium,fosfor dan karbonat. Garam mineral yang terkandung pada
tulang seperti kalsiumfosfat dan kreatin fosfat dapat berpotensi untuk
meningkatkan nutrisi produk pangan. (Akbar M, ddk 2021).
FPIK_UNG 6
ICHTIOLOGI’23
FPIK_UNG 7
ICHTIOLOGI’23
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M. ., Taufik, R., & Gusnadi, D. (2021). Penambahan Tepung Tulang Ikan
Tenggiri Terhadap Tepung Sagu Pada Pembuatan Pempek. eProceedings of
Applied Science, 7(4).
Akuakultur, D., Perikanan, F., Ilmu, D. A. N., & Diponegoro, U. (2018). paper.
sistem saraf. (n.d.). 82–91.
Andriani, R. (2017). Toksisitas limbah cair industri batik terhadap morfologi sisik
ikan nila gift (Oreochomis nilotocus). Jurnal SainHealth, 1(2), 83-91.
Handini, A. F., Pratiwi, R., & Sunnah, T. D. (2021). Regenerasi sel ligamen
periodontal dengan kolagen sisik ikan nila (oreochromis niloticus). Jurnal
Medali, 3(1), 44-50.
Hidayati, S, (2022). Analisis Kandungan Protein, Zat Besi dan Daya Terima
Pempek Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Bayam (Amaranthus spp).
Jurnal Gizi Dan Kesehatan, 14(1), 18-33.
Husna, A., Handayani, L., & Syahputra, F. (2020). Pemanfaatan tulang ikan
kambing-kambing (Abalistes stellaris) sebagai sumber kalsium pada produk
tepung tulang ikan. Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, 7(1), 13-20.
Mufida, S. (2022). Ekstraksi Gelatin Sisik Ikan Nila (Oreochromis spp.) dengan
Variasi Konsentrasi Asam Sitrat dan Waktu Demineralisasi. Jurnal
Sumberdaya Akuatik Indopasifik, 6(3), 193-204.
Pellu, S., & Rebhung, F. (2018). Transportasi benih ikan nila (Oreochromis
niloticus) dengan menggunakan ekstrak bunga kamboja (Plumeria
acuminata) sebagai anestesi. Jurnal Aquatik, 1(1), 84-90.
Pujianto, B. (2017). Profil Histologi Otak Ikan Nila (Oreochromis Niloticus) Yang
Dipapar Pestisida Berbahan Aktif Sipermethrin Pada Toksisitas Akut
(Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).
Rumengan, I. F., Suptijah, P., Salindeho, N., Wullur, S., & Luntungan, A. H.
(2018). Nanokitosan dari sisik ikan: aplikasinya sebagai pengemas produk
perikanan.
Singgih, S. A., & FKUI, P. D. I. F. (2013). Sistem Saraf Sebagai Sistem Pengendali
Tubuh. Jakarta: Departemen Ilmu Faal FKUI.
Suryaningsih, S., Sukmaningrum, S., Amurwanto, A., & Rahmawati, A.
(2020). Karakter Morfologi dan Meristik pada Spesies Ikan Beliak Mata
(Opisthopterus tardoore) Familia Pristigasteridae. Prosiding
Fahutan, 1 (01).
Taufik, I., Koesoemadinata, S., Sutrisno, S., & Nugraha, A. (2017). POTENSI
AKUMULASI INSEKTISIDA KLORPIRIFOS ETIL DALAM
JARINGAN TUBUH IKAN NILA (Oreochromis nitoticusl. Jurnal
Penelitian Perikanan Indonesia, 8(3), 37-43
FPIK_UNG 8
ICHTIOLOGI’23
LAMPIRAN
FPIK_UNG 9