Anda di halaman 1dari 30

Visi

Pada tahun 2028 menghasilkan perawat yang unggul dalam penerapan


keterampilan keperawatan lansia berbasis iptek keperawatan

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN


TUGAS MATA KULIAH: ILMU BIOMEDIK DASAR

Disusun oleh: kelompok 10/ Tingkat 1


1. Pratiwi Atthiyah Yaasmiin/ NIM P3.73.20.1.22.079
2. Ratu Nadya Andwika/ NIM P3.73.20.1.22.080
3. Sagita Dewi/ NIM P3.73.20.1.22.081
4. Salsabilla Shalikha/ NIM P3.73.20.1.22.082

Pembimbing : Ibu Suratun, SKM.,M.Kep

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang “Anatomi Fisiologi
Sistem Pencernaan”. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar dan juga ditunjukkan untuk menambah
wawasan tentang “Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan” bagi penulis dan juga para
pembaca.

Kami menyampaikan terima kasih kepada Ibu Suratun, SKM.,M.Kep


selaku dosen pembimbing Mata Kuliah Ilmu Biomedik Dasar, yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan serta wawasan sesuai dengan bidang studi yang
kami tekuni.

Kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami mengharap adanya kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sekalian untuk kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 19 Agustus 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER MAKALAH.............................................................................................................1
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Tujuan Penulisan .......................................................................................................4
C. Sistematika Penulisan................................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................6


A. Proses Pencernaan.....................................................................................................6
B. Peritoneum.................................................................................................................8
C. Struktur dan Fungsi Saluran Cerna...........................................................................10
1. Mulut.............................................................................................................10
2. Tenggorokan (Faring) ..................................................................................14
3. Kerongkongan (Esofagus)............................................................................16
4. Lambung.......................................................................................................17
5. Usus Halus....................................................................................................19
6. Usus Besar (Kolon) ......................................................................................22
7. Rektum .........................................................................................................24
8. Anus..............................................................................................................25
D. Struktur dan Fungsi Organ-organ Aksesoris.............................................................26
1. Hati................................................................................................................26
2. Kantung Empedu...........................................................................................27
3. Pankreas........................................................................................................28
BAB III KESIMPULAN.......................................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................30

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap makhluk hidup pasti perlu makan karena makanan merupakan sumber
energi pada makhluk hidup. Makhluk hidup memerlukan energi untuk melakukan
aktivitas seperti belajar, jalan, berbicara, tidur dan lain sebagainya. Agar makanan
yang kita makan dapat di serap di usus halus, maka makanan itu harus di ubah
menjadi bentuk sederhana melalui proses pencernaan, zat makanan yang mengalami
proses pencernaan di dalam tubuh adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan
unsur-unsur mineral, vitamin, dan air tidak mengalami proses pencernaan. Proses
pencernaan pada manusia dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu proses
pencernaan secara mekanik dan kimiawi (enzimatis). Saat mengunyah makanan
seperti nasi, roti, umbi dan pisang berarti proses pencernaan mekanik (fisik) sedang
berlangsung dan proses pencernaan mekanik adalah proses perubahan makanan dari
bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil atau halus. Pada manusia dan mamalia
umumnya proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi. Berarti,
proses pencernaan kimiawi pun sedang terjadi. Dan proses pencernaan kimiawi
adalah proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih
sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh
tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.

Pada makalah ini penulis ingin mempelajari lebih detail tentang struktur dan
fungsi saluran cerna meliputi: mulut, faring, esofagus, lambung, usus halus, usus
besar, rektum dan anus serta struktur dan fungsi organ-organ aksesoris.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum:
Setelah mengikuti proses pembelajaran mahasiswa mampu memahami tentang
anatomi fisiologi sistem pencernaan. Siswa dapat mengurutkan organ
pencernaan utama (saluran pencernaan) pada manusia.

4
2. Tujuan Khusus:
Mahasiswa diharapkan dapat:
a. Menjelaskan proses pencernaan pada manusia
b. Menjelaskan anatomi fisiologi peritonium
c. Menyebutkan struktur dan fungsi saluran cerna
d. Menyebutkan struktur dan fungsi organ-organ aksesoris
e. Siswa dapat menyebutkan 3 organ pencernaan tambahan (kelenjar
pencernaan)
3. Siswa dapat menjelaskan keterkaitan struktur organ pencernaan dan fungsinya.

C. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan, menguraikan Latar Belakang, Tujuan Penulisan, dan
Sistematika Penulisan
BAB II Tinjauan Pustaka meliputi: Proses pencernaan, peritoneum,
struktur dan fungsi organ-organ asesoris (Pankreas, hati dan empedu).
BAB III Kesimpulan, menguraikan kesimpulan isi dari makalah

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Proses Pencernaan
Proses pencernaan melibatkan pencampuran koreografi makanan
dengan getah pencernaan (digestive juice) meliputi asam kuat, garam empedu
deterjen, dan enzim aktif. Tubuh kemudian memaksimalkan penyerapan
nutrisi yang dicerna. Setelah zat-zat berguna ini diserap, mereka diangkut
melalui sistem peredaran darah ke sel-sel, yang menggunakannya untuk energi
atau sebagai molekul baru untuk membangun dan memelihara jaringan dan
organ. Memang, sistem pencernaan adalah “makanan di atas roda” tubuh.
Pada setiap individu, sistem pencernaan dari mulut ke anus adalah
sekitar 450 cm dari panjang ini, 395 cm terdiri dari usus besar dan usus kecil.
sistem pencernaan yang sehat adalah penting untuk kehidupan karena
mengubah makanan menjadi bahan baku yang membangun dan bahan bakar
sel tubuh. Secara khusus, sistem pencernaan mengambil dalam makanan,
mengelompokkannya menjadi molekul nutrisi, menyerap molekul ini ke dalam
aliran darah, dan kemudian membersihkan tubuh dari sisa (sampah).

Pencernaan adalah pemecahan makanan secara mekanik dan kimiawi


menjadi bentuk yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh sel tubuh
kita.
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan, satu tabung
memanjang dari mulut ke anus, dan organ aksesori yang berhubungan,
terutama kelenjar yang terletak di luar Saluran pencernaan yang

6
mensekresikan cairan di dalamnya. Makanan dipecah, sedikit demi sedikit,
sampai menjadi molekul yang cukup kecil untuk diserap dan produk sisa di
eliminasi. Saluran pencernaan disebut juga alimentary tract atau elementary
canal (saluran gastrointestinal), terdiri dari tabung panjang yang
berkesinambungan yang membentang dari mulut ke anus. Lidah dan Gigi
adalah struktur aksesoris yang terletak di mulut. Kelenjar ludah, hati, kantung
empedu dan pankreas bukan bagian dari saluran pencernaan dan memiliki
peran dalam pencernaan. Secara teknis istilah saluran gastrointestinal hanya
mengacu pada lambung dan usus tetapi sering digunakan sebagai nama lain
untuk saluran pencernaan.
Makanan mengalami tiga proses dalam tubuh, yaitu pencernaan,
absorpsi, dan metabolism. Pencernaan dan arbsorpsi terjadi dalam saluran
pencernaan. Setelah nutrisi diserap makan mereka tersedia bagi semu sel
dalam tubuh kita dan digunakan oleh sel untuk metabolisme. Fungsi utama
sistem ini adalah untuk menyediakan makanan, air, dan elektrolit bagi tubuh
dari nutrien yang dicerna sehingga siap diabsorpsi. Pencernaan berlansung
secara mekanik dan kimia, dan meliputi proses-proses berikut:
1. Ingesti adalah masuknya makanan ke dalam mulut..
2. Pemotongan dan penggilingan makanan dilakukan secara mekanik
oleh gigi. makanan kemudian bercampur dengan saliva sebelum
ditelan (menelan).
3. Peristalsis adalah gelombang kontraksi otot polos involunter yang
menggerakkan makanan tertelan melalui saluran pencernaan.
4. Digesti adalah hidrolisis kimia (penguraian) molekul besar menjadi
molekul kecil sehingga absorpsi dapat berlansung.
5. Absorpsi adalah pergerakan produk akhir pencernaan dari lumen
saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah dan limfatik sehingga
dapat digunakan oleh sel tubuh.
6. Egesti (defekasi) adalah proses eleminasi zat-zat sisa yang tidak
tercerna, juga bakteri, dalam bentuk feses dari saluran pencernaan.1

1
Raimundus Chalik. Anatomi Fisiologi Manusia (Jakarta Selatan: Pusdik SDM
Kesehatan,2016), hlm. 183—185.

7
B. Peritoneum
Peritoneum merupakan lapisan pelindung dari lapisan serosa yang
membalut rongga abdomen termasuk organ-organ abdomennya. Peritoneum
tersusun atas dua lapisan, yaitu peritoneum parietal dan peritoneum visceral.
Terdapat rongga peritoneal diantara peritoneum parietal dan peritoneum
visceral.
Peritoneum parietal merupakan lapisan luar yang letaknya menempel
pada dinding perut dan dinding panggul. Lapisan ini merupakan hasil
perkembangan dari lapisan mesoderm somatik. Peritoneum parietal sensitif
terhadap rasa sakit, temperatur, sentuhan, tekanan, dan gesekan. Ini
disebabkan karena terdapat saraf frenikus dan saraf somatik tulang belakang
yang sensitif. Peritoneum parietal mendapatkan suplai darah dari pembuluh
darah di dinding perut.
Peritoneum visceral adalah lapisan dalam yang melindungi organ
abdominal viscera. Peritoneum visceral merupakan hasil perkembangan
mesoderm splanknik. Peritoneum visceral tidak sensitif terhadap rasa sakit,
temperatur, sentuhan, tekanan, maupun gesekan. Namun, sensitif terhadap
adanya regangan, robekan, dan iritasi oleh bahan kimia. Maka dari itu, sulit
mendeteksi lokasi nyeri di bagian peritoneum visceral. Peritoneum visceral
mendapat suplai darah dari arteri mesenterica superior dan inferior.
Rongga peritoneal merupakan rongga di antara peritoneum parietal dan
peritoneum visceral. Rongga ini berisi cairan serosa yang berfungsi menjadi
cairan lubrikasi untuk menghindari gesekan dan memberi kebebasan untuk
bergerak pada dua lapisan yang mengapitnya. Jumlah cairan dalam rongga
peritoneal sekitar 50 ml hingga 100 ml. Di rongga ini terdapat foramen
epiploicum yang menghubungkan Saccus penitonii mayor (Cavum peritonii)
dan Saccus peritonii minor (Bursa omentalis).
Daerah khusus pada peritoneum, yaitu:
1. Mosentrium merupakan lipatan berlapis ganda yang terletak pada
peritoneum visceral. Letak dari mesenterium menempel ke usus dan
dinding perut. Fungsi dari mesenterium antara lain:

8
a) Menahan struktur usus kecil dan besar agar tetap ditempat
semestinya, tetapi masih memungkinkan adanya pergerakan
kecil untuk usus.
b) Menjadi “jalan” untuk pembuluh limfatik, pembuluh darah, dan
sistem saraf.
c) Mencegah penyakit inflamasi dengan seolah-olah menjadi
patologis.

2. Omentum adalah jaringan lemak yang melindungi usus dan organ


abdomen bawah. Omentum terbagi menjadi dua:
a) Omentum mayor yang  berfungsi untuk menyimpan cadangan
lemak dan sistem imunitas tubuh. Disebut juga sebagai
Abdominal Policeman.
b) Omentum minor berfungsi untuk mempertahankan posisi perut
dan usus tetap di sebelah organ hati dan merupakan jalur
penghubung pembuluh darah bagi organ-organ tersebut.

3. Ligamen Peritoneal merupakan peritoneum dengan lapisan ganda yang


menghubungkan satu organ dengan organ lainnya atau dengan dinding
abdomen.2

C. Struktur dan Fungsi Saluran Cerna


2
Jhonstad Di Maria, Peritoneum (Wikipedia, 2021), diakses dari
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Peritoneum, pada tanggal 03 September 2022 pukul 23.56

9
1. Mulut
Mulut adalah pintu masuk utama sekaligus organ pencernaan
yang pertama. Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem
pencernaan. Di dalam mulut, terjadi pencernaan makanan secara
mekanis oleh gigi dan kimiawi oleh enzim amilase (ptialin) yang
menguraikan amilium (polisakarida) menjadi maltosa (disakarida).
Mulut berfungsi untuk mengunyah, memproses makanan secara
kimiawi, dan menyalurkan makanan ke dalam lambung. Bagian-
bagian penyusun rongga mulut, yaitu sebagai berikut.1
a. Bibir
Pada mulut, terdapat bibir yang berfungsi menerima
makanan dan membantu menghasilkan suara. Bibir tersusun
dari otot rangka dan jaringan ikat. Bagian luar bibir dilapisi
oleh kulit yang mengandung folikel rambut, kelenjar keringat,
dan sabasea. Bagian transisional tampak berwarna merah
karena mengandung banyak pembuluh kapiler. Bagian
permukaan dalam bibir terdiri atas membran mukosa.
b. Gigi
Gigi berfungsi untuk menggigit, memotong, menyobek,
dan mengunyah makanan; menambah nilai estetika
(membentuk wajah); serta berbicara. Makana dipotong
menjadi bagian yang lebih kecil dan bercampur dengan saliva
(ludah) untuk mebentuk bolus yang mudah ditelan. Struktur
Gigi terdiri atas tiga bagian, yaitu mahkota/korona (bagian
gigi yang terlihat), leher gigi/kolum (diselubungi oleh gusi),
akar gigi/radiks (bagian yang tertanam di dalam rahang).
Anatomi gigi terdiri atas empat lapisan, yaitu sebagai berikut.
 Email merupakan lapisan keras berwarna putih yang
menutupi permukaan gigi. Email berfungsi sebagai
pelindung, tetapi dapat tererosi oleh enzim dan asam
yang diproduksi bakteri mulut sehingga menyebabkan
karies gigi. Fluorida dapat memperkuat email.

10
 Dentin (tulang gigi) adalah lapisan sebelah dalam dari
email yang berwarna kekuningan.
 Sementum adalah lapisan luar akar gigi yang
berbatasan dengan tulang rahang. Sementum
berfungsi membantu menahan gigi agar tetap melekat
pada gusi (gingiva).
 Pulpa (rongga gigi) mengandung pembuluh darah dan
serabut saraf yang menjulur hingga akar gigi.
Berdasarkan bentuknya, gigi dapat dibedakan menjadi
empat macam, yaitu sebagai berikut.
 Gigi seri (insisivus/I) ini berfungsi untuk
memotong makanan.
 Gigi taring (kaninus/C) berfungsi untuk menyobek
makanan.
 Gigi geraham depan (premolar/P) berfungsi untuk
mengunyah makanan.
 Gigi geraham belakang (miliar/M) berfungsi untuk
mengunyah dan menghaluskan makanan.
Manusia memiliki dua susunan gigi yaitu sebagai
berikut.
 Gigi primer (gigi sulung/gigi susu) tumbuh
pada usia 6-26 bulan dan berjumlah 20 buah.
Pada usia sekitar 6-14 tahun gigi primer akan
tanggal untuk digantikan dengan gigi
permanen.
 Gigi sekunder (gigi permanen/gigi tetap)
berjumlah 32 buah dan tumbuh pertama kali
pada usia 6 tahun.

11
c. Lidah
Lidah berfungsi untuk menggerakkan makanan saat
dikunyah atau ditelan, mengecap rasa, dan membantu
produksi suara untuk berbicara. Pada permukaan dorsal lidah
terdapat papila papila yang membentuk tekstur kasar. Papila
fungiformis dan sirkumfalata memiliki kuncup-kuncup
pengecap rasa. Pada otot lidah, terdapat kelenjar Von Ebner
yang menyekresikan cairan. Cairan tersebut akan bercampur
dengan makanan dan membantu pengecap rasa.
d. Kelenjar saliva
Di dalam mulut terdapat tiga pasang kelenjar saliva
yaitu kelenjar parotid (kelenjar ludah terbesar, terletak agak
ke bawah di depan telinga), submandibula (terletak di rahang
bawah), dan sublingual (terletak di bawah lidah dekat
kelenjar submandibular).
Fungsi saliva, yaitu sebagai berikut.
 Melarutkan makanan untuk pengecapan rasa.
 Melembabkan dan melumasi makanan agar mudah
ditelan.
 Menguraikan amilum menjadi maltosa.
 Membuang asam urat, urea, virus, logam, dan obat-
obatan yang diekskresikan ke dalam saliva.
 Zat antibakteri dan antibodi, untuk membersihkan
rongga mulut dan mencegah kerusakan gigi.

12
________________________
1
Iham Fariq Maulana. Memahami Fungsi dan Anatomi Sistem Pencernaan Manusia (2021),
diakses dari https://hellosehat.com/pencernaan/anatomi-sistem-pencernaan/, pada tanggal 04
September 2022 pukul 00.09
2
Irnaningtyas. Biologi Untuk SMA Kelas XI (Jakarta: Erlangga, 2016), hlm. 273—275.

13
2. Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.
Didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar
limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan
pertahanan terhadap infeksi, disini terletak persimpangan antara jalan
nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan
rongga hidung, di depan ruas tulang belakang. Keatas bagian depan
berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang
bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut
dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium. Tekak terdiri
dari 3 bagian sebagai berikut.
a. Bagian Superior
Bagian ini disebut dengan nasofaring. Pada nasofaring
bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang
gendang telinga.
b. Bagian Media
Bagian ini merupakan bagian yang sama tinggi dengan mulut.
Bagian media disebut dengan orofaring.Bagian ini berbatas
kedepan sampai diakar lidah.
c. Bagian Inferior
Bagian ini merupakan bagian yang sama tinggi dengan laring.
Bagian inferior disebut dengan laring gofaring yang
menghubungkan orofaring dengan laring.1

Faring berbentuk seperti tabung yang berhubungan dengan rongga


hidung rongga telinga tengah, dan laring. Hubungan tersebut penting
dalam produksi suara, memungkinkan manusia untuk bernapas

14
menggunakan mulut serta memasukkan makanan melalui hidung
bagi kebutuhan medis. Faring berfungsi untuk membawa makanan
dari rongga mulut menuju ke esofagus.2

________________________
1
Heni Puji Wahyuningsih dan Yuni Kusmiyati, Anatomi Fisiologi (2017), hlm 94.
2
Irnaningtyas. Biologi Untuk SMA Kelas XI (Jakarta: Erlangga, 2016), hlm. 275.

15
3. Kerongkongan (Esofagus)
Sebelum masuk ke lambung, makanan akan bergerak di dalam
kerongkongan dibantu oleh gerakan peristaltik. Kerongkongan atau
esofagus adalah saluran yang menghubungkan antara mulut dan
lambung, terletak di antara tenggorokan dan lambung.
Fungsi kerongkongan menyalurkan makanan dari mulut ke
lambung. Pada leher manusia ada dua jenis saluran yaitu
kerongkongan dan tenggorokan. Kerongkongan berfungsi sebagai
pipa penyalur makanan, sedangkan tenggorokan adalah saluran
pernafasan sebagai penghubung antara mulut dengan paru paru.

________________________
Verury Verona Handayani. Apa Saja Perbedaan dari Kerongkongan dan Tenggorokan?
(2020), diakses dari https://www.halodoc.com/artikel/apa-saja-perbedaan-dari-kerongkongan-
dan-tenggorokan, pada tanggal 04 September 2022 pukul 01.23

16
4. Lambung
Lambung adalah organ seperti kantung, berbentuk seperti huruf
J, dan memiliki dinding berotot yang kuat. Lambung terletak di sisi
kiri rongga perut, lebih rendah dari diafragma. Rata-rata ukuran
lambung adalah serupa dua kepalan tangan yang diletakkan
bersebelahan. Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan
melalui otot berbentuk cincin (sfingter), yang bisa membuka d an
menutup. Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya
kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung dibagi
menjadi tiga daerah, yaitu sebagai berikut.1
a. Kardiak, yaitu bagian lambung yang paling pertama untuk
tempat masuknya makanan dari kerongkongan (esofagus).
b. Fundus, yaitu bagian lambung tengah yang berfungsi sebagai
penampung makanan serta proses pencernaan secara kimiawi
dengan bantuan enzim.
c. Pilorus,yaitu bagian lambung terakhir yang berfungsi sebagai
jalan keluar makanan menuju usus halus.2
Fungsi lambung, yaitu sebagai berikut.
 Sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik

untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel


yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting, yaitu
lender, asam klorida (HCL) dan prekursor pepsin.
 Menyimpan makanan (selama 2-5 jam) Di dalam
lambung makanan akan bercampur dengan getah lambung
dan dicerna secara kimiawi.
 Memproduksi kimus (massa homogen setengah cair yang
berkadar asam tinggi) dan mendorongnya ke duodenum
dengan gerakan peristaltik.
 Memproduksi mukus untuk melindungi lambung terhadap
aksi pencernaan, glikoprotein dan vitamin B12 dari
makanan yang dicerna.
 Mencerna protein, lemak dan karbohidrat.

17
Pencernaan secara kimiawi dalam lambung yaitu sebagai
berikut.
a. Pencernaan Protein
 Pepsinogen (disekresi oleh sel utama) diubah menjadi
pepsin oleh asam klorida (dihasilkan oleh sel parietal).
Pepsin hanya dapat bekerja pada pH dibawah 5. Pepsin
merupakan enzim proteolitik yang menghidrolisis
protein menjadi polipeptida/proteosa/pepton.
 Renin (diproduksi oleh lambung bayi) berfungsi
mengkoagulasi protein susu (kaseinogen) menjadi
kasein yang tidak larut titik enzim ini sangat penting
untuk mencerna ASI (air susu ibu).
b. Pencernaan Lemak
Lipase lambung (disekresi oleh sel utama) menghidrolisis
lemak susu menjadi asam lemak dan gliserol tetapi aktivitasnya
terbatas dalam kadar pH rendah.
c. Pencernaan Karbohidrat
Enzim amilase dalam saliva yang terbawa bersama bolus akan
tetap bekerja dalam lambung titik lambung tidak memproduksi
enzim pencerna karbohidrat.3

________________________
1
Irnaningtyas. Biologi Untuk SMA Kelas XI (Jakarta: Erlangga, 2016), hlm. 276.
2
Heni Puji Wahyuningsih dan Yuni Kusmiyati, Anatomi Fisiologi (2017), hlm 95.
3
Irnaningtyas. Biologi Untuk SMA Kelas XI (Jakarta: Erlangga, 2016), hlm. 276—277.

18
5. Usus Halus
Usus halus adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak
diantara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh
darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena
porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan
air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang
dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang
mencerna protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus terdiri atas lapisan mukosa (sebelah dalam),
lapisan otot melingkar (muskulus sirkuler), lapisan otot memanjang
(muskuluslongitudinal), dan lapisan serosa (sebelah luar). Usus halus
berbentuk tabung yang terletak di antara lambung dan usus besar
berdiameter 2,5 cm, dan panjang 3-5 m. Usus halus terdiri atas tiga
bagian yaitu usus 12 jari (duodenum, panjang 25-30 cm), usus
kosong (jejenung, panjang 1-1,5 m), dan usus penyerapan (ileum
panjang 2-2,5 cm). Struktur khusus halus memiliki banyak jonjot
usus (vilus = tunggal, Vili = jamak) yang berfungsi memperluas
permukaan penyerapan sehingga makanan dapat terserap sempurna.
Setiap jonjot usus mengandung jaring-jaring kapiler dan pembuluh
limfa (lakteal). Pada duodenum terdapat muara saluran dari pankreas
dan empedu. Pada usus halus terjadi gerakan peristaltik dari
kontraksi ritmik otot polos longitudinal dan sirkuler yang
menggerakkan kimus (bubur usus) ke arah bawah di sepanjang
saluran. Usus berfungsi mencerna makanan secara kimiawi dengan
enzim-enzim yang berasal dari kelenjar usus, pankreas, dan empedu
yang dihasilkan oleh hati.Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu,
a. Usus dua belas jari (duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari
usus halus yang terletak setelah lambung dan
menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus
dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus,
dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum
Treitz. Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal,
yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum.

19
Usus dua belas jari memiliki pH yang normal berkisar
sembilan.
Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran
yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Lambung
melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari
(duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus.
Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus
dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh,
duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk
berhenti mengalirkan makanan.
b. Usus kososng (jejunum)
Usus kosong adalah bagian kedua dari usus halus, di
antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan
(ileum). Pada orang dewasa, panjang seluruh usus halus
antara 2-8 meter, di mana 1-2 m adalah bagian usus kosong.
Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh
dengan mesenterium. Permukaan dalam usus kosong berupa
membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang
memperluas permukaan dari usus.
Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua
belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara
histologis dapat dibedakandengan usus penyerapan, yakni
sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk
membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara
makroskopis.
c. Usus Penyerapan (ileum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari
usus halus. Pada sistem pencernaan manusia) illeum memiliki
panjang sekitar 2-4 meter dan terletak setelah duodenum dan
jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH
antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi
menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.1

20
________________________
Heni Puji Wahyuningsih dan Yuni Kusmiyati, Anatomi Fisiologi (2017), hlm 97.

21
6. Usus besar (kolon)
Usus Besar merupakan kelanjutan dari usus halus yang
memiliki tambahan usus yang berupa umbai cacing (appedix). Usus
besar terdiri dari tiga bagian yaitu bagian naik (ascending), mendatar
(tranverse), dan menurun (descending). Pada usus besar tidak terjadi
pencernaan. Semua sisa makanan akan dibusukkan dengan bantuan
bakteri E. coli dan diperoleh vitamin K. Di bagian akhir usus besar
terdapat rektum yang bermuara ke anus untuk membuang sisa
makanan. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi
mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting,
seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.
Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada
bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa
menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam
istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus
penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Umbai
cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada ususbuntu. Infeksi
pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing.
Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan
membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi
rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa
Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah ujung
buntu tabung yang menyambung dengan caecum. Umbai cacing
terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Pada orang dewasa,
Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2
sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung
umbai cacing bisa berbeda, bisa di retrocaecal atau di pinggang
(pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum. Banyak orang
percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan),
sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi

22
dalam sistem limfatik. Operasi membuang umbai cacing dikenal

sebagai appendektomi

________________________
Heni Puji Wahyuningsih dan Yuni Kusmiyati, Anatomi Fisiologi (2017), hlm 98.

23
7. Rektum
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus
besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya
rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi,
yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja
masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air
besar (BAB).
Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material
di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan
keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi,
sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana
penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi
untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan
terjadi. Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan
keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami
kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda
BAB.

________________________
Heni Puji Wahyuningsih dan Yuni Kusmiyati, Anatomi Fisiologi (2017), hlm 99.

24
8. Anus
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana
bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari
permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan
dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari
tubuh melalui proses defekasi (buang air besar –BAB), yang
merupakan fungsi utama anus. Sistem pencernaan juga meliputi
organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas,
hati dan kandung empedu.

________________________
Heni Puji Wahyuningsih dan Yuni Kusmiyati, Anatomi Fisiologi (2017), hlm 99.

25
D. Struktur dan Fungsi Organ-organ Aksesoris
1. Hati
Hati merupakan sebuah organ terbesar di dalam badan manusia
dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan
dengan pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati
biasanya dimulai dalam hepat atau hepatik dari kata Yunani untuk
hati, hepar. Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme
dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan
glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Hati juga
memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Zat-zat gizi dari
makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh
darah yang kecil-kecil (kapiler).1
Beberapa fungsi hati dalam sistem pencernaan, yaitu sebagai
berikut.
 Menyekresikan empedu untuk mengemulsikan dan
mengabsorbsi lemak.
 Mempertahankan homeostasis gula darah.
 Menyimpan gula dalam bentuk glikogen dan mengubahnya
kembali menjadi glukosa jika diperlukan.
 Menyintesis lemak dari karbohidrat dan protein serta
mengatur penyimpanan maupun pemakaian lemak.
 Menyimpan mineral (Fe dan Cu), vitamin larut lemak
(A,D,E, dan K), serta toksin dari pestisida/obat-obatan yang
tidak dapat diuraikan dan diekskresikan.
 Produksi panas dari aktivitas kimia dalam hati, terutama saat
tidur.2

________________________
1
Heni Puji Wahyuningsih dan Yuni Kusmiyati, Anatomi Fisiologi (2017), hlm 99—100.
2
Irnaningtyas. Biologi Untuk SMA Kelas XI (Jakarta: Erlangga, 2016), hlm. 278.

26
2. Kantung Empedu
Kantung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang dapat
menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk
proses pencernaan.Pada manusia, panjang kandung empedu adalah
sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap –bukan karena warna
jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang
dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua
belas jari melalui saluran empedu.Empedu memiliki 2 fungsi penting
yaitu membantu pencernaan dan penyerapan lemak, serta berperan
dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama
haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah
dan kelebihan kolesterol.1
Cairan empedu bersifat alkali serta terdiri atas air, garam
empedu, pigmen empedu, kolesterol, musin, dan zat lainnya. Garam
empedu berfungsi mengemulsikan lemak, memperlancar kerja enzim
lipase dalam mencerna lemak, dan membantu absorpsi hasil
pencernaan lemak (gliserin dan asam lemak). Pigmen empedu
disalurkan ke usus halus dan sebagian berubah menjadi sterkobilin
yang mewarnai feses. Sementara itu, sebagian lainnya diabsorpsi
kembali oleh aliran darah dan berubah menjadi urobilin yang
mewarnai urine.2

________________________
1
Heni Puji Wahyuningsih dan Yuni Kusmiyati, Anatomi Fisiologi (2017), hlm 100.
2
Irnaningtyas. Biologi Untuk SMA Kelas XI (Jakarta: Erlangga, 2016), hlm. 278.

27
3. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki
dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta
beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada
bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus
dua belas jari).Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu Asini yang
menghasilkan enzim-enzim pencernaan, dan pulau pankreas yang
menghasilkan hormon.
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum
dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan
oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim
proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan
oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya
akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga
melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi
melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.1
Pankreas tersusun dari sel-sel eksokrin yang menghasilkan
enzim-enzim pencernaan serta sel-sel endokrin (pulau-pulau
Langerhans) yang menghasilkan hormon insulin dan glukagon.
Insulin berfungsi mengatur penyerapan glukosa darah untuk
disimpan sebagai glikogen. Glukagon berfungsi mengatur
metabolisme gula darah. Sekresi enzim disalurkan ke duodenum.
Enzim pencernaan yang dihasilkan pankreas berfungsi untuk
mencerna karbohidrat, protein, dan lemak. 2

________________________
1
Heni Puji Wahyuningsih dan Yuni Kusmiyati, Anatomi Fisiologi (2017), hlm 99.
2
Irnaningtyas. Biologi Untuk SMA Kelas XI (Jakarta: Erlangga, 2016), hlm. 277.

28
BAB III
KESIMPULAN

Sistem pencernaan atau (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia
yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi,
menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak
dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.Saluran pencernaan terdiri dari
mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan
anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan,
yaitu pankreas, hati dan kandung empedu. Pencernaan makanan di dalam saluran pencernaan
dibantu dengan enzim. Enzim pencernaan dihasilkan oleh kelenjar pencernaan.

29
DAFTAR PUSTAKA

Chalik, Raimundus. 2016. Anatomi Fisiologi Manusia”.

Di Maria, Jhonstad. 2021. “Peritoneum”,


https://id.m.wikipedia.org/wiki/Peritoneum, diakses pada tanggal 03 September
2022 pukul 23.56

Handayani, Verury Verona. 2020. “Apa Saja Perbedaan dari Kerongkongan dan
Tenggorokan?”, diakses dari https://www.halodoc.com/artikel/apa-saja-
perbedaan-dari-kerongkongan-dan-tenggorokan, pada tanggal 04 September
2022 pukul 01.23

Irnaningtyas. 2017. “Biologi Untuk SMA/MA Kelas XI”. Jakarta: Erlangga.

Maulana, Ilham Fariq. 2022. “Memahami Fungsi dan Anatomi Sistem


Pencernaan Manusia”, https://hellosehat.com/pencernaan/anatomi-sistem-
pencernaan/, diakses tanggal pada 04 September 2022 pukul 00.09

Wahyuningsih, Heni Puji dan Yuni Kusmiyati. 2017. “Anatomi Fisiologi”.

30

Anda mungkin juga menyukai