Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“SISTEM PENCERNAAN”

OLEH:

KELOMPOK 2

1.NOVIA SAFITRY(2102008)

2.NURUL ANNISA AMIR(2102010)

3.ANDI HASTUTI HAMSAH(2102002)

D3 KEPERAWATAN

STIKES PANAKUKANG MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar 01 Desember 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………………………………….

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………………………………………….

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………….

BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………………

1.A.LATAR BELAKANG …………………………………………………………………………….

2.B.RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………..

3.C.TUJUAN PENULISAN………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………………………………………………..

A.Pembagian system pencernaan

B.Jenis pencernaan (mekanik,kimia)

c.Rongga mulut (gigi,lidah,kelenjar ludah,faring,esopagus)

D.Sturuktur lapisan saluran pencernaan(mukosa,sub mukosa,muskularis,serosa)

E.Anatomi fungsi lambung,usus halus,hati,kandung empedu,pancreas.

F.Rongga abdomen

g.Kelenjar ludah

h.hepar,empedu

i.Pankreas

j.akhir pencernaan dan penyerapan intertinum tenue,penyerapan.

k.Usus besar dan pengeluaran fases

l.Penuaan dan system pencernaan

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………………….
BAB 1

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Konsep tentang Sistem Pencernaan Manusia merupakan salah satu materi yang diajarkan dalam
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), khusunya kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Mata pelajaran ini membahas tentang memproses makanan dan menyerap sari makanan berupa nutrisI
nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu juga membahas organ-organ yang berada didalam tubuh
manusia. Dalam materi ini juga dibahas gangguan pada sistem pencernaan cukup beragam.
Faktorpenyebab yang bermacam-macam, diantaranya makanan yang kurang baik dari segi kebersihan
dan kesehatan, keseimbangan nutrisi, pola makan yang kurang tepat, adanya infeksi, dan kelainan pada
organ pencernaan. Dalam materi ini berisi organ-organ pencernaan manusia yang berfungsi untuk
mencerna makanan, antara lain mulut yang berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis
karenamembantu memecah makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil, kerongkongan
berfungsi sebagai jalan gumpalan makanan dari mulut menuju ke lambung, di dalamlambung terjadi
pencernaan secara mekanis dan kimiawi, usus halus atauusus dua belas jari bermuara dua saluran yaitu
dari pankreas dan kantong empedu, usus besar terdapat sisa makanan hasil pencernaan usus halus
masuk ke usus besar, dan anus merupakan sistem pencernaan manusia

yang terakhir. Sisa makanan yang menjadi kotoran akan melalui bagian ujung pada usus besar yang
disebut sebagai rektum. Berdasarkan pengamatan dan wawancara singkat yang dilakukan di SMP Negeri
1 Ngemplak terlihat bahwa cara penyampaian materi masih dilakukan secara konvensional, artinya guru
menjelaskan di depan kelas dan siswa mendengarkan di tempat duduk masing-masing. Selain itu, media
yang digunakan juga masih berupa buku cetak dan poster. Metode pembelajaran seperti ini bisa
dikatakan kurang interaktif dan cenderung membuat siswa menjadi kurang aktif. Metode konvensional
yang digunakan sebelumnya kurang efektif karena siswa kurang mudah untuk membayangkan
bagaimana bentuk dan letak organ-organ pencernaan pada tubuh manusia sehingga diperlukan simulasi
untuk mengatasi masalah tersebut (Juannita & Adhi, 2017). Model pembelajaran konvensional
merupakan model pembelajaran yang mengacu pada gaya mengajar dimana guru terlibat aktif dalam
mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkan secara langsung kepada seluruh kelas.
Sehingga membuat siswa kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran (Saputra, Said, &

Defitriani, 2019
B.RUMUSAN MASALAH

A.Pembagian system pencernaan

B.Jenis pencernaan (mekanik,kimia)

c.Rongga mulut (gigi,lidah,kelenjar ludah,faring,esopagus)

D.Sturuktur lapisan saluran pencernaan(mukosa,sub mukosa,muskularis,serosa)

E.Anatomi fungsi lambung,usus halus,hati,kandung empedu,pancreas.

F.Rongga abdomen

g.Kelenjar ludah

h.hepar,empedu

i.Pankreas

j.akhir pencernaan dan penyerapan intertinum tenue,penyerapan.

k.Usus besar dan pengeluaran fases

l.Penuaan dan system pencernaan

C.TUJUAN PENULISAN

Untuk memahami semua rangkaian tentang system pencernaan yaitu fungsi dan lain sebagainya.
BAB II PEMBAHASAN

A Pembagian sistem pencernaan

Sistem pencernaan adalah kumpulan organ yang saling terintegrasi untuk melakukan proses
pengubahan suatu zat menjadi nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

Proses pencernaan pada manusia melewati dua proses, yaitu pencernaan mekanik dan pencernaan
kimiawi.

Sistem pencernaan pada manusia tersusun atas beberapa organ dan kelenjar aksesoris yang saling
terhubung.

Sistem ini terdiri atas organ mulut – kerongkongan (esofagus) – lambung (ventriculus) – usus halus
(intestinum) – usus besar (kolon)– rectum- anus. Kelenjar yang terdapat pada sistem pencernaan adalah
kelenjar air liur, pankreas, dan empedu. Kelenjar-kelenjar tersebut menyekresikan zat-zat lain yang
dibutuhkan dalam proses mencerna makanan.

Proses pencernaan makanan melalui mekanisme yang cukup panjang. Pada mulut, terjadi proses
pemecahan makanan menjadi bagian yang lebih kecil dan halus secara mekanik dan kimiawi
menggunakan gigi dan enzim ptialin. Selanjutnya makanan didorong ke lambung melalui kerongkongan.
Pada kerongkongan, terdapat otot-otot yang mengatur gerakan mendorong makanan yang disebut
gerak peristalsis. Pada lambung, pencernaan terjadi secara kimiawi oleh enzim renin, pepsin, lipase dan
HCl. Kemudian, proses penyerapan sari-sari makanan terjadi di usus halus.

Proses penyerapan air dan

pembusukan sisa-sisa makanan terjadi di usus besar. Kemudian, sisa-sisa makanan ini dikeluarkan
melalui anus.

Fungsi sistem pencernaan

Melansir Cleveland Clinic, sistem pencernaan memiliki fungsi utama mengubah makanan menjadi nutrisi
yang dibutuhkan tubuh.
Nutrisi tersebut di antaranya, diperlukan untuk proses perkembangan, perbaikan sel tubuh, temasuk
sebagai sumber energi sehari-hari.

Ketika proses itu selesai, organ pencernaan kemudian dengan mudah mengemas limbah padat makanan
untuk dibuang sebagai feses.

B. Jenis pencernaan(mekanik,kimia)

terdiri atas 2 jenis, yaitu proses pencernaan mekanis dan kimiawi.

Proses Pencernaan Mekanik

Proses pencernaan mekanik merupakan proses pencernaan makanan yang dilakukan dengan gerakan-
gerakan seperti mengunyah, menelan, memompa, menghancurkan, dan meremas makanan.

Pencernaan mekanik bertujuan untuk mengubah ukuran makanan menjadi lebih kecil.

Proses Pencernaan Kimiawi

Proses pencernaan kimiawi adalah proses pencernaan makanan yang melibatkan enzim. Pencernaan
kimiawi ini bertujuan buat mengubah partikel makanan yang kecil-kecil jadi bentuk yang siap diserap
sama tubuh.

Organ-Organ Pencernaan

Sistem pencernaan manusia dimulai dari mulut dan berakhir di anus. Berikut adalah ilustrasi sistem
pencernaan di dalam tubuh manusia:

C.Rongga mulut(Gigi,Lidah,Kelenjar Ludah,Faring,Esophagus)

1. Rongga Mulut

Mulut berfungsi sebagai tempat masuknya makanan dan dimulainya proses pencernaan. Ini karena di
dalam mulut, terjadi pencernaan secara mekanik oleh gigi dan kimiawi oleh enzim amilase.
2. Gigi

akan menghancurkan makanan menjadi ukuran yang lebih kecil, sehingga memudahkan enzim amilase
bekerja. Enzim amilase lalu akan menguraikan kandungan pati atau amilum dalam makanan, menjadi
gula sederhana yang dapat diserap tubuh.

enzim amilase diproduksi oleh kelenjar ludah.

3.Lidah, yang akan mengaduk makanan sehingga bisa bercampur dengan enzim amilase.

4.Kelenjar ludah terdiri dari 3 pasang kelenjar, yaitu: Kelenjar parotis, yaitu kelenjar terbesar yang ada di
bawah telinga bagian depan. Biasanya tumor kelenjar ludah terjadi pada kelenjar ini. Kelenjar
submandibular, yaitu kelenjar yang terdapat di bawah tulang rahang ini, mengeluarkan air liur di bawah

5. Tenggorokan (faring)

merupakan saluran pencernaan yang menghubungkan rongga mulut ke kerongkongan

6. esofagus Makanan yang ditelan dari mulut masuk melalui Faring dan diteruskan kerongkongan.pada
dinding kerongkongan terjadi gerakan meremas remas yang mendorong makanan menuju lambung.

D. Saluran pencernaan umumnya mempunyai sifat struktural tertentu yang terdiri atas lapisan utama
yaitu: lapisan mukosa, submukosa,muskularis dan lapisan serosa:

Mukosa

1 .epitel pembatas

2.lamina propria yang terdiri dari jaringan penyambung jarang yang kaya akan pembuluh darah kapiler
dan limfe dan dan sel sel otot polos ,kadang mengandung juga kelenjar kelenjar dan jaringan limfoid.

3.muskularis mukosae

Submukosa

jaringan penyambung jarang dengan banyak pembuluh darah dan limfe,pleksus saraf submukosa (juga
dinamakan meissner).dan kelenjar kelenjar atau jaringan limfoid.

Muskular atau Perototan adalah sistem jaringan – yang disebut otot – pada tubuh yang memungkinkan
kita bergerak. Sebagian besar otot pada tubuh berada di bawah kendali sadar dan digerakkan oleh
perintah otak melalui sistem saraf.
Serosa

1.jaringan penyambung jarang,kaya akan pembuluh darah dan jaringan afipisa

2.apitel gepeng selapis (mesotel).

E. Anatomi dan fungsi lambung, usus halus, hati, kandung empedu, pancreas

1. Lambung

Lambung adalah organ berbentuk huruf ‘J’ yang berukuran sekitar dua kepalan tangan. Lambung
terletak di antara esofagus dan usus halus pada perut bagian atas. Lambung memiliki tiga fungsi utama
dalam sistem pencernaan manusia. Fungsinya yakni menyimpan makanan dan cairan yang tertelan,
mencampur makanan dan cairan pencernaan yang diproduksinya, serta perlahan-lahan mengosongkan
isinya ke dalam usus kecil.

Hanya zat-zat tertentu yang dapat diserap langsung oleh lambung. Sementara itu, zat gizi dari makanan
harus menjalani proses penguraian dahulu. Dinding otot lambung melakukan proses ini dengan
mencampur dan mengocok makanan bersama asam dan enzim.

Makanan diolah menjadi bagian-bagian kecil dalam bentuk setengah padat yang disebut kim. Setelah
proses pencernaan selesai, kim akan dilepaskan sedikit demi sedikit melalui otot-otot berbentuk cincin
yang disebut sfingter pilorus.

Sfingter pilorus terletak pada perbatasan antara lambung bawah dan bagian pertama usus halus yang
disebut duodenum (usus dua belas jari). Sebagian besar makanan baru meninggalkan perut hingga
empat jam setelah makan.

Fungsi utama dari usus besar yaitu membuang air dan mineral elektrolit dari ampas makanan yang tidak
tercerna, lalu membentuk limbah padat yang dapat dikeluarkan. Bakteri dalam usus besar membantu
memecah bahan yang tidak tercerna tersebut.

2. Usus Halus

Usus halus adalah saluran kecil selebar 2,5 cm dengan panjang sekitar 10 meter. Usus halus terdiri
dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari), jejunum (usus kosong), dan ileum (usus
penyerapan). Dinding bagian dalam usus halus penuh dengan tonjolan dan lipatan. Fungsi lipatan usus
halus adalah memaksimalkan pencernaan makanan dan penyerapan zat gizi. Saat makanan
meninggalkan usus halus, sekitar 90 persen zat gizi telah diserap untuk diedarkan oleh darah.

Berikut proses yang terjadi pada usus dalam sistem pencernaan manusia.

1. Proses penguraian makanan menjadi bentuk yang lebih kecil telah selesai di sini. Kelenjar
pada dinding usus mengeluarkan enzim yang memecah pati dan gula.

2. Pankreas mengeluarkan enzim ke dalam usus kecil yang membantu memecah karbohidrat, lemak,
dan protein. Hati menghasilkan empedu, yang disimpan di kantong empedu. Empedu membantu
melarutkan lemak sehingga dapat diserap oleh tubuh.
3. Usus halus menyerap nutrisi dari proses pencernaan. Dinding bagian dalam dari usus kecil
ditutupi oleh tonjolan yang disebut vili. Tonjolan-tonjolan ini meningkatkan luas permukaan usus halus
secara besar-besaran sehingga penyerapan zat gizi lebih maksimal.

3.Hati

Hati adalah organ dalam tubuh yang terbesar. Hati melakukan fungsi penting dalam banyak proses,
termasuk metabolisme, detoksifikasi, pencernaan dan kekebalan. Banyak penyakit hati merupakan
asimtomatik – gejalanya mungkin ada atau mungkin tidak ada. Sering kali, gejala hanya muncul pada
stadium lanjut. Jika dibiarkan tanpa diobati, penyakit ini dapat berkembang menjadi gagal hati dan pada
akhirnya, kematian.

4. Kandung empedu

Hati memproduksi empedu untuk membantu dalam pencernaan. Empedu disimpan dalam kantung
empedu dan diantarkan melalui saluran empedu ke dalam usus kecil. Penyumbatan dalam kantung
empedu dan saluran empedu dapat menyebabkan peradangan dalam organ lainnya, seperti pankreas,
dan menyebabkan kerusakan serius pada hati.

Penyakit kantung empedu dan saluran empedu, kelak dapat menyebabkan kerusakan serius, tetapi
kerusakan ini juga dapat diobati secara efektif apabila terdiagnosis secara dini.

5. Pancreas

Pankreas, yang terletak tepat di bawah hati, adalah kelenjar endokrin yang bertanggung jawab untuk
membuat enzim pencernaan dan hormon penting, yang membantu mengurangi kadar gula dalam darah
Anda. Pankreas sering terpengaruh oleh penyakit dalam hati dan ginjal, namun gejalanya sering kali
sangat lambat ditunjukkan.

F. Rongga Abdomen

Abdomen adalah istilah yang digunakan untuk menyebut bagian dari tubuh yang berada di antara
toraks (dada) dan pelvis pada hewan mamalia dan vertebrata lainnya. Pada arthropoda , abdomen
adalah bagian tubuh paling posterior yang berada di belakang toraks atau sefalotoraks (cephalothorax).
Dalam bahasa Indonesia umum, abdomen sering disebut dengan perut. Bagian yang ditutupi atau
dilingkupi oleh abdomen disebut capitas abdominalis atau rongga perut dan mulut.

Pada vertebrata, abdomen adalah sebuah rongga besar yang dililingkupi oleh otot-otot perut pada
bagian ventral dan lateral, serta adanya kolumna spinalis di sebelah dorsal. Bagian atas abdomen
berbatasan dengan tulang iga atau costae. Cavitas abdominalis berbatasan dengan rongga dada atau
cavitas thorax melalui otot diafragma dan sebelah bawah dengan rongga panggul atau cavitas pelvis.

Cavitas abdominalis dan cavitas pelvis dibatasi dengan membran serosa yang dikenal dengan sebagai
peritoneum parietalis. Membran ini juga membungkus organ yang ada di abdomen dan menjadi
peritoneum visceralis.[2]

Pada vertebrata, di dalam abdomen terdapat berbagai sistem organ, seperti sebagian besar organ
sistem pencernaan dan sistem perkemihan. Berikut adalah organ yang dapat ditemukan di abdomen:
• Komponen dari saluran cerna: lambung (gaster), usus halus, usus besar (kolon), usus buntu
(sekum), dan umbai cacing (appendix).

• Organ pelengkap dari saluran cerna: hati (hepar), kantung empedu, dan pankreas.

• Organ saluran kemih: ginjal, ureter, dan kantung kemih (vesica urinaria).

• Organ lain seperti limpa (lien).

Terdapat pula organ khusus yang khas pada beberapa hewan seperti struktur lambung pada ruminansia
yang dibagi menjadi empat ruangan, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum.

Pada avertebrata, abdomen tersusun atas lempengan atas konkaf yang disebut tergit dan lempeng
bawah yang konveks atau sternit. Di dalam abdomen terdapat saluran pencernaan dan organ
reproduksi.

Tidak seperti Artropoda lainnya, serangga tidak memiliki kaki di abdomen pada bentuk dewasa,
walaupun pada protura terdapat kaki yang rudimenter (tidak berkembang) di tiga segmen abdomen
pertama.

G. Kelenjar Ludah

Kelenjar ludah memproduksi air liur dan mengalirkannya ke mulut. Air liur mengandung enzim yang
membantu tubuh dalam mencerna makanan. Enzim ini juga menjadi antibodi untuk melindungi mulut
dan tenggorokan dari infeksi.

Kelenjar ludah berfungsi untuk menghasilkan air liur yang dapay menjaga kelembapan rongga mulut.
Dengan demikian, Anda bisa terhindar dari berbagai masalah gigi dan mulut seperti mulut kering.
Kelenjar air liur juga menghasilkan enzim yang turut berperan dalam proses pencernaan.

1.Anatomi dan fungsi kelenjar ludah

Secara anatomi, terdapat dua bagian utama kelenjar air liur (saliva), yakni mayor dan minor.

1. Kelenjar ludah mayor berpasangan

Bagian kelenjar ludah ini meliputi, kelenjar parotis, submandibularis, dan sublingualis.Ketiga kelenjar
tersebut tersebut berpasangan dan merupakan kelenjar air liur utama. Secara berurutan, ketiganya
terletak di bagian bawah mulut, di dekat gigi depan, dan di dalam pipi.

2. Kelenjar ludah minor

Kelenjar ludah minor melapisi mukosa (selaput lendir) saluran aerodigestive atas dan keseluruhan
mulut. Saluran aerodigestive atas adalah saluran yang menghubungkan antara mulut dan hidung
(bernapas dan menelan).Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, fungsi utama kelenjar ludah adalah
menghasilkan air liur (ludah) di dalam rongga mulut.

Tak hanya itu, beberapa fungsi lainnya, adalah:

• Melembapkan rongga mulut

• Melindungi gigi dan mulut dari infeksi dan pembusukan

• Pelumasan makanan untuk membantu proses pencernaan


• Pelumasan mukosa bukal untuk membantu proses berbicara dan mengecap rasa

Kelenjar ludah juga berperan dalam proses pencernaan makanan. Kelenjar ludah menghasilkan enzim
pencernaan, yakni amilase yang fungsinya membantu memecah karbohidrat saat dikunyah di dalam
mulut. Karbohidrat ini nantinya akan diubah menjadi glukosa sederhana oleh amilase agar lebih mudah
dicerna saat masuk ke saluran pencernaan (perut).

H. Hepar, empedu

1. Hepar

Biopsi hepar merupakan prosedur pengambilan sedikit jaringan hepar dalam rangka menentukan
diagnosis, prognosis dan terapi untuk berbagai penyakit hepar. Beberapa penyakit yang bermanfaat
untuk dilakukan biopsi hepar adalah penyakit Hepatitis B dan C, hepatitis autoimun (overlap syndrome),
primary sclerosing cholangitis, primary biliary cirrhosis, nonalcoholic fatty liver, hemokromatosis,
penyakit Wilson, gagal hati akut, pasca transplantasi, dan tumor. Prosedur ini dapat dilakukan dengan
berbagai pendekatan seperti perkutan, transvena, laparoskopi ataupun plugged biopsy.

Meski perkembangan teknik non invasif dalam penegakan diagnosis penyakit hepar sudah semakin
maju, metode biopsi hepar masih menjadi pilihan utama. Metode ini relatif sederhana, cepat, relatif
murah dan cukup aman, dengan komplikasi cukup jarang. Seringkali pada pemeriksaan histologi
ditemukan kondisi hepar cukup parah, meski pada hasil tes fungsi hati tidak ditemukan kenaikan yang
signifikan. Selain itu, metode noninvasif lain seperti fibroscan dan elastografi, kurang dapat
membedakan kelainan hepar pada tahap awal. Prosedur biopsi hepar dapat dilakukan pada pelayanan
rawat jalan. Prosedur ini aman dilakukan pada pasien anak maupun dewasa.

Beberapa jenis biopsi hepar, yaitu:

1. Biopsi hepar perkutan: pada teknik perkutan, jarum dimasukkan ke dalam rongga perut melalui
kulit perut bagian atas (transtorakal atau subcostalis). Teknik ini merupakan teknik yang paling umum
digunakan dan sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Dalam melakukan prosedur ini, dapat
digunakan alat pencitraan seperti ultrasonografi (USG) atau CT-Scan sebagai pemandu.

2. Biopsi hepar transvena (transjugularis atau transfemoralis): Pada teknik ini, jarum dimasukkan ke
dalam vena jugularis atau vena femoralis. Lalu menuju hepar mengikuti rute pembuluh vena. Teknik ini
dilakukan jika pasien memiliki kondisi medis yang menyulitkan prosedur utama, yaitu perkutan. Misal
pada pasien dengan gangguan pembekuan darah atau asites.Teknik transvena lebih rendah resikonya
dibanding perkutan karena tidak ada prosedur melukai kapsula Glisson, selain itu meskipun terjadi
perdarahan, maka darah akan tetap berada di pembuluh darah, dan tidak masuk ke rongga peritoneum.
Terlebih, melalui teknik ini, pengukuran tekanan pembuluh darah hepatika juga dapat dilakukan, bila
diperlukan. Pada anak-anak, biopsi transvena bukan merupakan pilihan utama, dikarenakan kesulitan
teknis. Biopsi hepar laparoskopi: Teknik laparoskopi biasanya oportunistik, yaitu ketika durante operasi,
ditemukan kelainan makroskopis pada organ hepar. Melalui teknik

ini, lebih banyak hasil yang diperoleh, yaitu dapat melihat tampilan makroskopis hepar, memungkinkan
pengambilan jumlah spesimen yang lebih banyak dan representatif, serta kemudahan dalam mengawasi
organ disekitarnya untuk mengantisipasi adanya perdarahan atau kebocoran.
4. Plugged biopsy: Modifikasi dari teknik perkutan, di mana pada rute masuknya jarum biopsi, disumbat
menggunakan kolagen atau trombin. Teknik ini dipertimbangkan bila teknik transvena tidak dapat
dilakukan, misal pada pasien anak-anak .

Biopsi hepar diindikasikan untuk:

1. Menegakkan diagnosis pada hasil tes fungsi hati abnormal atau penyakit kuning yang tidak
diketahui sebabnya (unknown jaundice)

2. Mengetahui prognosis dari penyakit hepar

3. Mengetahui penanganan terbaik pada suatu penyakit hepar

4. Mengetahui efek pengobatan yang dilakukan misal pada transplantasi hepar.

i.Pankreas

Pankreas adalah organ aksesoris pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama:
menghasilkan enzim pencernaan atau fungsi eksokrin serta menghasilkan beberapa hormon atau fungsi
endokrin. Pankreas terletak pada kuadran kiri atas abdomen atau perut [1] dan bagian kaput/kepalanya
menempel pada organ duodenum. Produk enzim akan disalurkan dari pankreas ke duodenum melalui
saluran pankreas utama.

Beberapa fungsi dari pankreas adalah:

1.Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glukagon, yang menambah kadar gula dalam
darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati.

2.Meregulasi gula darah[2] Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang
mana mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga merangsang hati
untuk mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya di dalam sel-selnya.

j.akhir pencernaan dan penyerapan intertinum tenue,penyerapan.


Berikut ini adalah tahapan proses pencernaan dan penyerapan makanan yang terjadi di dalam
tubuh:

1. Penghalusan makanan di mulut

Mulut adalah awal dari saluran pencernaan. Saat makanan dikunyah di dalam mulut, kelenjar liur akan
memproduksi air liur guna menghaluskan makanan. Air liur mengandung enzim amilase yang berfungsi
untuk mengolah karbohidrat menjadi glukosa dan energi.

Setelah makanan selesai dikunyah, lidah akan mendorong makanan yang sudah halus ke belakang mulut
menuju esofagus atau kerongkongan. Selanjutnya, makanan akan dibawa menuju lambung.

2. Pemecahan makanan di lambung

Di dalam lambung, makanan dan minuman akan bercampur dengan enzim pencernaan dan asam
lambung untuk dipecah dan dihaluskan kembali hingga bertekstur cair atau menyerupai pasta yang
lembut.

Asam lambung juga berfungsi untuk membasmi kuman dan virus makanan atau minuman yang dapat
menyebabkan penyakit infeksi. Setelah selesai dicerna di lambung, otot lambung akan mendorong
makanan agar bergerak ke usus halus.

3. Pemecahan nutrisi di usus halus

Usus halus melanjutkan proses pencernaan menggunakan enzim yang dikeluarkan oleh pankreas dan
empedu dari hati. Enzim ini bertugas untuk memecah protein, lemak, dan karbohidrat dari makanan.
Selain itu, bakteri di usus kecil juga memproduksi enzim untuk mencerna karbohidrat.

4. Penyerapan nutrisi di usus kecil

Setelah makanan dipecah, dinding usus kecil kemudian menyerap air dan nutrisi dari makanan ke dalam
aliran darah. Sementara itu, sisa-sisa makanan yang tidak dicerna atau diserap akan dibawa ke usus
besar.

5. Pemadatan sisa makanan di usus besar

Tugas utama usus besar adalah menyerap air dan nutrisi yang tersisa dari sisa makanan, sehingga
menjadi lebih padat dan membentuk tinja.
Tinja kemudian disimpan di rektum hingga didorong dan dikeluarkan bersamaan dengan racun, limbah,
dan cairan berlebih dari dalam tubuh melalui anus saat buang air besar.

Air dan serat yang cukup merupakan dua faktor penting yang mendukung kelancaran proses pencernaan
dan penyerapan makanan.

Oleh karena itu, agar proses pencernaan berjalan lancar, Anda perlu cukup minum air putih minimal 8
gelas per hari dan memperbanyak konsumsi makanan berserat, seperti sayur dan buah-buahan.

Anda juga perlu rutin melakukan pemeriksaan ke dokter guna memantau kondisi kesehatan, termasuk
kesehatan saluran cerna Anda.

Jika memiliki masalah dalam proses pencernaan makanan dan mengalami diare, konstipasi, malabsorpsi,
atau kurang gizi, Anda bisa memeriksakan diri ke dokter untuk menjalani pemeriksaan dan mendapatkan
penanganan yang tepat.

K.Usus besar dan pengeluaran fases

Usus besar adalah organ pencernaan yang mengelilingi seluruh rongga perut. Organ yang disebut juga
dengan kolon memanjang dari sekum, kantung yang menghubungkan ileum (ujung usus kecil) dengan
kolon, sampai ke anus.

Kolon terdiri dari empat lapisan, yaitu mukosa, submukosa, muscularis propria, dan serosa. Masing-
masing lapisan pada usus besar tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Mukosa merupakan lapisan kolon paling dalam, terdiri dari jaringan epitel kolumnar yang membuat
permukaannya terasa halus. Mukosa memproduksi lendir yang berfungsi untuk melancarkan jalannya
sisa pencernaan makanan di sepanjang usus besar.

Fungsi utama usus besar adalah menyerap sisa cairan yang belum tercerna sempurna dari usus halus.
Selain itu, organ ini juga menjadi tempat mengalirnya sisa pencernaan yang tak digunakan tubuh ke
rektum untuk dibuang dalam bentuk feses.

Proses tersebut akan dibantu dengan bakteri baik yang ada pada usus. Bakteri ini mensintesis vitamin,
memproses limbah sisa pencernaan dari bentuk cair menjadi padat, serta melindungi usus dari bakteri
yang berbahaya.
Prosesnya disebut juga dengan gerak peristaltik dan biasanya akan memakan waktu sampai sekitar 36
jam.

Pencernaan makanan dimulai dari saat Anda memasukkan makanan ke dalam mulut. Makanan dikunyah
oleh gigi sampai menjadi halus, kemudian ditelan dan masuk ke kerongkongan yang terhubung dengan
perut.

Ketika mencapai lambung, makanan akan dipecah menjadi cair sebelum diteruskan ke usus kecil. Di usus
kecillah nantinya pemecahan akan dilanjutkan.

L.Penuaan dan sytem pencernaan

Penuaan adalah hasil akumulasi dari perubahan organisme atau objek karena waktu. Penuaan pada
manusia berkaitan dengan proses multidimensional fisik, psikologis dan perubahan sosial. Umur
merupakan ukuran secara kronologis, dan ulang tahun seseorang merupakan hal yang penting dalam
masalah "penuaan".

Sistem pencernaan merupakan serangkaian jaringan organ yang memiliki fungsi untuk mencerna
makanan. Makanan-makanan tersebut akan diproses secara mekanik ataupun secara kimia. Pencernaan
secara mekanik yaitu pencernaan yang terjadi di dalam lambung yang melibatkan gerakan fisik dalam
tubuh.
BAB III PENUTUP

A.KESIMPULAN

Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan dan menyerap
sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan
memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim
sehingga mudah dicerna oleh tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan deden & Tutik Rahayuningsih.2010. Keperawatan Medikal Bedah

Sistem Pencernaan. Yogyakarta : Gosyen publising

Diyono, Sri Mulyanti. 2013. Keperawatan Medikal Bedah : Sistem Pencernaan.

Jakarta : KENCANA

Doenges, M.E.2009.Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian, Edisi 3. Jakarta: EGC

Grace, P.A, Borley, N.R. 2007. At A Glance Ilmu Bedah, Edisi 3. Jakarta:

Erlangga

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Kebutuhan Manusia: Aplikasi

Konsep dan Proses keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Kowalak, Wels, Mayer, 2011. Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC

Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3. Jakarta: Media

Aesculapius

https://my.clevelandclinic.org/health/articles/7041-the-structure-and-function-of-the-digestive-system

https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/digestive-system-how-it-works

https://kidshealth.org/en/kids/digestive-system.html

https://www.asge.org/home/about-asge/newsroom/media-backgrounders-detail/human-digestive-
system

Anda mungkin juga menyukai