SISTEM PENCERNAAN
HIYZKIYAH PRAMESTI
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………….…….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah……………………………………………………….……..2
C. Tujuan………………………………………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN
A. Organ-Organ Pada Sistem Pencernaan Manusia……………………….…..….3
B. Proses Pencernaan Makanan Pada Manusia………………………….………..7
C. Gangguan Sistem Pencernaan Manusia………………………………….….…7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………..……………9
B. Saran………………………………………………………………..……….….9
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-
organ pencernaan dan kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan
organ-organ serta kelenjarnya merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem
pencernaan berfungsi memecah bahan-bahan makanan menjadi sari-sari makanan
yang siap diserap dalam tubuh. Agar makanan yang kita makan dapat diserap di usus
halus, maka makanan itu harus diubah menjadi bentuk sederhana melalui proses
pencernaan, zat makanan yang mengalami proses pencernaan di dalam tubuh
adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Sedangkan unsur-unsur mineral,
vitamin, dan air tidak mengalami proses pencernaan.
Proses pencernaan pada manusia dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
proses pencernaan secara mekanik dan kimiawi (enzimatis). Saat kalian
mengunyah makanan seperti nasi, roti, umbi dan pisang berarti proses
pencernaan mekanik (fisik) sedang berlangsung. Dan, proses pencernaan
mekanik adalah proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar
menjadi bentuk kecil atau halus. Pada manusia dan mamalia umumnya
proses pencernaan mekanik dilakukan dengan menggunakan gigi. Berarti, proses
pencernaan kimiawi pun sedang terjadi. Dan proses pencernaan kimiawi
adalah proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih
sederhana dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh
tubuh yang berfungsi mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh.
Sistem pencernaan adalah salah satu komponen tubuh yang penting untuk
menjaga homeostasis tubuh. Salah satu organ yang berperan dalam sistem pencernaan
adalah lambung, lambung memiliki sawar mukosa pada permukaan dalamnya yang
bersifat protektif untuk melindungi dari cidera mekanis, cidera asam, dan mencegah
lambung mencerna dirinya sendiri. Tetapi terkadang sawar tersebut dapat terganggu
oleh aktifitas asam lambung dan pepsin yang meningkat dan dapat menyebabkan
inflamasi, dimana inflamasi tersebut terjadi pada lapisan mukosa, submukosa, sampai
lapisan otot, kondisi tersebut disebut dengan ulkus peptikum. Gejala yang timbul
akibat ulkus peptikum adalah nyeri perut, mual, muntah, rasa terbakar pada lambung,
dan nafsu makan turun (Dodge, 2007).
Proses pencernaan makanan pada manusia melibatkan alat-alat pencernaan
makanan yang kita makan. Alat pencernaan makanan dapat dibedakan atas saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan manusia memanjang
dari mulut sampai anus, terdiri dari mulut (kaum olis), kerongkongan (esofagus),
lambung (ventlikulus), usus halus (intestinum), usus besar (kolon), dan anus. Kelenjar
pencernaan menghasilkan enzim-enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi.
Kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati(hepar), dan pankreas.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai anatomi, fisiologi dan
proses biokimiawi pada sistem pencernaan. Tujuan penyajian makalah ini adalah
sebagai bagian dari tugas pada mata kuliah Biomedik I dan untuk menambah
wawasan
1
mengenai sistem pencernaan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja organ-organ pada sistem pencernaan manusia?
2. Bagaimana proses pencernaan makanan pada manusia?
3. Apa saja gangguan sistem pencernaan pada manusia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui organ-organ yang ada pada sistem pencernaan manusia
2. Untuk mengetahui bagaimana proses pencernaan pada manusia
3. Untuk mengetahui apa saja gangguan sistem pencernaan pada manusia
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Saluran Pencernaan
a. Rongga Mulut
1) Lidah (Lingua)
Lidah tersusun oleh otot lurik yang diselubungi oleh selaput
mukosa. Pada lidah terdapat papila-papila (tonjolan) yang
merupakan indra pengecap. Gerakan lidah berfungsi untuk
membantu mencampur makanan dengan ludah dan mendorong
makanan masuk ke kerongkongan. Lidah juga berfungsi untuk
membantu ketika berbicara.
2) Kelenjar Ludah (Grandula Savinalis)
Ludah dihasilkan oleh kelenjar ludah yang berjumlah tiga pasang,
yaitu:
a) Kelenjar Protis
Terletak pada bagian akhir dari rahang atas di depan telinga.
Menghasilkan ludah yang berbentuk cair (serosa) dan enzim
ptyalin (amilum).
b) Kelenjar Submandibularis
Terletak di bawah kedua sisi tulang rahang. Menghasilkan
ludah yang mengandung air dan lendir (seromukosa).
c) Kelenjar Sublingualis
Terletak di bagian dasar bawah lidah dan bermuara ke dalam
dasar mulut. Menghasilkan ludah yang mengandung air dan
lendir (seromukosa).
b. Kerongkongan (Esofagus)
Dari mulut, makanan menuju esofagus yang dindingnya dilapisi
epitelium berlapis pipih. Kerongkongan berupa tabung otot yang
panjangnya sekitar 25 cm, memanjang dari akhir mulut hingga
lambung. Kerongkongan terdiri dari 1/3 otot lurik dan 2/3 otot polos.
Kerongkongan merupakan saluran yang menghubungkan rongga mulut
dengan lambung. Bagian dalam kerongkongan terdapat kelenjar
mukosa yang berfungsi membasahi makanan sehingga menjadi licin.
Karena ototnya tersusun secara memanjang dan melingkar, maka di
dalam kerongkongan terjadi gerakan peristaltik, yakni gerakan
mendorong makanan menuju lambung oleh otot-otot dinding
kerongkongan. Kerongkongan terdiri atas 4 lapisan, yaitu lapisan
mukosa, lapisan submukosa, lapisan muskularis, dan lapisan
adventitia.
c. Lambung (Ventrikulus)
Makanan bergerak dari kerongkongan menuju lambung. Lambung
yaitu
bagian saluran pencernaan yang melebar. Lubang lambung selalu
dalam
keadaan tertutup. Akan tetapi, secara refleks sfingter kardial akan
terbuka bila ada makanan yang masuk. Sfingter kardial merupakan otot
melingkar yang terdapat diantara esofagus dan lambung.
Dinding lambung tersusun dari tiga lapis otot, yaitu otot memanjang
(bagian luar), otot melingkar (bagian tengah), dan otot miring (bagian
dalam). Jika dinding lambung mencampur makanan dengan getah
lambung. Sesudah kira-kira tiga jam, makanan menjadi berbentuk
bubur yang disebut kim. Akibat gerakan peristaltik, kim terdorong ke
bagian pilorus. Gerakan peristaltik tersebut menyebabkan sfingter
pilorus mengendur dalam waktu yang sangat singkat sehingga kim
masuk ke usus halus sedikit demi sedikit.
d. Usus Halus (Intestinum)
Usus halus berupa tabung yang panjangnya sekitar 6-8 m, yang terdiri
4
atas tiga bagian, yaitu:
1) Usus Dua Belas Jari (Duodenum)
Usus dua belas jari panjangnya kurang lebih 25 cm. Duodenum
merupakan muara dua saluran, yaitu saluran empedu dan saluran
pankreas. Suasana asam merangsang dinding usus duabelas jari
untuk mengeluarkan hormon sekretin dan kolesitokinin.
Kolesitokinin merangsang kelenjar empedu untuk mengeluarkan
empedu. Kerja sama hormon kolesitokinin dan sekretin juga
merangsang pankreas agar mengeluarkan sekretnya.
2) Usus Kosong (jejunum)
Usus kosong panjangnya kurang lebih 2,5 cm. Jejenum merupakan
tempat pencernaaan terakhir sebelum sari-sari makanan diserap. Di
dalam jejenum, makanan mengalami pencernaan secara kimiawi.
3) Usus Penyerapan (ileum)
Usus penyerapan panjangnya kurang lebih 3,6 meter. Ileum
mempunyai vili (jonjot usus) dan mikrovili yang berfungsi
memeperluas permukaan usus sehingga proses penyerapaan
makanan lebih sempurna. Glukosa, asam amino, vitamin dan
mineral diserap oleh pembuluh darah kapiler yang ada didalam
jonjot usus (vili). Vili tersusun dari pembulu darah, pembulu limfa,
dan sel goblet. Sementara itu, asam lemak dan gliserol diangkat
melalaui kil (limfa).
Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia Coli yang hidup pada
makanan yang tidak dapat dicerna oleh manusia, misalnya selulosa,
dan
menghasilkan vitamin K dan biotin. Vitamin K dan biotin yang
disintesis oleh E.coli, diserap masuk ke dalam tubuh melalui dinding
kolon.
Pada saat lambung dan usus halus terisi kembali, terjadi rangsangan
pada kolon untuk proses defekasi. Rangsangan ini disebut refleks
gastrokolik yang secara sadar dapat dirasakan. Jika kita melakukan
kontraksi (mengejan), dinding perut dan otot bagian dalam secara
refleks mengendur pula. Ini mengakibatkan berkontraksinya otot kolon
dan rektum sehingga feses terdorong keluar.
f. Rektum
Rektum adalah bagian akhir dari proses pencernaan. Dibagian ini,
fases disimpan sampai waktunya dikeluarkan. Rektum dapat
berkontraksi sehingga menimbulkan terjadinya defekasi, yaitu proses
pengeluaran zat-zat sisa pencernaan makanan melalui anus.
g. Anus
Anus merupakan lubang tempat keluarnya kotoran (fases) setelah
sebelumnya di tampung didalam rektum. Anus terdiri atas dua lapis
otot, yaitu otot polos dan otot lurik.
2. Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pencernaan berfungsi menghasilkan enzim-enzim pencernaan.
Kelenjar pencernaan dalam sistem pencernaan manusia terdiri dari kelenjar
saliva, kelenjar parotis, kelenjar submaksilaris, kelenjar sublingualis,
pancreas dan hati.
Sari-sari makanan yang diserap usus halus akan melewati hati terlebih
dahulu. Hati berfungsi sebagai pengatur keseimbangan zat makanan dalam
darah dan sebagai penyekresi empedu. Empedu mengandung garam
empedu, pikmen empedu, air, kolesterol, dan lesitin. Garam empedu
berfungsi menurunkan tegangan butir lemak agar dapat diemulsikan
sehingga mudah diserap. Selain itu, empedu juga ,menghasilkan pigmen
bilirubin dan biliverdin. Pikmen ini memberi warna coklat pada feses.
Hati bekerja sama dengan insulin dan glukagon yang di hasilkan oleh
pankrea untuk mengatur keseimbangan zat makanan dalam darah. Jika
6
kadar gula dalam darah berlebihan, insulin akan merangsang hati untuk
mengabsorpesi glukosa dan mengubahnya menjadi glikogen. Dengan
begitu, kadar glukosa darah menjadi normal kembali.
1. Pencernaan Mekanik
Pencernaan fisik merupakan proses perubahan molekul yang berukuran
besar menjadi berukuran kecil, misalnya penghancuran makanan dengan
gigi atau dengan otot lambung. Pencernaan mekanik dibantu oleh gerakan
alat pencernaan.
2. Pencernaan Kimiawi
Pencernaan kimiawi adalah proses perubahan molekul-molekul bahan
organik yang ada dalam bahan makanan dari bentuk yang kompleks
menjadi molekul lebih sederhana dengan bantuan enzim. Pencernaan
kimiawi dibantu oleh enzim pencernaan.
B. Saran
Dengan penyusunan makalah ini, saya berharap pada pembaca khususnya para
mahasiswa berikutnya dapat mengembangkan makalah ini supaya lebih sederhana dan
lebih mudah dimengerti serta semoga pengetahuan mengenai system pencernaan
manusia dapat diaplikasikan dalam kehidupan atau dapat digunakan dalam banyak
aspek kehidupan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Arianti, Khoiri, dan Emi Sulami. 2009. IPA TERPADU untuk SMP/MTS. Jakarta: Intan
Pariwara.
Kurniawati, Wahyu. 2008. Konsep Dasar IPA 1. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta.
Omegawati, Wigati Hadi, Teob Sukoco dan Dyah Cipta Ningsih. 2013. Detik-Detik UJIAN
NASIONAL BIOLOGI. Klaten: PT Intan Pariwara.
Pratiwi, D.A., dkk. 2006. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Rachmad, Agus. 2005. Konsep Dasar IPA II. Jakarta: Universitas Terbuka.
Rahardian, Renan, dan Azni Ananda. 2013. TOP POCKET NO.1 Biologi SMA Kelas
X,XI,XII. Jakarta: PT Wahyu Media.
10