Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH APLIKASI KOMPUTER

“Pelayanan Kesehatan Di Wilayah Pertambangan”

NUR ASRI
K202101011

PROGRAM STUDI SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Pelayanan Kesehatan di
Wilayah Pertambangan” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Aplikasi Komputer. Terlebih dahulu, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Muh. Ikhsan Akbar., SKM., M.Kes. selaku dosen mata kuliah Aplikasi Komputer yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini. Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi
kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ................................................................................................. 1


B. Rumusan masalah ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Kualitas Pelayanan Puskesmas Di Kabupaten Kutai Kartanegara ................. 3


B. Pelaksaan Pelayanan Kesehatan Dalam Program Pemberian Tablet Zat Besi
Pada Ibu Hamil ............................................................................................... 6
C. Optimalisasi Pelaksaan Pelayanan Klinik Hyperkes Oleh Tim PT Rumah
Sakit Bakti Di Wilayah Pertambangan ........................................................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 10
B. Saran .......................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu oraganisasi untuk memelihara dan meningkatnya
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat (Azrul anwar,
1996).
Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan pembangunan kesehatan dapat tercapai
dengan cara efektif, efisien dan tepat sasaran.
Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan tergantung dari berbagai komponen
yang masuk dalam pelayanan diantara perawat dokter atau tim kesehatan lain yang
satu dengan yang lain saling menunjang. Sistem ini akan memberikan kualitas
pelayanan kesehatan yang efektif dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat.
Pembangunan kesehatan merupakan bentuk aktivitas dalam rangka mengisi
kemerdekaan bangsa supaya dapat mewujudkan masyarakat yang sehat dan kuat.
Salah satunya adalah dengan melakukan penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Pelayanan kesehatan adalah sebuah kegiatan yang diberikan kepada individu maupun
masyarakat oleh pemerintah dengan tujuan untuk mencegah dan menyembuhkan
penyakit individu maupun masyarakat.
Pelayanan kesehatan dapat berbentuk pelayanan individu yang dilakukan oleh
dokter praktik maupun pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh sebuah organisasi.
Semua jenis pelayanan kesehatan tersebut pada umumnya mempunyai tujuan yang
sama yaitu memberikan pelayanan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan
kesehatan perseorangan maupun masyarakat.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kualitas pelayanan puskesmas di kabupaten kutai kartanegara?
2. Bagaimana pelaksaan pelayanan kesehatan dalam program pemberian tablet zat besi
pada ibu hamil?
3. Bagaimana optimalisasi pelaksaan pelayanan klinik Hyperkes oleh tim PT rumah
sakit bakti di wilayah pertambangan?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kualitas Pelayanan Puskesmas Di Kabupaten Kutai Kartanegara


Kualitas pelayanan dalam penelitian menggunakan indikator kepuasan pasien.
Kepuasan pelanggan adalah hasil yang dirasakan atas penggunaan produk dan jasa, sama
atau melebihi harapan yang diinginkan. Kotler (dalam Zulian Yamit, 2005:80) dalam hal
ini, kepuasan pasien adalah perasaan pasien yang dirasakan atas pelayanan kesehatan
yang telah diterima dari puskesmas jika dibandingkan dengan apa yang diharapkan.
Pelayanan kesehatan yang berkualitas akan menghasilkan tingkat kepuasan pasien yang
tinggi, sebaliknya mutu pelayanan yang rendah akan menghasilkan tingkat kepuasan
pasien yang rendah pula.
a. Reliability
Reliability (kehandalan), konsistensi kinerja dan kemampuan terikat, dimana
kinerja yang baik diberikan pada saat pertama kali memberikan janji yang
menggiurkan dan tepat. Parasuraman (Jasfar, 2009) menyatakan bahwa realibility
(kehandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan
dengan tepat (accurately) dan kemampuan untuk dipercaya (dependably), terutama
memberikan jasa secara tepat waktu (ontime), dengan cara yang sama sesuai dengan
jadwal yang telah dijanjikan dan tanpa melakukan kesalahan setiap kali. Zeithaml dan
Bitner (Jasfar, 2009) menyatakan bahwa realibility (kehandalan) di jasa kesehatan
meliputi: janji ditepati sesuai jadwal dan diagnosisnya terbukti akurat. Dari hasil
penelitian menunjukan bahwa tingkat kepuasan dari 180 pasien puskesmas di tiga
wilayah yakni pesisir, kota dan pedalaman terhadap dimensi realiability menunjukan
bahwa kepuasan dari 180 pasien puskesmas di tiga wilayah yakni pesisir, kota dan
pedalaman terhadap dimensi realiability menunjukan bahwa kepuasan pasien
puskesmas di daerah pesisir adalah 90,33.%, daerah pedalaman 76,67 % dan daerah
perkotaan 90%. Dengan demikian maka tingkat kepuasan di daerah kota lebih tinggi
dibandingkan dengan wilayah pedalaman dan pesisir, dan dapat dikatakan bahwa
pasien menganggap bahwa puskesmas di daerah perkotaan dan pesisir dapat
diandalkan dalam memberikan pelayanan yang akurat, tepat waktu dan terpercaya

3
pelayanan. Jika dibandingkan dengan wilayah pedalaman yang tingkat kepuasan
pasiennya lebih rendah, hal ini dapat terjadi karena wilayh pedalaman yang sangat
jauh dari pusat pemerintahan daerah sehingga sulit terkontrol, kurangnya perhatian
dari pimpinan puskesmas serta kurangnya kesadaran dari petugas puskesmas.
b. Responsiveness (daya tanggap)
Keinginan atau kesediaan pemberi pelayanan untuk memberikan pelayanan tepat
waktu. Parasuraman (Jasfar, 2009) menyatakan bahwa responsiveness (daya
tanggap), yaitu kemauan atau keinginan para karyawan untuk membantu dan
memberikan jasa yang dibutuhkan konsumen. Membiarkan konsumen menunggu,
terutama tanpa alasan yang jelas akan menimbulkan kesan negative yang tidak
seharusnya terjadi. Kecuali apabila kesalahan ini ditanggapi dengan cepat, maka bisa
menjadi sesuatu yang berkesan dan menjadi pengalaman yang menyenangkan.
Zeithaml dan Bitner (Jasfar, 2009) menyatakan bahwa daya tanggap (responsiveness)
meliputi: dapat diakses, tidak lama menunggu, bersedia mendengarkan keluh kesah
pasien.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa kepuasan dari 180 pasien puskesmas di
tiga wilayah yakni pesisir, kota dan pedalaman terhadap dimensi kepuasan
responsiveness menunjukan bahwa tingkat kepuasan pasien puskesmas di daerah
pesisir adalah 95.% , daerah pedalaman 83,33 % dan daerah perkotaan 83,33%.
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa responden merasa bahwa puskesmas
di daerah pesisir telah membeikan pelayanan yang memuaskan dalam hal kecepatan
pelayanan, dan mau mendengar keluh kesan pasien jika dibandingkan dengan
puskesmas di daerah pedalaman dan perkotaan. Sedangkan di daerah perkotaan
memiliki banyak pasien yang harus dilayani setiap harinya oleh karena itu kejadian
pengantrian pasien yang panjang tidak dapat terhindarkan, sehingga mempengaruhi
penilaian pasien, namun untuk daerah pedalaman yang jumlah pasiennya tidak
sebanyak daerah perkotaan dan pesisir, adanya ketidak puasan responden dapat
terjadi karena proses pelayanan kesehatan yang lebih lamban daripada di daerah
pesisir dan perkotaan, mungkin terjadi karena kurangnya tenaga kesehatan.
c. Assurance (jaminan)

4
Yaitu pengetahuan, kesopan santunan dan kemampuan para pegawai rumah sakit
menumbuhkan rasa percaya para pasien. Hal ini meliputi beberapa komponen antara
lain komunikasi (communication), kredibilitas (credibility), keamanan (security),
kompetensi (competence), dan sopan santun (courtesy). Dari hasil penelitian
menunjukan bahwa tingkat kepuasan dari 180 pasien puskesmas di tiga wilayah yakni
pesisir, kota dan pedalaman terhadap dimensi assurance menunjukan bahwa pegawai
tingkat kepuasan pasien puskesmas di daerah pesisir adalah 95.% , daerah pedalaman
100 % dan daerah perkotaan 100,%. Dengan demikian maka tingkat kepuasan di
daerah pedalaman dan perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah pesisir.
tingkat kepuasan pasien pada dimensi ini telah sangat baik, yang artinya pasien
memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kredibilitas dan kompetensi
tenaga kesehatan di puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan.
d. Empathy (Perhatian)
Yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang
diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan pasien.
Dimana suatu puskesmas diharapkan memiliki pengetahuan dan pengertian tentang
pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi
pasien.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kepuasan dari 180 pasien
puskesmas di tiga wilayah yakni pesisir, kota dan pedalaman terhadap dimensi
empathy menunjukan bahwa pegawai tingkat kepuasan pasien puskesmas di daerah
pesisir adalah 98.33% , daerah pedalaman 95 % dan daerah perkotaan 95,%. Dengan
demikian maka tingkat kepuasan di daerah pesisir lebih tinggi dibandingkan dengan
wilayah perkotaan dan pedalaman. Tingkat kepuasan pasien pada dimensi ini
sangatlah baik, yang artinya pasien menganggap bahwa puskesmas telah memberikan
perhatian yang tulus kepada pasien dan memahami keinginan pasien dalam
memperoleh pelayanan kesehatan.
e. Tangibels (bukti langsung)
Yaitu kemampuan puskesmas menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal.
Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik puskesmas yang dapat
diandalkan keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata dari pelayanan

5
yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas fisik contoh gedung,
gudang, perlengkapan dan tehnologi kedokteran yang digunakan serta penampilan
pegawainya.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat kepuasan dari 180 pasien
puskesmas di tiga wilayah yakni pesisir, kota dan pedalaman terhadap dimensi
tangibility menunjukan bahwa pegawai tingkat kepuasan pasien puskesmas di daerah
pesisir adalah 100% , daerah pedalaman 90 % dan daerah perkotaan 91,67%. Dengan
demikian maka tingkat kepuasan di daerah pesisir lebih tinggi dibandingkan dengan
wilayah perkotaan dan pedalaman.
Hal ini menggambarkan bahwa responden menganggap fasilitas yang dimiliki
oleh puskesmas telah memenuhi expectasi pasien dalam memperoleh pelayanan
kesehatan, terutama di daerah pesisir yang tingkat kepuasan responden yang
mencapai 100%.

B. Pelaksaan Pelayanan Kesehatan Dalam Program Pemberian Tablet Zat Besi Pada
Ibu Hamil
Di wilayah kerja puskesmas Tambang petugas kesehatan sangat berperan dalam
kesehatan ibu hamil, dengan menjalankan program Gizi yang diantaranya tentang
pemberian tablet Fe, jadi apabila bidan desa mampu memberikan penyuluhan gizi,
khususnya tentang manfaat tablet besi dan kesehatan ibu hamil. Tenaga kesehatan perlu
menjelaskan bahwa rasa mual yang mungkin muncul sebagai akibat efek samping obat
tablet besi umumnya bersifat ringan dan berangsur angsur berkurang seiring dengan
pertambahan waktu.
Dalam penelitian Handayani 2013, menyatakan bahwa Peran petugas kesehatan
harus mampu sebagai komunikator, petugas seharusnya memberikan informasi secara
jelas kepada pasien. Pemberian informasi sangat diperlukan karena komunikasi
diperlukan untuk mengkondisikan faktor kurangnya pengetahuan dan sikap masyarakat
terhadap kesehatan dan penyakit, mereka berperilaku sesuai dengan nilai-nilai kesehatan.
Untuk itu diperlukan komunikasi yang efektif dari petugas kesehatan. Dalam penanganan
anemia kehamilan, petugas harus bersikap ramah, sopan pada setiap kunjungan. Harus
bisa juga sebagai motivator, mendengarkan keluhan yang disampaikan ibu dengan penuh

6
minat dan yang perlu diingat adalah semua ibu memerlukan dukungan moril selama
kehamilannya.
Sasaran dan dosis pemberian tablet Fe di wilayah kerja puskesmas Tambang
adalah semua ibu hamil dan dosis nya 1 tablet sehari selama kehamilan dan minimal
dikonsumsi 90 tablet selama kehamilan. Perencanaan kebutuhan tablet Fe di wilayah
kerja puskesmas Tambang melalui dua hal pertama menentukan jumlah sasaran ibu hamil
di wilayah kerja puskesmas. Kedua mengajukan permintaan tablet tambah darah ke dinas
kesehatan.
Peran petugas kesehatan, sangat mempengaruhi ibu mengkonsumsi tablet Fe, ada
beberapa persiapan yang harus dilakukan oleh petugas kesehatan untuk menjalankan
program pemberian tablet Fe kepada ibu hamil diantaranya penyuluhan dan konseling,
pencatatan dan pelaporan kegiatan, mendata ibu hamil yang menerima dan yang
meminum tablet Fe, melakukan kunjungan kerumah – rumah pasien ibu hamil.

C. Optimalisasi Pelaksaan Pelayanan Klinik Hyperkes Oleh Tim PT Rumah Sakit


Bakti Di Wilayah Pertambangan
Optimalisasi adalah proses pencarian solusi yang terbaik, tidak selalu
keuntungan yang paling tinggi yang bisa dicapai jika tujuan pengoptimalan adalah
memaksimumkan keuntungan, atau tidak selalu biaya yang paling kecil yang bisa ditekan
jika tujuan pengoptimalan adalah meminimumkan biaya.
Ada tiga elemen permasalahan optimalisasi yang harus diidentifikasi, yaitu
tujuan, alternatif keputusan, dan sumberdaya yang dibatasi.
a. Tujuan
Bisa berbentuk maksimisasi atau minimisasi. Bentuk maksimisasi
digunakan jika tujuan pengoptimalan berhubungan dengan keuntungan,
penerimaan, dan sejenisnya. Bentuk minimisasi akan dipilih jika tujuan
pengoptimalan berhubungan dengan biaya, waktu, jarak, dan sejenisnya.
Penentuan tujuan harus memperhatikan apa yang diminimumkan atau
maksimumkan.

7
b. Alternatif Keputusan
Pengambilan keputusan dihadapkan pada beberapa pilihan untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Alternatif keputusan yang tersedia tentunya
alternatif yang menggunakan sumberdaya terbatas yang dimiliki pengambil
keputusan. Alternatif keputusan merupakan aktivitas atau kegiatan yang
dilakukan untuk mencapai tujuan.
c. Sumberdaya yang dibatasi
Sumberdaya merupakan pengorbanan yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Ketersediaan sumberdaya ini terbatas.
Keterlibatan ini yang mengakibatkan dibutuhkanya proses optimalisasi.

Klinik Hiperkes mempunyai kegiatan pelayanan kesehatan kepada


karyawan PT TIMAH Tbk yaitu:

1. Penyuluhan kesehatan (DM, hipertensi, PAK Penyuluhan)


Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pemberian informasi kesehatan tentang
penyakit akibat kerja agar karyawan dapat menghindari dan berperilaku hidup sehat.
Materi penyuluhan tentang penyakit akibat kerja dan penyakit tidak menular seperti
DM dan hipertensi. Kegiatan penyuluhan dilakukan setiap bulan secara bergiliran di
enam kerja Klinik Hiperkes.
2. Seminar kesehatan deteksi dini kanker serviks dan vaksinasi Seminar
Seminar deteksi dini kanker serviks pada wanita untuk menemukan secara dini
mungkin gejala kanker serviks sehingga perawatannya lebih mudah ditangani.
Kegiatan seminat ini dilakukan setiap bulan secara bergiliran di enam kerja Klinik
Hiperkes. Kegiatan seminar yang pernah dilakukan oleh Departemen Health, Safety,
Environment (GA HSE) sebanyak dua kali dalam setahun. Kegiatan penyuluhan
bertema Pola Hidup Sehat & kaitannya dengan Hepatitis A yang disampaikan kepada
karyawan ATEJA.
3. Penempelan pamflet
Penempelan pamflet kesehatan di area area strategis dan papan pengumuman,
Poster K3 terpasang di ruang kerja dengan tujuan sebagai peringatan dan sebagai
motivasi bagi karyawan untuk mempertimbangkan dan mengutamakan kesehatan dan

8
keselamatan kerja ketika bekerja. Papan informasi dipasang dengan tujuan untuk
memberikan informasi baik kepada karyawan maupun kepada visitor. Papan
informasi dipasang di halaman depan dengan harapan mudah dilihat karyawan karena
diletakkan di jalur masuk ke enam wilayah kerja Klinik Hiperkes. Kegiatan
Penempelan pamflet kesehatan dipantau setiap bulan untuk mengetahui dan
melaporkan apabila ada yang rusak atau menempelkan informasi baru tentang K3 di
dinding papan pengumuman.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mutu pelayanan kesehatan adalah tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan
dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien, semakin tinggi tingkat kepuasan
pasien maka makin baik pula mutu dari pelayanan kesehatan tersebut.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang didapat mengenai hasil kajian tingkat pelayanan kesehatan,
maka saran yang dapat diberikan yaitu Ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan kelak
disesuaikan dengan jumlah penduduk dan luas wilayah yang ada. Semakin banyak jumlah
penduduk maka ketersediaan semakin banyak pula. Lokasi pelayanan kesehatan juga
perlu disesuaikan dengan luas wilayah, agar seluruh masyarakat di wilayah kerja
pelayanan kesehatan tersebut dapat menjangkau dan termasuk dalam radius pelayanan.

10
DAFTAR PUSTAKA
(Perdana et al., 2013)
(Hamil et al., 2017)
(Romilado, 2019)

11

Anda mungkin juga menyukai