ABSTRACT
Quality service can be said if you have to give satisfaction to the patient. Patient satisfaction
is a level which compares results - results that perceived product or in conjunction with one's
expectations. Patient satisfaction in the health center is influenced by several factors as
follows: patients receiving care, physician services, care stewardship.In research conducted
Reflita (2010) in the regencies Koto Baru Darmasraya clinic stated that more than half of
theKoto Baru less satisfied with service provided by the health center. For that effort is
expected from the leader in Koto Baru clinic to improve quality of care by fostering health
workers so as to satisfy the patient.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, serta
bimbinganya,sehingga penulis dapat menyelesaikan sebuah makalah mengenai “Pengaruh
Kualitas Pelayanan Puskesmas Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien”.
Dan tidak lupa,penulis menyampaikan ucapan terima kasih Kepada Ibu Ns.Fitra
Yeni,S.Kep,MA yang telah membimbing penulis dalam melakukan proses
pembelajaran.Dalam makalah ini di sajikan mengenai hal yang berhubungan dengan
pelayanan puskesmas terhadap tingkat kepuasan pasien.
Akhir kata ,tiada gading yang tak retak. Demikian pula dengan makalah ini, masih
jauh dari sempurna.Oleh karena itu,saran dan kritik yang membangun,tetap penulis nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Padang, September 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Judul
Kata Pengantar………………………………................................ i
Abstrak............................................................................................. ii
DaftarIsi…………………………………………………………... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang……………………………………………….. 1
1.2 Rumusan masalah …………………………………………… 2
1.3 Tujuan………………………………………………………... 2
1.4 Manfaat……………………………………………………… 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian puskesmas ………………………………………. 4
2.2 Menajemen puskesmas ……………………………………… 4
2.3 Pengertian kepuasan ……………………………………….... 6
2.4 Pengertian jasa......................................................................... 8
2.5 Globalisasi pelayanan kesehatan............................................... 9
2.6 Pentingnya upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan
di puskesmas............................................................................. 9
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Hasil penelitian............................................................................ 10
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan…………………………………………………….. 12
4.2 Saran……………………………………………………............ 12
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Akan tetapi ,pada umumnya pelayanan puskesmas saat ini tidak sesuai
denganfungsinya yaitu memberikan pelayanan yang berkualitas pada pasiennya ,apa yang
diharapkan oleh pasien ,atau dapat dikatakan kurang memuaskan hati pasiennya.Padahal
kesehatan merupakan kebutuhan utama setiap manusia.Dikaitkan dengan berbagai
bidang ,banyak masyarakat tidak mau berobat ke puskesmas dengan berbagai alasan baik dai
segi ekonomi,finansial maupun lokasi.Untuk itu penulis tertarik untuk membahas tentang
pengaruh kualitas pelayanan puskesmas terhadap tingkat kepuasan pasien,Karena hal ini
sangat penting di bahas untuk mendapatkan faktor apa yang mempengaruhi hal tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas ,maka yang menjadi pusat perhatian ialah
“Bagaimana pengaruh kualitas pelayanan puskesmas terhadap kepuasan pasien?”
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dalam penulisan ini adalah :
1. Menambah pengetahuan tentang pengaruh kualitas pelayanan puskesmas terhadap tingkat
kepuasan pasien.
2. Untuk Mengetahui bagaimana pengaruh kualitas pelayanan puskesmas terhadap tingkat
kepuasaan pasien.
3. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan.
4. Mengetahui pelayanan seperti apa yang diharapkan pasien di puskesmas.
5. Mengetahaui factor factor yang mempengaruhi tingkat kepuasan pasien di puskesmas
1.4 Manfaat
1. Diharapkan dapat menambah pengetahuan serta mempelajari masalah yang berhubungan
dengan kualitas pelayanan puskesmas terhadap tingkat kepuasan pasien di puskesas
2. Diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang lebih baik dalam menangani pasien.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya
dalam bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 1991). Dengan kata lain puskesmas mempunyai
wewenang dan tanggungjawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.
Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 puskesmas merupakan Unit
Pelayanan Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja .
2.2 Manajemen Puskesmas
2.2.1 Perencanaan Puskesmas
Arah perencanaan puskesmas adalah mewujudkan kecamatan sehat 2010. Dalam
perencanaan puskesmas hendaknya melibatkan masyarakat sejak awal sesuai kondisi
kemampuan masyarakat di wilayah kecamatan.Pada dasarnya ada 3 langkah penting dalam
penyusunan perencanaan yaitu : (a) identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan
lingkungan serta fasilitas pelayanan kesehatan tentang cakupan dan mutu pelayanan, (b)
identifikasi potensi sumber daya masyarakat dan provider, dan (c) menetapkan kegiatan-
kegiatan untuk menyelesaikan masalah.
Hasil perencanaan puskesmas adalah Rencana Usulan Kegiatan (RUK) tahun yang akan
datang setelah dibahas bersama dengan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Setelah mendapat
kejelasan dana alokasi kegiatan yang tersedia selanjutnya puskesmas membuat Rencana
Pelaksanaan Kegiatan (RPK). Proses perencanaan dapat menggunakan instrumen Perencanaan
Tingkat Puskesmas (PTP) yang telah disesuaikan dengan kondisi setempat atau dapat
memanfaatkan instrument lainnya.
2.2.2 Penggerakkan Pelaksanaan
Puskesmas melaksanakan serangkaian kegiatan yang merupakan penjabaran lebih rinci dari
rencana pelaksanaan kegiatan. Penyelenggaraan penggerakan pelaksanaan puskesmas melalui
instrumen lokakarya mini puskesmas yang terdiri dari :
a. Lokakarya mini bulanan adalah alat untuk penggerakan pelaksanaan kegiatan bulanan dan juga
monitoring bulanan kegiatan puskesmas dengan melibatkan lintas program intern puskesmas.
b. Lokakarya mini tribulanan dilakukan sebagai penggerakan pelaksanaan dan monitoring kegiatan
puskesmas dengan melibatkan lintas sektoral, Badan Penyantun Puskesmas atau badan sejenis
dan mitra yang lain puskesmas sebagai wujud tanggung jawab puskesmas perihal kegiatan.
2.3 Pengertian Kepuasan
Menurut Philip Kotler (2002:42) Kepuasan adalah: ”Perasaan senang atau kecewa
seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya terhadap
kinerja suatu produk dan harapan-harapannya”. Menurut Gibson, Invancovic dan Donelly
(1992:58) Kepuasan adalah sebagai suatu proses dimana individu memilih, merumuskan dan
menafsir-kan suatu rangsangan untuk memahami keadaan lingkungannya berdasarkan
pengalaman masa lalu dan rangsanganrangsangan yang diterima oleh panca indra. Sedangkan
menurut Husein Umar (2003:51) kepuasan dibagi dua macam, yaitu: kepuasan fungsional dan
kepuasan psikologikal.
Kepuasan fungsional merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu produk
yang dimanfaatkan, sedangkan kepuasan psikologikal merupakan kepuasan yang diperoleh
dari atribut yang sifatnya tidak berwujud dari produk”. Menurut M.N Nasution (2004:47)
kepuasan pelanggan yaitu: “Perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan
karena pelanggan adalah orang yang menerima hasil pekerjaan (produk) seseorang, maka
pelangganlah yang menentukan kualitas suatu produk”. Ada beberapa unsur penting dalam
kualitas yang ditetapkan pelanggan menurut M.N Nasutionn (2004), yaitu sebagai berikut:
1. Pelanggan merupakan prioritas utama organisasi.
2. Pelanggan yang harus diperhatikan merupakan pelanggan yang paling penting,.
3. Kepuasan pelanggan dijamin dengan menghasilkan prodak berkualitas tinggi dengan
perbaikan
terus menerus.
Philip Kotler (2004:45) mengatakan bahwa ada 4 metode yang dapat dipergunakan untuk
mengukur tingkat kepuasan konsumen,yaitu:
b. Belanja Siluman.
Perusahaan membayar orang untuk bertindak sebagai pembeli potensial untuk
melaporkan temuan mereka tentang kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dari pesaing
berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk tersebut.
c. Analisa kehilangan konsumen.
Metode ini dilakukan dengan cara perusahaan menghubungi para pelanggannya yang
telah berhenti membeli atau beralih untuk memperoleh informasi penyebab berhenti atau
beralihnya pelanggan tersebut.Informasi ini dapat dipakai untuk mengambil kebijakan dalam
rangka meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.
2.4 Pengertian Jasa
Jasa merupakan aktivitas, manfaat,atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Menurut
Fandy Tjiptono (2000:6) Jasa adalah setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan
oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifatintangible (Tidak berwujud
fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Produksi jasa bisa berhubungan dengan
produk fisik maupun tidak.Menurut Zulian Yamit, (2005 :21-22) Meskipun terjadi beberapa
perbedaan terhadap pengertian jasa pelayanan dan secara terus menerus perbedaan tersebut
akan mengganggu, beberapa karakteristik jasa pelayanan berikut ini akan memberikan
jawaban yang lebih mantap terhadap pengertian jasa pelayanan. Karakteristik jasa
pelayananmenurut (Zulian Yamit,2005 ) tersebut adalah:
a) Tidak dapat diraba (intangibility).Jasa adalah sesuatu yang sering kali tidak dapat disentuh
atau tidak dapat diraba. Jasa mungkin berhubungan dengan sesuatu secara fisik, seperti
pesawat udara, kursi dan meja dan peralatan makan direstoran,tempat tidur pasien di rumah
sakit. Bagaimanapun juga pada kenyataannya konsumen membeli dan memerlukan sesuatu
yang tidak dapat diraba. Hal ini banyak terdapat pada biro perjalanan atau biro travel dan
tidak terdapat pada pesawat terbang maupun kursi, meja dan peralatan makan, bukan terletak
pada tempat tidur di rumah sakit, tetapi lebih pada nilai. Oleh karena itu,jasa atau pelayanan
yang terbaik menjadi penyebab khusus yang secara alami disediakan.
b) Tidak dapat disimpan (inability to inventory). Salah satu ciri khusus dari jasa adalah tidak
dapat disimpan. Misalnya, ketika kita menginginkan jasa tukang potong rambut, maka
apabila pemotongan rambut telah dilakukan tidak dapat sebagiannya disimpan untuk besok.
Ketika kita menginap di hotel tidak dapat dilakukan untuk setengah malam dan setengahnya
dilanjutkan lagi besok, jika hal ini dila kukan konsumen tetap dihitung menginap dua hari.
c) Produksi dan Konsumsi secara bersama. Jasa adalah sesuatuyang dilakukan secara
bersama dengan produksi. Misalnya,tempat praktek dokter, restoran, pengurusan asuransi
mobil dan lain sebagainya.. Memasukinya lebih mudah.Mendirikan usaha di bidang jasa
membutuhkan investasi yang
lebih sedikit, mencari lokasi lebih mudah dan banyak tersedia,tidak membutuhkan teknologi
tinggi. Untuk kebanyakan usaha jasa hambatan untuk memasukinya lebih rendah.
d) Sangat dipengaruhi oleh faktor dari luar. Jasa sangat dipengaruhi oleh faktor dari luar
seperti: teknologi, peraturan pemerintah dan kenaikan harga energi. Sektor jasa keuangan
merupakan contoh yang paling banyak dipengaruhi oleh peraturan dan perundang-undangan
pemerintah, dan teknologi computer dengan kasus millenium bug pada abad dua satu.
Karakteristik jasa pelayanan tersebut di atas akan menentukan definisi kualitas jasa pelayanan
dan model kualitas jasa pelayanan. Mendefinisikan kualitas jasa pelayanan membutuhkan
pengetahuan.
3.1 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Reflita (2010) mengenai faktor-faktor
yang berhubungan dengan tingkat kepuasaan pasien terhadap pelayanan puskesmas, yang
dilakukan di Puskesmas Koto Baru di Kabupaten Dharmasraya menunjukan bahwa lebih dari
separoh (56,4%) pasien merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan puskesmas
tersebut,terutana pelayanan dokter dan perawat.Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
pelayanan dokter,perawat dan bagian penerimaan pasien pada puskesmas tersebut harus lebih
ditingkatkan lagi,tidak hanya pada puskesmas Koto Baru saja tapi juga puskesmas puskesmas
lannya.
Berdasakan hasil penelitian, ada hubungan yang signifikan antara dokter dan petugas
bagian penerimaan pasien dengan tingkat kepuasan pasin di puskesmas.Menurut Kuswadji
(1996) pasien yang dirawat di puskesmas menuntut mutu pelayanan ,mereka mengharapkan
yang terbaik.Mereka mengharapkan perhatian dokter atas setiap keluhannya .Pasien selalu
mngharapkan agar dokter mempunyai kemampuan teknik diagnosis yang baik, dokter
mengunjungi memeriksa sesuai janji yang telah dibuat sebelumnya dan mendengarkan
keluhan yang di sampaikan pasien(Dian,2002).
Hasil penelitian yang dilakukan Reflita (2010) sejalan dengan penelitian Mirja Alfitra
(2005) yang menyatakan adanya hubungan yang bermakna antara pelayanan dokter dengan
pasien.
Berdasarkan hasil penelitian, ada hubungan yang signifikan antara pelayanan perawat
dengan tingkat kepuasan pasien.pelayanan keperawatan yang perlu di perhatikan di
puskesmas adalah:perawat memperkenalkan diri ketika pertama kali bertemu dengan
pasien,perawat menanggapu keluhan pasien dengan cepat,perawat memberikan penjelasan
terhadap pertanyaan yang diajukan pasien,perawat melayani pasien dengan sopan dan
ramah(Reflita,2010).
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,pasien yang tidak puas dengan
pelayanan yang diberikan perawat pada puskesmas koto baru lebih tinggi pada pasien yang
menilai bahwa pelayan perawat tidak baik (66%) dibanding dengan pelayanan perawat yang
baik.Pelayanan yang banyak dikeluhkan pasien adalah keterlambatan perawat mengenai
keluhan pasien,kurangnya perhatian perwat untuk member informasi yang dibutuhkan,serta
sikap perawat yang kurang ramah(Reflita,2010).
Salah satu faktor yang signifikan yang mempengaruhi hal tersebut ialah segi
pembayaran atau dapat dikatakan finansial.Banyak warga yang kurang mampu tidak mau
datang ke puskesmas karena dokter maupun perawatnya menganggap bahwa orang yang
berobat tersebut adalah orang yang tidak memberi mereka imbalan ,dikarenakan berobat ke
puskesmas adalah pengobatan gratis dari pemerintah.Padahal sebagai tenaga kesehatan kita
seharusnya lebih mengutamakan pelayanan yang prima kepada pasien sesuai dengan kode
etik dari masing masing tenaga kesehatan
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara kualitas pelayanan puskesmas terhadap tingkat kepuasan pasien.ada Beberapa
hubungan yang signifikan dalam pelayanan di puskesmas antara lain,hubungan antara
perawat dengan pasien,hubungan antara dokter dengan pasien,dan hubungan petugas
puskesmas dengan pasian.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan puskesmas terhadap tingkat
kepuasan pasien sesuai dengan penelitian Reflita (2010) di puskesmas koto baru ialah sikap
perawat ,perhatian dlam member informasi,dan ketepatan dalam mengurus pasien.Salah satu
faktor signifikan yang mempengaruhi hal tersebut ialah segi pembayaran atau dapat
dikatakan finansial dan komunikasi.
5.2 Saran
Untuk itu diharapkan bagi tenaga kesehatan baik dokter,perawat,dan ahli kesehatan
lainnya di pukesmas maupun di layanan kesehatan lain agar memberikan pelayanan yang
terbaik bagi pasien sesuai dengan kode etik yang berlaku demi meningkatkan kualitas
pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA