PRPOSAL PENELITIAN
OLEH :
NPM : 2420192010
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 983. MENKES/ SK/
1992 mengenai pedoman rumah sakit umum dinyatakan bahwa rumah sakit umum
adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar,
spesialistik, pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan. Rumah sakit diharapkan bisa
menjadi organisasi sosial yang bergerak di bidang kesehatan dengan fungsi menyediakan
penyakit (preventif) kepada masyarakat seperti yang diharapkan oleh WHO (World
Health Organization).Menurut WHO (Fauzi, 2013 dalam Kutri et al, 2015)3 , rumah
sakit adalah keseluruhan dari organisasi dan medis, berfungsi memberikan pelayanan
kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif, dimana output
mengalami perubahan, pada awal perkembangannya, rumah sakit adalah lembaga yang
berfungsi sosial, tetapi dengan adanya rumah sakit swasta, menjadikan rumah sakit lebih
mengacu sebagai suatu industri yang bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan dengan
melakukan pengelolaan yang berdasar pada manajemen badan usaha. Seiring dengan itu,
terjadi persaingan antara sesama rumah sakit baik rumah sakit milik pemerintah maupun
rumah sakit milik swasta, semua berlomba-lomba untuk menarik konsumen agar
menggunakan jasanya.
ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan
dengan pasien/klien, keluarga dan tenaga kesehatan lain dalam proses menilai dan
menetapkan tujuan dan sasaran yang disepakati bersama dalam pengembangan mutu
pelayanan kesehatan, health care provider perlu menyadari bahwa keuntungan utama
sistem pelayanan kesehatan adalah pasien. Pasien yang puas akan selalu nyaman di
rumah sakit dalam waktu lama, selalu kembali dan merekomendasikan kepada orang
lain. 3 hal ini merupakan bagian indikator pengukuran kepuasan pasien dalam penilaian
health care provided, dengan meningkatnya pertumbuhan rumah sakit yang berbanding
lurus dengan peningkatan pengetahuan pasien tentang apa yang seharusnya didapatkan,
maka pasien membutuhkan rumah sakit yang menyediakan semua yang dibutuhkan.
Selain 3 indikator diatas, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi kepuasan pasien
pelayanan teknis, akses dan alat yang memadai. Jika semua ini berjalan baik maka akan
meningkatkan jumlah pasien dan tentu meningkatkan pendapatan rumah sakit. Vera
health care provider. Peningkatan kualitas pelayanan misalnya keamanan kontrasepsi dan
efektif. Pelayanan yang buruk dapat mengakibatkan infeksi, luka bahkan kematian.
Sofaer dan Firminger, 2005 mengidentifikasi 7 kategori penting untuk pasien antara lain:
Patien centered care, akses, kesopanan, komunikasi dan informasi, skill, efisiensi dan
fasilitas yang memadai. 7 kategori ini perlu ditingkatkan dan dibuat dalam perencanaan,
implementasi dan evaluasi untuk mencapai kualitas pelayanan sesuai standar, selain itu
hubungan yang harmonis dan leluasa dalam mengidentifikasi masalah dan memperbaiki
performance rumah sakit untuk mencapai kualitas pelayanan berbasis kepuasan pasien.
Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan salah satu lini utama sebagai jalan
masuknya pasien, untuk kemudian dilakukan triage dan diberikan pertolongan. IGD ialah
suatu instalasi, bagian dari rumah sakit yang melakukan tindakan berdasarkan triage
terhadap pasien (Musliha, 2010). Salah satu syarat perawat di instalasi gawat darurat
haruslah yang memiliki kecekatan, keterampilan, dan kesiagaan setiap saat (Hardianti,
2008), serta teliti untuk mencegah adanya kecacatan ataupun kematian pada pasien.
Dalam penanganan pasien gawat darurat di instalasi gawat darurat ada filosofinya yaitu
Time Saving is Life Saving artinya bahwa semua tindakan yang dilakukan pada saat
kondisi gawat darurat haruslah benar-benar efektif serta efisien. Hal ini dikarenakan
bahwa pasien dapat kehilangan nyawa hanya dalam hitungan menit saja. Berhenti nafas
selama 2-3 menit pada manusia dapat menyebabkan kematian yang fatal (Sutawijaya,
2009).
administrasi yang baik. Karena dalam kondisi kegawat daruratan, pasien membutuhkan
pertolongan cepat, sehingga itu administrasi merupakan aspek penting dalam hal ini
daruratan adalah pelayanan profesional yang ditujukan kepada pasien yang berada dalam
kondisi kritis serta juga memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi kecemasan
pada pasien atau keluarga. Dan juga mutu pelayanan administrasi sangat berpengaruh
sebagai berikut :
pasien
kepuasan pasien.
kepuasan pasien.
a. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi penulis
rumah sakit
Rumah sakit.
c. Bagi Kampus
Sebagai bahan kerja sama antar Rumah sakit dan kampus untuk
TINJAUAN PUSTAKA
penilaian dalam penyelenggaraan kegiatan rumah sakit untuk tujuan kesehatan. Tugas
administrasi lebih rendah dari manajemen, sementara Herman Finer justru sebaliknya.
kegiatan pelayanan kesehatan rumah sakit terhadap masyarakat agar dapat terlaksana
Kegiatan seorang staf administrasi sakit biasanya mencakup beberapa unsur penting
pelayanan yang dirasakan masyarakat. Tugas dan tanggung jawabnya pun tidak
sederhana. Bukan hanya menyangkut kondisi internal di dalam rumah sakit tetapi juga
masyarakat kecewa.
sakit secara umum. Ini akan jadi penilaian bagaimana kondisi rumah sakit
bentuk administrasi terkait kegiatan para pegawai yang ada di rumah sakit.
Belanja pegawai dan hal-hal lain terkait peningkatan sumber daya manusia di
internal rumah sakit juga membutuhkan pencatatan administrasi yang baik dan
lengkap. Evaluasi keuangan rumah sakit juga bisa dilihat dari sini.
dibedakan atas beberapa hal, yakni pasien rawat inap, pasien rawat jalan dan
Pelayanan Unit Gawat Darurat (UGD) adalah salah satu bagian di rumah sakit
yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera,
yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Setiap rumah sakit pasti memiliki
memiliki layanan UGD 24 jam dengan beberapa dokter umum yang melayaninya.
UGD 24 jam melayani kasus-kasus khususnya gawat darurat. Bagi pasien yang
1. Pendaftaran
C. Mutu Pelayanan
aspek teknik dan aspek kriteria. Ada dua jenis pendekatan, tiga macam teknik dan dua
kategori dari kriteria. Berbagai cara ini, dapat dipakai secara kombinasi satu sama
lain.
rumah sakit dan atau petugasnya dan membandingkannya dengan standar yang ada.
Sementara itu, rumah sakit sendiri dinilai dari segi bangunan fisiknya,
tersedia, dan kemampuan memberi pelayanan sesuai standar yang berlaku saat itu.
Untuk Amerika Serikat, penilaian berdasarkan pendekatan umum ini akan ditandai
Di sisi lain, dapat pula dilakukan pendekatan khusus. Dalam hal ini, hal yang
sakit. Di Amerika Serikat, hal ini dilakukan komite medik di rumah sakit, survei
kepuasan pasien, penilaian malpraktek dan penilaian dari organisasi profesi medik.
proses dan hasil. Komponen struktur, menilai keadaaan fasilitas yang ada, keadaan
bangunan fisik, struktur organisasi, kualifikasi staf rumah sakit, dan lain-lain.
Komponen proses menilai apa yang terjadi antara pemberi pelayanan dengan
Aspek kriteria dapat dibagi mejadi kriteria yang eksplisit dan implisit. Kriteria
eksplisit adalah kriteria yang nyata tertulis. Misalnya, bila ada aturan bahwa setiap
dokter harus menulis nama terang setiap selesai menulis status, maka dalam proses
penilaian akan dilihat tercantum tidaknya nama terang itu dalam rekam medik.
Kriteria implisit adalah kriteria yang tidak tertulisa yang ada di dalam benak anggota
tim penilai.
butuhkan. Dalam hal ini akan di tentukan oleh profesi layanan kesehatan dan sekaligus di
inginkan baik oleh pasien atupun masyarakatnya. Pelayanan kesehatan di tentukan oleh
pelayanan kesehatan untuk mengukur mutu pelayanan kesehatan yang dikenal model
SERVQUAL (service quality), teori ini digunakan sebagai landasan konsep penelitian
bagi pasien.
2. Dimensi Keterjangkauan, yaitu layanan kesehatan ini harus dapat di capai oleh
dan bahasa.
6. Dimensi Keamanan, yaitu pelayanan kesehatan ituharus aman, baik bagi pasien,
E. Kepuasan Pasien
tehadap kinerja pelayanan yang telah memenuhi harapan (Gerson, 2004). Kepuasan
adalah perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah membandingkan antara
persepsi terhadap kinerja atau hasil suatu produk atau jasa dan harapan-harapan
(Kotler,2007).
dirasakan, oleh karena itu prilaku konsumen dapat juga diartikan sebagai model
Kepuasan pasien merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih
timbul apabila evaluasi yang diharapkan menunjukkan bahwa alternatif yang diambil
seseorang setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang dia rasakan dibanding
dengan harapannya. Menurut Gerson (2004), kepuasan pasien adalah persepsi pasien
(2005), kepuasan pasien didefinisikan sebagai evaluasi paska konsumsi bahwa suatu
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Tapi walaupun 10 subyektif tetap ada
dasar obyektifnya, artinya walaupun penilaian itu 10 dilandasi oleh pengalaman masa
lalu, pendidikan, situasi psikis waktu itu dan pengaruh lingkungan waktu itu, tetapi
tetap akan didasari oleh kebenaran dan kenyataan obyektif yang ada. Kepuasan pasien
akan terpenuhi apabila proses penyampaian jasa dari pembeli jasa kepada pasien
sesuai dengan apa yang dipersepsikan pelanggan. Persepsi ini dipengaruhi oleh faktor
pelanggan dan pemberi jasa, ada lima kesenjangan dalam kualitas jasa
(Hafizurrachman, 2004) :
kepada konsumen.
e. Kesenjangan antara jasa yang diharapkan dan jasa aktual yang diterima
konsumen.
kepuasan pasien merupakan nilai subyektif pasien terhadap pelayanan yang diberikan
Pasien akan merasa puas jika pelayanan yang diberikan sesuai harapan pasien atau
pelayanan kesehatan, health care provider perlu menyadari bahwa keuntungan utama
sistem pelayanan kesehatan adalah pasien. Pasien yang puas akan selalu nyaman di
rumah sakit dalam waktu lama, selalu kembali dan merekomendasikan kepada orang
lain. 3 hal ini merupakan bagian indikator pengukuran kepuasan pasien dalam
penilaian health care provided, dengan meningkatnya pertumbuhan rumah sakit yang
housekeeping, pelayanan teknis, akses dan alat yang memadai. Jika semua ini berjalan
baik maka akan meningkatkan jumlah pasien dan tentu meningkatkan pendapatan
1. Perilaku staf
paramedical staff dan support staff, serta pertemuan dan interaksi secara intensif
lama antara dokter dan pasien meningkatkan kepuasan pasien, selain itu skills
perawat, paramedical staff dan support staff juga berperan penting dalam
kembali ke rumah sakit ini? Ada hubungan yang kuat antara lingkungan rumah
sakit dan kepuasan pasien sehingga rumah sakit perlu menyediakan fasilitas
yang memadai, lingkungan yang asri, dan ruang tunggu, ruang pasien, ruang
3. Pelayanan diagnosis
dijelaskan sebagai gambaran pelayanan yang diterima dan hasil dari perlakuan
4. Makanan
tersedia penyedia jasa makanan yang dapat bekerja sama dengan rumah sakit.
Banyak pasien membenci makanan rumah sakit karna diet sehingga managemen
diet.
5. Kebersihan
kualitas rumah sakit, kebersihan yang dimaksud bukan hanya didalam ruangan
namun diluar ruangan, hygiene, teknik mencuci tangan dan lain-lain. Pasien dan
staff perlu menyadari akan pentingnya kebersihan diri dan lingkungan rumah
sakit, hal ini akan meningkatkan kepuasan pasien dan meningkatkan kualitas
Dimensi kepuasan yang dirasakan seseorang sangat bervariasi sekali, namun secara
umum dimensi dari kepuasan sebagaimana yang didefinisikan diatas mencakup hal-
profesi.
pasien apabila pelayanan yang diberikan mengikuti standart serta kode etik
yang disepakati dalam suatu profesi, atau dengan kata lain yaitu bila suatu
pelayanan kesehatan yang diberikan telah mengacu pada standar yang telah
(safety).
b. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan pelayanan
kesehatan
yang berkaitannya dengan ekspektasi. Jika kinerja produk tersebut tidak memenuhi
ekspektasi, pelanggan tersebut tidak puas dan kecewa. Jika kinerja produk sesuai
sakit.
layanan). Kelima dimensi mutu pelayanan ini merupakan konsep dari Service
kepuasan pasien. Mutu pelayanan kesehatan yang baik dapat menimbulkan rasa
puas pada diri setiap pasien. Kepuasan pelanggan yang rendah akan berdampak
Gawat Darurat, karena sebelumnya telah ada penelitian yang membahas hal
terkait adalah:
variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu variabel bukti fisik (tangibles),
Lubuk basung. Populasi dalam penelitian ini adalah Pasien pengguna BPJS
responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara
kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sebagai sampel bila orang yang
ditemui cocok sebagai sumber data. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 100
orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
kusioner yang disusun dengan menggunakan skala likert yang skor nya 1-5. Untuk
memastikan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat
ukur yang dapat dipercaya, maka harus dilakukan uji validitas, dan uji reliabilitas.
Agam dilakukan analisis deskriptif, dan analisis induktif. Analisis induktif yaitu
Regresi Berganda. Data Uji Hipotesis Digunakan Uji F, Uji T, Dan Uji Koefisien
Determinasi (R 2 ).
di Instalasi Gawat Darurat RSUD Sumedang dengan hasil uji secara rinci sebagai ;
Rawat nap di Rumah Sakit Pelabuhan Medan (Prima Husada Cipta) Tahun 2017.
pendekatan cross sectional. Populasi dalam studi telaahan ini adalah seluruh pasien
pelayanan keperawatan di Ruangan IGD RSUD Dr. Slamet Garut. Adapun sampel
“ya” yang diberikan oleh responden pada tiap-tiap bagian yang ada di dalam
instrument dimana populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien, sedangkan
1, Februari 2021 Latifah1 , dengan jumlah sampel sebanyak 99 orang. Analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat dan analisis
bivariat.
Table 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama dan judul Metode Hasil penelitian Persamaan Perbedaan
, jaminan Tanggap
empati Jaminan
(emphaty) (Assurance)
Kesehatan di
RSUD Lubuk
Basung Kabupaten
pihak RSUD
Lubuk Basung
meningkatkan
semua aspek
kualitas pelayanan
secara bersama-
meningkatkan
kepuasan pasien
pengguna BPJS
Kesehatan RSUD
Bukti fisik
(Tangibles)
berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
kepuasan pasien
pengguna BPJS
Kesehatan di
RSUD Lubuk
Basung Kabupaten
Agam. Dapat
diartikan bahwa
wujud fisik
menjadi penting
sebagai ukuran
dari pelayanan.
Karena dengan
pasien menjadi
Kehandalan
(reliability)
berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
kepuasan pasien
pengguna BPJS
Kesehatan di
RSUD Lubuk
Basung Kabupaten
dapat diartikan
bahwa pelayanan
RSUD Lubuk
Basung pada
dimensi
kehandalan perlu
ditingkatkan lagi
bahwa petugas
administras RSUD
Lubuk Basung
dapat dihandlkan,
(Responsivenes)
berpengaruh
positif dan
signifikan terhadap
kepuasan pasien
pengguna BPJS
Kesehatan di
RSUD Lubuk
Basung Kabupaten
dapat diartikan
apabila
peningkatan
terhadap variabel
ketanggapan
(Responsivenes)
ditingkatkan maka
tingkat kepuasan
pelanggan akan
meningkat, (5)
Variabel Jaminan
(Assurance) tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
kepuasan pasien
pengguna BPJS
Kesehatan di
RSUD Lubuk
Basung Kabupaten
dapat diartikan
bahwa kepuasan
diberikan oleh
petugas
administrasi
RSUD Lubuk
Basung belum
mampu membuat
pasien pengguna
BPJS Kesehatan
RSUD Lubuk
mementingkan
aspek lainnya,
yang bertujuan
agar kepuasan
pasien dapat lebih
Variabel Empati
(Emphaty) tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
kepuasan pasien
pengguna BPJS
Kesehatan di
RSUD Lubuk
Basung Kabupaten
dapat diartikan
bahwa kepuasan
diberikan oleh
petugas
administrasi
RSUD Lubuk
Basung belum
mampu membuat
pasien pengguna
BPJS Kesehatan
mementingkan
aspek lainnya,
yang bertujuan
agar kepuasan
terjaga.
Ani Septiani, penelitian Ini Hasil penelitian Persamaan Peneliti
DARURAT Responsiveness
kepuasan secara
umum Instalasi
Gawat Darurat
RSUD Kabupaten
Sumedang.
Sedangkan dari
kelima dimensi
tersebut terbukti
variabel tangible
adalah variabel
yang paling
berpengaruh
terhadap kepuasan
secara keseluruhan
atas pelayanan
yang diberikan di
IGD RSUD
Kabupaten
Sumedang
EKA MASI Jenis penelitian hasil penelitian Sama-sama Peneliti
Pelabuhan (reliability)
Pelabuhan Medan
(Prima Husada
Cipta).
2. Dari hasil
analisis multivariat
terdapat pengaruh
antara dimensi
keandalan
(reliability), dan
kepedulian
(emphaty) dengan
kepuasan pasien.
3. Hasil penelitian
menunjukkan
variabel
kepedulian
(emphaty)
memiliki pengaruh
paling besar
terhadap kepuasan
dengan nilai
koefisien regresi
(B) = 0,533.
4. Tidak ada
pengaruh variabel
bukti fisik
(tangibles), daya
tanggap
(responsiveness),
dan jaminan
(assurance)
terhadap kepuasan
pasien di Rumah
Sakit Pelabuhan
Medan (Prima
Husada Cipta).
Andhika Lungguh Teknik yang hasil penelitian Sama-sama Peneliti
IGD RSUD dr. studi telaahan ini IGD RSU Dr. membahas
pernah pelayanan
berkunjung keperawatan
penelitian menyatakan
dengan pelayanan
menggunakan keperawatan
responden. pelayanan
keperawatan di
FAKTOR YANG akan diteliti, besar baik sebesar pasien dan yang
hubungan antara
mutu pelayanan
kesehatan dengan
kepuasan pasien
peserta jaminan
kesehatan
(Etilidawati &
Handayani, 2017).
Kepuasan Pasien UGD di Rumah Sakit Toto Kabila, digambarkan dalam kerangka konsep
berikut :
Mutu Pelayanan:
1. Bukti fisik Kepuasan Pasien
terhadap pelayanan
2. Keandalan Administrasi
dirumah sakit toto
3. Daya tanggap kabila
2.4. Hipotesa penelitian
4. Jaminan
Berdasarkan permasalahan, tujuan penelitian, dan kerangka konsep, maka hipotesa
penelitian terdapat pengaruh (bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan, kepedulian)
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian ini yaitu Penelitian Deskriptif, Penelitian deskriptif adalah salah satu
sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau
kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan
menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang
Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia,
suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistempemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penelitian
data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya mempergunakan aspek pengukuran,
Penelitian ini mengambil lokasi di RSUD Toto Kabila Kabupaten Bone Bolango,
dengan karena :
diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien di Unit Gawat Darurat RSUD Toto
Kabila. Sampel dalam penelitian sebanyak 40 orang. Metode penentuan besarnya sampel
n= N
N (d2) + 1
n= 40
40 (0,01) + 1
= 28,57
Keterangan :
N = Total populasi
n = Besar sampel
kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan,
ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstruk (Azwar,
2007:74). Pada penelitian ini, definisi operasional dari variabel-variabel yang diukur dapat
rendahnya respon atau perasaan (senang atau kecewa) pasien yang diperoleh setelah
kinerja atau hasil yang dirasakan dengan kebutuhan dan harapan pasien.
rendahnya pelayanan kesehatan yang diberikan oleh tenaga medis, paramedis, dan
Indikator Kepuasan Pasien : Perilaku Staf, Lingkungan Rumah Sakit, Pelayanan Diagnosis,
Makanan, Kebersihan.
Kepedulian.
1. Observasi
2. Kuisioner
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhana.
NPM : 2420192010
Soal Mid
1. Kemukakan Judul Proposal
2. Apa yang menjadi alasan anda mengambil judul tersebut
3. Kemukakan Research Gap
4. Kemukakan Tujuan Penelitian
5. Kemukakan Manfaat Penelitian
6. Kemukakan Grand Teori, Midle Teori dan Teori Operasional yang di Gunakan
7. Gambarkan Kerangka Konsep/Kerangka Pikir Penelitian
8. Apa yang menjadi Objek dan Subjek Penelitian
9. Anda Menggunakan Jenis dan Pendekatan Penelitian apa
10. Bagaimana metode pengumpulan data yang digunakan
11. Metode Analisis apa yang digunakan
Jawaban
4. Tujuan Penelitian
- Untuk mengetahui pengaruh mutu pelayanan kesehatan administrasi di UGD
terhadap kepuasan pasien.
- Untuk menjelaskan faktor-faktor mutu pelayanan administrasi yang
mempengaruhi kepuasan pasien.
5. Manfaat Penelitian
2. Manfaat teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapa bermanfaat yaitu:
c. Memberikan sumbangan pemikiran bagi Instansi terkait (Rumah Sakit) dalam
hal permasalahan yang dikemukakan
d. Sebagai pijakan atau referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan masalah yang dikemukakan.
3. Manfaat praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
d. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan dan pengalaman langsung tentang cara
meningkatkan tingkat kepuasan pasien melalui peningkatan mutu pelayanan di
rumah sakit
e. Bagi Instansi (Rumah Sakit)
Sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan mutu pelayanan di
Rumah sakit.
f. Bagi Kampus
Sebagai bahan kerja sama antar Rumah sakit dan kampus untuk
dijadikan tempat atau lokasi penelitian.
Mutu Pelayanan:
1. Bukti fisik Kepuasan Pasien
2. Keandalan terhadap pelayanan
3. Daya tanggap Administrasi
4. Jaminan dirumah sakit toto
5. Kepedulian kabila
8. Objek Penelitian : Kepuasan Pasien dan Mutu Pelayanan
9. Jenis Penelitian ini yaitu Penelitian Deskriptif, Penelitian deskriptif adalah salah satu
sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau
kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan
4. Observasi
5. Kuisioner
6. Dokumentasi
11. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhana.