BAB III
GAMBARAN UMUM
Standar pada bab ini dikelompokan dengan menggunakan hieraki kepemimpinan sebagai
berikut:
PEMILIK
rumah sakit dapat didirikan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau swasta. Rumah
sakit yang didirikan oleh swasta harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya hanya
bergerak di bidang perumahsakitan;
berdasar atas pengelolaannya rumah sakit dapat dibagi menjadi rumah Sakit publik dan
rumah sakit privat. Rumah sakit publik dapat dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
badan hukum yang bersifat nirlaba;
rumah sakit privat dapat dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk
Perseroan Terbatas atau Persero;
pemilik rumah sakit dapat membentuk Dewan Pengawas Rumah Sakit, yaitu merupakan
suatu unit nonstruktural yang bersifat independen dan bertanggung jawab kepada pemilik rumah
sakit;
pemilik rumah sakit tidak dapat menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit.
Pemilik yang dimaksud dalam standar ini adalah pemilik rumah sakit dan badan representasi
yang mewakili pemilik dan sesuai dengan bentuk badan hukum kepemilikan rumah sakit
tersebut.
rumah sakit yang dimiliki oleh yayasan maka representasi pemilik adalah pengurus
yayasan;
rumah sakit yang dimiliki oleh perkumpulan maka representasi pemilik adalah pengurus
perkumpulan;
rumah sakit berbadan hukum perseroan terbatas (PT) maka representasi pemilik adalah
direksi PT;
rumah sakit pemerintah yang sudah menjadi badan layanan umum dapat menunjuk
dewan pengawas sebagai representasi pemilik;
rumah sakit pemerintah yang belum menjadi badan layanan umum maka ketentuan siapa
yang dapat menjadi representasi pemilik diserahkan kepada pemilik rumah sakit untuk
menetapkannya.
Organisasi, kewenangan, serta akuntabilitas dan representasi pemilik diatur di dalam standar ini.
Untuk melaksanakan kegiatan operasional rumah sakit sehari-hari maka pemilik rumah
sakit menetapkan Direktur Rumah Sakit. Nama jabatan direktur rumah sakit adalah Kepala
Rumah Sakit atau Direktur Utama Rumah Sakit, atau Direktur Rumah Sakit. Bila direktur rumah
sakit diberi nama jabatan Direktur Utama Rumah Sakit, dapat dibantu dengan direktur dan bila
nama jabatan direktur rumah sakit disebut Direktur maka dapat dibantu dengan Wakil Direktur,
sedangkan kelompok tersebut disebut Direksi.
Rumah sakit agar menetapkan tanggung jawab dan tugas direktur utama dan para
direktur/wakil direktur secara tertulis. Dalam standar ini jabatan kepala rumah sakit untuk
selanjutnya disebut Direktur Rumah Sakit
Dengan demikian, dalam standar ini pimpinan unsur pelayanan medis diberi nama kepala
bidang/divisi medis yang bertanggung jawab terhadap pelayanan medis rumah sakit. Pimpinan
unsur keperawatan disebut kepala bidang/divisi keperawatan yang bertanggung jawab terhadap
pelayanan keperawatan. Pimpinan unsur umum dan keuangan dapat disebut kepala bidang/divisi
umum dan keuangan. Pimpinan lainnya, yaitu semua orang lain yang ditentukan rumah sakit,
seperti ketua komite medik, ketua komite keperawatan, serta komite peningkatan mutu dan
keselamatan pasien.
Rumah sakit juga perlu menjelaskan tanggung jawab staf klinis dan pengaturan staf klinis
ini dapat secara formal sesuai dengan regulasi yang berlaku di Indonesia. Direktur rumah sakit
agar menetapkan lingkup pelayanan dan atau unit kerja yang masuk dalam pimpinan pelayanan
medis, keperawatan, penunjang medis, serta administrasi dan keuangan.
Agar pelayanan klinis dan manajemen rumah sakit sehari-hari menjadi efektif dan efisien
maka rumah sakit umumnya dibagi menjadi subkelompok yang kohesif seperti
departemen/instalasi/unit, atau jenis layanan tertentu yang berada di bawah arahan pimpinan
pelayanan yang dapat disebut Kepala unit/instalasi/ departemen, Standar ini menjelaskan
ekspektasi kepala departemen atau pelayanan tertentu. Biasanya subgrup terdiri atas :
departemen klinis seperti medis, bedah, obstetrik, anak, dan lain sebagainya;
pelayanan farmasi, baik yang tersentralisasi maupun yang terdistribusi di seluruh rumah
sakit;
Umumnya rumah sakit besar juga mempunyai manajer/kepala ruang di dalam subgrup ini.
Sebagai contoh,
perawat dapat memiliki satu manajer/kepala ruang di kamar operasi dan satu
manajer/kepala ruang di unit rawat jalan;
departemen medis dapat mempunyai manajer-manajer untuk setiap unit klinis pasien; dan
bagian bisnis rumah sakit dapat mempunyai beberapa manajer untuk fungsi bisnis yang
berbeda, di antaranya seperti untuk kontrol tempat tidur, penagihan, dan pembelian.
Akhirnya, terdapat persyaratan di bab TKRS yang bersentuhan dengan semua level di atas.
Persyaratan ini dapat ditemukan pada bab TKRS ini dan mencakup budaya keselamatan, etika,
serta pendidikan dan penelitian profesional kesehatan, apabila ada.
unit-unit yang di berada bawah bidang/divisi medis, keperawatan, dan penunjang medis
disebut unit pelayanan;
unit-unit yang berada di bawah bidang/divisi umum dan keuangan disebut unit kerja,
seperti ketatausahaan, kerumahtanggan, pelayanan hukum dan kemitraan, pemasaran,
kehumasan, pencatatan, pelaporan dan evaluasi, penelitian dan pengembangan, sumber daya
manusia, pendidikan serta pelatihan, dan lain sebagainya.
Di bawah ini adalah fokus area standar tata kelola rumah sakit.
Pemilik
Direksi
Kepala bidang/divisi
Manajemen kontrak
Unit pelayanan
Manajemen etis
Budaya keselamatan.
PEMILIK
Standar TKRS 1
Standar TKRS 1.1
Standar TKRS 2
Standar TKRS 3
Standar TKRS 4
Standar TKRS 5
MANAJEMEN KONTRAK
Standar TKRS 6
Standar TKRS 7
Standar TKRS 8
UNIT PELAYANAN
Standar TKRS 9
Standar TKRS 10
Standar TKRS 12
BUDAYA KESELAMATAN
Standar TKRS 13
Standar TKRS 13.1
BAB IV
GAMBARAN UMUM
Rumah sakit dalam kegiatannya harus menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi, dan
suportif bagi pasien, keluarga, staf, dan pengunjung. Untuk mencapai tujuan tersebut fasilitas
fisik, peralatan medis, dan peralatan lainnya harus dikelola secara efektif. Secara khusus,
manajemen harus berupaya keras
Rumah sakit agar menyusun program manajemen risiko fasilitas dan lingkungan yang mencakup
enam bidang.
1. Keselamatan dan Keamanan, Keselamatan adalah keadaan tertentu karena gedung, lantai,
halaman, dan peralatan rumah sakit tidak menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, staf, dan
pengunjung. Keamanan adalah perlindungan terhadap kehilangan, pengrusakan dan kerusakan,
atau penggunaan akses oleh mereka yang tidak berwenang.
2. Bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbahnya meliputi penanganan, penyimpanan,
dan penggunaan bahan radioaktif serta bahan berbahaya lainnya harus dikendalikan dan limbah
bahan berbahaya dibuang secara aman.
2. Sistem Proteksi Kebakaran meliputi properti dan penghuninya dilindungi dari kebakaran
dan asap.
3. Peralatan Medis meliputi peralatan dipilih, dipelihara, dan digunakan sedemikian rupa
untuk mengurangi risiko.
4. Sistem Penunjang meliputi listrik, air, dan sistem pendukung lainnya dipelihara untuk
meminimalkan risiko kegagalan pengoperasian.
Bila di rumah sakit ada tenant/penyewa lahan (seperti sebuah restauran, kantin, café, dan toko
souvenir) maka rumah sakit memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa tenant/penyewa lahan
tersebut mematuhi program manajemen dan keselamatan fasilitas sebagai berikut:
Standar MFK1
Standar MFK 2
Standar MFK 3
Standar MFK 4
Standar MFK 5
Standar MFK 6
Standar MFK.7
PERALATAN MEDIS
Standar MFK 8
Standar MFK 9
Standar MFK 10
PENDIDIKAN STAF
Standar MFK 11