DISUSUN OLEH :
A. Aborsi
Aborsi diserap dari bahasa Inggris yaitu abortion yang berasal dari bahasa latin yang berarti
pengguguran kandungan atau keguguran.1 Namun, aborsi dalam literatur fikih berasal dari
bahasa Arab al-ijhahd, ,merupakan mashdar dari ajhadha atau juga dalam istilah lain bisa
disebut dengan isqath al-haml, keduanya mempunyai arti perempuan yang melahirkan secara
paksa dalam keadaan belum sempurna penciptaanya. Secara bahasa disebut juga lahirnya
janin karena dipaksa atau dengan sendirinya sebelum waktunya. Sedangkan makna gugurnya
kandungan, menurut ahli fikih tidak keluar dari makna bahasa, diungkapkan dengan istilah
menjatuhkan (isqath), membuang (tharh), melempar (ilqaa’), dan melahirkan dalam keadaan
mati (imlaash). Sementara dalam kamus besar Bahasa Indonesia sendiri aborsi adalah
terpencarnya embrio yang tidak mungkin lagi hidup sebelum habis bulan keempat dari
kehamilan atau aborsi bisa didenfinisikan pengguran janin atau embrio setelah melebihi masa
dua bulan kehamilan.
Menjalani kehamilan itu berat, apalagi kehamilan yang tidak dikehendaki. Terlepas dari
alasan apa yang menyebabkan kehamilan, aborsi dilakukan karena terjadi kehamilan yang
tidak diinginkan. Apakah dikarenakan kontrasepsi yang gagal, perkosaan, ekonomi, jenis
kelamin atau hamil di luar nikah. Mengenai alasan aborsi, memang banyak mengundang
kontroversi. Ada yang berpendapat bahwa aborsi perlu di legalkan dan ada yang berpendapat
tidak perlu dilegalkan. Pelegalan aborsi dimaksudkan untuk mengurangi tindakan aborsi
yang dilakukan oleh orang yang tidak berkompeten, misalnya dukun beranak.Sepanjang
aborsi tidak dilegalkan maka angka kematian ibu akibat aborsiakan terus meningkat. Ada
yang mengkatagorikan Aborsi itu pembunuhan. Ada yang melarang atas nama agama. Ada
yang menyatakan bahwa jabang bayi juga punya hak hidup sehingga harus dipertahankan,
dan lain-lain.
Jika aborsi untuk alasan medis, aborsi adalah legal, untuk korban perkosaan, masih di grey
area, aborsi masih diperbolehkan walaupun tidak semua dokter mau melakukannya. Kasus
perkosaan merupakan pilihan yang sulit. Meskipun bisa saja kita mengusulkan untuk
memelihara anaknya hingga lahir, lalu diadopsikan ke orang lain, itu semua tergantung
kematangan jiwa si ibu dan dukungan masyarakat agar anak yang dilahirkan tidak dilecehkan
oleh masyarakat. Untuk kehamilan diluar nikah atau karena sudah kebanyakan anak dan
kontrasepsi gagal perlu dipirkirkan kembali karena masih banyak orang mendambakan anak.
B. Alasan Aborsi
Aborsi dilakukan oleh seorang wanita hamil - baik yang telah menikah maupun yang belum
menikah dengan berbagai alasan. Akan tetapi alasan yang paling utama adalah alasan-alasan
yang non-medis (termasuk jenis aborsi buatan / sengaja)
Di Amerika, alasan-alasan dilakukannya aborsi adalah:
1. Tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir, sekolah atau tanggung
jawab lain (75%)
2. Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak (66%)
3. Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah (50%)
Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama mereka yang hamil di
luar nikah), aib keluarga, atau sudah memiliki banyak anak. Ada orang yang menggugurkan
kandungan karena tidak mengerti apa yang mereka lakukan. Mereka tidak tahu akan
keajaiban-keajaiban yang dirasakan seorang calon ibu, saat merasakan gerakan dan geliatan
anak dalam kandungannya. Alasan-alasan seperti ini juga diberikan oleh para wanita di
Indonesia yang mencoba meyakinkan dirinya bahwa membunuh janin yang ada didalam
kandungannya adalah boleh dan benar . Semua alasan-alasan ini tidak berdasar. Sebaliknya,
alasan-alasan ini hanya menunjukkan ketidakpedulian seorang wanita,
yang hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri.
Data ini juga didukung oleh studi dari Aida Torres dan Jacqueline Sarroch Forrest (1998) yang
menyatakan bahwa hanya 1% kasus aborsi karena perkosaan atau incest (hubungan intim satu
darah), 3% karena membahayakan nyawa calon ibu, dan 3% karena janin akan bertumbuh
dengan cacat tubuh yang serius.Sedangkan 93% kasus aborsi adalah karena alasan-alasan yang
sifatnya untuk kepentingan diri sendiri – termasuk takut tidak mampu membiayai, takut
dikucilkan, malu atau gengsi.
C. Pelaku Aborsi
Profil pelaku aborsi di Indonesia tidak sama persis dengan di Amerika. Akan tetapi
gambaranBdibawah ini memberikan kita bahan untuk dipertimbangkan. Seperti tertulis dalam
buku “Facts of Life” oleh Brian Clowes, Phd: Para wanita pelaku aborsi adalah:
1. Wanita Muda
Lebih dari separuh atau 57% wanita pelaku aborsi, adalah mereka yang berusia
dibawah 25 tahun. Bahkan 24% dari mereka adalah wanita remaja berusia dibawah 19
tahun.
Usia Jumlah %
Dibawah 15 tahun 14.200 0.9%
15-17 tahun 154.500 9.9%
18-19 tahun 224.000 14.4%
20-24 tahun 527.700 33.9%
25-29 tahun 334.900 21.5%
30-34 tahun 188.500 12.1%
35-39 tahun 90.400 5.8%
40 tahun keatas 23.800 1.5%
2. BelumMenikah
Jika terjadi kehamilan diluar nikah, 82% wanita di Amerika akan melakukan aborsi.
Jadi, para wanita muda yang hamil diluar nikah, cenderung dengan mudah akan
memilih membunuh anaknya sendiri. Untuk di Indonesia, jumlah ini tentunya lebih
besar, karena didalam adat Timur, kehamilan diluar nikah adalah merupakan aib, dan
merupakan suatu tragedi yang sangat tidak bisa diterima masyarakat maupun
lingkungan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Apuranto, H dan Hoediyanto. 2006. Ilmu Kedokteran Forensik Dan Medikolegal. Surabaya:
Bag. Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran UNAIR
Chadha, P. Vijay.1995. Catatan kuliah ilmu forensic & toksikologi (Hand book of forensic
medicine & toxicology Medical jurisprudence). Jakarta : Widya Medika
Dewi, Made Heny Urmila. 1997. Aborsi Pro dan Kontra di Kalangan Petugas Kesehatan.
JoGjakarta: Pusat Penelitian Kependudukan UGM