Anda di halaman 1dari 7

LATAR BELAKANG

Dalam perdebatan moral yang berlangsung dalam masyarakat dewasa ini paham “hak”
memegang peranan penting. Sering kali kita dengar atau kita baca tentang hak-hak asasi manusia dan
penerapannya. Hak merupakan bagian terpenting dari etika, kita telah melihat bahwa hal itu belum
begitu lama disadari, Dalam perdebatan tentang etis tidaknya eksperimen ilmiah sering diacu ke hak
subyek penelitian, bahkan tentang hak binatang yang dipakai untuk penelitian.
Dalam forum internasional berulang kali menegaskan bahwa setiap bangsa berhak menentukan
nasibnya sendiri. Hak berkaitan erat dengan posisi manusia dengan sebagai subyek hukum. Tapi
disamping itu hak berhubungan erat dengan manusia sebagai makluk moral begitu saja dan karena itu
perlu dipelajari juga dalam rangka etika umum. Oleh sebab itu penyusun membuat makalah ini untuk
agar dapat dimanfaatkan oleh para pembaca.

A. PENGERTIAN HAK
Hak merupakan tuntutan terhadap sesuatu, dimana seseorang mempunyai hak terhadapnya, seperti
kekuasaan dan hak-hak istimewa yang berupa tuntutan yang berdasarkan keadilan, moralitas atau
legalitas. Hak dapat dipandang dari sudut hokum dan pribadi (C. Fagin, 1975).
Hak yang dipandang dari sudut hukum adalah hak-hak memberi kekuasaan tertentu untuk mengontrol
situasi. Contoh: seseorang mempunyai hak untuk masuk ke restoran dan membeli makan (darisudut
hukum, hak mempunyai kewajiban tetentu yang menyertai. Individu dengan hak makan di restoran
diwajibkan untuk bertingkah laku yang sesuai dan membayar makanannya). Hak dipandang dari sudut
pandang pribadi mengacu pada konsep pribadi dari hak mempunyai banyak hal yang harus dikerjakan
sesuai dengan perkembangan etis. Dengan cara seseorang megatur kehidupannya, dengan keputusan
yang dibuatnya, dan dengan konsep benar dan salah, serta baik dan buruk(Fromer,1981).

B. JENIS-JENIS HAK
Hak terdiri dari 3 jenis, yaitu hak kebebasan, hak kesejahteraan, dan hak legislatif.
1. Hak-Hak Kebebasan
Hak mengenai kebebasan diekspresikan sebagai hak orang-orang untuk hidup sesuai dengan
pilihannya dalam batas-batas yang ditentukan. Misalnya, seorang perawat wanita yang bekerja
disuatu Rumah Sakit, dapat memakai seragam yang dia inginkan (haknya) asalkan berwarna putih
bersih dan sopan sesuai dengan batas-batas. Dalam contoh tersebut terdap 2 hal penting, yaitu
sebagai berikut:
a. Batas-batas kesopanan tersebut merupakan kebijakan rumah sakit.
b. Warna putih dan sopan merupakan norma yang diterapkan untuk perawat.

2. Hak-Hak Kesejahteraan
Hak-hak yang diberikan secara hokum untuk hal-hal yang merupakan standar keselamatan
spesifik dalam suatu bangunan atau wilayah tertentu. Misalnya, hak pasien untuk memperoleh
asuhan keperawatan, hak penduduk untuk memperoleh air yang bersih, dan lain-lain.

3. Hak-Hak Legistalif
Hak-hak legislatif diterapkan oleh hokum berdasarkan konsep keadilan. Misalnya, seorang wanita
mempunyai hak legal untuk tidak diperlakukan semena-mena oleh suaminya. Badman dan
Badman (1986), menyatakan bahwa hak-hak legislatif mempunyai 4 peranan di masyarakat, yaitu
membuat peraturan, mengubah peraturan, membatasi moral terhadap peraturan yang tidak adil,
memberikan keputusan pengadilan atau menyelesaikan perselisihan.

C. PERAN HAK DAN KEWAJIBAN


1. Hak dapat digunakan sebagai pengekspresia kekuasaan dalam konflik antara seseorang dengan
kelompok
Contoh : Seorang dokter mengatakan pada perawat bahwa ia mempunyai hak untuk
menginstruksikan pengobatan yang ia inginkan pada kliennya.
Disini terlihat bahwa dokter tersebut mengekspresikan kekuasaannya unutk menigntruksikan
pengobatan kepada klien. Hal ini merupakan hak nya selaku penanggung jawab medis.
2. Hak dapat digunakan untuk memberikan pembenaran pada suatu tindakan.
Contoh : seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatannya,mendapat kritikan
karena terlalu lama menghabiskan waktunya bersama klien. Perawat tersebut dapat mengatakan
bahwa ia mempunyai hak untuk memberikan asuhan keperawatan yang terbaik untuk klien
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Dalam hal ini, perawat tersebut mempunyai hak melakukan asuhan keperawatan sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan pasien/klien.

3. Hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan.


Seseorang sering kali dapat menyelesaikan sesuatu perselisihan dengan menuntut hak yang juga
dapat diakui oleh orang lain.
Contoh: seorang perawat menyarankan kepada pasien agar tidak keluar ruangan selama di
hospitalisasi. Pada situasi tersebut, klien marah karena tidak setuju dengan saran perawat dan
klien tersebut mengatakan kepada perawat bahwa ia juga punya hak untuk keluar dari ruangan
bilamana ia mau.
Dalam hal ini, perawat dapat menerima tindakan pasien sepanjang tidak merugikan kesehatan
pasien. Bila tidak tercapai kesepakatan karena membatasi pasien, berati ia mengingkari
kebebasan pasien.

D. HAK DAN KEWAJIBAN PERAWAT


1. Hak Perawat
a. Perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya.
b. Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi sesuai dengan latar
belakang pendidikannya.
c. Perawat berhak untuk menolak keinginan pasien atau klien yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan, serta standard an kode etik profesi.
d. Perawat berhak untuk mendapatkan informasi lengkap dari pasien atau klien atau keluarganya
tentang keluhan kesehatan dan ketidakpuasaanya terhadap pelayanan yang diberikan.
e. Perawat berhak untuk meningkatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan perkembangan IPTEK
dalam bidang keperawatan, kesehatan secara terus-menerus.
f. Perawat berhak untuk diperlakukan secara adil dan jujur oleh institusi pelayanan maupun oleh
pasien/klien.
g. Perawat berhak mendapatkan jaminan perlindungan terhadap risiko kerja yang dapat menimbulkan
bahaya fisik maupun stress emosional.
h. Perawat berhak diikutsertakan dalam penyusunan dan penetapan kebijaksanaan pelayanan
kesehatan.
i. Perawat berhak atas privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya dicemarkan oleh
pasien/klien dan/atau keluarganya serta tenaga kesehatan lainnya.
j. Perawat berhak untuk menolak dipindahkan ke tempat tugas lain, baik melalui anjuran atau
pengumuman tertulis karena diperlukan, untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan standar
profesi atau kode etik keperawatan atau peraturan perundang-undangan lainnya.
k. Perawat berhak untuk mendapatkan perhargaan dan imbalan yang layak dari jasa profesi yang
diberikannya berdasarkan perjanjian atau ketentuan yang berlaku di institusi pelayanan yang
bersangkutan.
l. Perawat berhak untuk memperoleh kesempatan mengembangkan karier sesuat dengan bidang
profesinya.

Hak-hak Perawat Menurut Claire Fagin (1975)


a. Hak memperoleh martabat dalam rangka mengekspresikan dan meningkatkan dirinya melalui
penggunaan kemampuan khususnya dan sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
b. Hak memperoleh pengakuan sehubungan denga kontribusinya melalui ketetapan yang diberikan
lingkungan untuk praktik yang dijalankan serta imbalan ekonomi sehubungan dengan profesinya.
c. Hak mendapatkan lingkungan kerja dengan stress fisik dan emosional serta risiko kerja yang
seminimal mungkin.
d. Hak untuk melakukan praktik-praktik profesi dalam batas-batas hukum yang berlaku.
e. Hak menetapkan standar yang bermutu dalam perawatan yang dilakukan.
f. Hak berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan yang berpengaruh terhadap perawatan.
g. Hak untuk berpartisipasi dalam organisasi sosial dan politik yang mewakili perawat dalam
meningkatkan asuhan keperawatan.
2. Kewajiban Perawat
a. Perawat wajib mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan.
b. Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar
profesi dan batas-batas kegunaannya.
c. Perawat wajib menghormati hak-hak pasien.
d. Perawat wajib merujuk pasien/klien kepada perawat atau tenaga kesehatan lain yang lebih
baik, bila yang bersangkutan tidak dapat mengatasinya sendiri.
e. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien/klien untuk berhubungan dengan
keluarganya, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan atau standar profesi yang ada.
f. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien/klien untuk menjalankan ibadahnya
sesuati dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
g. Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan lainnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada pasien/klien.
h. Perawat wajib memerikan informasi yang akurat tentang tindakan keperawatan yang
diberikan kepada pasien/klien dan keluarganya sesuai dengan batas kemampuannya.
i. Perawat wajib meningkatkan mutu pelayanan keperawatannya sesuai dengan standar
profesi keperawatan demi kepuasan pasien/klien.
j. Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatan secara akurat dan
berkesinambungan.
k. Perawat wajib mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan atau kesehatan secara terus-
menerus.
l. Perawat wajib melakukan pelayanan darurat sebagai tugas kemanusiaan sesuai dengan
batas-batas kewenangan.
m. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien/pasien, kecuali
jika dimintai keterangan oleh pihak yang berwenang.
n. Perawat wajib memenuhi hal-hal yang terlah disepakati atau perjanjian yang telah dibuat
sebelumnya terhadap institusi tempat bekerja.

E. HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN ATAU KLIEN


1. Hak-hak Pasien
Pentingnya mengetahui hak-hak pasien dalam pelaksanaan asuhan kesehatan baru muncul
pada akhir tahun 1960. Tujuan dari hal tersebut adalah untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan
dan membuat sistem asuhan kesehatan yang responsive terhadap kebutuhan klien. Dewasa ini,
pasien/klien dapat meminta untuk membuat keputusan sendiri dan mengendalikan diri sendiri bila ia
sakit.
Persetujuan, kerahasiaan hak klien untuk menolak pengobatan, merupakan aspek dari
pengambilan keputusan untuk diri pasien/klien sendiri.
Penyertaan hak-hak pasien (Patient’s Bill of Rights) dikeluarkan oleh The American Hospital
Association pada 1973 dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pemahaman
hak-hak pasien yang akan dirawat di rumah sakit.

Pernyataan tentang hak-hak tersebut adalah :


a. Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai asuhan keperawatan
yang akan diterimanya.
b. Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang memeriksanya berkaitan
dengan diagnosis, pengobatan dan prognosis dalam arti pasien layak untuk mengerti masalah yang
dihadapinya.
c. Pasien berhak untuk menerima informasi penting dan memberikan suatu persetujuan
tentang dimulainya suatu prosedur pengobatan, serta risiko penting yang kemungkinan akan
dialaminya, kecuali dalam situasi yang darurat.
d. Pasien berhak untuk menolak pengobatan sejauh diijinkan oleh hukum dan diinformasikan
tentang konsekuensi tindakan yang akan diterimanya.
e. Pasien berhak mengetahui setiap pertimbangan dari privasinya yang menyangkut program
asuhan medis, konsultasi dan pengobatan yang dilakukan dengan cermat dan dirahasiakan.
f. Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi dan catatan tentang asuhan
kesehatan yang diberikan kepadanya.
g. Pasien berhak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ke tempat lain yang lebih lengkap
dan memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan rujukan tersebut, dan rumah sakit yang
ditunjuknya dapat menerima.
h. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang hubungan rumah sakit instansi lain,
seperti instansi pendidikan atau instansi terkait lainnya sehubungan dengan asuhan yang diterimanya.
Contoh: hubungan individu yang merawatnya, nama yang merawatnya dan sebagainya.
i. Pasien berhak untuk menerima pendapat atau menolakk bila diikutsertakan sebagai suatu
eksperimen yang berhubungan dengan asuhan atau pengobatannya.
j. Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian delegasi dari dokternya
kepada dokter lain, bila dibutuhkan dalam rangka asuhannya.
k. Pasien berhak untuk mengetahui dan menerima penjelasan tentang biaya yang diperlukan
untuk asuhan kesehatannya.
l. Pasien berhak untuk mengetahui peraturan atau ketentuan rumah sakit yang harus
dipatuhinya sebagai pasien selama ia dirawat.

Sedangkan National League For Nursing (1997) menyakini bahwa hak-hak pasien adalah sebagai
berikut:
a. Hak memperoleh asuhan kesehatan sesuai standar professional tanpa memandang
tatanan kesehatan yang ada.
b. Hak untuk diperlakukan secara sopan dan santun, serta keramahan dari perawat yang
bertugas tanpa membedakan ras, warna kulit, derajat di masyarakat, jenis kelamin, kebangsaan, politis
dan sebagainya.
c. Hak memperoleh informasi tentang diagnosis penyakitnya, prognosis, pengobatan,
termasuk alternatif asuhan yang diberikan, risiko yang mungkin terjadi agar pasien dan keluarganya
memahami dan dapat memberikan persetujuan atas tindakan medis yang akan dilakukan kepadanya.
d. Hak legal untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan tentang asuhan keperawatan
yang akan diberikan kepadanya.
e. Hak untuk menolak observasi dari tim kesehatan yang langsung terlibat dalam asuhan
kesehatannya.
f. Hak mendapatkan privasi selama wawancara, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan.
g. Hak mendapatkan privasi untuk berkomunikasi dan menerima kunjungan dari orang-orang
yang benar disetujuinya.
h. Hak untuk menolak pengobatan atau partisipasi dalam pelaksanaan penelitian dan
eksperimen yang dilakukan tanpa jaminan hokum bila terjadi dampak yang merugikan.
i. Hak terhadap koordinasi dan asuhan kesehatan yang berkelanjutan.
j. Hak menerima pendidikan/instruksi yang tepat dari petugas kesehatan untuk
mengangkatkan pengetahuan tentang kebutuhan kesehatan dasar secara optimal.
k. Hak kerahasiaan terhadap dokumen serta hasil komunikasi, baik secara lisan ataupun
secara tulisan, yang diberikan kepada petugas kesehatan, kecuali untuk kepentingan umum.
2. Kewajiban Pasien
Kewajiban adalah seperangkat tanggungjawab seseorang untuk melakukan sesuatu yang
memang harus dilakukan agar dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan haknya. Agar pelaksanaan
asuhan kesehatan dan keperawatan dapat dilakukan semaksimal mungkin, diperlukan kewajiban
sebagai berikut:
a. Pasien atau keluarganya wajib menaati segala peraturan dan tata tertib
yang ada diinstitusi kesehatan dan keperawatan yang memberikan pelayanan kepadanya.
b. Pasien diwajibkan mematuhi segala kebijakan yang ada, baik dari dokter
ataupun dari perawat yang memberikan asuhan.
c. Pasien atau keluarganya berkewajiban untuk memberikan informasi yang
lengkap dan jujur tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter atau perawat yang merawatnya.
d. Pasien atau keluarga yang bertanggungjawab terhadapnya, berkewajiban
untuk menyelesaikan biaya pengobatan, perawatan dan pemeriksaan yang diperlukan selam
perawatannya.
e. Pasien atau keluarganya berkewajiban untuk memenuhi segala sesuatu
yang diperlukan sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah disetujui sebelumnya.

F. HAK DAN KEWAJIBAN MENURUT UNDANG-UNDANG


Hak dan kewajiban menurut Undang-Undang RI, No.23 tahun 1992
Berikut ini adalah isi undang-undang RI, No. 23 tahun 1992 tentang Hak dan Kewajiban tenaga
medis, perawat dan pasien:
BAB I
Pasal 1 ayat 1
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
BAB III Hak dan Kewajiban
Pasal 4
Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal
Pasal 5
Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungannya.

BAB V Upaya Kesehatan


Bagian kedua : Kesehatan keluarga
Pasal 12
Ayat 1
Kesehatan keluarga diselenggarakan untuk mewujudkan keluarga sehat, kecil, bahagia dan
sejahtera.
Ayat 2
Kesehatan keluarga meliputi kesehatan suami istri, anak dan anggota keluarga lainnya
Pasal 14
Kesehatan istri meliputi kesehatan pada masa pra kehamilan, persalinan, pasca persalinan, dan
masa diluar kehamilan dan persalinan.
Pasal 15
Ayat 1
Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan janinnya dapat
dilakukan tindakan medis tertentu.
Ayat 2
Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hanya dapat dilakukan :
a. berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut
b. oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan
dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli
c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya.
d. Pada sarana kesehatan tertentu.

BAB VI Sumber Daya Kesehatan


Pasal 53
Ayat 1
Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya
Ayat 2
Tenaga kesehatan, dalam melakukan tugasnya, berkewajiban untuk mematuhi standar profesi
dan menghormati hak pasien.
Pasal 54
Ayat 1
Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam melaksanakan
profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin .
Ayat 2
Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kealalaian, ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga
Kesehatan.

G. KASUS
Seorang laki-laki usia 15 tahun dibawa ke UGD karena mengalami dehidrasi berat dan mendapat
terapi pemasangan infus. Setelah dilakukan beberapa kali penusukan oleh perawat, pemasangan infus
gagal dilakukan sehingga dibagian tangan dan kaki klien kebiruan. Keluarga klien mengadukan ke bagian
komite etik untuk meminta pertangungjawaban perawat.
1. Lakukan analisa dan klarifikasi kasus!
2. Bagaimana hak dan kewajiban pasien dalam kasus ini?
3. Bagaimana komite etik berespon terhadap pengaduan ini?
Jawab :
1. Lakukan analisa dan klarfikasi kasus!
Akibat dehidrasi, pembuluh darah klien mengecil sehingga menyebabkan susah untuk
dimasukkan infus/pemasangan infus gagal, sehingga membuat kaki dan tangan klien kebiruan akibat
infus yang gagal.

2. Bagaimana hak dan kewajiban pasien dalam kasus ini?


Hak Pasien dalam kasus ini adalah :
a. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional. Sebagai pasien kita berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
berstandar SOP,agar pelayanan tersebut menjadi kenyamanan pasien dan mencegah terjadinya
kejadian tidak diinginkan. Dalam kasus tersebut bahwa perawat tersebut sangat tidak hatihati dan
melakukannya tidak sesuai dengan SOP.
b. Memperoleh layanan efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan
materi. Dengan memperoleh layanan yang efektif dan efisien, pasien akan terhindar dari kerugian
apapun baik itu dari pasien maupun perawat. Dalam kasus tersebut pasien mengalami kerugian pada
fisiknya yang menjadi kebiruan
c. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang ditetapkan. Jika pelayanan tersebut
kurang berkualitas, pasien bisa mengajukan kepada atasan atas pelayanan yang kurang berkualitas.
Dalam kasus tersebut, kualitas pelayanannya sangat tidak baik dan tidak memperdulikan pasien
tersebut.
d. Memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya. Dari kasus tersebut, jika saat pemasangan infuse selalu
gagal, pasien berhak meminta pengganti perawat untuk menginfusnya.
e. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di rumah sakit.
Dalam kasus tersebut, pasien tidak mendapatkan kemanan selama dalam perawatan di rumah sakit
f. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan rumah sakit terhadap dirinya. Dalam
kasus tersebut, sebagai pasien dapat mengajukan usul seperti meminta pengganti perawat, dan
memberikan saran dan perbaikan kepada atasan atas perlakuan perawat pada pasien
g. Mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan melalui
media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam kasus
tersebut, pasien berhak mengeluhkan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar SOP Karena dapat
merugikan dirinya
Kewajiban pasien dalam kasus ini:
Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya kepada dokter
atau perawat. Dalam kasus ini, pasien atau keluarga seharusnya berbicara jujur kepada perawat jika
merasa sakit saat di infuse, jangan hanya diam tentang kesehatannya.

3. Bagaimana komite etik berespon terhadap pengaduan ini ?


Sebelumnya komite etik melihat dulu apa yang terjadi dengan pasien tersebut. Jika melanggar
hukum, maka akan dikenakan sanksi sesuai peraturan perundang-undangan. Dalam kasus tersebut,
pasien mengalami kerugian fisik menjadi kebiruan berarti pernyataan tersebut bahwa tindakan yang
dilakukan perawat yang melanggar hukum, dan haruslah memenuhi beberapa syarat:
a. Harus ada perbuatan (baik berbuat naupun tidak berbuat)
b. Perbuatan tersebut melanggar hukum (baik tertulis maupuntidak tertulis)
c. Ada kerugian
d. Ada hubungan sebab akibat (hukum kausal) antara perbuatan yang melanggar hukum
dengan kerugian yang diderita.
e. Adanya kesalahan (schuld)
Sedangkan untuk dapat menuntut pergantian kerugian (ganti rugi) karena kelalaian dokter atau
perawat, maka pasien harus dapat membuktikan adanya empat unsure berikut :
a. Adanya suatu kewajiban dokter atau perawat terhadap pasien.
b. perawat telah melanggar standar pelayanan medik yang lazim.
c. Penggugat (pasien) telah menderita kerugian yang dapat dimintakan ganti ruginya.
d. Secara faktual kerugian itu disebabkan oleh tindakan dibawah standar.

Anda mungkin juga menyukai