Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KOMUNIKASI DAN ETIKA

KEPERAWATAN
“Tanggung Jawab, Hak dan Kewajiban antara Perawat dan
Pasien”

Nama : Lucky Herta Vio Handaru


NIM : 19121101
Prodi : D3 Keperawatan

POLTEKKES BHAKTI MULIA


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai
pada waktunya,

Terimakasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya
makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang

 Perawat wajib untuk merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang klien dan
atau pasien, kecuali untuk kepentingan hukum. Hal ini menyangkut privasi klien yang berada
dalam asuhan keperawatan karena disis lain perawat juga wajib menghormati hak-hak klien dan
atau pasien dan profesi lain sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Perawat wajib melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin
ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya. Jika dalam konteks ini memang agak
membingungkan, saya hanya bisa menjelaskan seperti ini, pelaksanaan gawat darurat yang
sangat membutuhkan pertolongan segera dapat dilaksanakan dengan baik yaitu di rumah sakit
yang tercipta kerja sama antara perawat serta tenaga kesehatan lain yang berhubungan langsung,
sedangkan untuk daerah yang jauh dari pelayanan kesehatan modern tentunya perawat
kebanyakan menggunakan seluruh kemampuannya untuk melakukan tindakan pertolongan, demi
keselamatan jiwa klien.
Kewajiban lain yang jarang diperhatikan dengan serius yaitu menambah ilmu
pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu keperawatan dalam meningkatkan
profesionalsme. Beberapa faktor-faktor yang membuat kita malas mengembangkan ilmu
keperawata banyak sekali.
            Beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa etika merupakan pengetahuan moral
dan susila, falsafah hidup, kekuatan moral, sistem nilai, kesepakatan, serta himpunan hal-hal
yang diwajibkan, larangan untuk suatu kelompok/masyarakat dan bukan merupakan hukum atau
undang-undang. Dan hal ini menegaskan bahwa moral merupakan bagian dari etik, dan etika
merupakan ilmu tentang moral sedangkan moral satu kesatuan nilai yang dipakai manusia
sebagai dasar prilakunnya. Maka etika keperawatan (nursing ethics) merupakan bentuk ekspresi
bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan diatur dalam kode
etik keperawatan

B Rumusan Masalah
1 Pengertian hak
2 Jenis hak dan kewajiban
3 Peran hak dan kewajiban
4 Hak dan kewajiban perawat
5 Hak dan kewajiban pasien
6 Hak dan kewajiban menurut undang-undang
C Tujuan
1 Memahami pengertian hak
2 Mengetahui jenis-jenis hak
3 Mengetahui peran hak dan kewajiban
4 Mengetahui hak dan kewajiban perawat
5 Memahami hak dan kewajiban pasien
6 Memahami hak dan kewajiban menurut undang-undang
BAB II
PEMBAHASAN

A Pengertian Hak
Hak merupakan tuntutan terhadap sesuatu, dimana seseorang mempunyai hak
terhadapnya, seperti kekuasaan dan hak-hak istimewa yang berupa tuntutan yang
berdasarkan keadilan, moralitas atau legalitas. Hak dapat dipandang dari sudut hokum
dan pribadi (C. Fagin, 1975).
Hak yang dipandang dari sudut hukum adalah hak-hak memberi kekuasaan tertentu untuk
mengontrol situasi. Contoh: seseorang mempunyai hak untuk masuk ke restoran dan
membeli makan (darisudut hukum, hak mempunyai kewajiban tetentu yang menyertai.
Individu dengan hak makan di restoran diwajibkan untuk bertingkah laku yang sesuai dan
membayar makanannya). Hak dipandang dari sudut pandang pribadi mengacu pada
konsep pribadi dari hak mempunyai banyak hal yang harus dikerjakan sesuai dengan
perkembangan etis. Dengan cara seseorang megatur kehidupannya, dengan keputusan
yang dibuatnya, dan dengan konsep benar dan salah, serta baik dan buruk(Fromer,1981).

B Jenis jenis Hak


Hak terdiri dari 3 jenis, yaitu hak kebebasan, hak kesejahteraan, dan hak legislatif.
1 Hak-Hak Kebebasan
Hak mengenai kebebasan diekspresikan sebagai hak orang-orang untuk hidup
sesuai dengan pilihannya dalam batas-batas yang ditentukan. Misalnya, seorang
perawat wanita yang bekerja disuatu Rumah Sakit, dapat memakai seragam yang
dia inginkan (haknya) asalkan berwarna putih bersih dan sopan sesuai dengan
batas-batas. Dalam contoh tersebut terdap 2 hal penting, yaitu sebagai berikut:
a) Batas-batas kesopanan tersebut merupakan kebijakan rumah sakit.
b) Warna putih dan sopan merupakan norma yang diterapkan untuk perawat.

2 Hak-Hak Kesejahteraan
Hak-hak yang diberikan secara hokum untuk hal-hal yang merupakan standar
keselamatan spesifik dalam suatu bangunan atau wilayah tertentu. Misalnya, hak
pasien untuk memperoleh asuhan keperawatan, hak penduduk untuk memperoleh
air yang bersih, dan lain-lain.

3 Hak-Hak Legistalif
Hak-hak legislatif diterapkan oleh hokum berdasarkan konsep keadilan. Misalnya,
seorang wanita mempunyai hak legal untuk tidak diperlakukan semena-mena oleh
suaminya. Badman dan Badman (1986), menyatakan bahwa hak-hak legislatif
mempunyai 4 peranan di masyarakat, yaitu membuat peraturan, mengubah
peraturan, membatasi moral terhadap peraturan yang tidak adil, memberikan
keputusan pengadilan atau menyelesaikan perselisihan.

C Peran Hak dan Kewajiban


1 Hak dapat digunakan sebagai pengekspresia kekuasaan dalam konflik antara
seseorang dengan kelompok
Contoh : Seorang dokter mengatakan pada perawat bahwa ia mempunyai hak
untuk menginstruksikan pengobatan yang ia inginkan pada kliennya.
Disini terlihat bahwa dokter tersebut mengekspresikan kekuasaannya unutk
menigntruksikan pengobatan kepada klien. Hal ini merupakan hak nya selaku
penanggung jawab medis.
2 Hak dapat digunakan untuk memberikan pembenaran pada suatu tindakan.
Contoh : seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatannya,mendapat
kritikan karena terlalu lama menghabiskan waktunya bersama klien. Perawat
tersebut dapat mengatakan bahwa ia mempunyai hak untuk memberikan asuhan
keperawatan yang terbaik untuk klien sesuai dengan pengetahuan yang
dimilikinya.
Dalam hal ini, perawat tersebut mempunyai hak melakukan asuhan keperawatan
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien/klien.
3 Hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan.
Seseorang sering kali dapat menyelesaikan sesuatu perselisihan dengan menuntut
hak yang juga dapat diakui oleh orang lain.
Contoh: seorang perawat menyarankan kepada pasien agar tidak keluar ruangan
selama di hospitalisasi. Pada situasi tersebut, klien marah karena tidak setuju
dengan saran perawat dan klien tersebut mengatakan kepada perawat bahwa ia
juga punya hak untuk keluar dari ruangan bilamana ia mau.
Dalam hal ini, perawat dapat menerima tindakan pasien sepanjang tidak
merugikan kesehatan pasien. Bila tidak tercapai kesepakatan karena membatasi
pasien, berati ia mengingkari kebebasan pasien.

D Hak dan Kewajiban Perawat


1 Hak Perawat
a) Perawat berhak untuk mendapatkan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
b) Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui kemampuan
spesialisasi sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
c) Perawat berhak untuk menolak keinginan pasien atau klien yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, serta standard an
kode etik profesi.
d) Perawat berhak untuk mendapatkan informasi lengkap dari pasien atau
klien atau keluarganya tentang keluhan kesehatan dan ketidakpuasaanya
terhadap pelayanan yang diberikan.
e) Perawat berhak untuk meningkatkan ilmu pengetahuannya berdasarkan
perkembangan IPTEK dalam bidang keperawatan, kesehatan secara terus-
menerus.
f) Perawat berhak untuk diperlakukan secara adil dan jujur oleh institusi
pelayanan maupun oleh pasien/klien.
g) Perawat berhak mendapatkan jaminan perlindungan terhadap risiko kerja
yang dapat menimbulkan bahaya fisik maupun stress emosional.
h) Perawat berhak diikutsertakan dalam penyusunan dan penetapan
kebijaksanaan pelayanan kesehatan.
i) Perawat berhak atas privasi dan berhak menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan oleh pasien/klien dan/atau keluarganya serta tenaga kesehatan
lainnya.
j) Perawat berhak untuk menolak dipindahkan ke tempat tugas lain, baik
melalui anjuran atau pengumuman tertulis karena diperlukan, untuk
melakukan tindakan yang bertentangan dengan standar profesi atau kode
etik keperawatan atau peraturan perundang-undangan lainnya.
k) Perawat berhak untuk mendapatkan perhargaan dan imbalan yang layak
dari jasa profesi yang diberikannya berdasarkan perjanjian atau ketentuan
yang berlaku di institusi pelayanan yang bersangkutan.
l) Perawat berhak untuk memperoleh kesempatan mengembangkan karier
sesuat dengan bidang profesinya.
Hak-hak Perawat Menurut Claire Fagin (1975)
a) Hak memperoleh martabat dalam rangka mengekspresikan dan
meningkatkan dirinya melalui penggunaan kemampuan khususnya dan
sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
b) Hak memperoleh pengakuan sehubungan denga kontribusinya melalui
ketetapan yang diberikan lingkungan untuk praktik yang dijalankan serta
imbalan ekonomi sehubungan dengan profesinya.
c) Hak mendapatkan lingkungan kerja dengan stress fisik dan emosional
serta risiko kerja yang seminimal mungkin.
d) Hak untuk melakukan praktik-praktik profesi dalam batas-batas hukum
yang berlaku.
e) Hak menetapkan standar yang bermutu dalam perawatan yang dilakukan.
f) Hak berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan yang berpengaruh terhadap
perawatan.
g) Hak untuk berpartisipasi dalam organisasi sosial dan politik yang
mewakili perawat dalam meningkatkan asuhan keperawatan.
2 Kewajiban Perawat
a) Perawat wajib mematuhi semua peraturan institusi yang bersangkutan.
b) Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai
dengan standar profesi dan batas-batas kegunaannya.
c) Perawat wajib menghormati hak-hak pasien.
d) Perawat wajib merujuk pasien/klien kepada perawat atau tenaga kesehatan
lain yang lebih baik, bila yang bersangkutan tidak dapat mengatasinya
sendiri.
e) Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien/klien untuk
berhubungan dengan keluarganya, sepanjang tidak bertentangan dengan
peraturan atau standar profesi yang ada.
f) Perawat wajib memberikan kesempatan kepada pasien/klien untuk
menjalankan ibadahnya sesuati dengan agama dan kepercayaan masing-
masing.
g) Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga kesehatan
lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada
pasien/klien.
h) Perawat wajib memerikan informasi yang akurat tentang tindakan
keperawatan yang diberikan kepada pasien/klien dan keluarganya sesuai
dengan batas kemampuannya.
i) Perawat wajib meningkatkan mutu pelayanan keperawatannya sesuai
dengan standar profesi keperawatan demi kepuasan pasien/klien.
j) Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatan secara akurat
dan berkesinambungan.
k) Perawat wajib mengikuti perkembangan IPTEK keperawatan atau
kesehatan secara terus-menerus.
l) Perawat wajib melakukan pelayanan darurat sebagai tugas kemanusiaan
sesuai dengan batas-batas kewenangan.
m) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang
klien/pasien, kecuali jika dimintai keterangan oleh pihak yang berwenang.
n) Perawat wajib memenuhi hal-hal yang terlah disepakati atau perjanjian
yang telah dibuat sebelumnya terhadap institusi tempat bekerja.
E Hak dan Kewajiban Pasien/ Klien
1 Hak-hak Pasien
Pentingnya mengetahui hak-hak pasien dalam pelaksanaan asuhan kesehatan baru
muncul pada akhir tahun 1960. Tujuan dari hal tersebut adalah untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan dan membuat sistem asuhan kesehatan
yang responsive terhadap kebutuhan klien. Dewasa ini, pasien/klien dapat
meminta untuk membuat keputusan sendiri dan mengendalikan diri sendiri bila ia
sakit.
Persetujuan, kerahasiaan hak klien untuk menolak pengobatan, merupakan aspek
dari pengambilan keputusan untuk diri pasien/klien sendiri.
Penyertaan hak-hak pasien (Patient’s Bill of Rights) dikeluarkan oleh The
American Hospital Association pada 1973 dengan tujuan untuk meningkatkan
kesadaran tentang pentingnya pemahaman hak-hak pasien yang akan dirawat di
rumah sakit.

Pernyataan tentang hak-hak tersebut adalah :


a) Pasien mempunyai hak untuk mempertimbangkan dan menghargai asuhan
keperawatan yang akan diterimanya.
b) Pasien berhak memperoleh informasi lengkap dari dokter yang
memeriksanya berkaitan dengan diagnosis, pengobatan dan prognosis
dalam arti pasien layak untuk mengerti masalah yang dihadapinya.
c) Pasien berhak untuk menerima informasi penting dan memberikan suatu
persetujuan tentang dimulainya suatu prosedur pengobatan, serta risiko
penting yang kemungkinan akan dialaminya, kecuali dalam situasi yang
darurat.
d) Pasien berhak untuk menolak pengobatan sejauh diijinkan oleh hukum dan
diinformasikan tentang konsekuensi tindakan yang akan diterimanya.
e) Pasien berhak mengetahui setiap pertimbangan dari privasinya yang
menyangkut program asuhan medis, konsultasi dan pengobatan yang
dilakukan dengan cermat dan dirahasiakan.
f) Pasien berhak atas kerahasiaan semua bentuk komunikasi dan catatan
tentang asuhan kesehatan yang diberikan kepadanya.
g) Pasien berhak untuk mengerti bila diperlukan rujukan ke tempat lain yang
lebih lengkap dan memperoleh informasi yang lengkap tentang alasan
rujukan tersebut, dan rumah sakit yang ditunjuknya dapat menerima.
h) Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang hubungan rumah sakit
instansi lain, seperti instansi pendidikan atau instansi terkait lainnya
sehubungan dengan asuhan yang diterimanya. Contoh: hubungan individu
yang merawatnya, nama yang merawatnya dan sebagainya.
i) Pasien berhak untuk menerima pendapat atau menolakk bila diikutsertakan
sebagai suatu eksperimen yang berhubungan dengan asuhan atau
pengobatannya.
j) Pasien berhak untuk memperoleh informasi tentang pemberian delegasi
dari dokternya kepada dokter lain, bila dibutuhkan dalam rangka
asuhannya.
k) Pasien berhak untuk mengetahui dan menerima penjelasan tentang biaya
yang diperlukan untuk asuhan kesehatannya.
l) Pasien berhak untuk mengetahui peraturan atau ketentuan rumah sakit
yang harus dipatuhinya sebagai pasien selama ia dirawat.

Sedangkan National League For Nursing (1997) menyakini bahwa hak-hak pasien


adalah sebagai berikut:
a) Hak memperoleh asuhan kesehatan sesuai standar professional tanpa
memandang tatanan kesehatan yang ada.
b) Hak untuk diperlakukan secara sopan dan santun, serta keramahan dari
perawat yang bertugas tanpa membedakan ras, warna kulit, derajat di
masyarakat, jenis kelamin, kebangsaan, politis dan sebagainya.
c) Hak memperoleh informasi tentang diagnosis penyakitnya, prognosis,
pengobatan, termasuk alternatif asuhan yang diberikan, risiko yang
mungkin terjadi agar pasien dan keluarganya memahami dan dapat
memberikan persetujuan atas tindakan medis yang akan dilakukan
kepadanya.
d) Hak legal untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan tentang asuhan
keperawatan yang akan diberikan kepadanya.
e) Hak untuk menolak observasi dari tim kesehatan yang langsung terlibat
dalam asuhan kesehatannya.
f) Hak mendapatkan privasi selama wawancara, pemeriksaan kesehatan dan
pengobatan.
g) Hak mendapatkan privasi untuk berkomunikasi dan menerima kunjungan
dari orang-orang yang benar disetujuinya.
h) Hak untuk menolak pengobatan atau partisipasi dalam pelaksanaan
penelitian dan eksperimen yang dilakukan tanpa jaminan hokum bila
terjadi dampak yang merugikan.
i) Hak terhadap koordinasi dan asuhan kesehatan yang berkelanjutan.
j) Hak menerima pendidikan/instruksi yang tepat dari petugas kesehatan
untuk mengangkatkan pengetahuan tentang kebutuhan kesehatan dasar
secara optimal.
k) Hak kerahasiaan terhadap dokumen serta hasil komunikasi, baik secara
lisan ataupun secara tulisan, yang diberikan kepada petugas kesehatan,
kecuali untuk kepentingan umum.
2 Kewajiban Pasien
Kewajiban adalah seperangkat tanggungjawab seseorang untuk melakukan
sesuatu yang memang harus dilakukan agar dapat dipertanggungjawabkan sesuai
dengan haknya. Agar pelaksanaan asuhan kesehatan dan keperawatan dapat
dilakukan semaksimal mungkin, diperlukan kewajiban sebagai berikut:
a) Pasien atau keluarganya wajib menaati segala peraturan dan tata tertib
yang ada diinstitusi kesehatan dan keperawatan yang memberikan
pelayanan kepadanya.
b) Pasien diwajibkan mematuhi segala kebijakan yang ada, baik dari dokter
ataupun dari perawat yang memberikan asuhan.
c) Pasien atau keluarganya berkewajiban untuk memberikan informasi yang
lengkap dan jujur tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter atau
perawat yang merawatnya.
d) Pasien atau keluarga yang bertanggungjawab terhadapnya, berkewajiban
untuk menyelesaikan biaya pengobatan, perawatan dan pemeriksaan yang
diperlukan selam perawatannya.
e) Pasien atau keluarganya berkewajiban untuk memenuhi segala sesuatu
yang diperlukan sesuai dengan perjanjian atau kesepakatan yang telah
disetujui sebelumnya.

F HAK DAN KEWAJIBAN MENURUT UNDANG-UNDANG


Hak dan kewajiban menurut Undang-Undang RI, No.23 tahun 1992
Berikut ini adalah isi undang-undang RI, No. 23 tahun 1992 tentang Hak dan Kewajiban
tenaga medis, perawat dan pasien:
BAB I
Pasal 1 ayat 1

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB III Hak dan Kewajiban


Pasal 4

Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang
optimal
Pasal 5

Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungannya.
BAB V Upaya Kesehatan
Bagian kedua : Kesehatan keluarga
Pasal 12
Ayat 1
Kesehatan keluarga diselenggarakan untuk mewujudkan keluarga sehat, kecil, bahagia
dan sejahtera.

Ayat 2
Kesehatan keluarga meliputi kesehatan suami istri, anak dan anggota keluarga lainnya

Pasal 14
Kesehatan istri meliputi kesehatan pada masa pra kehamilan, persalinan, pasca
persalinan, dan masa diluar kehamilan dan persalinan.

Pasal 15
Ayat 1
Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan janinnya
dapat dilakukan tindakan medis tertentu.

Ayat 2
Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hanya dapat dilakukan :
a) Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut
b) Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan
dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan
pertimbangan tim ahli
c) Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya.
d) Pada sarana kesehatan tertentu.

BAB VI Sumber Daya Kesehatan


Pasal 53
Ayat 1
Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan profesinya

Ayat 2
Tenaga kesehatan, dalam melakukan tugasnya, berkewajiban untuk mematuhi standar
profesi dan menghormati hak pasien.

Pasal 54
Ayat 1
Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam
melaksanakan profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin .
Ayat 2
Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kealalaian, ditentukan oleh Majelis Disiplin
Tenaga Kesehatan.
BAB III
PENUTUP

A Kesimpulan
Keperawatan sebagai suatu profesi bertanggung jawab dan bertanggung gugat
atas pelayanan/asuhan keperawatan yang diberikan. Oleh sebab itu pemberian
pelayanan/asuhan keperawatan harus berdasarkan pada landasan hukum dan etika
keperawatan. Standar asuhan perawatan di Indonesia sangat diperlukan untuk
melaksanakan praktek keperawatan, sedangkan etika keperawatan telah diatur oleh
organisasi profesi, hanya saja kode etik yang dibuat masih sulit dilaksanakan dilapangan
karena bentuk kode etik yang ada masih belum dijabarkan secara terinci dan lengkap
dalam bentuk petunjuk tehnisnya.
            Etik merupakan kesadaran yang sistematis terhadap prilaku yang dapat
dipertanggung jawabkan, etik bicara tentang hal yang benar dan hal yang salah dan
didalam etik terdapat nilai-nilai moral yang merupakan dasar dari prilaku manusia (niat).
Prinsip-prinsip moral telah banyak diuraikan dalam teori termasuk didalamnya
bagaimana nilai-nilai moral di dalam profesi keperawatan. Penerapan nilai moral
professional sangat penting dan sesuatu yang tidak boleh ditawar lagi dan harus
dilaksanakan dalam praktek keperawatan.

B Saran
1 Pentingnya membuat standar praktek keperawatan yang jelas dan dapat
dipertanggung jawabkan.
2 Perlunya peraturan atau perundang-undangan yang mengatur dan sebagai bentuk
pelindungan hukum baik pemberi dan penerima praktek keperawatan
3 Kode etik di Indonesia yang sudah ada perlu didukung dengan adanya perangkat-
perangkat aturan yang jelas agar dapat dilaksanakan secara baik dilapangan.
4 Keputusan dilema etik perlu diambil dengan hati-hati dan saling memuaskan dan
tidak merugikan bagi pasien, maka perlu dibentuk komite etik disetiap Rumah
Sakit dan bila perlu disetiap ruang ada yang mengawasi dan mengontrol
pelaksanaan etik dalam praktek keperawatan.
5 Perlunya sosialisai yang luas tentang kode etik profesi keperawatan dan bila perlu
diadakan pelatihan yang bersifat review tentang etika keperawatan secara periodic
dan tidak terbatas.
DAFTAR PUSTAKA

Craven & Hirnle. (2000). Fundamentals of nursing. Philadelphia. Lippincott.

Canadian Nurses Association (1999). Code of Ethics. For Registered Nurses: Otawa,


Canada: CNA.

Dalami, Ermawati, dkk. 2010. Etika Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media.


Sumijatun. 2011. Membudidayakan Etika dalam Prakti Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Husted Gladys L. (1995). Ethical Decision Making in Nursing, 2nd ed, St.Louis: Mosby.

Huston, C.J, (2000). Leadership Roles and Management Functions in Nursing; Theory


and Aplication; third edition: Philadelphia: Lippincott.

Kozier. (2000). Fundamentals of Nursing : concept theory and practices.   Philadelphia.


Addison Wesley.

Leah curtin & M. Josephine Flaherty (1992). Nursing Ethics; Theories and


Pragmatics: Maryland: Robert J.Brady CO.

Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (1999, 2000). Kode Etik Keperawatan, lambing


dan Panji PPNI dan Ikrar Perawat Indonesia, Jakarta: PPNI

Potter & Perry. 2009. Fundamental of Nursing, Buku 1 Edisi 7.  Jakarta. Salemba Medika.

Priharjo, R (1995). Pengantar etika keperawatan; Yogyakarta: Kanisius.

Redjeki, S. (2005). Etika keperawatan ditinjau dari segi hukum. Materi seminar tidak
diterbitkan. Staunton, P and Whyburn, B. (1997). Nursing and the law. 4th ed.Sydney: Harcourt.

Rustiyanto, Eri. 2009. Etika Profesi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soenarto Soerodibroto, (2001). KUHP & KUHAP dilengkapi yurisprodensi Mahkamah


Agung   dan Hoge Road: Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada.

 Tonia, Aiken. (1994). Legal, Ethical & Political Issues in Nursing. 2nd Ed. Philadelphia.
FA Davis.

Anda mungkin juga menyukai