PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika sebagai refleksi manusia tentang apa yang dilakukannya dan dikerjakannya
mempunyai suatu tradisi yang panjang. Kata-kata “etika”, “etis”, dan “moral” ini tidak hanya
terdengar di bangku perkuliahan saja namun di luar kalangan. Intelektual pun sering
disinggung tentang hal-hal seperti itu, jadi kata-kata seperti inilah yang mewarnai kehidupan
kita sehari-hari. Etika yang berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos memiliki banyak arti yaitu
kebiasaan, adat, akhlak, sikap dan cara berfikir sehingga dapat diartikan ilmu tentang apa
yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Menghargai hak dan martabat individu adalah landasan dalam pelayanan
profesional.Hubungan yang terjadi antara Fisioterapis dangan pasien/klien didasari sikap
saling percaya dan menghargai hak masing-masing.
Hak : Kekuasaan / kewenangan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu badan hukum untuk
mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu.
Kewajiban : Sesuatu yang harus diperbuat atau yang harus dilakukan oleh seseorang atau
suatu badan hukum.
Pasien : Penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik dalam keadaan sehat maupun
sakit.
Perawat : seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Rumah Sakit : sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan
serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian
Hak pasien : hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien
SE Direktur Jenderal Pelayanan Medik No.YM.02.04.3.5.2504 Tahun 1997 tentang pedoman
Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit. Hak seseorang sebagai anggota
masyarakat bersama-sama dengan anggota masyarakat lainnya.
Hak adalah tuntunan terhadap sesuatu yang seseorang berhak, seperti kekuasaan atau
hak istimewa ( Fagin, 1975 ). Hak mungkin merupakan tuntunan sebagaimana mestinya
dengan dasar keadilan. Hak dapat dipandang dari sudut pandang pribadi dan sudut pandan
hukum. Hak yang dipandang dari sudut hukum adalah hak-hak memberi kekuasaan tertentu
untuk mengontrol situasi. Hak dipandang dari sudut pandang pribadi mengacu pada konsep
pribadi dan hak mempunyai banyak hal yang harus dikerjakan sesuai dengan etis. Dengan
B. Ruang Lingkup
2. Peranan Hak
3. Jenis Hak
C . Tujuan
1. Umum :
Untuk mengetahui bagaimana sisi etis Hak dan Martabat Pasien/Klien ditinjau
dari segi kesehatan dan keperawatan.
2. Khusus :
PEMBAHASAAN
Hak adalah tuntunan terhadap sesuatu yang seseorang berhak, seperti kekuasaan atau
hak istimewa ( Fagin, 1975 ). Hak mungkin merupakan tuntunan sebagaimana mestinya
dengan dasar keadilan. Hak dapat dipandang dari sudut pandang pribadi dan sudut pandan
hukum. Hak yang dipandang dari sudut hukum adalah hak-hak memberi kekuasaan tertentu
untuk mengontrol situasi. Hak dipandang dari sudut pandang pribadi mengacu pada konsep
pribadi dan hak mempunyai banyak hal yang harus dikerjakan sesuai dengan etis. Dengan
cara seseorang mengatur kehidupannya, dengan keputusan yang dibuatnya, dan dengan
konsep benar dan salah, serta baik dan buruk ( Fromer, 1981 ). Hak manusiawi mengacu pada
hak-hak istimewa dari semua manusia, misalnya mengekspresikan perasaan, hak istimewa,
perasaan iba, simpati, intelegensi, dan pemikiran ( Fagin, 1975 ).
B. Peranan Hak
C. Jenis Hak
Hak kebebasan
Hak kebebasan adalah hak mengenai kebebasan dan dipilih. Mereka
mengekspresikan hak orang-orang untuk hidupsebagaimana yang mereka pilih
dalam batas-batas yang ditentukan (Fromer,1981)
Hak kesejahteraan
Hak kesejaheraan adalah hak yang diberikan secara hukum kepada hal-hal,
seperti standar keselamatan spesifik dalam suatu bangunan atau sejumlah
tahun pendidikan ( Fromer,1981)
Hak legislatif
Hak legislatif ditentukan oleh hukum, didasarkan pada konsep keadilan.
Hak Klien
Dewasa ini klien juga meminta untuk lebih dapat menentukan sendiri dan mengontrol
tubuh mereka sendiri bila sakit. Persetujuan, kerahasian, dan hak klien untuk menolak
pengobatan merupakan aspek dari penetuan diri sendiri.
Kebutuhan untuk hak klien adalah hasil secara luas dari dua keadaan yaitu kerentanan
(vulnerability) klien dari penyakit dan kompleksitas hubungan dalam tatanan asuhan
kesehatan. Ketika sakit, seseorang sering tidak mampu untuk menyatakan hak-haknya
sebagaimana bila ia sakit. Menyatakan hak memerlukan energi dan kesadaran tentang hak
seseorang dalam situasi tersebut. Oleh karenanya seseorang yang lemah atau terikatdengan
penyakitnya, mungkin tidak mampu menyatakan hak-haknya.
Selain itu, individu tersebut tidak selalu menyadari hak mereka karena lingkungan
asuhan kesehatan tidak kenal mereka sehingga kebutuhan untuk merahasiakan informasi
tentang kesehatan klien mungkin tidak ada, bahkan mungkin tidak pernah terpikirkan.
Kompleksitas dan macam hubungan asuhan kesehatan juga meningkatkan kebutuhan atas hak
klien. Pada masa speasilisasi ini, klien sering dibantu oleh bermacam profesi kesehatan. Oleh
karena itu, kebutuhan klien atau prioritasnya dapat hilang dalam komunikasi diantara profesi
kesehatan tersebut.
Pada pola tradisional dari asuhan kesehatan, klien mungkin hilang, misalnya rasa
kemandirian dan kontrolnya dalam hubungan tradisional antara klien denga pemberi asuhan
kesehatan yang terlihat sebagai “superordinat”, yang berwenang dan bahkan seseorang yang
terhormat. Pola tradisional ini mendorong klien menjadi ketergantungan, sementara klien
Pola baru dari hubungan asuhan kesehatan muncul sebagai akibat dari beberapa
kekuatan dimasyarakat, mencakup konsumen yang lebih berpengetahuan dan pengakuan dari
peranan gaya kehidupan didalam penyakit. Dewasa ini, tujuan kesehatan meliputi
pengembalian otonomi dan kemandirian klien serta penerimaan kesehatan yang baik sebagai
tanggung jawab pemberi asuhan kesehatan, kecuali klien dan pemberi asuhan kesehatan
saling menghargai. Penggerakkan hak-hak klien meningkatkan hubungan asuhan kesehatan
yang baru ini, dan perawat dewasa ini dicegah untuk mengurangi hak-hak klien dengan
mengindentifikasikan dan melindungi hak klien serta membantu klien menyatakan haknya
( Healey,1983).
Pada tahun 1973, the American Hospital Association menerbitkan a Patient’s Bill of
Rights dalam upaya meningkatkan hak klien yang dirawat. Sering kali klien tidak mengetahui
haknya, walaupun banyak rumah sakit dewasa ini memberi klien pada saat masuk pernyataan
haknya.
Empat hak yang dinyatakan dalam fasilitas asuhan kesehatan (Annas dan Healey,1974 )
Hak untuk kebenaran secara menyeluruh
Hak untuk privasi dan martabat pribadi
Hak untuk memelihara penentuan diri dengan berpatisipasi dalam keputusan
sehubungan dengan kesehatan seseorang
Hak untuk memperoleh catatan medis, baik selama maupun sesudah dirumah
sakit
Uraian pernyataan hak pasien ( a patient’s bill of rights ) adalah sebagai berikut :
Pernyataan yang berkenaan dengan hak klien dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai
berikut :
E. Kewajiban Pasien
1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib rumah
skait
2.Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam
pengobatannya.
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang
penyakit yang diderita kepada dokter yang merawat.
4. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas jasa
pelayanan rumah sakit/dokter
5. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal-hal yang telah
disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak : Kekuasaan / kewenangan yang dimiliki oleh seseorang atau suatu badan hukum untuk
mendapatkan atau memutuskan untuk berbuat sesuatu.
Kewajiban : Sesuatu yang harus diperbuat atau yang harus dilakukan oleh seseorang atau
suatu badan hukum.
Pasien : Penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit baik dalam keadaan sehat maupun
sakit.
Perawat : seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Rumah Sakit : sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan
serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian
Hak pasien : hak-hak pribadi yang dimiliki manusia sebagai pasien
SE Direktur Jenderal Pelayanan Medik No.YM.02.04.3.5.2504 Tahun 1997 tentang pedoman
B. Saran
Dengan mempelajari etika keperawatan tentang Hak dan Martabat Pasien/Klien Peranan Hak,
Jenis Hak, dan Pernyataan Hak Pasien/Klien. pembaca diharapkan dapat menerapkan di dalam dunia
kesehatan. Kendatipun, dalam penulisan ini telah penulis usahakan semaksimal mungkin,
namun penulis merasakan bahwa belumlah sempurna makalah ini dalam segala hal, setiap zat
dan sifat yang diciptakan Allah tidaklah ada yang sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sehingga dapat
berguna di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
A Quinn Carrol-Michelle (1987 ), commtment issues and ethis in nursing, Philadelphia: The
Smith
Aiken T.D. (1994 ), legal , ethical, and political issues in nursing, Davis Company Philadelphia
Bandman, E.L., (1997 ) Nursing Ethics Through The Life Span, 2nd editon
Burhanudin (2000) , Etika, cetakan ketiga Gramedia, pustaka utama, jakarta
Burhanudin (2000), Etika individual, jakarta : Rineka Cipta
PPNI, (2000), Buku Saku Diagnosa Keperawatan (ed.Indonesia), Jakarta EGC
Tachudin, Verena, (2003). Ethic In Nursing : The Caring Ralationship. St Louis: Elssever
Saunders