Anda di halaman 1dari 3

Jakarta - Penyebab kematian Joshua Situmorang (9) setelah dicabut giginya masih menyisakan tanda tanya besar.

Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) akan turun tangan mengkaji kasus tersebut. "Saya belum dapat informasi secara persis. Masih dipelajari kasusnya dan semoga dalam minggu ini kita dapat memberikan penjelasan yang objektif pada masyarakat," kata Sekjen Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) drg Edi Sumarwanto. Hal ini disampaikan dia di Hotel JW Marriott, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (16/2/2006). Jika lihat dari kode etik, menurut Edi, apabila ada tumor seharusnya ada pemeriksaan penunjang, bagaimana risikonya, dan keluarga setuju atau tidak. "Semua harus dijelaskan. Kalau dijelaskan dan kita bertindak sesuai standar prosedur serta dilakukan oleh orang yang berkompeten, itu tidak menjadi masalah dan sejauh ini saya masih meneliti kasus dari Joshua tersebut," urainya. Edi menilai wajar jika keluarga Joshua melayangkan tuntutan pada RS Fatmawati tempat Joshua dirawat. "Itu hak pasien dan keluarga kalau kurang puas atas pelayanan dokter gigi. Cuma masalahnya itu menyangkut masalah hukum. Apa gugatan menang atau tidak kita tunggu dari pengadilan," tutur Edi. "Kita berkewajiban bantu anggota kita yang bermasalah, tetapi kita lihat masalahnya sejauh mana. Yang jelas kita membela pihak yang benar. Untuk kasus ini kita belum bisa pastikan pihak yang benar dan salah," lanjutnya. Joshua meninggal Minggu 12 Februari setelah dicabut giginya. RS Fatmawati menduga bocah itu meninggal akibat tumor yang bersarang di rahangnya. Sedangkan keluarga Joshua tidak terima dan mengadukan RS Fatmawati ke Polda Metro Jaya atas tuduhan malpraktek.(aan/) Jakarta - Keluarga mendiang Joshua Kristian Situmorang (7) akhirnya melaporkan RS Fatmawati dan drg Didi Alamsyah atas dugaan malpraktik. Laporan diterima Sentra Pengaduan Kepolisian (SPK) dengan surat tanda terima laporan No.550/K/II/2006/SPK Unit 2. Kuasa hukum keluarga korban dari LBH Kesehatan, Iskandar Sitorus, mengatakan, pihak RS telah melakukan kelalaian sehingga menyebabkan kematian Joshua. "Mereka kita gugat melanggar pasal 304 KUHP karena tidak merawat orang sakit dan pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan orang meninggal dunia," katanya di Polda Metro Jaya, Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Selasa (14/2/2006). Joshua meninggal pada 12 Februari. Bocah laki-laki itu meninggal setelah sebelumnya menjalani perawatan gigi di RS Fatmawati. Pada 30 Januari, drg Didi Alamsyah yang juga spesialis bedah mulut mencabut gigi Josua. Setelah giginya dicabut, Josua mengalami pendarahan hebat. "Dokter tidak memberitahukan kepada pihak keluarga tindakan apa yang akan dilakukan kepada Joshua, termasuk risiko-risikonya. Tidak pernah ada persetujuan dari keluarga kalau gigi Josua akan dicabut," ungkap Iskandar. Iskandar juga menuding diagnosa yang dilakukan dokter tidak cermat karena dokter mencabut gigi dalam kondisi rahang dan pipi Josua sedang membengkak. "Seharusnya tidak dilakukan pencabutan. Kalau diagnosanya tepat, maka tindakan medik yang dilakukan tidak seperti ini," katanya. Bahkan setelah terjadi pendarahan, dokter baru menyatakan adanya dugaan tumor di rahang Josua. "Kalau ini benar, maka ini menunjukkan dokter sudah sangat keliru," cetusnya. Sementara ayah korban, Yanto Situmorang, mengaku pihaknya mendapatkan pelayanan yang buruk dari RS Fatmawati. "Kami sempat tidak dilayani dan disuruh pulang karena kami tidak bawa uang.

Padahal anak kami sudah sedemikian parah," tuturnya. Joshua merupakan anak pertama dari pasangan Yanto Situmorang dan Dohaniar Lumbangaol yang lahir setelah perkawinan mereka berjalan 6 tahun. Rencananya minggu depan keluarga juga akan melakukan gugatan perdata terhadap RS Fatmawati ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel). (umi/)

Jakarta - Pasien Rumah Sakit (RS) Fatmawati, Joshua Situmorang (9), meninggal Minggu 12 Februari setelah dicabut giginya. Bocah itu meninggal diduga akibat dari tumor yang bersarang di rahangnya. "Pada Jumat 3 Februari 2006, pasien dikonsultasikan ke dokter spesialis anak untuk tindakan biopsi (tes mengambil jaringan), karena diduga ada tumor. Akan tetapi hal itu tidak dilaksanakan karena memerlukan konfirmasi ulang hasil laboratorium," kata Kepala Humas RS Fatmawati drg Nusati S Adji di RS Fatmawati, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (13/2/2006). Nusati menjelaskan bahwa pada 30 Januari 2006 lalu, ada pasien laki-laki berumur 9 tahun bernama Joshua Situmorang datang ke poliklinik gigi RS Fatmawati dengan riwayat ada benjolan di pipi kiri antara dua minggu hingga satu bulan dan ada gigi goyang. "Setelah diperiksa oleh spesialis konsultasi gigi anak, drg Tri, dilakukan panoramic kemudian pasien dikonsultasikan ke spesialis bedah mulut drg Didi Alamsjah. Kemudian dilakukan tindakan ekstrasi gigi atau pencabutan gigi kiri atas atau gigi susu," ujarnya. Selanjutnya pada Sabtu 4 Februari 2006, Joshua datang melalui unit emergency RS Fatmawati dan dirawat di instalansi rawat inap (Irna) Teratai kamar isolasi 303. "Saat tiba, pasien dalam kondisi sakit nyeri di gigi. Namun berdasarkan hasil laboratorium dan kondisi pasien ternyata tidak sesuai. Kemudian Joshua diinapkan," terang Nusati. Pada Jumat 10 Februari 2006, hasil CT-Scan kepala menjelaskan adanya massa tumor besar dan orangtua Joshua bisa menerima penjelasan dokter serta meminta diberikan pelayanan sebaik mungkin. Minggu 12 Februari 2006 pukul 06.00 WIB, pasien mengalami pendarahan mimisan dan muntah darah. Kondisi pasien juga makin menurun. Pukul 09.00 WIB pasien dinyatakan meninggal. Menyinggung soal kasus meninggalnya Joshua ini, pihak RS Fatmawati dalam waktu dekat akan melakukan audit medis. "Kita akan melakukan audit medis yang dilakukan oleh komite medis RS Fatmawati untuk mengetahui apakah sudah sesuai prosedur atau tidak," ujarnya. Ketika ditanya apakah RS Fatmawati siap menghadapi tuntutan kelurga, Nusati menjawab hal itu sebagai hak pasien. "Kita akan lihat dulu. Biasanya kalau ada gugatan kita laporkan ke Depkes sebagai induk kami untuk menanyakan apa yang harus dilakukan," ujarnya. Joshua yang masih duduk di kelas 3 SD ini dimakamkan siang ini. Pihak keluarga menunjuk LBH Kesehatan mendampingi keluarga untuk membawa kasus ini ke ranah hukum. (san/)

Jakarta - Keluarga Joshua Situmorang, bocak laki-laki yang meninggal setelah dicabut giginya di RS Fatmawati, akan melaporkan kasus itu ke Polda Metro Jaya, hari ini. "Sekitar jam 11.00 WIB ini kami akan datang ke Polda untuk melaporkan kematian Joshua," kata Koordinator LBH Kesehatan Iskandar Sitorus kepada detikcom, Selasa (14/2/2006). Pihak keluarga saat ini memang meminta LBH Kesehatan untuk mendampingi. Keluarga sangat menyayangkan sikap RS Fatmawati yang seolah-olah tidak mau tahu soal kematian Joshua yang diduga akibat salah penanganan oleh dokter di RS tersebut. "Kita akan melaporkan setidaknya menyangkut dua hal. Pertama, yang terkait pasal 304 KUHP, di mana sempat ada pembiaran terhadap orang yang membutuhkan perawatan," terang Iskandar. Selain itu, kita akan melaporkan soal tindakan medik dari dokter RS Fatmawati yang menyebabkan meninggalnya Joshua. "Itu melanggar pasal 359 KUHP dengan ancaman penjara 15 tahun," imbuh dia. Tentang siapa saja yang dilaporkan, Iskandar menyebutkan, dokter dan pihak RS Fatmawati. "Kita harapkan polisi lebih cerdas lagi. Mereka telah melakukan pengelabuhan publik dengan mengatakan ada tumor di rahang Joshua. Kalau memang didiagnosa ada tumor kenapa dilakukan tindakan medik," tegas Iskandar. Pihak LBH Kesehatan yang mewakili keluarga Joshua pada pekan depan juga akan mendaftarkan kasus perdatanya ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan. Pasien Rumah Sakit (RS) Fatmawati, Joshua Situmorang (9), meninggal Minggu 12 Februari setelah dicabut giginya. Menurut pihak rumah sakit, bocah itu meninggal diduga akibat dari tumor yang bersarang di rahangnya. (san/)

Anda mungkin juga menyukai