Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat dan Hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “CPITN atau Community
Periodontal Index for Treatment Needs” selesai dengan tepat waktu.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Makassar, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

KATA PENGANTAR..................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................1

B. Tujuan Pengukuran atau Pemeriksaan Survei CPITN .................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian CPITN................................................................................ 3

B. Tujuan Pengukuran atau Pemeriksaan CPITN adalah ........................ 3

C. Pemeriksaan CPITN ini menggunakan 6 sektan yaitu ........................ 3

D. Dalam pemeriksaan CPITN perlu diperhatikan .................................. 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit periodontal adalah penyakit yang mengenai jaringan pendukung gigi, yaitu gingiva/gusi
serta jaringan periodontal, yaitu jaringan yang menghubungkan antara gigi dan tulang penyangga gigi
yaitu tulang alveolar. Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas dalam
kehidupan manusia, sehingga kebanyakan masyarakat menerima keadaan ini sebagai sesuatu yang
tidak terhindari. Namun studi etiologi, pencegahan dan perawatan penyakit periodontal menunjukkan
bahwa penyakit ini dapat dicegah. Penyakit yang paling sering mengenai jaringan periodontal adalah
gingivitis dan periodontitis.

Gingivitis adalah peradangan pada gusi yang disebabkan bakteri dengan tanda-tanda klinis perubahan
warna lebih merah dari normal, gusi bengkak dan berdarah pada tekanan ringan. Penderita biasanya
tidak merasa sakit pada gusi. Gingivitis bersifat reversible yaitu jaringan gusi dapat kembali normal
apabila dilakukan pembersihan plak dengan sikat gigi secara teratur. Periodontitis menunjukkan
peradangan yang sudah mengenai jaringan pendukung gigi yang lebih dalam. Penyakit ini bersifat
progresif, biasanya dijumpai antara usia 30-40 tahun dan bersifat irreversible/tidak dapat kembali
normal seperti semula, yaitu apabila tidak dirawat dapat menyebabkan kehilangan gigi dan bila gigi
tersebut sampai hilang/tanggal berarti terjadi kegagalan dalam mempertahankan keberadaan gigi di
dalam rongga mulut seumur hidup.

Porphyromonas Gingivalis merupakan bakteri coccobacillus gram negatif anaerob obligat di


rongga mulut yang dikaitkan dengan kerusakan jaringan periodontal pada manusia. Porphyromonas
Gingivalis hampir selalu ditemukan di daerah subgigiva dan persisten dalam reservoir pada
permukaan mukosa seperti pada lidah dan tonsila, namun Porphyromonas Gingivalis jarang
ditemukan dalam plak manusia yang sehat. Seperti telah disebutkan diatas, kerusakan jaringan secara
langsung dapat diakibatkan oleh infeksi bakteri P.gingivalis melalui produk-produk bakterimaupun
secara tidak langsung.

Menjaga oral hygiene/kebersihan mulut merupakan obat pencegah yang paling efektif yaitu
melalui pembersihan dan eliminasi faktor lokal seperti plak dengan gosok gigi dan dengan scalling
untuk meghilangkan kalkulus/karang gigi. Kalkulus merupakan deposit keras yang berasal dari plak
yang mengalami kalsifikasi biasanya terdapat di servikal/leher gigi dan dapat menjadi iritan kronis
terhadap gusi sehingga mengakibatkan peradangan. Disamping itu pencegahan penyakit periodontal
dapat dilakukan dengan menghilangkan kebiasaan buruk sepertibruxism/kerot, bernapas melalui
mulut serta mengkoreksi kondisi gigi yang mengalami trauma oklusal karena malposisi, yaitu posisi
gigi yang salah maupun gigi yang terpendam.
B. Tujuan Pengukuran atau Pemeriksaan Survei CPITN :

1. Mendapatkan data tentang status periodontal masyarakat.

2. Merencanakan program penyuluhan.

3. Menentukan kebutuhan perawatan (jenis tindakan, beban kerja, kebutuhan tenaga).

4. Memantau kemajuan kondisi periodontal individu.

5. Menentukan status kesehatan gigi masyarakat , baik macam penyakit gigi , prevalensi penyakit
gigi dan pola penyakit gigi dan mulut.

6. Mengumpulkan informasi / keterangan yang berhubungan dengan kesehatan gigi sebagai dasar
suatu program pencegahan , misalnya kebiasaan makanan , kebersihan dan kepercayaan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian CPITN

Pengertian CPITN atau Community Periodontal Index for Treatment Needs adalah indeks
resmi yang digunakan oleh WHO untuk mengukur kondisi jaringan periodontal serta perkiraan akan
kebutuhan perawatannya dengan menggunakan sonde khusus yaitu WHO Periodontal Examining
Probe. Sonde khusus yang dipergunakan untuk pemeriksaan CPITN ini memiliki bentuk ujung bulat
dengan diameter 0,5 mm, dengan kode warna 3,5 sampai 5,5 mm.

Sedangkan Survei adalah mengambil data pada sebagian orang yang akan diamati atau diukur
dengan teknik sampel.

B. Tujuan Pengukuran atau Pemeriksaan CPITN adalah :

1. Mendapatkan data tentang status periodontal masyarakat.

2. Merencanakan program penyuluhan.

3. Menentukan kebutuhan perawatan (jenis tindakan, beban kerja, kebutuhan tenaga).

4. Memantau kemajuan kondisi periodontal individu.

C. Pemeriksaan CPITN ini menggunakan 6 sektan yaitu :

1. Sektan kanan atas : elemen gigi 1.7, 1.6, 1.5, 1.4 (sektan 1)

2. Sektan anterior (depan) atas : elemen gigi 1.3, 1.2, 1.1, 2.1, 2.2, 2.3 (sektan 2)

3. Sektan kiri atas : elemen gigi 2.4, 2.5, 2.6, 2.7 (sektan 3)

4. sektan kiri bawah : elemen gigi 3.7, 3.6. 3.5, 3.4 (sektan 4)

5. Sektan anterior bawah : elemen gigi 3.3, 3.2, 3.1, 4.1, 4.2, 4 (sektan 5)

6. Sektan kanan bawah : elemen gigi 4.4, 4.5, 4.6, 4.7 (sektan 6)

Gigi Index CPITN terbagi dan tergantung atas tiga kelompok umur yaitu :

1. Umur 20 tahun atau lebih

2. Umur 16 tahun sampai 19 tahun

3. Umur kurang dari 15 tahun


D. Dalam pemeriksaan CPITN perlu diperhatikan

1. Apabila salah satu gigi geraham atau molar dan juga gigi seri atau incisivus tidak ada, tidak
diperlukan penggantian gigi.

2. Apabila dalam satu sektan tidak terdapat gigi index maka gigi dalam sektan tersebut diperiksa
semuanya dan yang diambil adalah gigi dengan skor tertinggi.

3. Umur 19 tahun kebawah tidak dilakukan pemeriksaan Molar Kedua (M2) untuk menghindari
false pocket.

4. Umur 15 tahun kebawah, pencatatan hanya dilakukan bila ada perdarahan daerah gusi dan
karang gigi saja.

5. Jika gigi index dan penggantinya tidak ada maka sektan diberi tanda X.

Lebih gampangnya, tentang kelompok umur, gigi indax dan skornya adalah sebagai berikut :

1. Umur 20 tahun atau lebih, gigi index yang diperiksa adalah 1.7, 1.6, 1.1, 2.1, 2.6, 2.7, 3.7, 3.6,
3.1, 4.1, 4.6, 4.7, dengan skor 0, 1, 2, 3, 4.

2. Umur 16 tahun sampai 19 tahun, gigi index yang diperiksa adalah 1.6, 1.1, 2.6, 3.6, 3.1, 4.6,
dengan skor 0, 1, 2, 3, 4.

3. Umur kurang dari 15 tahun, gigi index yang diperiksa adalah sama dengan 16-19 tahun, dengan
skor 0,1, 2.

Beberapa indeks dalam survei kesehatan gigi dan mulut :


1. Indeks karies
2. Indeks kebersihan mulut
3. Indeks kesehatan jaringan periodontal

Indeks Karies Gigi Dewasa (DMF)


Definisi karies gigi :

D : lubang pada permukaan gigi karena karies, tapi masih dapat ditambal
M : Gigi/sisa gigi yang tidak dapat dilakukan penambalan karena karies. Daerah tak bergigi bekas
pencabutan gigi yang rusak karena karies
F : Gigi dengan tambalan masih baik

Indeks Karies Gigi Anak-anak (def)


Definisi karies gigi anak:
d : lubang pada permukaan gigi karena karies, tapi masih dapat ditambal
f : gigi dengan tambalan masih baik
e : gigi/sisa gigi yang tidak dapat dilakukan penambalan karena karies
Manfaat penelitian:

 Untuk melihat status karies gigi


 Untuk perencanaan upaya promotif dan preventif
 Untuk merencanakan kebutuhan perawatan
 Untuk membandingkan status pengalaman karies gigi masyarakat dari satu daerah dengan
daerah yang lain dan atau membandingkan sebelum dan sesudah program berjalan
 Untuk memantau perkembangan status pengalaman karies dari individu

Kegunaan untuk perencanaan kebutuhan perawatan :

 Angka DMF dapat dirinci masing2 komponen; D, M, F nya.


 Misal DMF =3  dgn D = 1,2  M = 0,8 dan F = 1, bila populasi nya 5000 orang maka: Jumlah
penambalan 1,2 x 5000 = 6000;  Pencabutan gigi 0,8 x 5000 = 4000; Ada gigi yg masih
tertambal dgn baik sebanyak  1 x 5000 = 5000 gigi.

Performance Treatment Index (PTI)

Kelemahan Indeks Karies :

 Tidak menunjukkan jumlah lubang/kavitas sesungguhnya. DMF-T dipertajam dengan DMF-S


 tidak menunjukkan individu yang bebas karies

E pada def berbeda dengan M (DMF) karena E hanya untuk gigi/sisa gigi anak-anak yang masih ada
dalam mulut yang sudah rusak karena karies, sehingga disebut Observable Caries Experience.

INDEKS UNTUK KEBERSIHAN MULUT 


Oral Hygiene Indeks (OHI-S) - (Green & Vermillion)
Terdiri dari : 
- Debris Index (DI)
- Calculus Index (CI)

Rumus OHI-S = DI + CI

Pengukuran Oral Debri/Debris


- Definisi : lapisan bahan lunak pada permukaan gigi terdiri atas mucin, bakteri sisa-sisa makanan,
warna putih kehijauan sampai jingga.
- Cara pengukuran : 
Deretan gigi tiap rahang dibagi 3
1. Segmen di distal caninus kanan (diwakili gigi 6 atas bagian bukal dan bawah bagian lingual)
2. Segmen di distal caninus kiri (diwakili gigi 6 atas bagian bukal dan bawah bagian lingual)
3. Segmen diantara caninus kanan dan kiri (diwakili gigi 1 kanan atas bagian labial dan 1 kiri bawah
bagian labial)

Skor 0 : Tanpa debris, tanpa pewarnaan ekstrinsik


Skor 1 : - ada debri menutupi tak lebih 1/3 permukaan gigi
             - tanpa debri, tapi ada stain tak tergantung luasnya
Skor 2 : ada debri lebih dari 1/3 permukaan gigi tapi tidak melebihi 2/3 permukaan gigi dihitung dari
leher gigi
Skor 3 : debri menutup lebih dari 2/3 permukaan gigi

Pengukuran Kalkulus
Definisi : kalkulus adalalah endapan pada permukaan gigi yang mengalami kalsifikasi keras, warna
putih kekuningan sampai hijau kecokelatan. Cara pengukuran sama dengan debri.

Skor 0 : tanpa kalkulus


Skor 1 : kalkulus tak lebih dari 1/3 permukaan gigi dari cervic gigi
Skor 2 : ada kalkulus > 1/3 tapi < 2/3 permukaan gigi, atau subgingival kalkulus titik-titik
Skor 3 : kalkulus >2/3 permukaan gigi atau subgingival kalkulus melingkar

Keterangan : 
- Bila gigi-gigi tersebut tidak ada, maka yang diperiksa adalah gigi pengganti yang ada di sebelah
mesialnya
- Bila gigi tersebut diatas juga tidak ada, maka tidak ada pengganti lagi
- minimal harus ada 3 gigi yang dapat dinilai

Community Periodontal Index of Treatment Need (CPITN)


CPITN adalah index resmi yang digunakan WHO untuk mengukur kondisi jaringan periodontal serta
perkiraan akan kebutuhan perawatannya dengan menggunakan sonde khusus (probe). 

Tujuan :
- Mendapatkan data tentang status periodontal masyarakat
- Merencanakan program kegiatan penyuluhan
- Menentukan kebutuhan perawatan yang meliputi jenos tindakan, besar beban kerja dan kebutuhan
tenaga
- Memantau kemajuan kondisi periodontal individu
Prosedur : 

 Gigi pada RA dan RB dibagi menjadi 6 bagian (sextan)


 Pemeriksaan pada gigi indeks, yaitu gigi yang diperiksa untuk mengukur kondisi jaringan
periodontal pada masing2 sextan (tidak perlu memeriksa seluruh gigi)
 Bila salah satu gigi molar dari gigi indeks tidak ada, perlu dilakukan penggantian gigi indeks
tersebut (gunakan gigi dengan keadaan terparah pada sekstan tersebut
 Bila dalam suatu sextan tidak terdapat gigi indeks, maka semua gigi yang terdapat dalam
sextan tersebut diperiksa dan nilai skor tertinggi atau keadaan gigi yang terparah pada sextan
tersebut yang dicatat
 Anak pada usia < 19thn, gigi molar kedua tidak perlu diperiksa untuk menghindari adanya
‘false pocket’
 Anak-anak usia < 15thn, pencatatan hanya diperlukan untuk mengetahui ada/tidaknya karang
gigi dan perdarahan saja
 Apabila hanya ada 1 gigi/tidak ada gigi dalam satu sekstan, maka sekstan tersebut tidak
dihitung, tetapi dipindahkan ke sextan sebelahnya dan diambil skor tertinggi

Pemeriksaan :

 Menggunakan probe dengan tekanan ringan pada sulkus gingiva. Sebagai patokan tekanan,
masukkan ujung probe di bawah kuku ibu jari tangan dengan tidak ada rasa sakit, bila ada -->
tekanan terlalu besar
 Letakkan ujung probe pada CEJ, digeser sesuai kontur gigi, perhatikan:
o Adanya perdarahan
o Jika tersangkut --> ada kalkulus
o Ujung probe masuk ke dalam gusi --> pocket
Penentuan Skor 
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang adekuat bagi komunitas tertentu, seringkali perlu
ditentukan kebutuhan perawatan. CPITN terbukti merupakan sistem yang paling sering digunakan
untuk tujuan ini dan menggunakan metode berikut:

Sistem pemberian skor (menggunakan probe)

0 : tidak ada poket atau pendarahan gingiva pada saat penyondean

1 : perdarahan gingiva pada saat penyondean

2 : kalkulus supra- sub gingiva

4 : Poket sedalam 3,5-5,5 mm

4 : poket > 6 mm

Rencana perawatan

Rencana perawatan ditentukan dengan berlandasakan pada:

0 : tidak perlu

1 : Perawatan di rumah

2 dan 3 : skeling dan perbaikan perarawatan gigi di rumah

4 : memerukan perawatan rumit, (skeling operasi dan perawatan di rumah)(Wahyukundari,


2008).
DAFTAR PUSTAKA

Bathla, Shalu. 2012. Periodontics Revisited. JP Medical Ltd.

Carranza FA, 2006. Newman MG, Takei HH, &Klokkevold PR: Clinical Periodontology, 101" ed.,
W.B. Saunders Company, Philadelphia.

Chandra. 2004. Textbook of Dental and Oral Histology and Embryology. Jaypee Brothers Publishers.

Anda mungkin juga menyukai