Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat dan Hidayahnya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “CPITN atau Community
Periodontal Index for Treatment Needs” selesai dengan tepat waktu.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian CPITN................................................................................ 3
A. Kesimpulan........................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit periodontal adalah penyakit yang mengenai jaringan pendukung gigi, yaitu gingiva/gusi
serta jaringan periodontal, yaitu jaringan yang menghubungkan antara gigi dan tulang penyangga gigi
yaitu tulang alveolar. Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas dalam
kehidupan manusia, sehingga kebanyakan masyarakat menerima keadaan ini sebagai sesuatu yang
tidak terhindari. Namun studi etiologi, pencegahan dan perawatan penyakit periodontal menunjukkan
bahwa penyakit ini dapat dicegah. Penyakit yang paling sering mengenai jaringan periodontal adalah
gingivitis dan periodontitis.
Gingivitis adalah peradangan pada gusi yang disebabkan bakteri dengan tanda-tanda klinis perubahan
warna lebih merah dari normal, gusi bengkak dan berdarah pada tekanan ringan. Penderita biasanya
tidak merasa sakit pada gusi. Gingivitis bersifat reversible yaitu jaringan gusi dapat kembali normal
apabila dilakukan pembersihan plak dengan sikat gigi secara teratur. Periodontitis menunjukkan
peradangan yang sudah mengenai jaringan pendukung gigi yang lebih dalam. Penyakit ini bersifat
progresif, biasanya dijumpai antara usia 30-40 tahun dan bersifat irreversible/tidak dapat kembali
normal seperti semula, yaitu apabila tidak dirawat dapat menyebabkan kehilangan gigi dan bila gigi
tersebut sampai hilang/tanggal berarti terjadi kegagalan dalam mempertahankan keberadaan gigi di
dalam rongga mulut seumur hidup.
Menjaga oral hygiene/kebersihan mulut merupakan obat pencegah yang paling efektif yaitu
melalui pembersihan dan eliminasi faktor lokal seperti plak dengan gosok gigi dan dengan scalling
untuk meghilangkan kalkulus/karang gigi. Kalkulus merupakan deposit keras yang berasal dari plak
yang mengalami kalsifikasi biasanya terdapat di servikal/leher gigi dan dapat menjadi iritan kronis
terhadap gusi sehingga mengakibatkan peradangan. Disamping itu pencegahan penyakit periodontal
dapat dilakukan dengan menghilangkan kebiasaan buruk sepertibruxism/kerot, bernapas melalui
mulut serta mengkoreksi kondisi gigi yang mengalami trauma oklusal karena malposisi, yaitu posisi
gigi yang salah maupun gigi yang terpendam.
B. Tujuan Pengukuran atau Pemeriksaan Survei CPITN :
5. Menentukan status kesehatan gigi masyarakat , baik macam penyakit gigi , prevalensi penyakit
gigi dan pola penyakit gigi dan mulut.
6. Mengumpulkan informasi / keterangan yang berhubungan dengan kesehatan gigi sebagai dasar
suatu program pencegahan , misalnya kebiasaan makanan , kebersihan dan kepercayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian CPITN
Pengertian CPITN atau Community Periodontal Index for Treatment Needs adalah indeks
resmi yang digunakan oleh WHO untuk mengukur kondisi jaringan periodontal serta perkiraan akan
kebutuhan perawatannya dengan menggunakan sonde khusus yaitu WHO Periodontal Examining
Probe. Sonde khusus yang dipergunakan untuk pemeriksaan CPITN ini memiliki bentuk ujung bulat
dengan diameter 0,5 mm, dengan kode warna 3,5 sampai 5,5 mm.
Sedangkan Survei adalah mengambil data pada sebagian orang yang akan diamati atau diukur
dengan teknik sampel.
1. Sektan kanan atas : elemen gigi 1.7, 1.6, 1.5, 1.4 (sektan 1)
2. Sektan anterior (depan) atas : elemen gigi 1.3, 1.2, 1.1, 2.1, 2.2, 2.3 (sektan 2)
3. Sektan kiri atas : elemen gigi 2.4, 2.5, 2.6, 2.7 (sektan 3)
4. sektan kiri bawah : elemen gigi 3.7, 3.6. 3.5, 3.4 (sektan 4)
5. Sektan anterior bawah : elemen gigi 3.3, 3.2, 3.1, 4.1, 4.2, 4 (sektan 5)
6. Sektan kanan bawah : elemen gigi 4.4, 4.5, 4.6, 4.7 (sektan 6)
Gigi Index CPITN terbagi dan tergantung atas tiga kelompok umur yaitu :
1. Apabila salah satu gigi geraham atau molar dan juga gigi seri atau incisivus tidak ada, tidak
diperlukan penggantian gigi.
2. Apabila dalam satu sektan tidak terdapat gigi index maka gigi dalam sektan tersebut diperiksa
semuanya dan yang diambil adalah gigi dengan skor tertinggi.
3. Umur 19 tahun kebawah tidak dilakukan pemeriksaan Molar Kedua (M2) untuk menghindari
false pocket.
4. Umur 15 tahun kebawah, pencatatan hanya dilakukan bila ada perdarahan daerah gusi dan
karang gigi saja.
5. Jika gigi index dan penggantinya tidak ada maka sektan diberi tanda X.
Lebih gampangnya, tentang kelompok umur, gigi indax dan skornya adalah sebagai berikut :
1. Umur 20 tahun atau lebih, gigi index yang diperiksa adalah 1.7, 1.6, 1.1, 2.1, 2.6, 2.7, 3.7, 3.6,
3.1, 4.1, 4.6, 4.7, dengan skor 0, 1, 2, 3, 4.
2. Umur 16 tahun sampai 19 tahun, gigi index yang diperiksa adalah 1.6, 1.1, 2.6, 3.6, 3.1, 4.6,
dengan skor 0, 1, 2, 3, 4.
3. Umur kurang dari 15 tahun, gigi index yang diperiksa adalah sama dengan 16-19 tahun, dengan
skor 0,1, 2.
D : lubang pada permukaan gigi karena karies, tapi masih dapat ditambal
M : Gigi/sisa gigi yang tidak dapat dilakukan penambalan karena karies. Daerah tak bergigi bekas
pencabutan gigi yang rusak karena karies
F : Gigi dengan tambalan masih baik
E pada def berbeda dengan M (DMF) karena E hanya untuk gigi/sisa gigi anak-anak yang masih ada
dalam mulut yang sudah rusak karena karies, sehingga disebut Observable Caries Experience.
Pengukuran Kalkulus
Definisi : kalkulus adalalah endapan pada permukaan gigi yang mengalami kalsifikasi keras, warna
putih kekuningan sampai hijau kecokelatan. Cara pengukuran sama dengan debri.
Keterangan :
- Bila gigi-gigi tersebut tidak ada, maka yang diperiksa adalah gigi pengganti yang ada di sebelah
mesialnya
- Bila gigi tersebut diatas juga tidak ada, maka tidak ada pengganti lagi
- minimal harus ada 3 gigi yang dapat dinilai
Tujuan :
- Mendapatkan data tentang status periodontal masyarakat
- Merencanakan program kegiatan penyuluhan
- Menentukan kebutuhan perawatan yang meliputi jenos tindakan, besar beban kerja dan kebutuhan
tenaga
- Memantau kemajuan kondisi periodontal individu
Prosedur :
Pemeriksaan :
Menggunakan probe dengan tekanan ringan pada sulkus gingiva. Sebagai patokan tekanan,
masukkan ujung probe di bawah kuku ibu jari tangan dengan tidak ada rasa sakit, bila ada -->
tekanan terlalu besar
Letakkan ujung probe pada CEJ, digeser sesuai kontur gigi, perhatikan:
o Adanya perdarahan
o Jika tersangkut --> ada kalkulus
o Ujung probe masuk ke dalam gusi --> pocket
Penentuan Skor
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang adekuat bagi komunitas tertentu, seringkali perlu
ditentukan kebutuhan perawatan. CPITN terbukti merupakan sistem yang paling sering digunakan
untuk tujuan ini dan menggunakan metode berikut:
4 : poket > 6 mm
Rencana perawatan
0 : tidak perlu
1 : Perawatan di rumah
Carranza FA, 2006. Newman MG, Takei HH, &Klokkevold PR: Clinical Periodontology, 101" ed.,
W.B. Saunders Company, Philadelphia.
Chandra. 2004. Textbook of Dental and Oral Histology and Embryology. Jaypee Brothers Publishers.