Anda di halaman 1dari 28

PENUNTUN KETERAMPILAN KLINIK BLOK 14

PEMERIKSAAN PERIODONTAL

Penyusun

drg. Kosno Suprianto, MDSc., SpPerio

drg. Sri Ramayanti, MDSc., SpKGA

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ANDALAS
2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Penuntun Keterampilan Klinik Pemeriksaan Periodontal ini disusun dengan tujuan


menjadi salah satu panduan bagi mahasiswa mengikuti kegiatan keterampilan klinik blok
14 sesuai dengan kompetensi bidang periodonsia. Penuntun ini berisi rencana kegiatan
keterampilan klinik dan teori singkat yang berhubungan dengan kegiatan ini yaitu
menghitung indeks Oral Hygiene, gingival indeks dan indeks periodontal lainnya.
Dengan mempelajari penuntun ini sebelum keterampilan klinik, diharapkan
mahasiswa mengetahui teori dasar dan tata cara pelaksanaan keterampilan klinik tentang
pemeriksaan periodontal sehingga semua kegiatan yang akan dilaksanakan dapat berjalan
lancar dan memberikan hasil yang memuaskan. Akhir kata, penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan buku penuntun ini dan meningkatkan mutu
serta kompetensi mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Gigi Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Andalas.

Padang, November 2020

Penyusun

Buku Penuntun Keterampilan Klinik Blok 14 Pemeriksaan Periodontal Tahun 2020/2021 2


DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI....................................................................................................................3
TATA TERTIB KETERAMPILAN KLINIK..............................................................4
A. TUJUAN......................................................................................................................5

B. DASAR TEORI.........................................................................................................6
C. PROSEDUR KETERAMPILAN KLINIK..............................................................18
D. CHECK LIST.............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................28
TATA TERTIB KETERAMPILAN KLINIK

1. Mahasiswa harus hadir tepat waktu sesuai jadwal . Terlambat 10 menit, tidak
diperkenankan mengikuti KETERAMPILAN KLINIK.
2. Kehadiran keterampilan klinik harus 100%, bagi yang tidak hadir harus ada izin
tertulis dari Sekretariat Akademik
3. Mempersiapkan diri tentang teori pekerjaan yang akan dilakukan,karena sewaktu-
waktu dilakukan tes secara lisan.
4. Keluar masuk ruangan keterampilan klinik harus seizin dosen pembimbing.
5. Harus memakai jas putih yang bersih dan memakai papan nama
6. Rambut tidak boleh panjang bagi laki-laki, bagi perempuan yang berambut panjang
harus diikat dan kuku tidak boleh panjang
7. Tiap mahasiswa harus meyediakan alat-alat yang diperlukan dan lap putih untuk
alas maja dan Near Beken
8. Sebelum keterampilan klinik berakhir setiap mahasiswa bertanggung jawab atas
kebersihan tempat kerja masing-masing dan lingkungannya
9. Membawa peralatan lengkap sesuai tahap pekerjaan.
10. Tidak boleh saling meminjamkan alat keterampilan klinik dengan sesama teman
dalam satu kelompok
11. Bekerja sendiri dengan tertib, dan selalu mengikuti jadwal keterampilan klinik
dan jadwal tahap pekerjaan dengan tepat.
12. Setiap tahap pekerjaan harus diperlihatkan dan disetujui dosen pembimbing.
13. Tata tertib ini dianggap sebagai peringatan pertama
14. Mahasiswa yang tidak mematuhi ketentuan no. 1-12 akan dikenakan sanksi sebagai
berikut:
a. Tidak boleh mengikuti keterampilan klinik pada saat itu
b. Tidak boleh mengikuti keterampilan klinik sampai batas waktu yang ditentukan
c. Mengulang seluruh prosedur pekerjaan tersebut
d. Nilai pekerjaan 0 (nol)
e. Nilai akhir dikurangi tergantung berat kecurangan
A. TUJUAN
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Mahasiswa mampu mengetahui dan melakukan pengukuran dan penghitungan beberapa


indeks periodontal untuk menegakan diagnosa kelainan periodontal.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Mahasiswa mampu menjelaskan dan melakukan penghitungan :


1. Indeks gingival ( Gingival Index)
2. Indeks pendarahan papila dimodifikasi (Modified Papillary Bleeding Index)
3. Indeks Titik Pendarahan (Bleeding Point Index)
4. Indeks Periodontal ( Periodontal Index)
5. Indeks Penyakit Periodontal (Periodontal Disease Index)
6. Indeks Higiene Oral ( Oral hygiene Index)
7. Indeks Plak (Plaque Index)
8. Rekam Kontrol Plak (Plaque Control Record)
9. Indeks Periodontal komunitas untuk Kebutuhan Perawatan (Community
Periodontal Index of Treatment Needs /CPITN)
10. Mobility gigi
11. Kedalaman Probing (Probing Depth)
B. DASAR TEORI
Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sangat meluas dalam
kehidupan masyarakat, sehingga mereka menganggap penyakit ini sebagai sesuatu yang
tidak terhindari. Namun studi epidemiologi menunjukkan bahwa penyakit ini dapat dicegah
dengan kontrol plak secara teratur dan benar serta membersihkan kalkulus secara periodik.
Ada dua tipe penyakit periodontal yang sering dijumpai yaitu gingivitis dan
periodontitis. Gingivitis adalah bentuk penyakit periodontal yang ringan, dengan tanda
klinis gingiva berwarna merah, membengkak dan mudah berdarah. Gingivitis yang tidak
dirawat akan menyebabkan kerusakan tulang pendukung gigi atau disebut periodontitis.
Sejalan dengan waktu, bakteri dalam plak gigi akan menyebar dan berkembang kemudian
toksin yang dihasilkan bakteri akan mengiritasi gingiva sehingga merusak jaringan
pendukungnya. Gingiva menjadi tidak melekat lagi pada gigi dan membentuk saku (poket)
yang akan bertambah dalam sehingga makin banyak tulang dan jaringan pendukung yang
rusak. Poket dapat berupa poket gingiva (Pseudo Poket) yaitu poket yang terjadi karen
migrasi margin gingiva ke arah koronal gigi tanpa disertai migrasi Junction epitel ke arah
apikal. Selanjutnya Poket Periodontal (True Poket) yaitu poket yang terjadi karena migrasi
Junction Epitel ke arah apikal dengan atau tanpa migrasi margin gingva ke arah
koronal.Apabila penyakit periodontal ini berlanjut terus dan tidak segera dirawat maka lama
kelamaan gigi kehilangan dukungan tulang alveolar sehingga gigi dapat lepas dengan
sendirinya.
Penyebab utama penyakit periodontal adalah plak. Plak gigi adalah suatu lapisan
lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak dan melekat erat
pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Diperkirakan bahwa 1mm3 plak gigi dengan
berat 1mg mengandung 200 juta sel mikroorganisme. Lokasi dan laju pembentukan plak
adalah bervariasi di antara individu. Faktor yang mempengaruhi laju pembentukan plak
adalah oral hygiene, serta faktor-faktor pejamu seperti diet, dan komposisi serta laju aliran
saliva.
Selain plak gigi sebagai penyebab utama penyakit periodontal, ada beberapa faktor
yang menjadi faktor resiko penyakit periodontal. Faktor ini bisa berada di dalam mulut atau
lebih sebagai faktor sistemik terhadap host. Secara umum faktor resiko penyakit
periodontal adalah oral hygiene yang buruk, penyakit sistemik, umur, jenis kelamin, taraf
pendidikan dan penghasilan.
Beberapa indeks sederhana dan dapat dipercaya tersedia untuk membantu dokter
gigi dan peneliti mengukur status periodontal seseorang. Indeks adalah alat untuk
mengkuantifikasi kondisi klinis atas skala yang bergradasi, yang akan memungkinkan
pembandingan antara dua populasi atau lebih yang diperiksa dengan kriteria dan metode
yang sama.
Indeks tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan penggunaannnya atas
indeks yang bertujuan untuk:
1. Mengukur derajat inflamasi ginggiva
2. Mengukur derajat destruksi periodontal
3. Mengukur jumlah penumpukan plak
4. Mengukur jumlah penumpukan kalkulus
5. Menilai kebutuhan akan perawatan.
Dalam uraian berikut hanya dibahas sebagian indeks yang banyak digunakan dalam survei
epidemiologis maupun untuk kebutuhan klinik.

A. Indeks gingival ( Gingival Index)


Indeks ini diperkenalkan oleh Loe dan Silness yang digunakan untuk menilai derajat
keparahan inflamasi. Pengukuran dilakukan pada gingival di empat sisi gigi geligi yang
diperiksa yaitu papila distovestibular, tepi gingiva vestibular, papila mesiovestibular dan
tepi gingiva oral
Kriteria penentuan skor gingiva adalah:
0 : gingival normal
1 : inflamasi ringan pada gingival yang ditandai dengan perubahan warna,
sedikit oedema; pada probing tidak terjadi pendarahan
2 : inflamasi gingival sedang, gingival berwarna merah, oedema, dan berkilat;
pada probing terjadi pendarahan
3 : inflamasi gingival parah, gingival berwarna merah menyolok, oedema,,
terjadi ulserasi; gingival cenderung berdarah spontan
Skor untuk setiap gigi diperoleh dengan menjumlahkan skor dari keempat sisi yang
diperiksa lalu dibagi dengan empat (jumlah sisi yang diperiksa pergigi).
Skor Indeks Gingiva (IG) untuk individu diperoleh dengan membagi jumlah skor dari
semua gigi yang diperiksa dengan jumlah gigi yang diperiksa.

Skor setiap gigi :


Skor untuk setiap gigi = jumlah skor dari keempat sisi yang diperiksa
4

Skor Indeks Gingiva (IG)


Indeks gingival individu=jumlah skor gigi yang diperiksa
Jumlah gigi yang diperiksa

Keparahan inflamasi gingiva secara klinis dapat ditentukan dari skor indeks gingival
dengan kriteria sebagai berikut:

Skor indeks gingiva Kondisi gingival


0,1-1,0 Gingivitis ringan
1,1-2,0 Gingivitis sedang
2,1-3,0 Gingivitis parah

B. Indeks pendarahan papila dimodifikasi (Modified Papillary Bleeding Index)


Indeks pendarahan papilla dimodifikasi ini dikemukakan oleh Saxer dan
Muhlemann, didasarkan pada pengamatan pendarahan gingival yang timbul setelah prob
periodontal diselipkan pada sulkus gingival. Dengan tetap mempertahankan ujung prob
menyentuh dasar sulkus, secara perlahan-lahan prob digerakkan sepanjang permukaan
vestibular gigi. Prob kemudian ditarik keluar dari sulkus. Prosedur ini diulangi pada setiap
gigi yang akan diukur indeks pendarahannya.
Kriteria pemberian skor adalah sebagai berikut:
0 = tidak terjadi pendarahan
1 = pendarahan berupa titik kecil
2 = pendarahan berupa titik yang besar atau berupa garis
3 = pendarahan menggenang di interdental
4 = Perdarahan spontan atau menyebar

Skor individu = jumlahskorsemuagigi


Jumlah gigi yang diperiksa

C. Indeks Titik Pendarahan (Bleeding Point Index)


Lenox dan Kopczyx merancang Indeks titik pendarahan untuk menilai hasil
pemeliharaan hygiene oral oleh pasien. Untuk pengukurannya,prob dimasukan sedalam
1mm kedalam sulkus pada permukaan distovestibular gigi. Prob kemudian dijalankan
perlahan-lahan sepanjang sulkus ke arah mesial sampai kepermukaan mesiovestibular. Cara
pengukuran yang sama diulangi pada semua permukaan vestibular gigi geligi yang akan
diperiksa.
Pencatatan dilakukan 30 detik setelah probing dengan pemberian skor:
0 = bila tidak ada pendarahan
1 = bila terjadi pendarahan
Persentase jumlah permukaan dengan pendarahan dihitung dengan rumus:

Skor =Jumlah permukaan dengan pendarahanx 100%


Jumlah semua permukaan yang diperiksa
D. Indeks Periodontal ( Periodontal Index)
Indeks ini dikembangkan oleh Russel berguna untuk mengukur keparahan inflamasi
gingival maupun destruksi periodontal dengan kriteria
Skor Kriteria
0 Negative. Tidak terlihat inflamasi pada gingival
maupun kehilangan fungsi akibat destruksi
struktur periodontal pendukung.
1 Gingivitis ringan. Terlihat daerah inflamasi
ringan pada daerah gingival bebas, tapi
perluasannya tidak sampai mengelilingi gigi
2 Gingivitis. Inflamasi telah meluas mengelilingi
gigi, tetapi perlekatan epitel belum mengalami
kerusakan
6 Gingivitis dengan pembentukan saku. Perlekatan
epitel telah mengalami destruksi, dan terjadi
pembentukan saku absolute/ periodontal. Tidak
ada hambatan pada fungsi pengunyahan; gigi
masih ketat dan tidak bergeser posisinya
(drifting)
8 Destruksi lanjut disertai kehilangan fungsi
pengunyahan. Gigi bisa goyah; bisa drifting.

Skor indeks periodontal pada seseorang dihitung dengan menjumlahkan


Skor = Jumlah skor semua gigi
Jumlah gigi yang diperiksa
E. Indeks Penyakit Periodontal (Periodontal Disease Index)
Indeks penyakit periodontal pertama kali dikembangkan oleh Ramfjord dan
kemudian sedikit dimodifikasi oleh Shick dan Ash. Indeks ini terdiri dari komponen
gingivitis dan komponen sulkus gingival. Pengukuran dapat dilakukan pada enam gigi saja
( gigi geligi 16, 21, 24, 36, 41 dan 44, yang dinamakan gigi indeks dari Ramfjord) atau gigi
geligi lain yang dikehendaki. Pada survey epidemiologis biasanya hanya pada ke-enam
gigi indeks saja dilakukan pengukuran.
Status gingival
0 = tidak ada tanda – tanda inflamasi
1 = perubahan inflamatoris ringan sampai sedang pada gingival, tapi belum meluas
mengelilingi gigi
2 = gingivitis ringan sampai sedang telah meluas mengelilingi gigi
3 = gingivitis yang parah ditandai dengan warna merah menyolok, pembesaran ,
kecenderungan mudah berdarah dan ulserasi.

Pengukuran krevikular
A. Bila tepi gingival berada pada enamel,ukur jarak dari tepi gingival ke batas
semento-enamel (BSE). Bila epitel menyatu berada pada akar gigi dan BSE tidak
teraba dengan prob, catat kedalaman sulkus gingival pada mahkota. Kemudian ukur
jarak dari tepi gingival kedasar saku apabila prob dapat digeser ke apical ke BSE
tanpa hambatan atau timbulnya nyeri sakit. Jarak dari BSE kedasar saku dapat
dihitung dengan mengurangi hasil pengukuran kedua ( jarak tepi gingival kedasar
saku) dengan hasil pengukuran pertama (kedalaman sulkus pada mahkota gigi).
B. Bila tepi gingival berada pada sementum, ukur jarak BSE ke tepi gingival.
Kemudian ukur jarak dari BSE ke dasar sulkus. Besarnya kehilangan perlekatan
adalah sebesar hasil perhitungan kedua , sedangkan kedalaman saku dihitung
dengan menjumlahkan hasil pengukuran pertama dengan hasil pengukuran kedua.
Kriteria Indeks Penyakit Periodontal
- Bila sulkus gingival pada sisi yang diukur tidak ada yang berada apical dari BSE,
skor IPP= skor gingivitis bagi gigi tersebut
- Bila pada salah satu dari dua sisi yang diperiksa terdapat sulkus gingival yang
sudah berada >3mm apical dari BSE, skor IPP gigi = 4
- Bila pada salah satu dari dua sisi yang diperiksa sulkus gingival meluas 3-6mm
apical dari BSE, skor IPP gigi = 5
- Bila sulkus gingival pada salah satu sisi yang diukur telah berada >6mm apical dari
BSE, skor IPP gigi= 6.

Skor IPP individu =Jumlah skor IPP semua gigi


Jumlah gigi yang diperiksa

F. Indeks Higiene Oral ( Oral hygiene Index)


Indeks hygiene Oral mengukur debris dan kalkulus yang menutupi permukaan gigi,
yang terdiri dari dua komponen : Indeks Debris dan Indeks Kalkulus. Gigi yang diukur bisa
semua gigi geligi atau hanya ke-enam gigi indeks saja. Bila yang diukur hanya ke-enam
gigi indeks, indeksnya dinamakan Indeks Hiegene Oral Disederhanakan (Simplified Oral
Hygiene Index)
Kiteria skor untuk indeks debris:
0 = tidak dijumpai debris atau stein
1 = ada debris lunak menutupi tidak lebih dari sepertiga permukaan gigi atau
Pewarnaan ekstrinsik (Stein)
2 = adanya debris lunak menutupi lebih dari sepertiga tetapi belum sampai
duapertiga permukaan gigi
3 = adanya debris lunak menutupi lebih dari duapertiga permukaan gigi

Indeks debris =jumlah total nilai debris tiap gigi


Jumlah permukaan gigi yang diperiksa
Kriteria skor untuk Indeks Kalkulus
0 = tidak dijumpai kalkulus
1 = adanya kalkulus supragingiva menutupi tidak lebih dari sepertiga
permukaan gigi
2 = adanya kalkulus supragingiva menutupi lebih dari sepertiga tetapi belum
melebihi duapertiga permukaan gigi atau ada flek-flek kalkulus
subgingiva sekeliling serviks gigi atau kedua-duanya
3 = adanya kalkulus supragingiva menutupi menutupi lebih dari duapertiga
permukaan gigi atau kalkulus subgingiva mengelilingi serviks gigi atau
kedua-duanya

Indeks kalkulus =Jumlah total nilai kalkulus tiap gigi


Jumlah permukaan gigi yang diperiksa

Skor OHI = Indeks Debris + Indeks Kalkulus

Kriteria status kebersihan mulut :


- Baik , bila nilai OHI = 0,0 – 2,4
- Sedang, bila nilai OHI = 2,5 – 6,0
- Buruk, bila nilai OHI = 6,1 – 12

G. Indeks Plak (Plaque Index)


Indeks Plak (IP) yang diperkenalkan oleh Silness dan Loe sedikit berbeda dengan
indeks-indeks lain yang mengukur plak karena tidak didasarkan pada perluasan plak
melainkan pada ketebalan penumpukannya. Sama seperti Indeks Gingiva, pengukuran pada
setiap gigi dilakukan pada empat sisi: distovestibular, vestibular, mesiovestibular dan oral.
Alat yang digunakan adalah kaca mulut dan sonde.

Skor IP satu gigi = Jumlah skor pada keempat sisi


4
Skor IP individu = Jumlah dari skor pergigi
Jumlah gigi yang diperiksa

Kriteria pemberian skornya adalah sebagai berikut :


0 = Tidak ada plak pada daerah gingival
1 = Ada lapisan tipis plak menumpuk ke tepi gingival bebas dan permukaan
gigi yang berdekatan. Plak ditandai hanya dengan menggesek-gesekkan
sonde sepanjang permukaan gigi
2 = Penumpukan yang sedang dari deposit lunak di dalam saku dan tepi
gingiva dan/atau permukaan gigi yang berdekatan, yang dapat dilihat
dengan mata telajang
3 = Penumpukkan yang banyak dari deposit lunak di dalam saku dan/atau
pada tepi permukaan gigi yang berbatasan
Indeks ini mempunyai kelebihan karena dapat digunakan untuk penelitian
longitudinal dan uji klinis. Kelemahannya, bahwa penentuan ketebalan plak adalah
subjektif sekali sehingga untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sahih
dibutuhkan pemeriksaan yang terlatih baik.

H. Rekam Kontrol Plak (Plaque Control Record)


Rekam Kontrol Plak (RKP) diciptakan oleh O’Leary dkk dan digunakan untuk
memantau pelaksanaan kontrol plak oleh pasien yang dirawat. Untuk pengukurannya
terlebih dahulu gigi-geligi diwarnai dengan bahan pewarna plak (disclosing solution atau
disclosing tablet).Yang dicatat adalah ada atau tidaknya deposit yang terwarnai pada batas
dentigingiva pada empat permukaan (mesial, vestibular, distal dan oral).

Skor total dihitung dengan rumus :


Jumlah permukaan gigi dengan plak
Skor RKP =x 100%
Jumlah gigi yang diperiksa X 4
I. Indeks Periodontal komunitas untuk Kebutuhan Perawatan (Community
Skor Status periodontal Kode Kebutuhan perawatan
0 Periodonsium Sehat 0 Tidak membutuhkan
1 Secara langsung atau dengan kaca I Memerlukan perbaikan oral
mulut terlihat perdarahan gingival hygiene
setelah probing.
2 Sewaktu probing terasa adanya kalkulus II Perbaikan oral hygiene dan skeling
tetapi seluruh daerah hitam* (pada professional
probe) masih terlihat
3 Saku dengan kedalaman 4-5 mm (tepi III Perbaikan oral hygiene dan skeling
gingiva berada pada bagian probe professional
berwarna hitam)
4 Saku dengan kedalaman 6 mm (bagian IV Perbaikan oral hygiene dan skeling
probe berwarna hitam tidak terlihat professional dan perawatan
lagi) komprehensif **
Periodontal Index of Treatment Needs /CPITN)
Indeks ini dikembangkan oleh Ainamo dkk, yang merupakan anggota komite ahli
WHO. Untuk pemeriksaannya didisain suatu prob khusus dengan ujung bulat berdiameter
0,5mm dan berkalibrasi atas saku yang dangkal dan saku yang dalam (dikenal dengan nama
prob WHO). Prob ini digunakan untuk memicu pendarahan gingival, meraba kalkulus dan
mengukur kedalaman saku.
CPITN memungkinkan melakukan pemeriksaan yang cepat dalam suatu populasi
untuk menentukan kebutuhan perawatannya. Selain itu indeks ini juga sangat berguna bila
digunakan untuk survey epidemiologis. Untuk survey epidemiologis diperiksa 10 gigi
indeks yang mencakup enam sektan dilengkung rahang (gigi geligi 17, 16, 11, 26, 27, 36,
37, 31, 46 dan 47), tapi hanya yang terburuk persektan yang dicatat. Sebaliknya untuk
kebutuhan perawatan yang diperiksa tergantung usia pasiennya. Bagi pasien anak-anak
dan remaja, gigi yang diperiksa dari ke-enam sektan adalah gigi : 16, 11, 26, 31 dan 46,
sedangkan bagi pasien berusia 20 tahun atau lebih, diperiksa semua gigi pada setiap sektan,
kecuali gigi molar ketiga

Kriteria untuk Indeks Periodontal Komunitas untuk Kebutuhan Perawatan


*bagian prob pada kalibrasi antara 3,5mm sampai 5,5mm
**perawatan komprehensif bisa berupa skeling dan rootplanning dibawah anastesi local,
dengan atau tanpa prosedur bedah untuk aksesibilitas.
J. Mobility gigi
Mobility gigi diperiksa dengan menggunakan tangkai dua instrumen atau dengan
satu tangkai instrument dan satu jari. Dengan salah satu tangkai instrument menekan gigi
yang diperiksa dari arah vestibular, sedangkan tangkai instrument yang satu lagi atau jari
menekan gigi dari arah oral, gigi didorong ke segala arah.

Gambar 1. Cara memeriksa mobility gigi ( Gambar: Carranza 2015)


Mobility atau kegoyangan gigi dapat dikategorikan derajatnya berdasarkan criteria
tertentu. Salah satu criteria klinis yang dapat dipergunakan dalam menentukan derajat
mobility gigi adalah:
N (normal) : secara klinis tidak terlihat adanya mobility gigi
Derajat 1 : gigi telihat bergerak baik dalam arah vestibular maupun oral, tetapi
belum lebih dari 1 mm
Derajat 2 : gigi telihat bergerak baik dalam arah vestibular maupun oral, sampai
lebih dari 1 mm
Derajat 3 : gigi telihat bergerak baik dalam arah vestibular maupun oral, sampai
lebih dari 1 mm dan dalam arah vertical

K. Kedalam Probing (Probing Depth)


Kedalaam probing merupakan hasil pengukuran jarak antara margin gingiva
sampai dasar sulkus atau junction epitel. diukur menggunakan alat Prob Periodontal yang
dimasukan kedalam sulkus gingiva atau poket dengan tekanan ringan sampai ujung prob
menyentuh junction epitel atau dasar sulkus/poket. Diukur pada 6 sisi pengukuran pada dua
permukan gigi yaitu vestibular pada sisi mesial, bukal dan distal dan oral pada sisi mesial,
oral dan distal. Kedalaman probing dapat dijadikan tanda klinis terjadi penyalit periodontal
baik gingivitis maupun periodontitis.

Gambar 2. Cara melakukan probing ( Carranza 2015)


C. PROSEDUR KETERAMPILAN KLINIK
ALAT & BAHAN
- Kaca mulut
- Sonde
- Pinset
- Disclosing solution
- Gelas kumur
- Probe periodontal
- Probe WHO

PENGUKURAN ORAL HYGIENE INDEX ( OHI )


Prosedur pekerjaan:
1. Pengisian biodata pasien
2. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Pemeriksaan klinis debris menggunakan kaca mulut dan sonde, kaca mulut untuk
meretraksi bibir atau pipi dan menahan lidah serta untuk melihat objek secara
indirect. Setiap permukaan gigi dibagi secara horizontal atas sepertiga gingival,
sepertiga tengah dan sepertiga incisal. Sonde ditempatkan pada incisal gigi
kemudian digerakkan kearah sepertiga gingiva pada permukaan bukal/labial serta
oral dari gigi yang diperiksa dan skor diberikan menurut kriteria.
4. Indek kalkulusdiukur menggunakan kaca mulut dan sonde dengan menjalankan
sonde dari sulkus ginggiva kearah koronal sepanjang permukaan gigi pada sisi
bukal/labial dan oral dan skor diberikan sessuai kriteria.
5. Hasil pemeriksaan dicatat sesuai dengan criteria indeks debris dan kalkulus.
6. Pasien diinstruksikan berkumur dengan air.
Nilai indeks kebersihan mulut yang diperoleh dengan mengukur indeks debris
dan indeks kalkulus pada ke 6 regio yaitu posterior rahang atas kanan permukaan bukal dan
palatal, regio anterior rahang atas permukaan labial dan palatal, regio posterior rahang atas
kiri permukaan bukal daan palatinal, regio posterior rahang bawah kiri permukaan bukal
dan lingual, regio anterior rahang bawah permukaan labial dan lingual serta regio posterior
rahang bawah kanan permukaan bukal dan lingual. Skor yang diambil adalaah skor
tertinggi/terparah dari masing masing regio.

Kriteria Penilaian Debris dan kalkulus


SKOR OHI = INDEKS DEBRIS + INDEKS KALKULUS
Kriteria status kebersihan mulut :
- Baik , bila nilai OHI = 0,0 – 2,4
- Sedang, bila nilai OHI = 2,5 – 6,0
- Buruk, bila nilai OHI = 6,0 – 12
Debris Indeks Kalkulus Indeks

REKAM KONTROL PLAK (RKP)


Rekam kontrol plak oleh O’Leary dkk digunakan untuk memantau pelaksanaan kontrol
plak oleh pasien hang dirawat.
Prosedur kerja :
1. Pengisian biodata pasien
2. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan
3. Pemberian disclosing solution dibawah lidah ditunggu beberapa detik sampai satu
menit dan diinstruksikan utuk berkumur dengan cairan tersebut. Instruksikan
pasien untuk berkumur ringan satu kali
4. Periksa ada atau tidaknya deposit yang terwarnai oleh disklosing solution pada batas
dentogingiva di empat permukaan mesial, vestibular, distal dan oral.
5. Catat hasil pemeriksana pada lembar rekamkontrol plak dengan memberi tanda
Positif (+) untuk yang ada deposit/warna dan negatif (-) untuk yang tidak ada
deposit atau pewarnaan.
6. Hitung Skor RKP dalam persen dengan menjumlahkan seluruh permukaan gigi
dengan plak dibagi jumlah gigi yang diperiksa dikali 4 dan hasilnya dikali 100%.

PENGUKURAN INDEKS PENDARAHAN PAPILA DIMODIFIKASI (MODIFIED


PAPILLARY BLEEDING INDEX)

Prosedur Pekerjaan:
1. Prob periodontal diselipkan pada sulkus gingival. Dengan tetap mempertahankan
ujung prob menyentuh dasar sulkus, secara perlahan-lahan prob digerakkan sepanjang
permukaan vestibular gigi.
2. Prob kemudian ditarik keluar dari sulkus.
3. Prosedur ini diulangi pada setiap gigi yang akan diukur indeks pendarahannya.
4. Pengukuran dilakukan pada ke enam gigi indeks yaitu 11, 26, 16, 31, 36 dan 46.

Kriteria pemberian skor adalah sebagai berikut:


0 = tidak terjadi pendarahan
1 = pendarahan berupa titik kecil
2 = pendarahan berupa titik yang besar atau berupa garis
3 = pendarahan menggenang di interdental
4 = Perdarahan spontan atau menyebar

Skor individu = jumlahskorsemuagigi


Jumlah gigi yang diperiksa
PENGUKURAN INDEKS PERIODONTAL KOMUNITAS UNTUK KEBUTUHAN
PERAWATAN ( COMMUNITY PERIODONTAL INDEX OF TREATMENT
NEEDS/ CPITN)

Untuk mengukur kondisi jaringan periodontal serta perkiraan akan kebutuhan


perawatannya dgn menggunakan sonde khusus

Prosedur Pekerjaan:
1. Pengisian biodata pasien.
2. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Letakkan ujung probe pd sulkus gingiva, lalu digeser dgn gerakan naik turun
mengikuti kontur gigi. Dlm penggunaan probe, dipergunakan tekanan ringan,
4. Permukaan yang diperiksa
a) Bukal /labial
Mulai dr permukaan disto bukal M2, sedekat mungkin dgn titik kontak M3,
dipertahankan sejajar dgn poros panjang gigi, kemudian probe digerakkan hati2 dgn
gerakan pendek ke atas dan ke bawah sepanjang sulkus gingiva bukal menuju ke
permukaan mesial dari M2.
b) Lingual / palatal
Prosedur pemeriksaan sama dengan bagian bukal, hanya dimulai dari permukaan
disto lingual/ disto palatal M2
5. Prosedur ini diulangi pada setiap gigi yang akan diukur
6. Pengukuran dilakukan pada ke sepuluh gigi indeks yaitu 17, 16, 11, 26, 27, 36, 37, 31,
46 dan 47 tapi hanya yang terburuk persektan yang dicatat
5. Hasil dari probing dilihat, apakah:
- berdarah/ tidak
- jika terasa ujung probe tersangkut, berarti ada kalkulus
- jika ujung probe masuk ke dalam saku gusi, berarti ada saku gusi/ poket
6. Tentukan skor berdasarkan kriteria untuk Indeks Periodontal Komunitas untuk
Kebutuhan Perawatan.
7. Skor tersebut ditulis dalam formulir CPITN
Kriteria untuk Indeks Periodontal Komunitas untuk Kebutuhan Perawatan
Skor Status periodontal Kode Kebutuhan perawatan
0 Periodonsium Sehat 0 Tidak membutuhkan
1 Secara langsung atau dengan kaca I Memerlukan perbaikan oral
mulut terlihat perdarahan gingival hygiene
setelah probing.
2 Sewaktu probing terasa adanya kalkulus II Perbaikan oral hygiene dan skeling
tetapi seluruh daerah hitam* (pada professional
probe) masih terlihat
3 Saku dengan kedalaman 4-5 mm (tepi III Perbaikan oral hygiene dan skeling
gingiva berada pada bagian probe professional
berwarna hitam)
4 Saku dengan kedalaman 6 mm (bagian IV Perbaikan oral hygiene dan skeling
probe berwarna hitam tidak terlihat professional dan perawatan
lagi) komprehensif **
*bagian prob pada kalibrasi antara 3,5mm sampai 5,5mm
**perawatan komprehensif bisa berupa skeling dan rootplanning dibawah anastesi lokal,
dengan atau tanpa prosedur bedah untuk aksesibilitas.

FORMULIR CPITN

17/16 11 26/27
Skor Skor Skor
Sex I Sex II Sex III
Skor Skor Skor
Sex IV Sex V Sex VI
47/46 31 36/37
D. CHECK LIST PENILAIAN
CHECK LIST NILAI OHI

NO Aspek yang dinilai Skor


1 2 3

1 Mengucapkan salam dan Memperkenalkan


diri

2 Pemeriksa menempatkan diri pada sisi kanan


pasien
3 Terangkan pada pasien mengenai
pemeriksaan yang dilakukan

4 Melakukan pemeriksaan debris dan kalkulus

5 Menentukan nilai OHI


6 Instruksikan pasien berkumur

Keterangan :
Skor 1 : Tidak dilakukan
Skor 2 : Dilakukan tapi tidak sempurna
Skor 3 : Dilakukan dengan sempurna

Nilai = Total Skor x 100%


17
Padang, 2020
Instruktur

Nama :………………………. Nama :………………………


NIP :………………………. BP :………………………
CHECK LIST NILAI REKAM KONTROL PLAK (RKP)

NO Aspek yang dinilai skor


1 2 3
1 Mengucapkan salam dan Memperkenalkan
diri
2 Pemeriksa menempatkan diri pada sisi kanan
pasien
3 Terangkan pada pasien mengenai
pemeriksaan yang dilakukan
4 Aplikasidisklosing solution
5 Mencatat hasil pemeriksaan untuk setiap gigi
6 Menentukan nilai Rekam Kontrol Plak (RKP)
7 Instruksikan pasien berkumur

Keterangan :
Skor 1 : Tidak dilakukan
Skor 2 : Dilakukan tapi tidak sempurna
Skor 3 : Dilakukan dengan sempurna

Nilai = Total Skor x 100%


20
Padang, 2020
Instruktur

Nama :………………………. Nama :………………………


NIP :………………………. BP :………………………
CHECK LIST NILAI PENDARAHAN PAPILA DIMODIFIKASI
(MODIFIED PAPILLARY BLEEDING INDEX)

NO Aspek yang dinilai skor


1 2 3
1 Mengucapkan salam dan Memperkenalkan
diri
2 Pemeriksa menempatkan diri pada sisi kanan
pasien
3 Terangkan pada pasien mengenai
pemeriksaan yang dilakukan
4 Aplikasi prob pada sulkus gusi digerakkan
sepanjang permukaan vestibular gigi
5 Mencatat hasil pemeriksaan untuk setiap gigi
6 Menentukan nilai Pendarahan Papila
Dimodifikasi (Modified Papillary Bleeding
Index)
7 Instruksikan pasien berkumur

Keterangan :
Skor 1 : Tidak dilakukan
Skor 2 : Dilakukan tapi tidak sempurna
Skor 3 : Dilakukan dengan sempurna

Nilai = Total Skor x 100%


20
Padang, 2020
Instruktur

Nama :………………………. Nama :………………………


NIP :………………………. BP :………………………
CHECK LIST NILAI INDEKS PERIODONTAL KOMUNITAS UNTUK
KEBUTUHAN PERAWATAN
( COMMUNITY PERIODONTAL INDEX OF TREATMENT NEEDS/ CPITN)

NO Aspek yang dinilai skor


1 2 3

1 Mengucapkan salam dan Memperkenalkan


diri

2 Pemeriksa menempatkan diri pada sisi kanan


pasien
3 Terangkan pada pasien mengenai
pemeriksaan yang dilakukan

4 Aplikasi prob pada sulkus gingiva digerakkan


dengan gerakan pendek ke atas dan ke
bawah sepanjang sulkus bukal dari distal ke
mesial

5 Aplikasi prob pada sulkus gingiva digerakkan


dengan gerakan pendek ke atas dan ke
bawah sepanjang sulkus lingual dari distal ke
mesial

6 Mencatat hasil pemeriksaan untuk setiap


sektan

7 Menentukan nilai CPITN

8 Instruksikan pasien berkumur


Keterangan :
Skor 1 : Tidak dilakukan
Skor 2 : Dilakukan tapi tidak sempurna
Skor 3 : Dilakukan dengan sempurna

Nilai = Total Skor x 100%


23
Padang, 2020
Instruktur

Nama :………………………. Nama :………………………


NIP :………………………. BP :………………………

JADWAL KETERAMPILAN KLINIK


Tanggal Materi
Kamis 12-11-2020 Penjelasan beberapa indeks yang sering digunakan
Selasa 17-11-2020 Latihan pengukuran dan penghitungan indeks 1
Kamis 19-11-2020 Latihan pengukuran dan penghitungan indeks 2
Rabu 25-11-2020 Ujian
DAFTAR PUSTAKA

Carranza, F.A; dkk tahun.2015. Clinical Periodontology. 9th ed. Philadelphia: W.B.
Saunders.
Dalimunthe, S.H.2005. Periodonsia. Edisi kedua. Medan. FKG USU

Anda mungkin juga menyukai