PEMERIKSAAN PERIODONTAL
Penyusun
1
KATA PENGANTAR
Penyusun
Halaman
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
TATA TERTIB KETERAMPILAN KLINIK..............................................................4
A. TUJUAN......................................................................................................................5
B. DASAR TEORI.........................................................................................................6
C. PROSEDUR KETERAMPILAN KLINIK..............................................................18
D. CHECK LIST.............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................28
TATA TERTIB KETERAMPILAN KLINIK
1. Mahasiswa harus hadir tepat waktu sesuai jadwal . Terlambat 10 menit, tidak
diperkenankan mengikuti KETERAMPILAN KLINIK.
2. Kehadiran keterampilan klinik harus 100%, bagi yang tidak hadir harus ada izin
tertulis dari Sekretariat Akademik
3. Mempersiapkan diri tentang teori pekerjaan yang akan dilakukan,karena sewaktu-
waktu dilakukan tes secara lisan.
4. Keluar masuk ruangan keterampilan klinik harus seizin dosen pembimbing.
5. Harus memakai jas putih yang bersih dan memakai papan nama
6. Rambut tidak boleh panjang bagi laki-laki, bagi perempuan yang berambut panjang
harus diikat dan kuku tidak boleh panjang
7. Tiap mahasiswa harus meyediakan alat-alat yang diperlukan dan lap putih untuk
alas maja dan Near Beken
8. Sebelum keterampilan klinik berakhir setiap mahasiswa bertanggung jawab atas
kebersihan tempat kerja masing-masing dan lingkungannya
9. Membawa peralatan lengkap sesuai tahap pekerjaan.
10. Tidak boleh saling meminjamkan alat keterampilan klinik dengan sesama teman
dalam satu kelompok
11. Bekerja sendiri dengan tertib, dan selalu mengikuti jadwal keterampilan klinik
dan jadwal tahap pekerjaan dengan tepat.
12. Setiap tahap pekerjaan harus diperlihatkan dan disetujui dosen pembimbing.
13. Tata tertib ini dianggap sebagai peringatan pertama
14. Mahasiswa yang tidak mematuhi ketentuan no. 1-12 akan dikenakan sanksi sebagai
berikut:
a. Tidak boleh mengikuti keterampilan klinik pada saat itu
b. Tidak boleh mengikuti keterampilan klinik sampai batas waktu yang ditentukan
c. Mengulang seluruh prosedur pekerjaan tersebut
d. Nilai pekerjaan 0 (nol)
e. Nilai akhir dikurangi tergantung berat kecurangan
A. TUJUAN
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Keparahan inflamasi gingiva secara klinis dapat ditentukan dari skor indeks gingival
dengan kriteria sebagai berikut:
Pengukuran krevikular
A. Bila tepi gingival berada pada enamel,ukur jarak dari tepi gingival ke batas
semento-enamel (BSE). Bila epitel menyatu berada pada akar gigi dan BSE tidak
teraba dengan prob, catat kedalaman sulkus gingival pada mahkota. Kemudian ukur
jarak dari tepi gingival kedasar saku apabila prob dapat digeser ke apical ke BSE
tanpa hambatan atau timbulnya nyeri sakit. Jarak dari BSE kedasar saku dapat
dihitung dengan mengurangi hasil pengukuran kedua ( jarak tepi gingival kedasar
saku) dengan hasil pengukuran pertama (kedalaman sulkus pada mahkota gigi).
B. Bila tepi gingival berada pada sementum, ukur jarak BSE ke tepi gingival.
Kemudian ukur jarak dari BSE ke dasar sulkus. Besarnya kehilangan perlekatan
adalah sebesar hasil perhitungan kedua , sedangkan kedalaman saku dihitung
dengan menjumlahkan hasil pengukuran pertama dengan hasil pengukuran kedua.
Kriteria Indeks Penyakit Periodontal
- Bila sulkus gingival pada sisi yang diukur tidak ada yang berada apical dari BSE,
skor IPP= skor gingivitis bagi gigi tersebut
- Bila pada salah satu dari dua sisi yang diperiksa terdapat sulkus gingival yang
sudah berada >3mm apical dari BSE, skor IPP gigi = 4
- Bila pada salah satu dari dua sisi yang diperiksa sulkus gingival meluas 3-6mm
apical dari BSE, skor IPP gigi = 5
- Bila sulkus gingival pada salah satu sisi yang diukur telah berada >6mm apical dari
BSE, skor IPP gigi= 6.
Prosedur Pekerjaan:
1. Prob periodontal diselipkan pada sulkus gingival. Dengan tetap mempertahankan
ujung prob menyentuh dasar sulkus, secara perlahan-lahan prob digerakkan sepanjang
permukaan vestibular gigi.
2. Prob kemudian ditarik keluar dari sulkus.
3. Prosedur ini diulangi pada setiap gigi yang akan diukur indeks pendarahannya.
4. Pengukuran dilakukan pada ke enam gigi indeks yaitu 11, 26, 16, 31, 36 dan 46.
Prosedur Pekerjaan:
1. Pengisian biodata pasien.
2. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan.
3. Letakkan ujung probe pd sulkus gingiva, lalu digeser dgn gerakan naik turun
mengikuti kontur gigi. Dlm penggunaan probe, dipergunakan tekanan ringan,
4. Permukaan yang diperiksa
a) Bukal /labial
Mulai dr permukaan disto bukal M2, sedekat mungkin dgn titik kontak M3,
dipertahankan sejajar dgn poros panjang gigi, kemudian probe digerakkan hati2 dgn
gerakan pendek ke atas dan ke bawah sepanjang sulkus gingiva bukal menuju ke
permukaan mesial dari M2.
b) Lingual / palatal
Prosedur pemeriksaan sama dengan bagian bukal, hanya dimulai dari permukaan
disto lingual/ disto palatal M2
5. Prosedur ini diulangi pada setiap gigi yang akan diukur
6. Pengukuran dilakukan pada ke sepuluh gigi indeks yaitu 17, 16, 11, 26, 27, 36, 37, 31,
46 dan 47 tapi hanya yang terburuk persektan yang dicatat
5. Hasil dari probing dilihat, apakah:
- berdarah/ tidak
- jika terasa ujung probe tersangkut, berarti ada kalkulus
- jika ujung probe masuk ke dalam saku gusi, berarti ada saku gusi/ poket
6. Tentukan skor berdasarkan kriteria untuk Indeks Periodontal Komunitas untuk
Kebutuhan Perawatan.
7. Skor tersebut ditulis dalam formulir CPITN
Kriteria untuk Indeks Periodontal Komunitas untuk Kebutuhan Perawatan
Skor Status periodontal Kode Kebutuhan perawatan
0 Periodonsium Sehat 0 Tidak membutuhkan
1 Secara langsung atau dengan kaca I Memerlukan perbaikan oral
mulut terlihat perdarahan gingival hygiene
setelah probing.
2 Sewaktu probing terasa adanya kalkulus II Perbaikan oral hygiene dan skeling
tetapi seluruh daerah hitam* (pada professional
probe) masih terlihat
3 Saku dengan kedalaman 4-5 mm (tepi III Perbaikan oral hygiene dan skeling
gingiva berada pada bagian probe professional
berwarna hitam)
4 Saku dengan kedalaman 6 mm (bagian IV Perbaikan oral hygiene dan skeling
probe berwarna hitam tidak terlihat professional dan perawatan
lagi) komprehensif **
*bagian prob pada kalibrasi antara 3,5mm sampai 5,5mm
**perawatan komprehensif bisa berupa skeling dan rootplanning dibawah anastesi lokal,
dengan atau tanpa prosedur bedah untuk aksesibilitas.
FORMULIR CPITN
17/16 11 26/27
Skor Skor Skor
Sex I Sex II Sex III
Skor Skor Skor
Sex IV Sex V Sex VI
47/46 31 36/37
D. CHECK LIST PENILAIAN
CHECK LIST NILAI OHI
Keterangan :
Skor 1 : Tidak dilakukan
Skor 2 : Dilakukan tapi tidak sempurna
Skor 3 : Dilakukan dengan sempurna
Keterangan :
Skor 1 : Tidak dilakukan
Skor 2 : Dilakukan tapi tidak sempurna
Skor 3 : Dilakukan dengan sempurna
Keterangan :
Skor 1 : Tidak dilakukan
Skor 2 : Dilakukan tapi tidak sempurna
Skor 3 : Dilakukan dengan sempurna
Carranza, F.A; dkk tahun.2015. Clinical Periodontology. 9th ed. Philadelphia: W.B.
Saunders.
Dalimunthe, S.H.2005. Periodonsia. Edisi kedua. Medan. FKG USU