DENTIN HIPERSENSITIFITAS
OLEH :
Luti Amara
1511411010/1941412016
DOSEN PEMBIMBING :
drg. Kosno Suprianto, MDSc, Sp. Perio
DEPARTEMEN PERIODONSIA
RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PENDIDIKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
REKAM MEDIK KASUS PERIODONSIA
A. Skenario Kasus
Seorang perempuan berusia 40 tahun datang ke RSGMP Unand dengan keluhan gigi
depan rahang atas sebelah kanan terasa ngilu. Keluhan dirasakan sejak kurang lebih 6 bulan
terakhir. Pasien merasakan ngilu yang singkat dan tajam pada gigi tersebut ketika makan
makanan / minum yang dingin, namun ngilu hilang saat tidak mengkonsumsi makanan atau
minuman dingin. Pasien juga merasakan ngilu ketika menyikat gigi. Pasien pernah
membersihkan karang gigi sekitar 1 tahun yang lalu. Pasien sikat gigi 2 kali sehari pagi dan
malam dengan gerakan vertikal dan dengan kekuatan yang kuat. Pasien mengunyah 2 sisi.
Dari pemeriksaan intra oral ditemukan gigi 11 dan 12 pada bagian bukalnya mengalami
resesi, ketika dilakukan tes sondasi dan tes udara/syringe pada gigi tersebut pasin merasakan
ngilu (+), pada tes perkusi dan mobility nya negatif (-). OH pasien sedang.
2. ETIOPATOGENESIS
2.1 Anatomi gigi dan kompleks pulpa-dentin
Dentin dianggap sebagai jaringan vital dan memiliki kemampuan untuk
merespons rangsangan fisiologis dan patologis.Seperti diketahui, dentin ditutupi oleh
enamel pada permukaan mahkota dan lapisan tipis sementum pada permukaan
akar.Dentin sensitive terhadap rangsangan karena perpanjangan lesi process
odontoblastik dan pembentukan kompleks dentin-pulpa.Dentin dan pulpa secara
histologist berbeda. Namun, mereka memiliki asal embrio yang sama yaitu
ectomesenchymal. Pembentukan pulpa-dentin menyebabkan dentin dipengaruhi oleh
pulpa dan sebaliknya.Dentin memiliki tubulus sangat kecil yang diisi dengan process
odontoblastik. Process ini juga dikelilingi oleh cairan dentin yang membentuk sekitar
22% dari total volume dentin. Cairan sepenuhnya disaring dan berasal dari pembuluh
darah pulpa.
2.2 Patogenesis
Berdasarkan penelitian, hipersensitif dentin berkembang di dalam dua fase, yaitu
lokalisasi lesi dan inisiasi lesi. Pada fase pertama, kehilangan enamel akibat atrisi,
erosi, abrasi, dan abfraksi menjadi penyebab tereksposnya tubulus dentin. Namun,
tereksposnya dentin sebagian besar terjadi karena resesi gingival bersama dengan
hilangnya sementum pada permukaan akar gigi kaninus dan premolar di permukaan
bukal.Perlu diperhatikan bahwa tidak semua dentin yang terekspos menjadi sensitive.
Lapisan smear layer kalsifikasi dentin sensitive lebih tipis dibandingkan dengan dentin
yang tidak sensitive, yang akan menyebabkan peningkatan pergerakan cairan dan
akibatnya terdapat respon nyeri. Pada fase kedua, agar dentin yang terekspos menjadi
sensitive, plugs tubulus dan smear layer dibuang dan akibatnya, tubulus dentin dan
pulpa terekspos ke lingkungan luar. Plugs dan smear layer pada permukaan dentin yang
terekspos terdiri dari unsur protein dan sedimen yang berasal dari kalsium fosfat saliva
dan seal tubulus dentin yang tidak konsisten dan sementara.
Temuan penelitian laboratorium menunjukkan bahwafactor mekanik dan kimia
efektif dalam menghilangkan smear layer dari tubulus dentin. Namun, dari hasil
penyelidikan klinis, factor mekanis bukan satu-satunya factor kunci dalam
menghilangkan smear layer, tetapi disertai dengan makanan dan minuman asam yang
menyebabkan pada penghilangansmear layer.
Plak mikroba bukan merupakan factor yang signifikan dalam memicu
hipersensitif dentin.Pertama, karena seperti yang disebutkan sebelumnya, gigi kaninus
dan premolar pertama memiliki resesi dan sensitifitas terbesar, namun menunjukkan
skor plak bukal terendah.Kedua, gigi dengan hipersensitif dentin biasanya merupakan
gigi yang sangat dibersihkan oleh penderita.
Carranza, Jr., and Newman, G.M., 2012, Clinical Periodontology, 11th edition, W.BSaunders
Company, Philadelphia.
Davari AR, Ataei E, Assarzadeh H. Dentin hypersensitivity : etiology, diagnosis and treatment;
a literature review. Journal of Dentistry.2013 Sep;14(3):136.
Petersson, Lars G. 2013. The role of fluoride in the preventive management of dentin
hypersensitivity and root caries. Clinical Oral Investigation. Mar; 17(Suppl 1): 63–71.
Http://www.ada.org/~/media/ADA/Member%20Center/FIles/patient_72.ashx diakses tanggal
22Juli 2019 pukul 20.00
Madruga, M.D.M., SILVA, A.F.D., PIVA,E. and LUND,R.G., 2017. Evaluation of dentin
hypersentivity treatment with glass ionomer cements: A randomized clinical trial.
Brazilian oral research, 31.