Air hujan mengandung: SO4, Cl, NH3, CO2, N2, C, O2, debu.
Air dari mata air pegunungan mengandung: Na, Mg, Ca, Fe, O2.
Untuk memperoleh air bersih cukup sulit dewasa ini, karena sekarang air sudah
banyak yang tercemar, walaupun kelihatannya bersih namun belum tentu layak
untuk digunakan.
Selain itu, air seringkali juga mengandung bakteri atau mikroorganisme lainnya.
Air yang mengandung bakteri atau mikroorganisme tidak dapat langsung
digunakan sebagai air minum tetapi harus direbus dulu agar bakteri dan mikroorganismenya mati. Pada batas-batas tertentu air minum justru diharapkan
mengandung mineral agar air itu terasa segar.
2.
Air dapat bersifat asam atau basa, tergantung besarnya konsentrasi ion
hidrogen di dalam air. Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan
mempunyai pH berkisar antara 6,5-7,5.
3.
Perubahan warna pada air dari bening menjadi keruh dan hitam merupakan
indikator terjadinya pencemaran air. Timbulnya bau pada air secara mutlak
dapat dipakai sebagai salah satu tanda terjadinya tingkat pencemaran air yang
tinggi. Adanya rasa pada air pada umumnya diikuti pula dengan perubahan pH
air.
4.
Bahan-bahan yang dibuang ke air apabila tidak larut dengan sempurna akan
mengendap di dasar perairan dan yang dapat larut sebagian akan menjadi
koloidal.
5.
1.2
Air yang tidak dapat dimanfaatkan lagi sebagai penunjang kehidupan makhluk
hidup merupakan kerugian yang terasa langsung oleh manusia. Air yang telah
tercemar tidak dapat digunakan lagi untuk berbagai macam keperluan seperti
keperluan rumah tangga, industri, pertanian, dan lain-lain. Selain itu air juga
menjadi tidak bermanfaat bagi hewan dan tumbuhan.
2.
Air yang telah tercemar, baik oleh senyawa organik maupun anorganik akan
mudah sekali menjadi media berkembang biaknya berbagai macam bibit
penyakit.
b. Ikan atau hewan air yang tercemar dapat meracuni orang yang
memakannya. Misalnya : akibat penyemprotan tanaman dengan insektisida
DDT(dikloro-difenil-trikloroetana) , air sungai tercemar. DDT masuk ke dalam
tubuh alga. Karena ikan memakan alga, maka DDT masuk ke tubuh ikan kecil.
Selanjutnya ikan kecil dimakan ikan besar sehingga DDT sampai ke tubuh ikan
besar. Orang yang memakan ikan besar tercemar DDT, dapat keracunan atau
bahkan terancam jiwanya. Jadi, bahan pencemar berjalan mengikuti rantai
makana. Selama mengikuti rantai makana itu, konsentrasi bahan
pencemar(polutan) akan semakain tinggi. Konsentrasinya di perairan biasanya
rendah. Konsentrasi itu meningkat pada alga, semakin meningkat pada
konsumen I, dan terus meningkat pada konsumen berikutnya. Hal ini di sebut
sebagai pemekatan hayati. Ini berarti bahwa pencemaran dapat meusnahkan
organisme yang berada pada tingkat trofik tinggi. Karnifor puncak (misalnya
Elang) banyak yang mati karenanya.
Bahan-bahan yang dapat mneyebabkan terjadinya pencemaran air antara lain
detergen, minyak bumi, insektisida, pupuk, sisa sisa bahan organik (nasi,
minyak goreng, kotoran, urine), dan sampah.
1.5 Cara penanggulangan pencemaran air
a. Tidak membuang limbah cair ke selokan atau sungai. Industri di haruskan
membuat kolam pengolahan limbah cair sehingga limbah cair yang dibuang ke
sungai tidak membahayakan ekosistem air. Seharusnya, limbah pemukiman
tidak langsung di buang ke sungai, melainkan di masukkan terlebih dahulu ke
kolam pengolahan limbah.
b. Tidak membuang sampah di sembarang tempat, yang akan terbawa aliran
air hujan ke selokan dan sungai
c.