Anda di halaman 1dari 19

DENTAL SIDE TEACHING

SCALING ROOT PLANING MANUAL

Oleh :

Gian Ernesto

2041412015

Pembimbing :

drg. Gunawan, Sp. RKG

UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI
2021
TELAAH KASUS

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Cara diagnosa penyakit

Untuk menegakkan suatu diagnosa, seorang dokter gigi harus mengumpulkan semua

keterangan baik dari pemeriksaan subjektif dan pemeriksaan objektif. Semua keterangan yang ada

kemudian dipilih dan diasimilasikan menjadi rencana perawatan yang komprehensif. Menurut

Carranza (2012), diagnosis penyakit periodontal terdiri dari analisis sejarah kasus dan evaluasi tanda

dan gejala klinis, sebagai hasil dari beberapa pemeriksaan (misalnya, evaluasi dengan probe,

pemeriksaan kegoyahan gigi, radiografi, tes darah, biopsi) untuk mengidentifikasi masalah pasien.

Diagnosis periodontal menentukan penyakit pada saat itu, mengidentifikasi jenis penyakitnya,

dan menyediakan pemahaman proses dasar penyakit dan penyebabnya. Suatu diagnosis tidaklah cukup

dari pengumpulan fakta. Data yang ditemukan harus disatukan sehingga menjadi penjelasan masalah

periodontal pasien. Pada akhirnya, diagnosis penyakit periodontal yang tepat dapat menentukan

prognosis dan rencana perawatan yang baik.

Secara umum prosedur diagnosa dapat dibagi menjadi empat bagian, melakukan anamnesa dan

mencatat riwayat pasien, pemeriksaan terhadap pasien (pemeriksaan fisik dan laboratorium), Evaluasi

dari hasil anamnesa dan hasil pemeriksaan fisik serta laboratorium yang akan menuntun ke arah

perumusan suatu diagnosa, Penilaian resiko medis untuk pasien-pasien gigi. Menurut Carranza (2012),

suatu diagnosis penyakit periodontal dapat ditegakkan melalui diagnosis klinis, radiografi.
Tabel 1. penyakit periodontal (JPerio, 2017)

1.2 Diagnosa penyakit

1.2.1 Gingivitis disebabkan oleh biofilm

Biofilm adalah sebuah lapisan yang terdiri dari mikroorganisme syntrophic. Plaque sebenarnya

adalah biofilm yang sudah maturasi. Setelah sikat gigit terbentuk peliccle (protein dasi saliva, cairan

sulkus, bakteri). Intial Adhesi oleh bakteri streptococci non mutans setelah 24 jam , membentuk koloni

awal disebut dengan koloni awal . Terjadi perlekatan kedua yaitu kelompok Streptococi mutans

termasuk kelompok bakteri sekunder nama perlekatan ini disebut koadhesi. Bakteri kemudian

membentuk EPS membuat ikatan antara bakteri ke gigi menjadi stabil, dan plaque menebal dan

maturasi. MMP pada saat normal untuk memperbaiki jaringan. MMP tersedia didalam MMP dalam

(zymogen), ketika pH mencapai kritis 5,5. Ketika asam aktivitas MMP tidak terkendali sehingga

menjadi proses drestruksi dan mengakibat rupture jaringan (Kasuma, N., 2016)

1.2.2 Gingivitis disebakan oleh penyakit sistemik atau factor local

Gangguan sistemik yang jarang terjadi, seperti Sindrom Papillon Lefèvre, yang umumnya

menghasilkan presentasi awal dari beberapa periodontitis. Kondisi seperti itu dikelompokkan sebagai
periodontitis sebagai manifestasi penyakit sistemik. Kondisi sistemik berupa penyakit neoplastik

seperti itu, mempengaruhi periodontal seperti debris, plak gigi, biofilm yang menginduksi

periodontitis. Penyakit sistemik yang umum seperti diabetes melitus yang tidak terkontrol, dengan efek

variabel yang mengubah jalannya periodontitis, ini muncul dari sifat multifaktor penyakit kompleks

periodontitis.

1.2.3 Gingivitis disebabkan oleh non dental

Gingivitis disebabkan oleh nondental bisa disebabkan oleh banyak faktor seperti genetik,

disorder, infeksi spesifik, inflamasi dan kondisi imun, proses reaktif, neoplasma, penyakit endokrin,

nutrisi dan metabolisme, lesi traumatik, dan gingiva pigmentasi.

1.2.4. Klasifikasi berdasarkan distribusi di rongga mulut

Gingivitis generalisata (generalized gingivitis ) adalah Inflamasi melibatkan gingiva pada

semua gigi geligi di rongga mulut. Gingivitis marginalis (marginal gingivitis ) adalah Inflamasi hanya

melibatkan tepi gingiva, meskipun sebagian gingiva cekat bisa juga terlibat. Gingivitis papilari

(papillary gingivitis) adalah Inflamasi melibatkan papilla interdental & tepi gingiva yang berbatasan.

Gingivitis difus (diffuse gingivitis) adalah Inflamasi telah mengenai tepi gingiva, gingiva cekat dan

papila interdental.

1.2.5 Scaling and Root Planing

Scaling merupakan tindakan perawatan untuk menghilangkan plak, kalkulus dan stain pada

permukaan mahkota dan akar gigi. Sedangkan root planing merupakan suatu tindakan membersihkan

dan menghaluskan permukaan akar dari jaringan nekrotik maupun sisa bakteri dan produknya yang

melekat pada permukaan akar (sementum) sehingga meghasilkan permukaan akar yang halus, keras

dan bersih.

Faktor-faktor perawatan yaitu:

a. Akesbilitas, posisi pasien dan operator harus dapat memberikan akses yang baik dalam proses

scaling and root planning. Untuk mengerjakan rahang atas, pasien dinstruksikan untuk
mengangkat dagu. Rahang bawah perlu untuk menaikkan posisi dental unit sehingga letak

mandibula parallel terhadap lantai.

b. Visibilitas, iluminasi dan retraksi. Pandangan langsung dibantu dengan penerangan mutlak

diperlukan. Jika pandangan tidak bisa secara langsung tertuju pada area perawatan (misalnya distal

gigi molar), maka pandangan dapat dibantu dengan kaca mulut. Kaca mulut ini juga berfungsi

sebagai pemantul cahaya ke area perawatan. Kaca mulut dalam hal ini juga berfungsi sebagai

retraktor lidah sehingga operator dapat mencapai area perawatan tanpa adanya halangan.

c. Kondisi alat. Sebelum digunakan, hendaknya alat dalam keadaan baik, bersih dan steril. Bagian

cutting edge seharusnya tajam agar memudahkan pengambilan kalkulus. Alat yang tumpul

cenderung tidak dapat memberikan hasil yang baik, karena kalkulus tidak terambil secara

menyeluruh serta kepekaan operator terhadap adanya kalkulus dengan bantuan alat yang tumpul

menjadi tidak optimal. Alat yang tumpul juga cenderung merusak jaringan karena adanya kekuatan

yang berlebihan dan gerakan cenderung tidak terkontrol sebagai akibat kompensasi alat yang

tumpul.

d. Maintaining wilayah kerja agar tetap bersih. Saliva yang banyak dapat megganggu visibilitas

operator saat bekerja, oleh karena itu bisa menggunakan saliva ejector.

e. Stabilisasi alat diperlukan agar penggunaan alat dapat dikendalikan dengan baik oleh operator,

cutting edge tidak salah arah dari permukaan gigi. Selain itu juga mencegah injury pada tangan

operator. Stabilisasi alat terdiri dari: instrument grasp dan finger rest.
- Instrument grasp. Cara memegang alat berhubungan dengan ketepatan kontrol pergerakan alat

selama scaling dan root planing. Ada 3 cara instrument grasp, yaitu: modified pen grasp, standard

pen grasp dan palm and thumb grasp. Modified pen grasp merupakan metode yang paling efektif

dan stabil untuk scaling dan root planing. Cara ini memungkinkan kepekaan untuk mendeteksi

kondisi permukaan gigi terutama subgingiva. Dengan modified pen grasp maupun standard pen

grasp dapat mencegah perputaran alat di luar kontrol ketika digunakan. Palm and thumb grasp

umumnya digunakan untuk membentuk gigi (gigi palsu) di luar rongga mulut.

-Finger rest. Tumpuan digunakan untuk mencegah adanya pergerakan alat yang tidak terkontrol.

Tumpuan umumnya diperankan oleh jari manis. Tumpuan dapat diletakkan pada intra maupun

ekstra oral (pada jaringan lunak). Tumpuan pada gigi yang berdekatan dengan area perawatan,

lebih stabil dibandingkan dengan tumpuan pada ekstra oral. Intra oral finger rest terdiri dari 4 cara,

yaitu: conventional (tumpuan pada gigi dalam 1 rahang sisi yang sama), cross arch (tumpuan pada

gigi dalam 1 rahang sisi yang berlawanan), opposite arch (tumpuan pada gigi pada rahang yang

berlawanan), finger on finger (tumpuan pada jari telunjuk/ibu jari tangan yang lain yang diletakkan

pada gigi yang berdekatan dengan area perawatan pada rahang yang sama). Tumpuan ekstra oral

digunakan untuk scaling gigi posterior rahang atas. Caranya dengan menempelkan jari tangan sisi

telapak tangan maupun punggung tangan pada pipi/bibir. Metode yang paling sering digunakan

adalah palm-up (dengan meletakkan punggung jari tengah dan jari manis pada sisi lateral kanan

mandibula, digunakan untuk scaling regio posterior atas kanan) dan palm-down (dengan

meletakkan jari tengah dan jari manis sisi telapak pada lateral kiri mandibula, digunakan untuk

scaling regio posterior atas kiri)

f. Aplikasi alat (scaler)

- Adaptasi alat pada permukaan gigi. Dimaksudkan sebagai tindakan untuk meletakkan blade pada

permukaan gigi sesuai konturnya. Untuk alat yang ujungnya tajam (sickle) maka aplikasi alat

harus hati-hati untuk mencegah laserasi pada jaringan lunak. Ketepatan adaptasi alat dapat
dicapai dengan memutar alat sedemikian rupa sehingga selalu menempel pada permukaan gigi

mengikuti konturnya. Jika hanya middle third yang menempel pada permukaan gigi, sedangkan

ujungnya tidak, hal ini akan menyebabkan trauma pada jaringan lunak terutama pada scaling

subgingiva (Gambar 3).

- Angulasi merupakan sudut yang dibentuk antara alat dengan permukaan gigi, sering diistilahkan

dengan tooth-blade relationship. Angulasi yang benar akan mempermudah menghilangkan

kalkulus pada permukaan gigi. Sudut yang disarankan adalah sebesar 45° - 90° khusus untuk

scaling subgingiva, ketika blade dimasukkan ke dalam sulkus, maka sudut angulasi seharusnya 0°

agar tidak melukai gingiva.


- Tekanan arah lateral dimaksudkan sebagai kekuatan yang diaplikasikan pada permukaan gigi

selama tindakan scaling and root planing. Besar kekuatan bervariasi tergantung besar kecilnya

kalkulus, serta tahapan scaling. Pada tahap awal scaling dengan kalkulus yang besar, memerlukan

kekuatan yang besar pula, sedangkan jika sudah memasuki tahap root planing, maka yang

diperlukan adalah tekanan ringan dengan peningkatan kepekaan terhadap keberadaan sisa

kalkulus. Kekuatan yang berlebihan pada tahap root planing menyebabkan permukaan gigi

(khususnya sementum) tergores dan timbul cekungan.

- Gerakan alat Perawatan scaling dan root planing meliputi 3 gerakan mendasar, yaitu exploratory

stroke, scaling stroke dan root planning stroke


1.2.6 Alat – alat scaling manual

Sikle scaler termasuk alat scaling manual, berbentuk seperti bulan sabit. Fungsi dari sickle

scaler digunakan untuk mengambil kalkulus supra dan sub gingival pada celah interdental. Permukaan

skeler sabit datar dengan dua sisi pemotong (cuttingedge) yang akan menyatu membentuk ujung yang

runcing . Penampang melintangnya berbentuk segitiga dan sisi pemotong pada ke duasisi. Apabila

digunakan untuk instrumentasi subgingiva mencederai jaringan gingiva. Sebaliknya mata pisau, leher

dan gagang skeler sabit untuk regio posterior tidak berada dalam satu bidang, karena tangkainya

membengkok agar mudah diadaptasikan pada gigi posterior. Skeler sabit yang khas adalah skeler

Morse yang bagian leher dan mata pisaunya dapat dibuka pasang pada gagangnya. Karena tipisnya,

skeler ini sangat bermanfaat untuk penskeleran pada daerah anterior mandibula apabila ruang

interproksimalnya sempit.

Chisel berbentuk seperti pahat dan berfungsi untuk menghilangkan kalkulus di daerah

proximal. Lehernya bisa lurus atau membengkok, dengan sisi pemotong membentuk sudut 45. Mata

pisau skeler pacul (hoe scaler) membengkok membentuk sudut 99 -100 terhadap leher alat. Alat ini

didisain untuk setiap permukaan gigi, artinya pada setiap permukaan gigi digunakan satu jenis skeler

pacul.
Kuret dibedakan atas dua tipe: kuret universal dan kuret khusus (area-specific/Gracey curette).

Ciri khas kuret adalah: bentuk penampang melintang seperti sendok, ujungnya membulat/tumpul

(gambar 8). Sisi pemotongnya adalah ganda pada kuret universal dan tunggal pada kuret khusus.

Ukurannya lebih halus dibandingkan dengan skeler sabit. Oleh sebab itu alat ini mudah dimasukkan

dan diadaptasikan pada saku yang dalam tanpa menimbulkan cedera pada jaringan. Kuret yang

dipasarkan ada yang bermata pisau tunggal (pada salah satu ujung gagang saja), tetapi ada juga yang

bermata pisau ganda (mata pisau pada masingmasing ujung gagang).

Satu set kuret Gracey terdiri dari 14 alat. Satu set kuret Gracey bermata ganda terdiri dari

Gracey no. 1 - 2 dan no. 3 - 4 untuk gigi anterior, Gracey no. 5 - 6 untuk gigi anterior dan premolar,

Gracey no. 7 - 8 dan no. 9 - 10 untuk permukaan vestibular dan oral gigi posterior, Gracey no. 11 - 12

untuk untuk permukaan mesial gigi posterior, dan Gracey no. 13 - 14 untuk permukaan distal gigi

posterior. Namun bagi pemakai yang telah terampil, setiap alat dapat saja diadaptasikan untuk

digunakan pada berbagai permukaan gigi dengan jalan mengubah posisi tangannya atau posisi pasien

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Identitas Pasien

Nama : Gian Ernesto

Umur : 19 tahun

Pekerjaan : Siswa Sma kelas 2


2.2 Pemeriksaan Sujektif

a.Chief complain:

Pasien datang ke RSGM FKG UNAND dengan keluhan gigi yang terasa kotor dan bau mulut

yang kurang sedap.

b. Present illness:

Keluhan dirasakan pasien sejak bulan Februari atau sekitar 6 bulan yang lalu. Pasien juga

tidak mengeluhkan gusi berdarah saat menyikat gigi. Pasien tidak menggunakan obat kumur atau

tidak melakukan pengobatan apapun untuk menghilangkan bau mulutya. Pasien sering mencoba

mengkorek-korek karang giginya dengan tusuk gigi dan lidah.

c. Post dental history:

Pasien belum pernah datang ke dokter gigi sebelumnya.

d. Post medical history:

Pasien diketahui tidak ada menderita penyakit sistemik dan tidak memiliki alergi obat.

b. Family history:

Orang tua dan keluarga pasien tidak dicurigai memiliki kelainan sistemik.

c. Social history:

2.3.1 Pemeriksaan Objektif

2.3.1 Keadaan Ekstraoral


a) Mata : pupil isokhor, conjungtiva non-anemis, sklera non-ikterik
b) Leher : TAK (tidak teraba, tidak sakit)
c) Bibir : TAK (simetris, tidak pucat, tidak ada lesi)
d) TMJ : TAK

2.3.2 Keadaan Intraoral

a) Mukosa : TAK
b) Gingiva
- Bentuk : TAK

- Warna : Kemerahan pada bukal dan lingual


gigi 34, 35, 36, 37, 46, 47
- Konsistensi : Kenyal
- Pitting test :-
- Stippling : (+)
- Permukaan : Licin pada bukal dan lingual
gigi 34, 35, 36, 37, 46, 47
- Resesi : 34, 35, 36, 37, 46, 47

- Interdental papil : membulat pada bukal dan lingual pada gigi 34, 35, 36, 37, 46, 47

- MC.Call’s festoon : -

- Frenulum : sedang
- Perkusi :-
- Mobility :-

c) Oklusi

- Kontak prematur :-

- Permukaan gigi

o Atrisi :-
o Abrasi :-
o Erosi :-

- Gigi geligi tidak beraturan : -

d) Evaluasi oral hygiene

- Nilai plak : sedang


- Kalkulus : supragingival dan subgingival, sedang,
- pada lingual dan bukal
gigi 34, 35, 36, 37, 46, 47

e) Evaluasi pra perawatan


- Diagnosis : Gingivitis Marginalis Kronis Lokalisata
- Etiologi : Dental plak dan Kalkulus
- Sikap pasien : Kooperatif
- Prognosa : Baik

f) Tahapan perawatan gigi (menyeluruh)


1) Fase pendahuluan :-
2) Fase initial : Scaling dan Root Planing + DHE
Evaluasi fase initial : kontrol 1 minggu pasca scaling
kontrol 1 bulan pasca scaling
3) Fase bedah :-
4) Fase restoratif :-
5) Fase pemeliharaan : kontol periodik 6 bulan sekali

2.4 Catatan Keadaan Intraoral

NILAI PLAK

Kunjungan I

Persentase : 97,6 %

CATATAN KEADAAN INTRAORAL


Gigi 18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

Kunjungan I 222 232 223 222 212 211 211 111 111 212 112 221 211 232 233 111

Kunjungan II
Facial

Kunjungan

III

Kunjungan I 211 222 231 112 211 211 111 111 111 112 111 122 121 222 323 212

Kunjungan II
Palatal

Kunjungan

III

Mobility - - - - - - - - - - - - - - -

BOP - + + - - - - - - - - - - + + -

Gigi 48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

Kunjungan I X 332 322 222 111 212 211 112 111 122 111 442 333 433 434 x

Kunjungan II X x
Facial

Kunjungan

III X x

Kunjungan I X 233 222 111 112 212 122 212 211 222 212 212 111 122 223 x

Kunjungan II X x
Palatal

Kunjungan

III X x

Mobility X - - - - - - - - - - - - - - x

BOP X - - - - + + + + + - - - - - x
BAB III
TAHAP PENGERJAAN

3.1 Alat

- Diagnostic set

- Tray Stainless

- Probe UNC 15

- Scaller Ultrasonic

- Low speed handpiece

- Brush

3.2 Bahan

- Masker

- Handscoon

- Dental bib

- Gelas kumur

- Suction

- Cotton roll

- Cotton pellet

- Kassa

- Alkohol

- Povidone iodine 3%

- Disclosing solution
3.3 Tahap Pekerjaan

1. Lakukan pemeriksaan subjektif dan objektif pada pasien

2. Lakukan Rekam Kontrol Plak (RKP) menggunakan disclosing solution dan hitung

skor RKP.

3. Ukur kedalaman poket dengan menggunakan probe UNC 15

4. Lakukan scaling dan root planing menggunakan scaler manual. Lakukan asepsis

terlebih dahulu dengan pada seluruh permukaan gigi. Atau bisa juga dengan

berkumur selama 1 menit menggunakan 0,12 persen clorhexidine untuk mengurangi

kontaminasi aerosol. Desinfeksi scaler manual dengan alcohol.

5. Operator harus menggunakan protective eyewear atau face shield dan masker

6. Pegang alat degan pen grasp atau modified pen grasp dengan finger rest atau ekstroral

fulcrum. Extraoral hand rest harus digunakan pada gigi maksila dan pada mandibula

bias digunakan intraoral ataupun ekstraoral fulcrum. Scaler manual harus berkontak

dengan permukaan kalkulus agar kalkulus bisa terlepas dari permukaan gigi, Scaler

manual juga harus berkontak dengan semua permukaan gigi yang terdapat deposit

yang terwarnai oleh disclosing solution setelah di RKP untuk menghilangkan lapisan

plak biofilm. Instrumentasi dilakukan dengan tekanan ringan sampai sedang. Scaler

manual digerakkan secara konstan dan sejajar dengan permukaan gigi. Selama

instrumentasi permukaan gigi diperiksa dengan sonde untuk mengevaluasi hasil

debridement.

7. Selingi dengan pemeriksaan menggunakan eksplorer pada saat melakukan perawatan.


8. Jika seluruh seluruh permukaan gigi telah halus dan bersih dari kalkulus, bersihkan

permukaan gigi menggunakan brush yang diolesi pasta gigi

9. Instruksikan pasien untuk berkumur dengan air yang telah ditetesi povidon iodin.

10. Berikan instruksi kepada pasien :

• Jangan menghisap daerah daerah yang telah dirawat

• Jangan sering meludah terlalu keras

• Jangan memakan makanan yang keras, kasar dan pedas

• Jangan menyentuh daerah yang telah dirawat dengan lidah

• Jangan minum minuman yang panas

• Dianjurkan untuk minum minuman dingin

• Instrusksikan pasien untuk tidak terlalu keras saat menyikat gigi dan gunakan

bulu sikat yang halus

• Beritahukan kepada pasien jika ada keluhan pasca perawatan segera hubungi

dokter yang telah merawat

• Kontrol kembali setalah 1 minggu perawatan

11. Berikan DHE kepada pasien :

• Pasien diinstruksikan untuk menyikat gigi 2× sehari pagi setelah sarapan dan

malam sebelum tidur

• Pasien diinstruksikan untuk menerapkan teknik menyikat gigi yang benar

seperti yang telah diajarkan oleh operator

• Pasien diinstruksikan untuk mengurangi makanan yang manis dan lengket

• Pasien diinstruksikan untuk berukumur setelah makan

• Pasien dianjurkan untuk makan buah dan sayur secara teratur serta minum air
putih yang cukup
DAFTAR PUSTAKA

Caranza, F.A., Newman, M.G., Takei, H.H., Klokkevold, P.R., 2012, Carranza’s Clinical

Periodontology, 11th ed, Saunders Elsevier, China

Neeraj khant Panwar., Aprajita Mohan., and Ruchi Arora., 2010, Efficacy of Different

Designs of Toothbrushes in Plaque Removal, Journal of Oral Health Research., 1(1) : 45-49.

Caton JG, Armitage G, Berglundh T, Chapple ILC, Jepsen S, Kornman KS, Mealey BL,

Papapanou PN, Sanz M, Tonetti MS. A new classification scheme for periodontal and peri-

implant diseases and conditions - Introduction and key changes from the 1999 classification. J

Clin Periodontol. 2018 Jun;45 Suppl 20:S1-S8. doi: 10.1111/jcpe.12935. PMID: 29926489.

Kasuma, Nila, et al. “The Analysis of Matrix Metalloproteinase-8 in Gingival Crevicular

Fluid and Periodontal Diseases.” Indian Journal of Dental Research, vol. 29, no. 4, 2018, pp.

450–454.

Anda mungkin juga menyukai