Anda di halaman 1dari 6

No.

Indikator

Mampu menjelaskan definisi dental health education

DHE adalah pembelajaran para penderita tentang pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut.
Termasuk disini mengubah perilaku/kebiasaan penderita dalam membersihkan rongga mulut untuk
mendapatkan kesehatan optimal gigi dan jaringan penyangga gigi.
Pada tahap ini mahasiswa diberi penjelasan bagaimana menerangkan pada pasien tentang
kegunaan dan pentingnya bermacam-macam alat yang digunakan untuk membersihkan gigi dan mulut.
1.
Dalam memberi penerangan pada penderita hendaknya diperhatikan beberapa hal seperti :
tingkat pendidikan, usia, dll, sehingga dalam penyampaian informasi menggunakan bahasa yang dapat
dimengerti oleh penderita. Keadaan ini berkaitan dengan daya tangkap / tingkat pemahaman terhadap
informasi yang diberikan, sehingga tujuan memberikan DHE tercapai.
Pemberian DHE idealnya harus diberikan pada penderita sebelum dilakukan perawatan
periodontal, agar untuk selanjutnya penderita dapat tetap menjaga kebersihan rongga mulutnya

Mampu menyebutkan tahapan DHE (motivasi, edukasi, instruksi, evaluasi)


Macam Tindakan yang harus diberikan saat DHE adalah :
1. Motivasi: dalam hal ini penderita diberi pengertian tentang apa itu penyakit periodontal,
penyebabnya, dampaknya, serta apa saja yang dapat dilakukan. Hal tersebut dimaksudkan agar
penderita mengerti dan sadar akan pentingnya menjaga kebersihan gigi dan mulut serta bagaimana
cara pencegahannya serta perawatannya, supaya penderita mau menerima serta mengubah
kebiasaan dan perilakunya menjadi lebih baik dalam menjaga kesehatan jaringa periodontalnya.
2. Pendidikan: setelah termotivasi, maka perlu diajarkan cara-cara menjaga kebersihan rongga mulut
2 dengan cara yang baik dan benar yaitu dengan cara menyikat gigi yang baik dan benar, cara
peggunaan dental floss, pemakaian disclosing agent untuk mendeteksi adanya plak gigi, serta
memilih sikat gigi dan pasta gigi yang sesuai.
3. Instruksi: bila sudah diajarkan, maka pada penderita diinstruksikan yang artinya diharuskan
melakukan semua tentang hal-hal yang telah diajarkan sehubungan dengan cara menjaga
kebersihan mulut tersebut diatas.
4. Evaluasi: satu minggu kemudian pasien diharuskan datang kontrol untuk dievaluasi keberhasilan
tentang hal-hal yang berhubungan dengan menyikat gigi. Bila belum berhasil bisa diulangi.

3 Mampu menjelaskan masing-masing tahapan DHE motivasi

Hal-Hal yang perlu disampaikan saat DHE:


A. Penyakit Gigi dan Jaringan Periodontal
1. Karies
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh adanya
demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Ada
4 faktor yang mempengaruhi terjadinya karies yang saling berkaitan antara yang satu dengan
yang lainnya, yang disebut dengan teori multifaktoral oral yaitu adanya host, karbohidrat,
mikroorganisme dan waktu.
2. Penyakit Periodontal
Penyakit gigi dan periodontal adalah kelainan yang paling banyak ditemukan pada
rongga mulut sehingga akan sangat luas untuk dibicarakan. Khusus untuk penyakit periodontal,
laporan WHO sejak tahun 1978 menyatakan bahwa penyakit ini adalah yang paling luas
penyebarannya pada manusia. Gingivitis mengenai lebih dari 80% anak usia muda sedangkan
hampir semua populasi dewasa pernah mengalami gingivitis, periodontitis, atau bahkan
keduanya (Manson & Eley 1993).
Gingivitis dan periodontitis adalah suatu keadaan infeksi yang serius pada gingiva dan
tulang pendukung gigi serta seringkali melibatkan satu atau banyak gigi. Apabila tidak
tertangani penyakit ini dapat menyebabkan kehilangan gigi .
a. Gingivitis

Gingivitis adalah bentuk penyakit periodontal yang paling ringan. Gingivitis


menyebabkan gingiva bengkak, berwarna kemerahan, dan mudah berdarah sehingga
kadangkala ada keluhan rasa tidak nyaman. Meskipun demikian, penyakit ini bersifat
reversibel dan dapat ditangani dengan perawatan dokter gigi serta pemeliharaan kesehatan
gigi yang baik di rumah. Gingivitis pada tahap awal menunjukan tanda-tanda klinis dari
inflamasi yang semakin jelas. Papilla interdental menjadi sedikit lebih merah dan bengkak
serta mudah berdarah pada saat penyondean. Dalam waktu 2-3 minggu akan terbentuk
gingivitis yang lebih parah akibat perubahan patologis dalam tingkat mikroskopik. Pseudo
pocket dapat terbentuk pada tahap ini dimana tepi gingiva menjadi lebih mudah dilepas dari
permukaan gigi yang diakibatkan kerusakan kolagen dan inflamasi. Poket akan bertambah
dalam apabila terdapat oedema inflamasi bertambahnya pembengkakan gingiva. Lesi yang
terjadi umumnya terlokalisir karena hanya mengenai gingiva dan bersifat reversibel apabila
plak sudah dihilangkan. Lesi ini dapat tetap terlokalisir selama bertahun-tahun atau
sebaliknya dapat menyebar ke jaringan yang lebih dalam dan menimbulkan periodontitis
kronis yang merusak (Florensia, 2000)

b. Periodontitis

Periodontitis adalah bentuk penyakit periodontal yang melibatkan kerusakan tulang


alveolar di sekeliling gigi dalam derajat ringan hingga berat. Periodontitis cenderung
menyebabkan kerusakan ireversibel dan dapat menyebabkan kehilangan gigi. Beberapa tanda
klinis pada periodontitis antara lain.

1. Beberapa atau semua tanda dari gingivitis (misalnya kemerahan, pembengkakan dan
perdarahan).
2. True pocket (poket yang diakibatkan kerusakan tulang alveolar).
3. Resesi gingiva
4. Supurasi
5. Mobilitas gigi diatas level psikologis (diatas 2 mm).
6. Kegoyangan gigi.
7. Furkasi yang terbuka.

B. Pencegahan Penyakit Periodontal

Kebersihan mulut merupakan kunci utama dalam pencegahan penyakit periodontal. Meskipun
terdapat mekanisme self cleansing di rongga mulut yang normal, kebersihan mulut masih sangat
tergantung pada pemeliharaan yang dilakukan individu setiap hari. Pemeliharaan kesehatan gigi
akan memerlukan kombinasi yang baik antara individu itu sendiri dengan dokter gigi serta
lingkungannya. Terdapat berbagai upaya preventif yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko
penyakit periodontal. Upaya preventif secara individu diantaranya dapat berupa kontrol plak dan
pengaturan diet serta melakukan kontrol periodik ke dokter gigi (Moeis, 2016).

a. Kontrol Plak
Kontrol plak adalah upaya mempertahankan hygiene mulut melelui pembuangan plak
dengan jalan penyikatan, pemakaian benang gigi dan instrumen lain. Apabila diperlukan dapat
digunakan suatu disclosing agent untuk mengidentifikasi plak. Adapun kontrol plak dapat dilakukan
sebagai berikut :
a. Menyikat Gigi
Plak akan tetap ada walaupun telah dilakukan penyikatan gigi dua kali sehari, hal ini
dikarenakan metode pembersihan yang dilakukan belum tepat. Beberapa metode disarankan
oleh para ahli, namun belum dapat dibuktikan bahwa metode yang satu lebih baik daripada
metode yang lain (Pratiwi, 2017).
1. Scrub memperkenalkan cara sikat gigi dengan menggerakkan sikat secara horizontal. Ujung
bulu sikat diletakan pada area batas gusi dan gigi, kemudian digerakkan maju dan mundur
berulang-ulang.
2. Roll memperkenalkan cara menyikat gigi dengan gerakkan memutar mulai dari permukaan
kunyah gigi ke belakang, gusi dan seluruh permukaan gigi sisanya. Bulu sikat diletakkan pada
area batas gusi dan gigi dengan posisi paralel dengan sumbu tegaknya gigi
3. Bass memperkenalkan cara menyikat gigi dengan cara meletakkan bulu sikatnya pada area
batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu tegak gigi. Sikat gigi
digetarkan di tempat tanpa mengubah-ubah posisi bulu sikat.
4. Stillman mengaplikasikan metode dengan menekan bulu sikat dari arah gusi ke gigi secara
berulang, setelah sampai di permukaan kunyah, bulu sikat digerakkan memutar. Bulu sikat
diletakkan pada area batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45 derajat dengan sumbu
tegak gigi seperti pada metode Bass.
5. Fones mengutarakan metode gerakan sikat secara horizontal sementara gigi ditahan pada
posisi menggigit atau oklusi. Gerakan dilakukan memutar dan mengenai seluruh permukaan
gigi atas dan bawah.
Secara umum hingga saat ini disimpulkan bahwa cara sikat gigi yang paling efektif adalah
dengan mengkombinasikan metode-metode tersebut di atas yaitu (Pratiwi, 2017).
1. Pada gerakan vertikal, bulu sikat diletakkan tegak lurus dengan permukaan fasial gigi dan
digerakkan dari atas ke bawah atau sebaliknya. Gerakan ini dilakukan di daerah permukaan
fasial gigi dari depan sampai belakang (Gambar 4.1.A).
2. Gerak vertikal bertujuan melepaskan sisa makanan yang terselip di antara lekuk permukaan
gigi dan antara gigi dengan gusi. Bulu sikat bergerak dari arah leher gigi (perbatasan garis
gusi dan gigi) ke arah mahkota gigi yaitu pada gigi atas bulu sikat bergerak dari atas ke
bawah dan gerak sebaliknya pada gigi bawah. Hal ini dilakukan untuk mencegah iritasi gusi
dan pembersihan yang tidak efektif.
3. Gerakan vertikal juga dilakukan pada permukaan dalam gigi yaitu permukaan palatal pada
gigi atas dan lingual pada gigi bawah. Seperti pada permukaan fasial, bulu sikat bergerak
menarik sisa makanan dari daerah leher gigi ke arah mahkota gigi (Gambar 4.1.B).
4. Gerakan horizontal dilakukan pada permukaan gigit atau kunyah (permukaan oklusal) pada
gigi geraham (premolar dan molar). Bulu sikat digerakkan maju-mundur secara berulang-
ulang
5. Gerakan memutar dilakukan pada permukaan fasial gigi atas sampai bawah dari belakang
kiri, ke depan dan belakang kanan. Gerakan ini dilakukan pada posisi gigi atas berkontak
dengan bawah.

4.1.A. Gerakan Vertikal Pada Permukaan Fasial Gigi


4.1.B. Gerakan Vertikal Pada Permukaan Lingual Gigi

6. Setelah itu, dilakukan penyikatan pada lidah di seluruh permukaannya, terutama bagian atas
lidah. Gerakan pada lidah tidak ditentukan, namun umumya adalah dari pangkal belakang lidah
sampai ujung lidah(Gambar 4.2).

Gambar 4.2. Gerakan Menyikat Lidah


7. Seluruh gerakan ini dapat diulang-ulang tanpa perlu berurutan seperti diatas dan memakan
waktu minimal tiga menit.
b. Sikat Gigi
Sikat gigi adalah alat berbentuk sikat yang digunakan untuk membersihkan gigi secara
mandiri di rumah. Ciri-ciri sikat yang baik adalah memiliki bulu sikat yang halus dan bentuk
kepala sikat yang ramping dan bulu yang halus. Pembersihan gigi tidak akan merusak email dan
mengiritasi gusi. Kepala sikat yang ramping akan mempermudah pencapaian sikat di daerah
mulut bagian belakang yang biasanya sulit dijangkau. Sikat gigi sebaiknya diganti saat kondisi
bulu sikat mulai mekar dan menyebar, kondisi bulu sikat ini tidak akan dapat menyikat gigi
dengan efektif, sebaiknya sikat gigi diganti setelah 3 bulan pemakaian. Hal yang perlu
diperhatikan adalah setiap sebaiknya memiliki sikat pribadi, hindari pemakaian bersama
dengan anggota keluarga lainnya (Pratiwi, 2007).
c. Flossing
Flossing adalah tindakan pembersihan gigi dengan menggunakan dental floss atau yang lebih dikenal
dengan benang gigi. Flossing bertujuan untuk mengangkat sisa makanan diantara gigi yang tidak
tercapai dengan sikat gigi. Idealnya flossing dilakukan setelah menyikat gigi sehingga upaya
pembersihan gigi menjadi sempurna. Cara pemakaian benang gigi (flossing) yang benar, yaitu :
(Pratiwi, 2007).
1. Gunakan floss yang unwaxed (tidak dilapisi lilin). Floss yang waxed dapat meninggalkan
lapisan wax pada permukaan gigi.
2. Ambil benang gigi secukupnya (kira-kira 10-15 cm).
3. Lingkarkan ujungnya pada jari-jari tengah.
4. Lewatkan benang perlahan melalui titik kontak dengan menggerakan benang dari arah
depan ke belakang. Hindari penekanan yang berlebihan karena dapat mengiritasi daerah
gusi di antara gigi.
5. Gerakkan benang dari arah gusi ke gigi (jangan sebaliknya) dengan penekanan ke arah gigi
supaya dapat mengangkat sisa-sisa kotoran dengan sempurna (Gambar 4.3)
6. Setelah melakukan flossing di seluruh gigi, berkumurlah untuk mengangkat sisa-sisa

kotoran yang masih terjebak di antara gigi.


Gambar 4.3. Cara memakai dental floss

4. Berkumur
Obat kumur biasanya bersifat antiseptik yang dapat membunuh kuman sebagai timbulnya
plak, radang gusi dan bau mulut. Namun, tindakan berkumur tidak mengeliminir perlunya
penyikatan gigi. Obat kumur juga dapat menjadi penyegar mulut atau mengurangi bau mulut seusai
makan. Penggunaan obat kumur biasanya 20 ml setiap habis bersikat gigi dua kali sehari. Obat
kumur dikulum dalam mulut selama 30 detik kemudian dikeluarkan. Bahan aktif yang terkandung
dalam obat kumur antara lain timol, eukaliptol, metal salisilat, mentol, klorheksidin glukonat,
hidrogen peroksida dan terkadang mengandung enzim dan kalsium. Bahan lain yang juga
terkandung adalah air, pemanis seperti sorbitol dan sodium sakarin dan alkohol 20 % (Pratiwi,
2017).

Mampu menjelaskan masing-masing tahapan DHE edukasi


Metode Roll :
 Sikat gigi merupakan alat yang diperlukan dalam menjaga kebersihan mulut. Untuk sikat gigi
yang dianjurkan adalah sikat gigi dengan handle lurus dan permukaan bulu datar, bulu sikat
berjajar 3 dan 8-12 baris dengan kekerasannya adalah medium.
 Posisi bulu sikat gigi diletakkan diantara gigi dan gusi dengan posisi membentuk sudut 45
derajat, setelah itu digerakkan dengan gerakan memutar dalam satu arah kearah koronal/mahkota
gigi.
 Menyikat gigi sebanyak 6-8 kali per regio pada RA dan RB, dikerjakan secara sistematik dalam
arti urut dari kiri ke kanan atau sebaliknya. Dilakukan pada permukaan fasial dan lingual. Untuk
permukaan oklusal dilakukan dengan gerakan maju mundur.
 Untuk memeriksa apakah menyikat gigi yang dilakukan sudah bersih dari plak gigi, amak
dipergunakan disclosing agent yaitu bahan berbentuk cairan atau tablet yang berwarna. Bila
bahan tersebut berbentuk cairan, maka cara penggunaannya dengan mengoleskan kapas yang
4 mengandung disclosing ke seluruh permukaan gigi dan setelah itu pasien disuruh kumur. Bila
masih tampak berwarna merah berarti pada waktu menyikat gigi belum bersih dari plak, bila
warna yang tampak adalah transparan itu tidak menunjukkan adanya plak gigi tapi warna dari
aquired pellicle. Bila yang dipakai tersebut adalah tablet, maka cara penggunaannya dengan
mengunyah kemudian dengan lidah pasien disuruh meratakan keseluruh permukaan gigi. Tahap
selanjutnya sama dengan penggunaan disclosing agent.
 Pembersihan untuk bagian proksimal, yang merupakan daerah sulit terjangkau oleh sikat gigi,
maka dipergunakan alat yang disebut dengan dental floss. Alat tersebut berupa benang, yang
dapat diikatkan pada handle ataupun berupa benang saja tanpa handle. Benang tersebut ada yang
terbuat dari nylon dan ada yang terbuat dari sutera yang dilapisi malam. Cara penggunaannya
adalah dengan cara memasukkan benang tersebut pada proksimal gigi dengan cara menggeser
pada salah satu sisi gigi (mesial) dan kemudian ditarik keluar juga dengan menggeser pada sisi
gigi tersebut.

5 Mampu menjelaskan masing-masing tahapan DHE instruksi


6 Mampu menjelaskan masing-masing tahapan DHE evaluasi
7 Mampu mejelaskan jenis, fungsi dan penggunaan disclosing agent
8 Mampu menjelaskan macam-macam teknik menyikat gigi
9 Mampu menjelaskan alat-alat bantu kebersihan gigi dan mulut

Anda mungkin juga menyukai