Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH GOSOK GIGI (ASUHAN

KEPERAWATAN)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menyikat gigi harus dilakukan dengan baik dan benar agar debris atau sisa makanan benar-benar

dapat dihilangkan dari permukaan gigi. Debris ini jika tidak dibersihkan akan menimbulkan

berbagai masalah, antara lain karang gigi, gigi berlubang, bau mulut dan sebagainya. cara

menyikat gigi yang baik dan benar yaitu dilakukan secara tekun, teliti dan teratur. tekun artinya

sikat gigi dilakukan dengan giat dan sungguh-sungguh, teliti artinya sikat gigi dilakukan pada

seluruh permukaan gigi dan teratur dilakukan minimal dua kali sehari. Waktu yang paling tepat

untuk menyikat gigi adalah setiap selesai sarapan dan sebelum tidur malam (ircham, 1995)

Kelompok anak-anak pada umumnya belum dapat menyikat gigi dengan baik dan efektif karena

menyikat gigi itu tidak mudah terutama pada makanan yang lengket, serta sisa makanan yang

berada pada permukaan gigi yang sulit dijangkau dengan sikat gigi (ircham, 1995) untuk itulah

peran orang tua dalam membimbing dan mendisiplinkan anak untuk melatih pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut dengan menyikat gigi secara baik dan benar pada anak-anak sangat

diperlukan agar sisa makanan yang tertinggal dipermukaan gigi yang sulit dijangkau dengan

sikat gigi bisa dibersihkan.

Orang tua berperan dalam dalam pengembangan kualitas dan anak ,cara mengajar anak serta cara

mendisiplinkan anak (Kudwiratri,1998). Termasuk didalammya peran orang tua dalam


membimbing dan mendisiplinkan anak untuk melatih pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

dengan menyikat gigi secara baik dan benar.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan penulisan terdiri dari dua, yaitu:

1. Tujuan Umum

Agar dapat memperluas wawasan dan memperoleh pengalaman secara langsung dalam

memberikan Asuhan Keperawatan pada klien Ny.W dengan gangguan Personal Hygiene:

Menggosok Gigi Di Ruang Perawatan Baru RSUD Pantura M.A Sentot Patrol Indramayu Tahun

2012.

2. Tujuan Khusus

Dalam Penyusunan laporan kasus ini diharapkan dapat:

a. Melakukan pengkajian secara konprehensip pada klien

b. Merumuskan masalah keperwatan sesuai data yang diperoleh dari klien

c. Membuat rencana keperawatan yang tepat pada klien

d. Mengimplementasikan tindakan yang dilakukan pada klien

e. Mengevaluasi dan mendokumentasikan hasil Asuhan Keperawatan yang telah dilakukukan

1.3 Manfaat

1. Bagi penulis

a. Sebagai ilmu pengetahuan tentang anatomi fisiologi gigi dan mulut

b. Lebih tahu tentang keperawatan menggosok gigi

2. Bagi institusi penpendidikan


Dapat dijadikan referensi untuk pembuatan Laporan Kasusselanjutnya

3. Bagi umum/ pembaca

a. Digunakan sebagai buku bacaan di perpustakaan agar bisa bermanfaatbagi para pembaca..

b. Sebagai bahan bandingan persepsi tentang keperawatan menggosok gigi

1.4 Metode Penulisan

Dalam penulisan laporan ini, penulisan menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode yang

menggambarkan tahap penggkajian sampai dengan tahap evaluasi, kemudian analisis

berdasarkan teori yang ada.

Adapun tehnik pengumpulan data ada sebagai berikut:

1. Wawancara

Mengumpulkan data dengan melakukan komunikasi lisan yang di dapat secara langsung dari

klien dan keluarga.

2. Observasi

Mengamati keadaan klien.

3. Pemeriksaan fisik

Dengan cara inspeksi, perkusi, palpasi, dan auskultrasi

4. Studi dokumentasi

Menelaah catatan medik yang berkaitan dengan kondisi klien

5. Studi kepustakaan

Yaitu dilakukan dengan mempelajari buku referensi yang berhubungan dengan masalah

keperawatan gangguan Personal Hygiene: menggosok gigi


1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman laporan ini, maka sistematika

Penulisan ini adalah sebagai berikut:

BAB I : Berisi pendahuluan yanhg mengungkapkan latar belang masalah, tujuan

penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : Berisi tentang tinjauan teori yang memuat definisi, etiologi, patofiologi,

peñatalasanaan, dan upaya pencegahan.

BAB III : Berisi tentang tinjauan kasus pada Ny.W dengan masalah keperawatan gangguan

Personal Hygiene: menggosok gigi meliputi pengkajian, analisis data, perencanaa, implementasi,

evaluasi.

BAB IV : Berisi kesimpulan dan saran.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1. Definisi

Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut. Mereka memiliki struktur yang

berfariasi yang memungkinkan mereka untuk melakukan banyak tugas. Gigi merupakan alat

pencernaan makanan yang sangat penting karna dapat membantu alat-alat pencernaan dalam yng

lain untuk melumatkan makanan. Gigi yang baik dan sehat bewarna putih dan tidak berlubang.

Menggosok gigi adalah rutinitas yang penting dalam menjaga dan memelihara kesehatan

gigi dari bakteri dan sisa makanan yang melekat dengan menggunakan sikat gigi

Menggosok gigi merupakan suatu upaya yang di lakukan untuk menjaga agar gigi tetap

dalam keadaan yang bersih dan sehat. Kebersihan gigi dan mulut adalah hal penting yang perlu
terus dijaga. Kesehatan gigi dan mulut tak hanya terkait dengan persoalan estetika semata, tetapi

juga dapat menimbulkan problem kesehatan yang serius timbulnya penyakit yang berkaitan

dengan gigi seperti seperti karies (gigi berlubang) atau penyakit periodontal (infeksi gigi/plak

gigi) misalnya, dapat berakibat fatal terhadap kesehatan tubuh. Dua jenis gangguan pada gigi dan

mulut ini dapat menimbulkan penyakit sistemik. Apabila tidak cepat ditanggulangi dapat

menyebabkan mikroba dalam plak gigi, menyebar dan menimbulkan penyakit sistemik seperti

gangguan pada jantung, saluran pernapasan, diabetes bahkan menyebabkan kelahiran prematur.

Karies atau gigi berlubang merupakan penyakit pada jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan

sementum yang memfermentasi karbohidrat pada gigi. Proses karies ditandai dengan terjadinya

demineralisasi pada jaringan keras gigi, diikuti dengan kerusakan bahan organiknya yang

menyebabkan terjadinya invasi bakteri dan kerusakan pada jaringan pulpa serta penyebaran

infeksi ke jaringan periapikal dan menimbulkan rasa nyeri.

Sedangkan penyakit periodental merupakan penyakit infeksi yang disebabkan bakteri yang

terakumulasi dalam plak, yang menyebabkan gingiva mengalami peradangan, sehingga sering

juga disebut penyakit plak. Sama seperti organ tubuh lainnya, rongga mulut merupakan tempat

berkumpulnya bakteri aerob maupun anaerob. Bakteri rongga mulut dapat menyebar melalui

aliran darah yang disebut bakteremia.

Dari penelitian dilaporkan bahwa bakteremia terjadi pada 100 persen pasien setelah pencabutan

gigi, 70 persen setelah pembersihan karang gigi, 55 persen setelah pembedahan gigi molar tiga,

dan 20 persen setelah perawatan saluran akar gigi. Pada kondisi kesehatan mulut yang normal,

hanya sejumlah bakteri yang masuk kedalam aliran darah dan tidak membahayakan. Namun

pada individu yang mempunyai oral higiene buruk, maka jumlah bakteri pada permukaan

giginya meningkat 2-10 kali, sehingga peluang terjadinya bakteremia menjadi lebih besar.
Teori fokal infeksi menyebutkan bahwa infeksi di rongga mulut bertanggung jawab terhadap

terjadinya dan berkembangnya tiga penyakit sistemik yakni kardiovaskuler, diabetes melitus dan

aterosklerosis. Namun dari ketiganya yang paling berpengaruh adalah penyakit kardiovaskuler,

karena bakteri gigi dapat langsung masuk ke dalam tubuh melalui aliran darah. Hal ini

menunjukkan bahwa gigi dan rongga mulut dapat berfungsi sebagai jalur masuk bagi mikroba

penyebab penyakit kebagian tubuh lainnya.

Meski di beberapa negara berkembang dilaporkan sudah terjadi perbaikan atau peningkatan

kesehatan gigi dan mulut, namun kesehatan gigi dan mulut tetap merupakan tantangan masalah

kesehatan yang perlu ditanggulangi. Dalam hal ini, diperlukan peran aktif masyarakat untuk

berperilaku hidup sehat yang dimulai dari diri sendiri. Tidak cukup hanya dengan kebiasaan

pelihara diri saja, tetapi juga harus berusaha menghindari beberapa faktor risiko penyakit gigi

dan mulut seperti merokok, alkohol dan stres. Selain itu, membiasakan diet dengan gizi

seimbang, mengurangi asupan gula dan dan mengunjungi dokter gigi secara teratur minimal dua

kali setahun.

Dapat disimpulkan bahwa kesehatan gigi dan mulut yang dipelihara dengan baik dapat

menghindarkan seseorang dari risiko menderita penyakit gigi dan mulut serta penyakit sistemik.

2.2. Etiologi

Biasa nya masalah gigi sensitif mulai di alami saat usia 20-50 tahun tapi siapa bisa menduga

penderita gigi senitif banyak di alami wanita yang mengganut hidup sehat, (maria melisa,dental

datiling manager ).
2.3. Anatomi Fisiologi/Patofiologi

Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain. Kerusakan pada gigi dapat

mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-

hari. Gigi memiliki tiga fungsi yaitu: berfungsi sebagai alat pengunyahan (mastikasi), proses

pengucapan (fonetik), dan berperan terhadap penampilan (estetik). Selain itu, masih ada fungsi

lain dari gigi, yaitu: (1) Untuk memotong dan memperkecil bahan-bahan makanan pada waktu

pengunyahan. (2) Untuk mempertahankan jaringan penyanggah, supaya tetap dalam kondisi

yang baik, dan terkait dengan erat dalam lengkung gigi serta membantu dalam perkembangan

dan perlindungan dari jaringan-jaringan yang menyanggahnya. (3) Untuk memproduksi dan

mempertahankan suara/bunyi. (4) Untuk melindungi jaringan penyanggah.

Bagian-bagian gigi terbagi atas, sebagai berikut: (1) Corona dentis yaitu mahkota gigi. (2) Radix

dentis yaitu akar gigi. (3) Apex radicis dentis. (4) Dentinum (dentine) = dentin. (5) Emailum

(email) = email. (6) Cementum. (7) Cuspis dentis (dental cusp). (8) Apex cuspidis. (9) Cingulum.

(10) Fissura pertumbuhan (developmental groove). (11) Fissura tambahan (supplemental

groove). (12) Fossa(e). (13) Crista (crest = ridge) = galengan = pematang.

2.4. Penatalaksanaan

10 cara menggosok gigi yang baik adalah:

1) Menjaga mulut dan gusi tetap sehat

Ada sebuah ungkapan kesehatan bahwa kondisi gigi yang baik adalah penting untuk

mewujudkan tubuh yang sehat secara keseluruhan; termasuk kondisi fisik secara umum,

kemampuan untuk mengunyah dan berbicara, penampilan dan hubungan sosial seseorang dengan

yang lainnya.
2) Untuk mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi, gosok gigi, bersihkan dengan benang

gigi serta kunjungi dokter gigi secara teratur. Jika kurang paham cara menggosok gigi yang baik,

minta bantuan dan saran dari dokter gigi Anda. Tak lupa, minta juga saran tentang cara lainnya

untuk mencegah kerusakan gigi seperti perawatan gigi dengan fluoride. Gosok gigi Anda dengan

benar setidaknya 2 menit minimal 2 kali sehari. Dan waktu menggosok gigi yang paling penting

untuk tidak dilewatkan adalah pada malam hari sebelum tidur. Akan lebih baik jika Anda dapat

menggosok gigi setiap sehabis makan. Bersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi sedikitnya

sekali sehari.

Cara menggosok gigi yang baik:

1) Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45 derajat di daerah

perbatasan antara gigi dengan gusi.

2) Gerakan sikat dengan lembut dan memutar. Sikat bagian luar permukaan setiap gigi atas

dan bawah dengan posisi bulu sikat 45 derajat berlawanan dengan garis gusi agar sisa makanan

yang mungkin masih menyelip dapat dibersihkan.

3) Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan gigi.

4) Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah. Gunakan hanya

ujung bulu sikat gigi untuk membersihkan gigi dengan tekanan ringan sehingga bulu sikat tidak

membengkok. Biarkan bulu sikat membersihkan celah-celah gigi. Rubah posisi sikat gigi

sesering mungkin.

5) Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi tegak dan

gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis gusi.

6) Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar napas lebih segar.
7) Pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut karena yang keras dapat membuat gusi

terluka dan menimbulkan abrasi pada gigi, yaitu penipisan struktur gigi terutama di sekitar garis

gusi. Abrasi dapat membuat bakteri dan asam menghabiskan gigi karena lapisan keras pelindung

enamel gigi telah terkikis.

8) Ganti sikat gigi jika bulu sikat sudah rusak dan simpan di tempat yang kering sehingga

dapat mengering setelah dipakai.

9) Jangan pernah meminjamkan sikat gigi Anda kepada orang lain karena sikat gigi

mengandung bakteri yang dapat berpindah dari orang yang satu ke yang lain meski sikat sudah

dibersihkan.

10) Gunakan sikat gigi elektrik untuk si kecil agar lebih mudah digunakan. Sikat gigi jenis ini

sebenarnya dapat membersihkan lebih baik daripada sikat gigi manual, namun sebaiknya

konsultasikan terlebih dulu soal penggunaannya dengan dokter gigi Anda.

BAB III
PEMBAHASAN ASUHAN KEPERAWATAN

Nama siswa : Desih

NIS : 9955186057

Ruang : Perawatan baru

Pengkajian diambil tanggal : kamis, 25 oktober 2012

Jam : 13.00 -13.30 WIB

3.1. Pengkajiaan
Identitas Pasien

Nama : Ny. W

Umur : 43Thn

Jenis kelamin : Perempuan

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Desa bugel kec patrol

Tgl masuk : Rabu, 23 oktober 2012

No. medrek : 060800

Diagnose medis : Diabetes militus

Tgl pengkajian : Kamis, 25 oktober 2012

A. Riwayat kesehatan sekarang

Klien datang ke RSUD Pantura M.A Sentot di antar oleh keluarganya pada tanggal 23 oktober

2012 pukul 10.00WIB. Pada saat dikaji klien mengatakan badan terasa lemas tidak nyaman

dengan gigi yang kotor klien tampak lemah,kurus,kadar gula pun rendah berat badan pun turun

dari 49 menjadi 45 dan gigi klien tampak kotor dan bau

B. Riwayat kesehatan masa lalu

Klien mengatakan sebelumnya pernah terjatuh dari tangga 2 tahun yang lalu
C. Pemeriksaan Fisik

1. Penampilan umum

 Kesadaran : tampak lemah

 Panjang/berat badan : 155cm/49kg

 Tekanan darah :100/60 mmHg

 Respirsi : 24x/menit

 Nadi : 84x/menit

 Suhu : 370 C

2. Kepala : tidak ada kelainan,dan kulit kepal baik, normal

3. Mata : simetri, kontiva anemis

4. Telinga : simetris, pendengaran cukup baik

5. Hidung : simetris, penciuman baik

6. Mulut : gigi tanpak kotor, pengecapan kurang baik (karena

sakit)

7. Dada : simetris, tidak ada keluhan lainnya

8. Abdomen simetris tidak ada nyeri normal

9. Genetalia :-

10. Extramitas atas : simetris, normal bisa digerakan dan tidak ada

keluhan lainnya

11. Extramitas bawah : simetris, normal bisa digerakan dan tidak ada

keluhan lainnya

D. Aktivitas sehari-hari

No Jenis aktivitas Saat sehat di rumah Saat sakit di RS


1. Nutrisi
 Frekuensi  3x sehari  2x sehari
 Pola makan  Pagi,siang,dan  Pagi, siang
sore
 Jenis makanan  Nasi 
 Porsi makanan  1 porsi habis Lunak(bubur)
 kesulitan
 tidak ada masalah  Hanya
dalam pemenuhan menghabiskan ½
nutrisi porsi saja
 Selera makan
berkurang
2. Eliminasi
a. Eliminasi alvi
 warna feces  kuning khas  hitam
 konsitensi feces  padat  cair campur
 kesulitan  tidak ada masalah darah
dalam pemenuhan  selalu balak/
eliminasi alvi balik ke kamar
mandi
b. Eliminasi urine
 warna urine  kuning khas
 konsistensi  cair  kuning khas
urinekesulitan  tidak ada masalah  cair
dalam pemenuhan  tidak ada
eliminasi urine masalah dalam
pemenuhan
eliminasi urine
3. Pesnonal hygiene
 frekwensi mandi  2x sehari  1x sehari
 frekwensi sikat gigi  2x sehari  selama
dirawat diRS klien
belum menggosok
gigi
 frekwensi keramas  1x /3 hari  di rawat di
RS belum 3 hari
4. Istirahat dan tidur
 mulai tidur  pukul 20.30 WIB  sejak di RS
klien banyak tidur
 lamanya tidur  6-7 Jam  1-2 jam tapi
itu sering (tidur).
E. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Laboratorium
No Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil Nilai
normal
1. 24 0ktober Pemeriksaan
2012 laboraturium
a. kimia klinik
 glukosa sewaktu  72mg/dl  110-
140mg/dl
 Ureum  53mg/dl  11-36,5
 L:0,64
 Kreatinin  1,2mg/dl P:0,57
 L=<37
 Sgot  72u/l P=<31
 L=<45
 sgpt  33UL P=<36
 L:12,0-
b. hematologi 6,8
 hemoglobin  10,9g% P11,0-
 leukosit  15,5
12600/mm3
 trombosit  4.000-
 231000% 10.000
 hematokrit 
 gol darah  32 % 150.000-
 B 400.000
 35-
48%

F. Program Therapy

Sabtu, 27 oktober 2012

No. Pukul Bentuk therapy Jenis therapy

1. 10.30 WIB o Oral o ambroxol


o injeck o paracetamol
o infuse o Ranitidine
o ondansetron
2. 11.50 WIB o Oral o –
o injeksi o Ceftriaxonen
o Infus o NaCl

-
3.2. Analisa Data

No. Data Fokus Etiologi Masalah

1. DO: klien mengatakan Malas untuk Gangguan ersonal hygiene:


badan terasa lemas melakukan menggosok gigi berhubungan
dan tidak nyaman perawatan diri dengan ketidakmampuan fisik
dengan gigi yang menggosok gigi
kotor
DS: klien tanpak
lemah, gigi klien
tanpak kotor dan bau
2. DS: klien mengatakan Mengigil Peningkatan suhu tubuh
tubuhnya terasa panas berhubungan dengan penyakit
DO: suhu tubuh DM
meningkat
- S = 39 0 C
- R = 24x/menit
3.3. Catatan Perkembangan
No. Tgl Masalah Diagnosa Tujuan Intervansi Implementasi
Data
Keperawatan keperawatan
1 25 DS:klien Gangguan Gangguan personal Setelah Lakukan Melakukan
oktober tampak lemah personal hygiene: menggosok dilakukan tindakan tindakan
2012 gig klien hygiene: gigi dgn ketidak tindakan perawatan keperawatan
tampak kotor Menggosok gigi mampuan fisik: keperawatan personal personal
dan bau DS: klien tampak selama 1x24 hygiene: hygiene:
DO:klien lemah gigi klien jam masalah menggosok menggosok
mengatakan tampak kotor dan bau personal gigi. gigi.
badan terasa DO:klien hygiene:
lemas dan menggatakan badan menggosok gigi Berikan
tidak nyaman terasa lemas dan dapat teratasi. penyuluhan
dengan gigi tidak nyaman dengan kesehatan cara-
yang kotor. gigi yang kotor dan cara tentang
bau perawatan diri:
menggosok
gigi.

2 25 DS: klien Peningkatan Peningkatan suhu Setelah Lakukuan Melakukan


oktober mengatakan suhu tubuh : tubuh. dilakukan tindakan tindakan
2012 tubuhnya tersa meninggkat DS:kliem tindakan keperawatan keperawatan
panas mengatakan tubuhnya keperawatan mengkompres mengkompes
DO: suhu tubu terasa panas selama 1x24 dengan air air hangat
klien, DO:suhu tubuh klien, jam masalah hangat.
meninggkat meninggkat peningkatan
0 0
- S=39 C - S=39 C suhu tubuh:
- - R=24x/menit menggigil
R=24x/menit teratasi dengan
baik.
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Laporan Kasusini berjudul “Asuhan Keperawatan pada klien Ny.W dengan gangguan

personal hygiene: menggosok gigi di ruang perawatan baru di RSUD Pantura MA

Sentot Patrol Indramayu tahun 2012 “.

Selama melakukan asuhan keperawatan pada Ny. W penulis menemukan beberapa hal yang

dijadikan kesimpulan.

1. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan personal hygiene menggosok gigi di

tujukan untuk menghindari terjadinya gigi berlubang dan karies

2. Gangguan keperawatan berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. W dengan masalah

personal hygiene menggosok gigi, terdapat gangguan keperawatan yaitu kurangnya

pemenuhan kebutuhan rasa nyaman.

3. Tahap perencanaan disesuaikan dengan gangguan keperawatan yang ditemukan dan

disesuaikan dengan kemampuan, situasi, kondisi dan sarana yang ada di ruangan.

4. Tahap pelaksanaan/implementasi dapat berjalan dengan baik yang telah di buat dan

diselesaikan dengan kondisi klien.

5. Tahap evaluasi, penulis menilai sejauh mana keberhasilan asuhan keperawatan yang

diberikan pada klien

4.2 Saran

Berdasarkan hasil pengkajian langsung pada Ny.W dengan gangguan personal hygiene

menggosok gigi terdapat beberapa hambatan yang dialami penulis maka diperlukan suatu

upaya untuk meningkatkan dan memperbaiki suatu hambatan tersebut . oleh karena itu,

penulis merekomendasikan hal sebagai berikut :

1. Untuk perawat
Perawat hendaknya melakukan Asuhan Keperawatan secara Komprehesif baik dari segi

bio,psiko,social,dan spiritual dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan

Gangguan Personal Hygiene: menggosok gigi

2. Untuk klien dan Keluarga

Diharapkan setelah dilakukan pengkajian Klien maupun keluarga harus mau dan mampu

melakukan personal hygiene menggosok gigi dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA

https://sites.google.com/site/dentalhealthcomunityevhyedward/struktur-anatomi-gigi

www.preventionindonesia.com/article.php?...cara-menggosok-gigi

inforahma.wordpress.com/2012/01/06/jagalah-mulutmu/

Anda mungkin juga menyukai