TINJAUAN PUSTAKA
Definisi daftar pustaka atau bibliografi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah daftar yang mencantumkan judul buku, nama pengarang, penerbit dan sebagainya
yang ditempatkan pada bagian akhir suatu karangan atau buku dan disusun berdasarkan
abjad. Daftar sendiri didefinisikan sebagai catatan sejumlah nama atau hal yang disusun
berderet dari atas ke bawah. Daftar kepustakaan atau bibliografi adalah sebuah daftar yang
berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya yang mempunyai
pertalian dengan sebuah karangan yang tengah digarap. Melalui daftar pustaka yang
disertakan pada akhir tulisan, para pembaca dapat melihat kembali padasumberaslinya.
(Gorys Keraf, 1997) Daftar pustaka disusun menurut urutan abjad nama belakang penulis
pertama. Daftar pustaka ditulis dalam spasi tunggal. Antara satu pustaka dan pustaka
berikutnya diberi jarak satu setengah spasi. Baris pertama rata kiri dan baris berikutnya
menjorok ke dalam. (Groys Keraf, 1997). Fungsi dari penulisan daftar pustaka yaitu untuk
memberikan informasi bahwa pernyataan dalam karangan itu bukan hasil pemikiran penulis
sendiri, tetapi hasil pemikiran orang lain yang penulis, untuk memberikan arah bagi para
pembaca buku atau karya tulis yang ingin meneruskan kajian atau untuk melakukan
pengecekan ulang terhadap sumber aslinya. Selain itu fungsi dari penulisan daftar pustaka
yaitu untuk memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku atau karya tulis
yang dirujuk terhadap hasil karyanya yang turut menyumbang peraran dalam penulisan karya
tulis yang kita tulis. Serta untuk menjaga profesionalitas kita (jika kita sebagai seorang
penulis karya tulis) terhadap tulisan yang kita buat. Fungsi lain dari penulisan daftar pustaka
yaitu untuk melihat kebenaran bahan yang dikutip. (Groys Keraf, 1997).
BAB III PEMBAHASAN
3.1
3.2
Fungsi daftar pustaka adalah sebagai pelengkap dalam sebuah catatan kaki. Dalam daftar
pustaka kita dapat mengetahui keterangan-keterangan yang lengkap mengenai buku atau
majalah itu. Daftar pustaka berfungsi untuk memperkuat isi karya ilmiah yang ditulis. Suatu
kutipan dapat ditujukan untuk memperkuat alasan dan bukti yang dikemukakan sehubungan,
hal tertentu yang ada di dalam tulisan. Secara garis besar daftar pustaka dalam suatu karya
ilmiah memiliki fungsi sebagai berikut :
Untuk memberikan informasi bahwa pernyataan dalam karangan itu bukan hasil pemikiran
penulis sendiri, tetapi hasil pemikiran orang lain yang penulis.
Untuk memberikan arah bagi para pembaca buku atau karya tulis yang ingin meneruskan
kajian atau untuk melakukan pengecekan ulang terhadap sumber aslinya.
Untuk memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap penulis buku atau karya tulis yang
dirujuk terhadap hasil karyanya yang turut menyumbang peraran dalam penulisan karya tulis
yang kita tulis.
Menjaga profesionalitas kita (jika kita sebagai seorang penulis karya tulis) terhadap tulisan
yang kita buat
Nama pengarang. Penulisan nama pengarang pada daftar pustaka harus dikutip secara
lengkap tanpa menyertakan gelar akademik dari pengarang. 2.
Judul buku, termasuk judul tambahannya Penulisan judul buku dalam daftar pustaka hendak
nya tidak boleh di singkat. 3.
Data publikasi, meliputi : tahun penerbitan, kota penerbitan, nama penerbit, cetakan ke-
berapa, nomor jilid, dan tebal (jumlah halaman) buku tersebut. 4.
Untuk sebuah artikel diperlukan pula judul artikel yang bersangkutan, nama majalah, jilid,
nomor dan tahun.
3.4
Nama penulis. Urutan penulisan nama penulis dalam daftar pustaka yaitu : nama akhir, nama
awal, dan nama tengah, tanpa gelar akademik. Nama penulis yang terdiri dari dua bagian
ditulis dengan urutan: nama akhir diikuti koma, nama awal (disingkat atau tidak disingkat
tetetapi harus konsisiten dalam satu karya ilmiah) diakhiri dengan titik. Apabila sumber yang
dirujuk ditulis oleh tim, semua nama penulisnya harus dicantumkan dalam daftar rujukan. 2.
Tahun penerbitan.
3.
Judul buku. -
Judul buku.
-
Nama kota. 4.
Nama penerbit. 5.
Tahun penerbitan.
Urutan nama pengarang disusun dari belakang ke depan mengikuti urutan dalam buku kecuali
nama Tionghoa. b
Jika penulis adalah satu badan instansi, yayasan, departemen, komite, organisasi, dan pusat,
maka nama badan-badan tersebut menggantikan tempat nama pengarang/penulis. c
Jika tidak ada nama pengarang atau penulis, maka dimulai dengann nama buku. d
Nama buku dicetak miring dalam tulisan tangan atau ketikan nama buku. e
Jika ada lebih dari satu nama kota, maka diambil nama yang pertama. Jika tidak ada angka
tahun, berilah angka tahun terakhir. Angka tahun biasanya
terdapat pada sampul dalam buku. Jika tidak ada juga, berilah singkatan t.th (tanpa angka
tahun) Contoh satu pengarang : Munandar, Utami.
Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat
, Jakarta: Rineka Cipta, 1999. Rook, George M.
Paragraf Power, Communicating Ideas Through Paragraph
, New York: Pearson Education, p.2000. Sukardi, Dewa Ketut.
Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
, Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Contoh dua pengarang : Allen, Edward David, and Rebbeca M.
Valette.
Classroom Technique: Foreign Language and English as a second Language
, New York: Harcourt javanich, Inc., 1977. Arifin, E.Z dan S.A. Tasai.
Cermat Berbahasa Indonesia
, Jakarta: Akademika Presendo, 1999. Crow, Lester and Alice Crow.
Educational Psychology
, New York: American Book Company, p.1999.
3.5
(harus ditulis miring). Volume (jika ada). Edisi atau cetakan (jika ada). Kota penerbit : Nama
penerbit. Contoh:
Arikunto, S. 2010.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S.B & Zain, A. 2006.
Straregi Belajar Mengajar
. Jakarta: Rineka Cipta. Jika buku yang dijadikan sumber ditulis oleh orang yang sama dan
diterbitkan pada tahun yang sama maka penulisannya adalah pada data tahun penerbitan
diikuti oleh lambang a, b, c dan seterusnya yang urutannya ditentukan oleh kronologis atau
berdasarkan abjad judul buku-bukunya. Contoh: Arikunto, S. 2010a.
Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi
. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. 2010b.
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
. Jakarta: Rineka Cipta.
1.
Buku Terjemahan
Aturan penulisan daftar pustaka pada buku terjemahan yaitu sebagai berikut : Nama penulis
asli. Tahun terbit buku terjemahan. Judul buku terjemahan
(harus ditulis miring). Volume (jika ada). Edisi (jika ada). Diterjemahkan oleh : nama
penerjemah. Kota penerbit terjemahan : Nama penerbit. Contoh : Cushing, B.E. 1991.
Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan.
Edisi ke 3. Diterjemahkan oleh : Kosasih. Jakarta : Erlangga.
2.
Karya Terjemahan
Penulisan daftar pustaka jika rujukan bersumber dari karya terjemahan yaitu sebagai berikut :
nama penulis asli ditulis paling depan, diikuti tahun penerbitan karya asli, judul terjemahan,
nama penerjemah, tahun terjemahan, nama tempat penerbitan dan nama penerbit terjemahan.
Apabila tahun buku asli tidak dicantumkan
maka ditulis dengan kata “tanpa tahun”.
Contoh: Russell, B. 1977.
Pendidikan dan Tatanan Sosial
. Terjemahan oleh A Setiawan Abadi. 1993. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Ayres, F.,
Schmidt, P.A & Hademenos, G.J. Tanpa tahun.
Matematika Universitas
. Terjemahan oleh Chisman Silaban. 2006. Jakarta: Erlangga.
7.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan
Penelitian Edisi Keempat
. Malang: Biro Administrasi, Perencanaan & Sistem Informasi dan penerbit Universitas
Negeri Malang. Halaman 70-75
3.6 Macam-macam Daftar Pustaka
a
Buku-buku dasar adalah buku yang dipergunakan sebagai bahan orientasi umum mengenai
pokok yang digarap itu. b
Buku-buku khusus adalah yaitu buku yang dipakai oleh penulis untuk mencari bahan-bahan
yang langsung bertalian dengan pokok persoalan yang digarap. c
Buku-buku pelengkap adalah buku-buku yang topiknya lain dari topik yang digarap penulis
https://www.scribd.com/doc/210458318/MAKALAH-BIBLIOGRAFI
Plagiarisme yang sudah merasuki jiwa mahasiswa akan memberikan dampak yang sangat buruk
bagi dunia pendidikan. Pada dasarnya plagiat itu bisa dikatakan sebuah tindakan pencurian dan
penipuan, apabila tindakan tersebut dilakukan oleh seorang pelajar atau mahasiswa maka itu akan
menurunkan kualitas pendidikan.
Disamping menurunkan kualitas pendidikan, pandangan baik masyarakat mengenai pendidikan pun
akan berubah menjadi buruk. Masyarakat tidak akan percaya lagi dengan dunia pendidikan yang
telah banyak melakukan tindakan plagiarisme. Masyarakat akan selalu memandang ke arah yang
negatif tentang dunia pendidikan. Bila hal tersebut tidak segara diatasi, maka akan terjadi krisis
kepercayaan mengenai dunia pendidikan.
http://yossy-tamara.blogspot.co.id/2012/10/plagiarisme.html
Dampak buruk lain adalah hilangnya semangat untuk menggali informasi dan melatih
kreativitas diri. Sebagaimana yang kita ketahui, pelaku plagiarisme, dalam hal ini plagiarisme
tulisan, tidak banyak membaca bacaan yang mereka plagiat. Apalagi dengan kemudahan
copy-paste saat ini, pelaku bisa memplagiat artikel yang dia inginkan dalam waktu yang
begitu singkat. Pelaku bisa saja mendapat hasil instan berupa rasa puas telah menyelesaikan
tugasnya dan mendapat apresiasi yang baik. Tapi hasil instan seringkali memiliki
konsekuensi tersendiri. Kualitas menulis yang dimiliki pelaku plagiat tidak akan berkembang
berkembang atau mungkin mundur. Padahal, bukankah meningkatkan kemampuan diri jauh
lebih penting dari sekedar penilaian orang lain?
http://www.kompasiana.com/saadaliyah/jauhi-plagiat-untuk-indonesia-yang-lebih-
baik_552823436ea83407468b4569