PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, sehat
secara
jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak
-anak, setiap orang tua menginginkan
anaknya
bisa tumbuh dan berkembang secara optimal, hal ini dapat dicapai jika tubuh
mereka
sehat. Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara
umum, juga
kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut dapat
mempengaruhi
kesehatan tubuh secara menyeluruh. Dengan kata lain bahwa
kesehatan gigi dan
mulut merupakan bagian integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan yang
tidak
dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara urnum.
Untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus
dilakukan
perawatan secara berkala. Perawatan dapat dimulai dari mem
perhatikan diet
makanan,
jangan terlalu banyak makanan
yang mengandung gula dan makanan yang
lengket.
Pembersihan plaks dan sisa makanan yang tersisa dengan menyikat
gigi, teknik dan
caranya jangan sampai merusak terhadap struktur gigi dan gusi. Pembersiha
n karang
gigi dan penambalan gigi yang berlubang oleh dokter gigi, serta pencabutan gigi
yang
sudah tidak bisa dipertahankan lagi dan merupakan fokal
infeksi. Kunjungan berkala
ke dokter gigi setiap enam bulan sekali balk ada keluhan ataupun tidak ada keluhan.
Dengan memperhatikan hal-
hal tersebut, maka akan dicapai suatu kesehatan gigi
dan mulut yang optimal. Dengan demikian akan meningkatkan kesehatan tubuh
secara
keseluruhan dan akan meningkatkan etos kerja yang lebih balk
lag].
Sehingga
kesehatan
jasman
i dan rohani seperti yang diharapkan akan tercapai.
DAFTAR ISI
Daftar Isi..................................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab IIPembahasan.................................................................................................................6
2.1 Mulut dan Bagian - Bagiannya
2.2 Karies
2.3 Gingivitis
2.4 Memelihara Kesehatan Gigi
2.5 Diet Makanan
2.6 Menyikat Gigi
2.7 Penambalan Gigi
2.8 Pencabutan Gigi
2.9 Kontrol Enam Bulan Sekali
Bab IIIPenutup...................................................................................................................35
3.1 Kesimpulan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh
yang tidak dapat dipisahkan satu dan lainnya karena akan
mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Gigi merupakan salah
satu bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah, berbicara dan
mempertahankan bentuk muka, sehingga penting untuk menjaga
kesehatan gigi sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga
mulut. Kelainan-kelainan yang bisa terjadi di dalam mulut adalah gigi
berlubang, penyakit atau radang gusi dan gigi berjejal. Karies gigi dan
radang gusi (gingivitis) merupakan penyakit gigi dan jaringan
pendukung gigi yang banyak dijumpai pada anak-anak sekolah dasar
di Indonesia, serta cenderung meningkat setiap dasawarsa.
Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di
negara - negara berkembang lainnya di bidang kesehatan gigi dan
mulut adalah penyakit jaringan keras gigi (caries dentin). Hal ini
karena prevalensi karies di Indonesia mencapai 80%. Usaha untuk
mengatasinya belum memberikan hasil yang nyata bila diukur dengan
indikator kesehatan gigi masyarakat. Tingginya prevalensi karies gigi
serta belum berhasilnya usaha untuk mengatasinya mungkin
dipengaruhi oleh faktor - faktor distribusi penduduk, faktor
lingkungan, faktor perilaku, dan faktor pelayanan kesehatan gigi yang
berbeda-beda pada masyarakat Indonesia.
Karies gigi adalah suatu proses kerusakan yang dimulai dari email
terus ke dentin dan merupakan suatu penyakit yang berhubungan
dengan banyak faktor. Ada empat faktor utama yang saling
mempengaruhi untuk terjadinya karies yaitu faktor host yang meliputi
gigi dan saliva, faktor ke dua ialah mikroorganisme, ke tiga adalah
substrat dan ke empat adalah waktu.
Selain faktor langsung yang ada di dalam mulut, terdapat faktor-
faktor tidak langsung yang disebut faktor risiko luar yang merupakan
faktor predisposisi dan faktor penghambat terjadinya karies. Faktor
luar antara lain adalah usia, jenis kelamin, keadaan penduduk dan
lingkungan, pengetahuan, kesadaran dan perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan gigi, misalnya pengetahuan mengenai jenis
makanan dan minuman yang menyebabkan karies.
Studi epidemiologi menunjukkan bahwa kejadian karies sangat
berbeda antara kelompok-kelompok penduduk, tetapi diet
dipertimbangkan sebagai perbedaan utama antara kelompok-
kelompok bangsa meskipun ada juga faktor genetik. Telah dibuktikan
dari berbagai penelitian bahwa gula dalam diet merupakan penyebab
utama karies. Suku bangsa yang mengkonsumsi gula lebih tinggi,
kariesnya lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang
mengkonsumsi gula lebih rendah.
Peningkatan keadaan sosial ekonomi dan pola hidup masyarakat juga
sangat berpengaruh pada peningkatan penyakit gigi dan mulut. Hal ini
antara lain disebabkan karena adanya perubahan perilaku masyarakat
serta kemampuan dalam menyediakan makanan yang bersifat
kariogenik seperti gula, permen dan coklat.
BAB II
PEMBAHASAN
g. Tipe Gingivitis
Gingivitis dapat dibagi dalam 3 kelompok besar yaitu :
a. Disebabkan oleh bakteri yang berakumulasi dalam sulkus
gingiva dan permukaan gigi.
b. Disertai dengan nekrosis.
c. Tidak ada hubungannya dengan plak dan tidak dimulai dari
marginal.
Gingivitis yang ada hubungannya dengan plak bakteri dimulai
dari gingiva paling koronal sebab di sana tempat lokasi bakteri
penyebab. Penyebaran penyakit lebih ke apikal hanya terjadi bila
penyakit menjadi lebih parah. Hanya pada keadaan yang sangat parah
atau bila diperparah oleh kondisi sistemik, gingivitis yang disebabkan
oleh plak ini akan menyebar dari marginal gingiva ke mucogingival
junction. Gingivitis yang tidak ada hubungannya dengan plak
biasanya mengenai seluruh mulut oleh karena penyebabnya faktor
sistemik atau distribusinya tidak ada hubungannya dengan sulkus
gingiva atau margin gingiva.
n. Pengobatan
Pada gingivitis kronis, menyikat gigi dengan pasta-gigi berfluoride
akan memperlambat perkembangan penyakit dan bisa membantu
penyembuhan. Kebanyakan sikat-gigi elektrik memiliki manfaat
tambahan dibanding sikat-gigi manual. Menyela-menyela gigi setiap
hari dapat mengurangi plak dan jumlah bakteri. Penelitian-penelitian
terbaru menunjukkan bahwa menyikat gigi yang diikuti dengan
pencucian dengan chlorhexidine atau larutan lain bisa memberikan
hasil yang lebih baik ketimbang menyikat dan menyela-nyela gigi saja
(Lorenz, 2006; Zimmer, 2006). Obat-obatan spesifik perawatan gusi
sudah banyak tersedia (Trinata, 2002). Obat-obatan anti-inflammatory
nonsteroidal (NSAID) telah terbukti dapat mempercepat
penyembuhan inflamasi apabila gigi dibersihkan dan dikerak untuk
menghilangkan plak (Taiyeb, 1993; Johnson, 1990).
Pada pasien yang menderita ANUG (Gingivitis ulceratice nekrosis
akut), perawatan melibatkan antibiotic, NSAID, dan Xylocaine
topical untuk meredakan nyeri. Pencuci mulut dengan larutan garam
bisa membantu dalam mempercepat penyembuhan, dan pencucian
mulit dengan larutan hydrogen peroksida 3% juga bisa memberikan
manfaat.
Kategori Obat : Antibiotik – Agen-agen ini digunakan untuk
membasmi infeksi bakteri yang merupakan karakteristik utama dari
ANUG. Di masa mendatang, antibiotic juga bisa digunakan untuk
mengobati gingivitis kronis sederhana, tapi belum ada bukti yang
mendukung untuk mempertimbangkan praktek ini, perawatan
gingivitis bisa dijamin jika bedah mulut direncanakan.
o. Komplikasi
a. Gingivitis bukan sebuah ancaman signifikan langsung terhadap
kesehatan seseorang yang sehat, tapi bisa memberikan kontribusi bagi
penyakit dan menyebabkan komplikasi lokal dan sistemik.
b. ANUG yang berkembang menjadi noma terkait dengan tingkat
mortalitas setinggi 70% tanpa antibiotic yang baik dan debridement.
c. Komplikasi yang paling umum dari gingivitis adalah
berkembangnya menjadi penyakit periodontal dan kehilangan gigi.
Daerah-daerah gingivitis kronis bisa merentankan seseorang terhadap
perkembangan abscess odontogenik dengan membiarkan sebuah rute
invasi bakteri ke dalam ruang periodontal mulai dari poket gingival.
ANUG bisa merusak secara lokal dan bisa menyebabkan penyebaran
infeksi lokal ke dalam jaringan di sekitarnya (Vincent angina dan
noma [cancrum oris]). Juga ada potensi untuk penyebaran infeksi
sistemik.
d. Osteomyelitis tulang alveolar bisa terjadi meski tidak umum.
e. Setiap prosedur gigi yang melibatkan manipulasi yang bisa
menyebabkan perdarahan bisa menyebabkan endocarditis.
Keberadaan gingivitis dapat meningkatkan risiko ini dengan
menjadikan gingival lebih mungkin untuk berdarah dengan
manipulasi sederhana (misalnya, scaling gigi). Akumulasi plak yang
mengandung bakteri dalam poket-poket gingival sangat berdekatan
dengan daerah-daerah gingival yang rusak, sehingga meningkatkan
kemungkinan keluarnya bakteri ke sirkulasi umum.
2.3 Memelihara Kesehatan Gigi
Ada banyak manfaat mulut bersih, seperti membuat napas menjadi
segar, mulut terlindung dari bakteri mulut, dan yang pasti juga dapat
membuat kita percaya diri. Dengan napas yang segar kita pun merasa
nyaman saat berada di dekat orang lain, tanpa perlu was-was orang
tersebut akan mencium bau mulut Anda.
Kesehatan Mulut adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada
kesehatan rongga mulut. Ini termasuk gigi, gusi dan lidah. Kesehatan
mulut yang buruk dapat disebabkan oleh luka, infeksi jamur,
sariawan, sindrom mulut kering dan kanker mulut. Namun, terkadang
penyebab utama dari kesehatan mulut yang buruk bukanlah penyakit
berat tetapi hanya pola kebersihan mulut yang buruk, dan kebersihan
mulut yang buruk ini pada gilirannya menyebabkan kesehatan mulut
yang buruk pula.
Nutrisi yang baik tidak hanya membuat kita sehat dan karenanya
mencerminkan kesehatan mulut kita, tetapi juga menghasilkan
kesehatan mulut yang baik. Kekurangan Vitamin A dapat
menyebabkan gusi bengkak, gusi berdarah dan penyakit gusi lainnya.
Kalsium dan Vitamin D membantu menjaga kesehatan gigi yang kuat
juga. Kalsium dan Vitamin D akan diserap pada gigi dan karenanya
memberikan kekuatan pada gigi. Tembaga, Seng, Besi, Yodium dan
Kalium juga merupakan mineral penting yang baik bagi kesehatan
mulut. Ini bekerja dengan kalsium dan fosfor dan mencegah
kerusakan gigi juga.
c. Untuk gigi atas gerakan sikat dari atas ke bawah dan sebaliknya.
d. Posisi sikat gigi 45° di daerah perbatasan antara gigi dan gusi.
Agar sisa makanan yang mungkin masih menyelip dapat dibersihkan.
Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam
permukaan gigi.
BAB III
KESIMPULAN
Gigi yang sehat adalah gigi yangrapih, bersih, bercahaya dan didukung oleh
gusi yang sehat, yaitu gusi yang kencang dan bewarna merah muda. Untuk
mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal, maka harus dilakukan
perawatan secara berkala, sehingga didapatkan kondisi gigi dan jaringan
rongga mulut yang sehat. Hal tersebut dapat dicapai dengan memeriksakan
kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setiap enam bulan sekali dan bukan
hanya apabila terdapat keluhan saja.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2012.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28136/5/Chapter%20I.pdf. diakses
tanggal 19 November 2012)
Anonim. 2012.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21346/6/Chapter%20I.pdf. diakses
tanggal 19 November 2012)
Anonim. 2012.pentingnya sikat gigi sebelum tidur.http://carahidupsehat.info/pentingnya-sikat-gigi-
sebelum-tidur.html.(diakses tanggal 19 November 2012)
Anonim.2012. 10 Cara Menggosok Gigi yang Baik. http://www.preventionindonesia.com/a rticle.php?
name=/10-cara-menggosok-gigi-yang-baik&channel=.(diakses Minggu 18 November 2012
pukul 22.30 WIB)
Anonim.2012.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16868/4/Chapter%20II.pdf. ( diakses
Minggu 18 November 2012 pukul 22.30 WIB)
Anonim . Karies Gigi. http://repository.usu.ac. id/bitstream/123456789/ 20092/4/Chapter % 20II.pdf .
(diakses Minggu 18 November 2012 pukul 22.30 WIB)
Anonim. Karies Gigi. http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-395-758510795-
bab %20ii.docx%20new%20prop.pdf .(diakses Minggu 18 November 2012 pukul 22.33
WIB)
Anonim. 2012.http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/ed1mei102831_2087-0051.pdf(diakses tanggal
19-11-2012)
Anonim.2012. Penambalan Gigi. http://www.kedokterangigi.net/arsip/journal-penambalan-gigi-pdf.html (diakses tanggal
19-11-2012)
Jeni, Amelia. Dental Caries. http://staff.ui.ac.id /internal/140142719 /material/ DENTALCARIES.pdf .
(diakses Minggu 18 November 2012 pukul 22.34 WIB)
Kedokteran Gigi.net. 2011. Informasi Seputar Penyakit
Gusi.http://www.kedokterangigi.net / 483/informasi-seputar-penyakit-gusi.html(diakses
tanggal 19 November 2012)
Kedokteran Gigi .net. 2011. Informasi Seputar Penyakit Gigi.http://www.kedokterangigi .net/208/info-
seputar-kesehatan-gigi.html. (diakses tanggal 19 November 2012)
Kedokteran Gigi .net. 2011. Nutrisi untuk menjaga kesehatan
mulut http://www.kedokterangigi.net/313/nutrisi-untuk-menjaga-kesehatan-mulut.html
Novrinda, Herry. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut. Dept. Ilmu Kesehatan Gigi
Masyarakat-Pencegahan. FKG-UI
Rilhardian, Taufiq, 2012. Manfaat Menggosok
Gigi. http://lifestyle .kompasiana.com/catatan/2012/06/21/manfaat-menggosok-gigi/.(diakses
Minggu 18 November 2012 pukul 22.30 WIB)
Zahrah. 2008. Karya Tulis. (internet) http://Karyatulis-Zha.blogspot.com/.(diakses tanggal 19-11-2012)