Konsumsi adalah pengeluaran oleh rumah tangga atas barang dan jasa. Elemen-elemen
pokok dari konsumsi di antara yang paling penting adalah perumhan, kendaraan bermotor,
makanan, dan perawatan medis. Ilmu statistik menunjukkan bahwa ada keteraturan yang dapat
diramalkan dalam cara orang-orang mengalokasikan pengeluaran mereka antara makanan,
pakaian dan hal-hal pokok lainya.
Konsumen adalah seseorang yang menggunakan barang atau jasa. Saat ini konsumen
begitu dimanjakan dengan berbagai produk yang dapat dipilih untuk memenuhi kebutuhan. Era
produsen mengendalikan konsumen telah berlalu dan telah digantikan dengan era dimana
konsumen memegang kendali. Konsumen yang mendikte produk apa yang seharusnya
diproduksi oleh perusahaan. Perusahaan harus berfokus pada konsumen, konsumen adalah
bagian terpenting dari perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu mengerti bagaimana
konsumenya berperilaku1[1].
Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah dikonsumsi
untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan dalam beberapa tahap
yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah pembelian. Pada tahap sebelum
pembelian konsumen akan melakukan pencarian informasi yang terkait produk dan jasa. Pada
tahap pembelian, konsumen akan melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah
pembelian, konsumen melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan
akhirnya membuang produk setelah digunakan.Atau kegiatan-kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya
proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Konsumen dapat merupakan seorang individu ataupun organisasi, mereka memiliki peran
yang berbeda dalam perilaku konsumsi, mereka mungkin berperan sebagai initiator, influencer,
buyer, payer atau user. Dalam upaya untuk lebih memahami konsumennya sehingga dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, perusahaan dapat menggolongkan konsumennya
ke dalam kelompok yang memiliki kemiripan tertentu, yaitu pengelompokan menurut geografi,
demografi, psikografi, dan perilaku2[2].
Jika dilihat dari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang maka dapat
dibedakan mejadi dua :
1. Perilaku Konsumen Rasional
Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal berikut :
a. Barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagi konsumen
b. Barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen
c. Mutu barang terjamin
d. Harga sesuai dengan kemampuan konsumen
2. Perilaku Konsumen Irasional
Suatu perilaku dalam mengkonsumsi dapat dikatakan tidak rasional jika konsumen tersebut
membeli barang tanpa dipikirkan kegunaannya terlebih dahulu, contohya yaitu :
a. Tertarik dengan promosi atau iklan baik di media cetak maupun elektronik
b. Memiliki merk yang sudah dikenal banyak konsumen
c. Ada bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon
d. Prestise atau gengsi
G. Keputusan Pembelian
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri kepribadiannya, termasuk usia,
pekerjaan, keadaan ekonomi. Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan
keputusan dalam melakukan pembelian.
Menurut Kotler ada beberapa tahap dalam mengambil suatu keputusan untuk melakukan
pembelian, anatara lain:
1. Pengenalan Masalah
Merupakan faktor terpenting dalam melakukan proses pembelian, dimana pembeli akan
mengenali suatu masalah atau kebutuhan.
2. Pencarian informasi.
Seorang selalu mempunyai minat atau dorongan untuk mencari informasi. Apabila
dorongan tersebut kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia maka
konsumen akan bersedia untuk membelinya.
3. Evaluasi Alternatif
Konsumen akan mempunyai pilihan yang tepat dan membuat pilihan alternatif secara teliti
terhadap produk yang akan dibelinya.
4. Keputusan Pembeli
Setelah konsumen mempunyai evaluasi alternatif maka konsumen akan membuat
keputusan untuk membeli. Penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan
merek di antara beberapa merek yang tersedia.
5. Perilaku Pascapembelian
Setelah membeli produk, konsumen akan mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan.
Tugas pemasar tidak berakhir saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca
pembelian. Pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan
pemakaian produk pasca pembelian.
Tahap-tahap pada proses kegiatan dalam suatu pembelian digambarkan oleh kotler
(2008:235) seperti berikut:
Gambar proses tesebut didasarkan pada anggapan bahwa konsumen akan melakukan
keseluruhan lima tahap untuk setiap pembelian yan mereka lakukan pada situasi tertentu saja.
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam
kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk membeli produk yang paling
disukai. Ada dua faktor yang berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian.
Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi
alternatif yang disukai oleh seseorang akan bergantung pada dua hal:
1. Intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen.
2. motivasi konsumen untuk menuruti orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak
terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembeliannya8[8].