Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemeliharaan kebersihan dalam diri seseorang sangatlah penting, salah


satunya upaya dalam kebersihan gigi dan mulut. Mulut bukan hanya sekedar tempat
minum dan makan, banyak orang yang mengesampingkan betapa pentingnya
membersihkan area mulut. Terutama pada kalangan orang tua yang sering sekali
mengalami masalah kesehatan gigi, salah satunya gigi berlubang. Seharusnya hal
seperti ini sudah diterapkan sejak bayi hingga lansia. Menurut Behraman, pada usia
6-12 tahun perlunya diperhatikan perawatan gigi yang lebih intensive karena pada
umur segitu akan terjadi pergantian gigi dan pertumbuhan gigi baru. Gigi dan mulut
merupakan bagian penting yang harus dijaga kebersihannya. Menurut WHO dalam
Andreas Winardi (2012), kebersihan atau kesehatan gigi dan mulut adalah praktek
melakukan penjagaan kebersihan dan kesehatan mulut dengan cara menyikat dan
melakukan flossing untuk mencegah timbulnya masalah pada gigi. Perawatan gigi
sejak dini sangat penting dilakukan karena banyak anak menderita karies atau lubang
pada gigi. Oleh karena itu, karies gigi pada akhirnya dapat mengganggu gizi anak
sehingga menyebabkan terjadinya malnutrisi. Keadaan malnutrisi yang berlangsung
lama atau kronis menyebabkan anak menjadi stunting, yaitu kondisi terhambatnya
pertumbuhan akibat kekurangan gizi bersifat kronis sehingga anak terlalu pendek
untuk usianya.

Seperti halnya karies gigi, stunting pada anak masih menjadi masalah yang
dihadapi dunia termasuk Indonesia. Stunting terjadi karena terhambatnya
pertumbuhan akibat kekurangan gizi bersifat kronis dari keadaan yang berlangsung
lama seperti perilaku hidup tidak sehat dan pola makan yang kurang baik sejak anak
dilahirkan, terlebih pada 1000 HPK (hari pertama kehidupan). Hal yang harus
diperhatikan selain gigi dan mulut, bisa dilihat dalam meningkatkan nutrisi gizi.
Nutrisi merupakan salah satu komponen penting terhadap kesehatan gigi dan mulut
bahkan tubuh seseorang. Nutrisi selain memberi manfaat kesehatan gigi dan mulut
dapat memberi masalah juga terhadap gigi dan mulut. Dalam praktek kedokteran
banyak pasien yang mempertanyakan jenis makanan yang perlu dihindari agar tidak
terkena masalah kesehatan gigi dan mulut.

Gizi merupakan suatau proses makanan yang telah dikonsumsi secara normal
melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan serta menghasilkan energi, untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ – organ.
Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Di
negara berkembang, kesakitan dan kematian pada anak balita banyak dipengaruhi
oleh status gizi. perbaikan gizi dalam tubuh seseorang sangatlah penting dalam
mengatasi stanting demi mencapai kesejahteraan di Indonesia. Stunting di artikan
seebagai tinggi badan kurang dari angka yang diharapka menurut rata-rata indeks
Panjang Badan menurut Umur atau Tinggi Badan menurut Umur. Upaya
penyusuluhan peningkatan dan pencegahan kesehatan ini dapat dilakukan dengan
metode demonstrasi. Metode demostrasi ialah metode mengajar dengan cara
memperagakan barang, kejadian,aturan dan urutan melakukan sesuatu kegiatan
tersebut. Oleh sebab itu, berdasarkan latar belakang diatas bermaksud melakukan
Upaya Peningkatan dan Pencegahan Permasalahan Kesehatan Gigi dan Konsumsi
Nutrisi melalui Kesehatan Gigi.

1.2 Analisis Situasi dan Identifikasi Masalah

1.2.1 Analisis Situasi


1) Stunting
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan fisik yang ditandai
dengan penurunan kecepatan pertumbuhan dan merupakan dampak dari
ketidakseimbangan gizi. Menurut World Health Organization (WHO) Child
Growth Standart, stunting didasarkan pada indeks panjang atau tinggi
badannya menunjukkan angka di bawah -2 standar deviasi (SD). Gangguan
pertumbuhan salah satunya stunting dapat dipengaruhi oleh faktor langsung
dan faktor tidak langsung (Riskesdas, 2013). Faktor langsung yang
berhubungan dengan stunting diantaranya asupan nutrisi makanan dan
status kesehatan. kekurangan nutrisi pada usia ini akan berdampak pada
pertumbuhan, perkembangan otak, mudah terserang penyakit dan infeksi.
Gizi kurang terutama selama 1000 hari kehidupan pertama merupakan
penyebab dasar gangguan pertumbuhan anak oleh karena itu, harus dicegah
supaya tidak terjadi gangguan pertumbuhan, meskipun gangguan
pertumbuhan fisik anak masih dapat diperbaiki di kemudian hari dengan
peningkatan asupan gizi yang baik, namun tidak demikian dengan
perkembangan kecerdasannya. Pemberian ASI ekslusif memiliki kontribusi
dalam hubungan terhadap stunting. Faktor tidak langsung yang
berhubungan dengan stunting diantaranya terkait dengan pelayanan
kesehatan dan lingkungaan rumah tangga. Status ekoonomi yang rendah
dapat menyebabkan ketidakterjangkauan dalam pemenuhan nutrisi sehari-
harinya. Balita yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah
memiliki resiko 2 kali mengalami stunting dibanding balita dari keluarga
dengan status ekonomi tinggi (Stephenson et al, 2010). Berikut data
terlampir yang kami peroleh dari Posyandu di Kelurahan Bali Mester terkait
stunting, sebagai berikut :
Dari tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada 2 balita terkena
stunting di kelurahan Bali Mester. Dimana hal tersebut harus tetap dipantau
secara rutin oleh layanan kesehatan masyarakat (Posyandu) setempat.

2) Kesehatan Gigi

Kesehatan gigi dan mulut anak sangat penting dilakukan. Anak pada
umumnya belum mengerti pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Disitulah peran orang tua dan guru sangat dibutuhkan untuk menamkan
gosok gigi pada anak sejak usia dini, agar menjadi kebiasaan yang terbawa
sampai anak dewasa. Penyebab kerusakan gigi banyak terjadi pada anak-
anak, menurut Lisa Fals (2015) hal tersebut disebabkan karena beberapa
faktor, antara lain:

a. Malas untuk menyikat gigi


b. Makan makanan manis dan lengket
c. Tidur setelah makan
d. Waktu menyikat gigi yang tidak tepat
e. Sering minum bersoda

Kebersihan gigi dan mulut adalah keadaan yang menunjukkan bahwa di


dalam rongga mulut seseorang bebas dari kotoran, seperti plak dan kalkulus.
Apabila kebersihan gigi dan mulut terabaikan akan terbentuk plak pada gigi
geligi dan meluas keseluruh permukaan gigi. Kondisi mulut yang selalu
basah, gelap, dan lembab sangat mendukung pertumbuhan dan
perkembangbiakan bakteri yang membentuk plak. Kesehatan merupakan
bagian terpenting dalam kehidupan manusia, baik sehat secara jasmani dan
rohani. Tidak terkecuali anak-anak, setiap orang tua menginginkan anaknya
bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. Kebersihan gigi dan mulut
adalah suatu keadaan yang menunjukan bahwa di dalam mulut seseorang
bebas dari kotoran seperti debris, plak dan karang gigi, plak akan selalu
terbentuk pada gigi geligi dan meluas keseluruh permukaan gigi apabila
seseorang mengabaikan kebersihan gigi dan mulut.

Putri, Herijulianti, dan Nurjannah (2016), faktor-faktor yang


mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut yaitu:

a. Menyikat gigi
b. Frekuensi menyikat gigi
c. Cara menyikat Gigi
d. Jenis Makanan

Menurut Putri, Herijulianti, dan Nurjanah (2010), mengatakan bahwa


menyikat gigi adalah tindakan membersihkan gigi dan mulut dari sisa
makanan dan debris yang bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit pada
jaringan keras maupun jaringan lunak. Manson (dalam Putri, Herijulianti, dan
Nurjanah, 2016), menyikat gigi sebaiknya dua kali sehari yaitu pagi setelah
makan pagi dan malam sebelum tidur. Tarigan, 2016 fungsi mekanis dari
makanan yang dimakan berpengaruh dalam menjaga kebersihan gigi dan
mulut di antaranya:

1. Makanan yang bersifat membersihkan gigi, yaitu makanan yang berserat


dan berair seperti: buah-buahan dan sayur-sayuran.
2. Sebaliknya makanan yang dapat merusak gigi yaitu makanan yang manis
dan mudah melekat pada gigi seperti: coklat, permen, biskuit, dan lain-
lain.
3. Cara memelihara kebersihan gigi dan mulut yaitu dengan control plak dan
scalling :
a. Kontrol Plak
Kontrol plak adalah pengurangan plak mikroba dan pencegahan
akumulasi plak pada gigi dan permukaan gusi yang berdekatan,
memperlambat pembentukan karang gigi. Kontrol plak merupakan cara
yang efektif dalam merawat dan mencegah gingivitis serta merupakan
bagian yang sangat penting dalam urutan perawatan danpencegahan
penyakit rongga mulut (Fauzan, 2016).

b. Scaling

Scaling adalah suatu proses membuang plak dan calculus dari


permukaan gigi. Tujuan utama dari scaling adalah mengembalikan kesehatan
gusi dengan cara membuang semua elemen yang menyebabkan radang gusi,
(plak, calculus) dari permukaan gigi (Putri Herijulianti dan Nurjanah, 2016).
Situasi dalam wilayah Kelurahan Bali Mester dari hasil observasi:

a) Kondisi linkungan cukup rapih dan tertib


b) Lokasi cukup strategis
c) Terdapat kantor RW yang dapat melaksanakan perkumpulan warga,
untuk mengadakan acara, seperti posyadu bagi balita, lansia dan ibu hamil
d) Terdapat Puskesmas yang dapat digunakan untuk pengecekan Kesehatan
setaip bulannya.
Dan, adanya Identifikasi masalah di Wilayah Kelurahana Bali Mester, dari
hasil observasi ini, diantaranya:
a) Terdapat pedagang pasar yang masih belum menaati prtokol Kesehatan
b) Kurangnya pengetahuan dalam, bagaiamana pentingnya menyikat gigi
serta merawat gigi sejak dini
c) Keterbatasan pengetahuan Teknologi Informasi sebagai sarana untuk
media promosi

1.3 Masalah Mitra dan Penentuan Prioritas Masalah

Masalah yang kami dapat dari hasil observasi Kelurahan Bali Mester terhadap
penduduk sekitar, sebagai berikut :

a) Masih ada beberapa balita yang terkena stunting


b) Kurangnya kepedulian ibu dalam pemberian asi pada anak sejak lahir
c) Kurangnya perhatian kesehatan pada anak
d) Kurangnya cek Kesehatan karena dampak positif covid-19
e) Banyak pemuda yang kehilangan pekerjaan karena terdampak covid-19 f)
Kepadatan penduduk yang semakin berkembang
g) Kurangnya kesadaran penduduk terhadap pemakaian masker di masa

pandemi saat ini.

Anda mungkin juga menyukai