Anda di halaman 1dari 12

MEDIA KOMUNIKASI

MERENCANAKAN ATAU MENDESIGN MEDIA KOMUNIKASI YANG DIGUNAKAN


UNTUK PENDIDIKAN ATAU PROMOSI KESEHATAN GIGI UNTUK ANAK PRA SEKOLAH,
ANAK SEKOLAH, DAN MASYARAKAT UMUM

DOSEN PENGAMPU: ARIANTO, SKM.M.Kes

DISUSUN OEH:

NAMA : ISMA FUADAH

NIM : 1912402027

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

TAHUN AJARAN 2020/ 2021

1
PEMBAHASAN

(Pra sekolah Dan sekolah dasar)

A. DEFINISI SEHAT

Sehat adalah sebuah keadaan normal yang sesuai dengan standar yang diterima berdasarkan
kriteria tertentu, sesuai jenis kelamin dan komunitas masyarakat. Menurut WHO, ada empat
komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam definisi sehat yaitu:

1. Sehat jasmani

Sehat jasmani merupakan komponen penting dalam arti sehat seutuhnya, berupa sosok manusia
yang berpenampilan kulit bersih, mata bersinar, rambut tersisir rapi, berpakaian rapi, berotot,
tidak gemuk, nafas tidak bau, selera makan baik, tidur nyenyak, gesit dan seluruh fungsi fisiologi
tubuh berjalan normal.

2. Sehat mental

Sehat Mental dan sehat jasmani selalu dihubungkan satu sama lain dalam pepatah kuno “Jiwa
yang sehat terdapat di dalam tubuh yang sehat “(Men Sana In Corpore

3. Kesejahteraan sosial

Batasan kesejahteraan sosial yang ada di setiap tempat atau negara sulit diukur dan sangat
tergantung pada kultur, kebudayaan dan tingkat kemakmuran masyarakat setempat. Dalam arti
yang lebih hakiki, kesejahteraan sosial adalah suasana kehidupan berupa perasaan aman damai
dan sejahtera, cukup pangan, sandang dan papan. Dalam kehidupan masyarakat yang sejahtera,
masyarakat hidup tertib dan selalu menghargai kepentingan orang lain serta masyarakat umum

4. Sehat spiritual

Spiritual merupakan komponen tambahan pada definisi sehat oleh WHO dan memiliki arti
penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Setiap individu perlu mendapat pendidikan
formal maupun informal, kesempatan untuk berlibur, mendengar alunan lagu dan musik, siraman

2
rohani seperti ceramah agama dan lainnya aga terjadi keseimbangan jiwa yang dinamis dan tidak
monoton.

Keempat komponen ini dikenal sebagai “Sehat Positif” atau disebut sebagai “Positive Health”
karena lebih realistis dibandingkan dengan definisi WHO yang hanya bersifat idealistik semata-
mata. “Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.”

B. PENTINGNYA KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Penyakit tentang kesehatan gigi dan mulut menduduki tingkat pertama dari daftar 10 besar
penyakit yang paling sering dikeluhkan oleh masyarakat di Indonesia. Persepsi dan perilaku
masyarakat Indonesia terhadap kesehatan gigi dan mulut masih buruk. Ini terlihat dari masih
besarnya angka karies gigi dan penyakit mulut di Indonesia yang cenderung meningkat.

Sementara itu, di Indonesia ada dua penyakit mulut yang sering dialami masyarakat yaitu karies
gigi dan penyakit periodental, karies gigi adalah sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur
gigi. Penyakit ini menyebabkan oleh gigi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat
menyebabkan rasa nyeri, penanggalan gigi, infeksi, dan berbagai kasus berbahaya bahkan
mematikan.

C. PERAWATAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK

Perawatan gigi pada masa anak usia dini sangat penting karena kondisi gigi susu (gigi decidui)
saat ini sangat menentukan keadaan gigi-gigi permanent penggantinya. Beberapa fungsi dan
peran gigi susu adalah :

1. Fungsi Pengunyahan (mastikasi)

Anak yang sering sakit gigi tentu akan malas untuk mengunyah makanan, hal ini berdampak
pada asupan gizi yang tentunya sangat dibutuhkan anak usia dini, mengingat masa anak usia dini
adalah masa emas, masa aktif pertumbuhan dan perkembangan. Disamping itu berdampak pula
terhadap pertumbuhan rahang. Rahang tidak akan bertumbuh maksimal karena fungsi
pengunyahan yang juga tidak maksimal, mengakibatkan gigi-gigi permanen penggantinya
kekurangan ruang sehingga gigi berjejal (crowded), posisi gigi depan maju (prostrusi)

3
2. Fungsi Bicara (fonetik)

Gigi berperan dalam pengucapan huruf-huruf tertentu seperti F,V,S,Z,Th. Ketika gigi, terutama
gigi depan hilang/rusak berat maka pelafalan beberapa huruf akan kurang tepat (cedal).

3. Fungsi kecantikan (estetik)

Anak usia dini dengan gigi utuh dan rapi akan terlihat semakin cantik/tampan. Yang perlu
dicermati adalah beban psikologis anak ketika teman-temannya mengolok dengan sebutan
„ompong‟ karena giginya gigis (rampant) dan tinggal akar. Fungsi mempertahankan ruang dalam
lengkung gigi sebagai persiapan pertumbuhan gigi permanen sekaligus menentukan arah
pertumbuhan gigi permanen. Gigi susu karena suatu sebab terpaksa dicabut sebelum waktunya,
maka gigi yang terletak di depan/ belakangnya akan bergeser ke ruang bekas gigi yang dicabut.
Hal ini mengakibatkan gigi permanent kekurangan ruang untuk tumbuhnya kelak. Gigi
permanent akan kehilangan penuntun arah, akibatnya gigi tumbuh dengan arah yang salah.

D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA


ANAK

Dalam hal ini banyak sekali yang mempengaruhi kesehatan gigi, antara lain :

a) Gizi makanan

perlu kita ketahui bahwa benih gigi seudah terbentuk waktu janin (embrio) berusia ½ bulan
dalam kandungan. Makananmakanan ini sudah tercakup dalam empat sehat lima sempurna.
Dalam hal ini makanan mempunyai 3 pengaruh:

1. Pengaruh selama pembentukan gigi, Zat kapur merupakan bahan utama dalam
pembentukan enamel, disamping vitamin C, D, dan lain-lain.
2. Bila gigi sudah tumbuh, Makanan yang empuk dan lunak tidak memerlukan pengunyahan
yang sulit. Sering tidaknya ktia makan juga mempengaruhi. Pengaruh asam dari zat hidrat
arang dalam mulut terjadi selama 40 menit pertama sesudah makan. Kalau kita makan 3
kali sehari maka pengaruh asam hanya terjadi selama 3 x 30 menit = 1 ½ jam/hari.
3. Jenis makanan, makanan yang mudah lengket dan menempel digigit seperti permen dan
coklat, makanan ini sangat disukai oleh anakanak. Hal ini yang mengakibatkan gangguan.

4
Makanan tadi mudah tertinggal dan melekat pada gigi dan bila terlalu sering dan lama
akan berakibat tidak baik. Makanan yang manis dan lengket tersebut akan bereaksi di
mulut dan asam yang merusak email gigi.

b) Kebersihan gigi

biasakanlah anak-anak agar selalu menyikat giginya atau berkumur-kumur setiap selesai makan
atau sebelum tidur.

Kepekatan air ludah, pada orang-orang yang mempunyai air ludah yang sangat pekat dan sedikit
akan lebih mudah giginya menjadi berlubang dibandingkan dengan air ludah yang encer dan
banyak, sebab pada anak yang beair ludah pekat dan sedikit maka sisa makanan akan mudah
menempel pada permukaan gigi. (Moestopo, 1982)

Factor genetic Selain perawatan gigi susu, kerapihan gigi tetap pada anak usia dini juga
dipengaruhi oleh faktor keturunan. Karena itu tak jarang ada anak yang kondisi gigi susunya baik
namun gigi tetapnya berjejalan.

E. PERAN ORANG TUA DALAM MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Jangan anggap remeh kesehatan gigi dan mulut terutama anak usia dini. Banyak orang tidak
pernah membayangkan bahwa masalah gigi dan mulut anak dapat berpengaruh pada
perkembangan anak.

Maka dari itu, betapa penting perhatian orangtua terhadap kesehatan gigi dan mulut anak,
terutama anak- anak yang masih balita maupun anak usia dini. Sebab, kondisi gigi susu akan
menentukan pertumbuhan gigi tetap si anak. Perawatan gigi sejak dini sangat penting untuk
menghindari proses kerusakan gigi, seperti gigi berlubang, keropos, dan pembengkakan pada
gusi. Anak usia dini juga harus diajak atau diperkenalkan secara dini kepada dokter gigi.

Hal ini sangat bermanfaat dalam membiasakan pemeriksaan gigi secara rutin dan mengatasi rasa
takut anak kepada dokter gigi. Orangtua dapat mencoba cara mengenalkan dokter gigi kepada
anak usia dini, yaitu dengan mengajak anak ikut serta saat ibu atau ayahnya memeriksakan gigi.
Cara ini juga mengenalkan anak pada suasana ruangan dokter gigi, suara-suara mesin, dan

5
peralatan yang digunakan dokter. Anak juga dapat melihat bagaimana ibu atau ayahnya tetap
tenang saat dokter gigi melakukan perawatan.

kepada orangtua. Orangtua, terutama ibu, mempunyai peran yang sangat dominan dalam upaya
pecegahan penyakit gingivitis ataupun penyakit mulut lainnya. Peran ibu dalam upaya
meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak usia dini dapat dilihat dari sikap dan perhatiannya
terhadap perawatan gigi dan mulut anaknya. Usaha untuk mencegah kerusakan gigi tentunya
tidak dilakukan dengan mengurangi pemberian susu kepada anak usia dini.

Caranya dengan mengajari dan memberi contoh bagaimana cara memegang sikat gigi dan
menggosok gigi dengan benar. Kebersihan gigi dan mulut hanya dapat dicapai dengan menyikat
gigi secara benar, rutin, dan teratur setiap hari, terutama menjelang tidur, agar permukaan gigi
terbebas dari plak.

PEMBAHASAN

(Masyarakat umum)

A. DEFINISI

Komunikasi Kesehatan adalah Usaha yang sistematis untuk mempengaruhi secara positif
perilaku kesehatan masyarakat, dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi
baik menggunakan komunikasi interpersonal, komunikasi kelompok maupun komunikasi massa.

Komunikasi kesehatan adalah proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator melalui
saluran/media tertentu kepada komunikan dengan tujuan untuk mendorong perilaku manusia

6
tercapainya kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada keadaan (status) sehat utuh
secara fisik, mental (rohani), dan sosial.

Kesehatan komunikasi dapat didefinisikan sebagai "Seni dan teknik pemberitahuan,


mempengaruhi, dan memotivasi penonton individu, kelembagaan, dan publik tentang isu-isu
kesehatan penting. Ruang lingkup komunikasi kesehatan meliputi pencegahan penyakit, promosi
kesehatan, kebijakan kesehatan, dan bisnis perawatan kesehatan serta peningkatan kualitas hidup
dan kesehatan individu dalam masyarakat "- People Sehat 2010, hal 11-20 .

Kata media berasal dari bahasa latin “medius” yang berarti tengah, perantara, atau pengantar.
Secara harfiah dalam bahasa Arab, media berarti perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan. Media Komunikasi kesehatan adalah semua sarana atau upaya menampilkan
pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik melalui media cetak,
elektronika, dan media luar ruang, sehingga pengetahuan sasaran dapat meningkat dan akhirnya
dapat mengubah perilaku ke arah positif terhadap kesehatan (Soekidjo, 2005).

B. MEMILIH MEDIA DALAM KOMUNIKASI KESEHATAN

Memilih media sebagai saluran menyampaikan pesan kesehatan dipengaruhi metode yang
digunakan. Beberapa metode Komunikasi kesehatan dikenal antara lain metode Komunikasi
perorangan, kelompok dan massa. Metode Komunikasi perorangan dapat berupa bimbingan dan
penyuluhan (konseling) serta wawancara. Metode Komunikasi kelompok dapat dilakukan
dengan ceramah, diskusi kelompok, curah pendapat, metode bola salju, permainan peran dan
permainan simulasi. Metode Komunikasi massa umumnya bersifat tidak langsung (satu arah)
seperti ceramah umum, pidato di media massa, simulasi, sinetron, tulisan di media massa,
spanduk, poster, dan lain-lain.

Media dalam Komunikasi kesehatan pada hakekatnya alat bantu pendidikan kesehatan.
Menurut fungsi sebagai saluran pesan media komunikasi kesehatan dapat dikelompokkan atas
media cetak, media elektronik dan media papan (billboard). Beberapa media cetak dikenal antara
lain booklet, leaflet, selebaran (flyer), lembar balik (flip chart), artikel atau rubrik, poster dan
foto. Media elektronik dapat berupa televisi, radio, video, slide, film strip dan sekarang dikenal
internet. Media papan berupa baliho biasanya dipasang di tempat-tempat umum yang menjadi
pusat kegiatan masyarakat.

7
Alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan foto dan
sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal, ada
dua hal yang harus diperhatikan, yaitu alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat
sasaran dan ide atau gagasan yang terkandung didalamnya harus dapat diterima oleh sasaran.

C. MANFAAT DAN TUJUAN PENGGUNAAN MEDIA DALAM KOMUNIKASI


KESEHATAN

Manfaat Penggunaan Media Dalam Komunikasi Kesehatan:

1) Membantu dalam mengatasi banyak hambatan dalam pemahaman

2) Mencapai sasaran

3) Merangsang sasaran untuk meneruskan pesan yang diterima kepada orang lain

4) Mempermudah penyampaian informasi

5) Menimbulkan minat sasaran pendidikan

Tujuan Media Dalam Komunikasi Kesehatan:

1) Menciptakan iklim bagi penerimaan dan perubahan nilai, sikap dan perilaku kesehatan.

2) Mengajarkan keterampilan mendengarkan, membaca, menulis hal-hal yang berkaitan dengan


kesehatan dll.

3) Pengganda sumber daya pengetahuan, kenikmatan dan anjuran tidakan kesehatan.

4) Membentuk pengalaman baru terhadap perilaku hidup sehat dari statis ke dinamis.

5) Meningkatkan aspirasi dibidang kesehatan

D. PENGELOMPOKAN MEDIA KOMUNIKASI KESEHATAN

Media promosi kesehatan menjadi 2 kelompok, yaitu:

1. Berdasarkan jenisnya, yaitu:

8
· Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti tape
recorder.

· Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam wujud visual,
seperti tv, layar plasma, dll.

· Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis
media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media ini dibagi ke dalam dua jenis,
yaitu:

- Audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film sound slide

- Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang
bergerak, seperti film, video cassete dan VCD

2. Berdasarkan fungsinya
a) Media cetak

Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Pada umumnya
terdiri atas gambaran sejumlah kata, gambar, atau foto dalam tata warna. Contohnya poster,
leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, stiker, dan pamflet. Fungsi utamanya adalah
memberi informasi dan menghibur. Kelebihan yang dimiliki media cetak antara lain tahan lama,
mencakup banyak orang, biaya tidak terlalu tinggi, tidak perlu energi listrik, dapat dibawa,
mempermudah pemahaman, dan meningkatkan gairah belajar. Kelemahannya tidak dapat
menstimulasi efek suara dan efek gerak serta mudah terlipat.

b) Media elektronik

Media elektronik aitu suatu media bergerak, dinamis, dapat dilihat, didengar, dan dalam
menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika. Contohnya televisi, radio, film, kaset,
CD, VCD, DVD, slide show, CD interaktif, dan lain-lain. Kelebihan media elektronik antara lain
sudah dikenal masyarakat, melibatkan semua pancaindra, lebih mudah dipahami, lebih menarik
karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, janagkauan
relatif lebih besar/luas, serta dapat diulang-ulang jika digunakan sebagai alat diskusi.
Kelemahannya yaitu biaya lebih tinggi, sedikit rumit, memerlukan energi listrik.

9
c) Media luar ruang / media papan (billboard)

Media luar ruang yaitu suatu media yang penyampaian pesannya di luar ruang secara umum
melalui media cetak dan elektronik secara statis. Contohnya papan reklame, spanduk, pameran,
banner, TV layar lebar, dan lain-lain. Kelebihan media luar ruang diantaranya sebagai informasi
umum dan hiburan, melibatkan semua pancaindra, lebih menarik karena ada suara dan gambar,
adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan, jangkauan relatif lebih luas.

E. MACAM/JENIS MEDIA KOMUNIKASI KESEHATAN

Alat-alat peraga dapat dibagi 4 kelompok besar :

1. Benda asli.

Benda asli adalah benda yang sesungguhnya, baik hidup maupun mati. Jenis ini merupakan alat
peraga yang paling baik karena mudah dan cepat dikenal serta mempunyai bentuk atau ukuran
yang tepat. Kelemahan alat peraga ini tidak selalu mudah dibawa kemana-mana sebagai alat
bantu mengajar. Termasuk dalam alat peraga, antara lain benda sesungguhnya (tinja dikebun,
lalat di atas tinja, dan lain-lain), spesimen (benda yang telah diawetkan seperti cacing dalam
botol pengawet, dan lain-lain), sampel (contoh benda sesungguhnya untuk diperdagangkan
seperti oralit, dan lain-lain).

2. Benda tiruan

Benda tiruan memiliki ukuran yang berbeda dengan benda sesungguhnya. Benda tiruan bisa
digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan karena benda asli mungkin
digunakan (misal, ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dan lain-lain). Benda tiruan
dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen, plastik, dan lain-lain.

3. Gambar atau media grafis

Grafis secara umum diartikan sebagai gambar. Media grafis adalah penyajian visual
(menekankan persepsi indra penglihatan) dengan penyajian dua dimensi. Media grafis tidak
termasuk media elektronik. Termasuk dalam media grafis antara lain, poster, leaflet, reklame,
billboard, spanduk, gambar karikatur, lukisan, dan lain-lain.

10
4. Poster

Poster adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan sedikit kata-kata.
Poster merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar dnegan tujuan memengaruhi seseorang
agar tertarik atau bertindakan pada sesuatu. Makna kata-kata dalam poster harus jelas dan tepat
serta dapat dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih 6 meter. Poster biasanya ditempelkan
pada suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak dilalui orang misalnya di dinding balai desa,
pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain-lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan,
kartun, gambar atau foto.

F. LANGKAH-LANGKAH PENETAPAN MEDIA KESEHATAN

Langkah-langkah dalam merancang pengembangan media komunikasi kesehatan adalah sebagai


berikut :

1. Menetapkan Tujuan

Tujuan harus relaistis, jelas, dan dapat diukur (apa yang diukur, siapa sasaran yang akan diukur,
seberapa banyak perubahan akan diukur, berapa lama dan dimana pengukuran dilakukan).
Penetapan tujuan merupakan dasar untuk merancang media promosi dan merancang evaluasi.

2. Menetapkan Segmentasi Sasaran

Segmentasi sasaran adalah suatu kegiatan memilih kelompok sasaran yang tepat dan dianggap
sangat menentukan keberhasilan promosi kesehatan. Tujuannya antara lain memberikan
pelayanan yang sebaik-baiknya, memberikan kepuasan pada masing-masing segmen,
menentukan ketersediaan jumlah dan jangkauan produk, serta menghitung jenis dan penempatan
media.

3. Memposisikan Pesan (Positioning)

Memposisikan pesan adalah proses atau upaya menempatkan suatu prosuk perusahaan, individu
atau apa saja ke dalam alam pikiran sasaran atau konsumennya. Positioning membentuk citra.

4. Menentukan Strategi Positioning

11
Identifikasi para pesaing, termasuk persepsi konsumen, menentukan posisi pesaing, menganalisis
preferensi khalayak sasaran, menetukan posisi merek produk sendiri, serta mengikuti
perkembangan posisi.

5. Memilih media promosi kesehatan

Pemilihan media didasarkan pada selera khalayak sasaran. Media yang dipilih harus memberikan
dampak yang luas. Setiap media akan memberikan peranan yang berbeda. Penggunaan beberapa
media secara serempak dan terpadu akan meningkatkan cakupan, frekuensi, dan efektivitas
pesan. Media yang digunakan dilihat dari situasi dan kondisi, jika akan melakukan komunikasi
kesehatan di daerah pedesaan yang belum terjamah oleh teknologi modern dan listrik yang
belum menjangkau seluruh daerah pelosok, maka media yang baik digunakan adalah media
Cetak Contohnya poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar, lembar balik, stiker, dan pamphlet,
ataupun media gambar/media grafis yang tentunya dibarengi dengan komunikasi antarpribadi
dan kelompok agar pesan yang di sampaikan dapat dipahami dan diterima dengan baik oleh
masyarakat.

Sebaliknya jika pesan kesehatan ingin di ketahui oleh masyarakat luas, serempak ingin diketahui
oleh seluruh masyarakat dimanapun berada, memberikan dampak yang luas, maka media yang
digunakan adalah media massa atau media elektronik yang cakupannya lebih luas, bisa langsung
diterima oleh masyarakat luas dimanapun berada dan menghemat biaya dalam penggunaannya.

TERIMA KASIH

12

Anda mungkin juga menyukai