KONTROL ENAM
11 BULAN SEKALI
Nuraisya, S.Tr.Kes.,M.Tr.TGM
Nuraisya, S.Tr.Kes.,M.Tr.TGM
A. Pendahuluan
kesehatan merupakan hal yang sangat penting dijaga
baik pada kalangan anak-anak maupun orang dewasa, sesuai
dengan tujuan pembangunan menuju indonesia sehat 2025
yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud,
bangsa dan negara indonesia yang ditandai oleh penduduknya
yang hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan sehat,
memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu, secara adil dan merata, serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya bagi seluruh wilayah
republik indonesia.(rahmiza muzana dkk., 2022)
Banyak dari masyarakat yang mengabaikan ajakan
pemerintah untuk hidup sehat, terutama pada kesehatan gigi
dan mulut, kesehatan yang seringkali diabaikan oleh sebagian
masyarakat terutama di daerah pedesaan yaitu kesehatan
mulut dan gigi, namun kesehatan ini memiliki efek yang
sangat penting bagi tubuh terutama di bagian gigi dan mulut,
gangguan yang biasanya terjadi bila tidak menjaga kesehatan
gigi dan mulut antara lain yaitu gigi berlubang, gusi
berdarah,karang gigi,radang gusi infeksi gusi,dan sariawan.
yang bisa diderita oleh orang dewasa dan dominan anak-anak.
Penyakit mulut yang umumnya diderita pada anakanak yaitu
penyakit pada jaringan keras gigi atau lebih dikenal dengan
karies gigi, sedikitnya 89% anak-anak menderita penyakit
1
karies gigi sampai sekarang baik itu di negara maju ataupun
negara berkembang seperti di Indonesia. (Rahmiza Muzana
dkk., 2022)
Word Health Organization menyetujui Resolusi tentang
kesehatan mulut pada tahun 2021 di majelis kesehatan Dunia
ke-74, yang merekomendasikan pergeseran dari pendekatan
kuratif tradisional ke pendekatan preventif yang mencakup
promosi kesehatan mulut dalam keluarga, sekolah dan tempat
kerja, dan mencakup perawatan yang tepat waktu,
komprehensif dan inklusif dalam sistem perawatan kesehatan
primer. Resolusi tersebut menegaskan bahwa kesehatan mulut
harus tertanam kuat dalam agenda penyakit tidak menular
dan bahwa intervensi perawatan kesehatan mulut harus
dimasukkan dalam program cakupan kesehatan universal
(WHO, 2022).
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan, menjelaskan bahwa pembangunan kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajad kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan, sumber daya manusia
yang produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan
adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan
secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk
memelihara dan meningkatkan derajad kesehatan masyarakat
dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,
pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh
pemerintah dan masyarakat (Depkes, RI. 2009)
Pelayanan gigi dan mulut menjadi tugas utama perawat
gigi yang memiliki sasaran yaitu meningkatkan pengetahuan,
sikap dan keterampilan masyarakat untuk berperilaku sehat di
bidang kesehatan gigi dan mulut, yang meliputi kemampuan
memelihara gigi, perawatan kesehatan gigi dan mulut,
melaksanakan tindakan pencegahan penyakit gigi dan mulut,
meningkatnya pengetahuan tentang kelainan gigi dan mulut,
dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk
mengatasinya, dapat menggunakan pelayanan gigi yang ada
2
secara wajar, dan dapat memajukan kesehatan gigi (Budi et al.,
2020)
3
dengan benar. Selain itu karakter kartun yang lucu pada
sikat gigi dapat membuat anak menyukai menyikat.
b) Cara Menyikat gig
Pastikan untuk mengajari anak anda cara menyikat yang
benar. Gerakan perlahan dan memutar pada seluruh
bagian permukaan gigi. Jangan terlalu keras dalam
menyikat, karena dapat melukai gusi anak yang masih
lemah.
c) Pasta Gigi
Gunakan pasta gigi khusus untuk anak yang memiliki rasa
yang mereka sukai. Biarkan mereka memilih sendiri rasa
yang menjadi favorit mereka seperti coklat, es krim,
strawberry, dan buah lainnya. Rasa pasta gigi yang yang
enak baik dalam memotivasi anak untuk terus menyikat
giginya.
d) Kunjungi dokter gigi minimal 6 bulan sekali
Kunjungi dokter gigi minimal 6 bulan sekali untuk
memastikan gigi anak tetap sehat dan kuat. Hal inisangat
penting untuk tetap memastikan kesehatan mulut dan gigi
anak bila terdapat masalah kesehatan mulut dan gigi.
4
d) Lidah berwarna merah muda, lembab dan tidak ada
kelainan. Lidah yang sehat juga merupakan tanda gigi
yang sehat; Jika lidah berwarna putih, berbau atau
berubah warna, maka itu menandakan masalah yang
mendasarinya.
e) Tidak ada kelainan kelenjar ludah. Kelenjar ini berfungsi
membuat air liur agar kelembapan mulut terjaga
disamping juga menghasilkan enzim yang membentu
pencernaan. Ditemukan pada berbagai area di sekitar
mulut, termasuk pipi bagian dalam. (Argentina Callista,
2022)
f) Mulut tidak menimbulkan bau busuk.
5
g) Cobalah untuk tidak menggunakan pasta gigi fluoride
ketika anak masih kecil karena mereka mungkin menelan
pasta gigi itu tanpa sengaja.
h) Ganti gula dengan madu karena madu tidak kariogenik
(menyebabkan karies gigi).
i) Tidak memberikan susu, jus atau minuman manis saat
anak akan tidur. Cairan itu akan terperangkap di bawah
bibir atas anak dan dapat menyebabkan gigi depan atas
mereka ]membusuk.
6
kesehatan tidak terkecuali kesehatan gigi dan mulut. Tercatat
bahwa selama pandemi COVID-19 terjadi penurunan kebiasaan
menyikat gigi di masyarakat jika dibandingkan dengan hasil
survei di tahun 2018 (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
2020). Perawatan gigi menjadi hal yang sulit dilakukan pada masa
pandemi COVID-19 dikarenakan ke khawatiran masyarakat
dan dokter gigi akan risiko penularan yang terjadi melalui rongga
mulut (Kalash, 2020). Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) juga
menghimbau agar dokter gigi menunda segala bentuk tindakan
kecuali tindakan darurat untuk mencegah penularan COVID-
19 (Hervina et al., 2021; Rachim et al., 2021).
7
perlahan-lahan ke lapisan dentin, dapat sampai meluas pada
jaringan dibawahnya.
2) Penyakit gusi (gingivitis)
Penyakit gusi disebut “gingivitis”, adalah peradangan pada
gusi (gingiva). Penyebabnya umumnya hasil dari penumpukan
plak pada gigi karena kebiasaan menggosok gigi dan flossing
yang buruk. Tanda/ gejala gingivitis dapat berupa gusi
membengkak, gusi berwarna merah terang, berdarah saat
menggosokatau menggunakan benang gigi, bila parah akan
menimbulkan rasa sakit. Gingivitis juga dijumpai pada orang
yang menderita penyakit sistemik seperti diabetes mellitus,
penyakit kelainan darah, penderita AIDS, dan penyakit
sistemik lainnya. Gingivitis yang tidak diobati dapat
mengakibatkan periodontitis, dan berlanjut pada infeksi yang
lebih serius (O’Brien, Leonard, 2020)
3) Periodontitis
Periodontitis adalah infeksi pada gusi yang meluas sampai
merusak jaringan penyangga gigi. Bila periodontitis ini tidak
segera ditanggulangi, maka infeksi dapat berkembang
menyebar kerahang dan tulang. Hal ini dapat mengakibatkan
respons peradangan di seluruh tubuh. Didalam mulut penyakit
diabetes mellitus dpt meningkatkan jumlah bakteri yang
menginfeksi jaringan periodontal hingga menyebabkan
hilangnya perlekatan pd jaringan periodontal. Periodontitis
yang parah akan menyebabkan kegoyangan gigi.
4) Gigi retak atau patah
Gigi retak atau patah dapat terjadi akibat mengunyah atau
mencerna makanan yang keras, menggemeretakkan gigi
dengan kuat, tambalan yang terlalu luas sehingga dinding gigi
tipis, gigi terbentur karena kecelakaan dan penyakit lainnya.
Gigi yang patah/retak dapat menyebabkan kesakitan dan
kematian gigi (nekrosis pulpa), jika tidak segera diatasi atau
dirawat.
5) Gigi sensitive
Sensitivitas gigi juga disebut sebagai "hipersensitivitas
dentin". Seseorang yang memiliki gigi sensitif akan
merasakan ngilu bahkan sampai nyeri setelah makan dan
8
minum dingin atau panas. Kondisi ini dapat bersifat
sementara. Gigi sensitive akan kembali normal setelah
mendapatkan perawatan. Penyebab gigi sensitive
dikarenakan lapisan dentin yang terbuka, hal ini dikarenakan
seseorang mengalami penipisan pada lapisan gigi akibat
menggosok gigi terlalu keras, penyakit gusi, gusi turun, gigi
retak atau tambalan yang sudah usang/ bocor Sebagian orang
secara alami memiliki gigi sensitive dikarenakan mempunyai
lapisan gigi yang lebih tipis. Untuk mengatasi gigi sensitive
ini dapat menggunakan pasta gigi khusus.
6) Kanker mulut
Kanker mulut termasuk kanker pada gusi, lidah, bibir, pipi
bagian dalam, dasar mulut, dan langit-langit keras dan lunak.
Beberapa riset menunjukkan bahwa bahwa pada orang-orang
yang jarang menggosok gigi, tidak rutin memeriksakan
kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi, menggunakan gigi
palsu, memiliki gigi patah atau rusak yang tidak ditangani,
serta sering terkena radang gusi lebih berisiko untuk terkena
kanker mulut (alodokter, 2002).
Seorang dokter gigi biasanya adalah orang pertama yang
mengenali kanker mulut. Penggunaan tembakau seperti
merokok dan mengunyah tembakau merupakan faktor risiko
terbesar untuk kanker mulut.
9
D. Kontrol Enam Bulan Sekali
kampanye untuk menyikat gigi pada pagi dan malam hari
dan memeriksakan gigi minimal setiap enam bulan sekali
sudah merupakan anjuran umum dokter gigi pada pasien. fakta
terbalik menunjukan bahwa kebiasaan masyarakat indonesia
dalam merawat kesehatan gigi dan mulut masih perlu
dibenahi. hasil data riskesdas 2018 memperlihatkan bahwa dari
94,7% masyarakat yang menyikat gigi setiap hari, hanya 2,8%
yang melakukannya di waktu yang tepat, yaitudua kali sehari,
setelah sarapan dan sebelum tidur. yang tak kalah
memprihatinkan, ternyata 95,5% masyarakat indonesia tidak
pernah berkunjung ke tenaga medis gigi. (fkg unpad, 2019)
diperkuat dengan hasil penelitian pepsodent menunjukan
bahwa 79 % orang tua memberikan keterangan bahwa mereka
baru mengajak anak mereka mengunjungi dokter gigi pada saat
masalah sudah timbul dan bukan sebagai kunjungan rutin.
kondisi ini menyebabkan anak-anak menjadi lebih rentan
untuk mengalami sakit gigi (rahmansyah, f 2020)
sebanyak 31.4 % responden memeriksakan gigi anak ke
dokter gigi tiap 6 bulan sekali penelitian sebelumnya yang
dilakukan (laraswati et al 2021) menunjukkan angka yang lebih
besar (48%), tetapi masih dalam kategori kurang. faktor lain
yang mempengaruhi rendahnya kunjungan ke dokter gigi
adalah tingkat pengetahuan, ekonomi dan waktu yang dimiliki
orang tua yang terbatas. terkadang orang tua menganggap
bahwa permasalahan menjaga gigi dan mulut adalah hal yang
remeh, sehingga mereka baru akan memeriksakan gigi anaknya
apabila keluhan sudah dirasa cukup berat. pemeriksaan gigi
anak ke dokter gigi sejak dini adalah hal yang seharusnya
dilakukan oleh setiap orang tua kepada anaknya yang bermula
dari usia 2 tahun. pemeriksaan gigi rutin sebaiknya dilakukan 1
tahun sebanyak 2 kali kunjungan yang bertujuan sebagai
pendeteksi dini serta merawat perkembangan dan
pertumbuhan gigi anak. (mutiara h, eddy fne 2015)
10
Gambar 11.1 Pentingnya Pemeriksaan Gigi dan mulut 6 bulan
sekli
(Sumber RSKIASawojajar )
11
c) Melatih diri untuk tidak trauma dengan penanganan
masalah gigi. Saat ini teknologi dalam kedokteran gigi
berkembang pesat. Salah satunya yaitu efek trauma yang
dialami oleh pasien bisa dikurangi. Pasien tidak lagi
merasakan rasa sakit berlebihan pada saat – misalnya –
penanganan saluran akar gigi maupun perawatan gigi
secara keseluruhan. Semua bisa dilakukan dengan
nyaman.
d) Kunjungi dokter gigi minimal 6 bulan sekali
Kunjungi dokter gigi minimal 6 bulan sekali untuk
memastikan gigi anak tetap sehat dan kuat. Hal inisangat
penting untuk tetap memastikan kesehatan mulut dan gigi
anak bila terdapat masalah kesehatan mulut dan gig
12
DAFTAR PUSTAKA
13
covid-19 pada orang tua anak berkebutuhan khusus. Jurnal
AKAL: Abdimas dan Kearifan Lokal, 2(1).
14
BIODATA PENULIS
Nuraisya S.Tr.Kes.,M.Tr.TGM
Dosen Program Studi DIII kesehatan gigi
Politeknik Bina Husada Kendari
15