PENDAHULUAN
peningkatan pada abad terakhir, tetapi prevalensi karies gigi pada anak tetap
Dari hasil survey kesehatan yang melibatkan 2.132 dokter gigi itu didapat
57,6% penduduk Indonesia mengalami masalah gigi dan mulut dan hanya
10,2% yang mendapatkan perawatan medis gigi. Prevalensi karies gigi pada
anak-anak dan dewasa juga cukup tinggi, dimana prevalensi gigi berlubang
pada anak usia dini sangat tinggi yaitu 93%, yang artinya hanya 7% anak
Karies gigi merupakan suatu penyakit yang paling sering ditemukan dalam
rongga mulut. Menurut Brauer (cit. Tarigan, 1990) karies gigi merupakan
terserang karies seperti pit dan fissure serta daerah interproksimal meluas
kearah pulpa, dimana karies gigi merupakan masalah yang sangat sering
tentang pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut serta makanan dan minuman
tindakan individu atau perilaku individu yang lebih langgeng (long lasting).
perawatan pencegahan harus segera dilakukan sejak dini pada anak untuk
seperti DHE (Dental Health Education), dengan topical aplikasi, dan juga
1.2.1 Bagaimanakan perawatan pencegahan penyakit gigi dan mulut yang dapat
1.3.1 Untuk mengatahui perawatan pencegahan penyakit gigi dan mulut yang
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Brauer (cit. Tarigan, 1990) karies gigi merupakan masalah yang
sangat sering dijumpai pada anak. Penilaian tingkat risiko karies anak secara
individu harus diketahui oleh dokter gigi karena semua anak pada umumnnya
mempunyai risiko terkena karies dan perawatannya juga berbeda pada setiap
tingkatan. Tingkat risiko karies anak terbagi atas tiga kategori yaitu risiko
karies tinggi, sedang dan rendah. Pembagian risiko karies ini berdasarkan
sosial, penggunaan fluor, kontrol plak, saliva dan riwayat kesehatan umum
anak. Anak yang berisiko karies tinggi harus mendapatkan perhatian khusus
rendah pada tingkatan karies yang dapat diterima pada kelompok umur
tertentu sehingga target pencapaian gigi sehat tahun 2010 menurut WHO
dapat tercapai.
Salah satu cara untuk mencegah karies gigi pada anak adalah dengan
untuk memfasilitasi tujuan ini serta melakukan penelitian dan pelatihan untuk
tujuan yang sama. Dimana tujuan dari health education ini adalah untuk
memberikan informasi tentang pencegahan penyakit dan promosi kesehatan,
Menurut Muin (2011), Dental Health Education (DHE) atau yang biasa
usaha terencana dan terarah dalam bentuk pendidikan non formal yang
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut atau Dental Health Education (DHE)
gigi dan mulut. Dalam proses ini seseorang dapat memperoleh pengetahuan
merupakan alat bantu dalam satu proses pendidikan. Salah satu landasan teori
penggunaan metode dan media dalam proses pendidikan, yakni teori Dale’s
Pada dasarnya proses pendidikan yang melibatkan lebih banyak indera akan
lebih mudah untuk diterima dan di ingat oleh individu. Pemberian pendidikan
kesehatan gigi dan mulut akan lebih efektif dan optimal dengan menggunakan
perubahan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada pelajar melalui
yang lebih baik dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut,
sehingga dapat menjadi salah satu metode pendidikan kesehatan gigi dan
mulut.
ular tangga yang memuat informasi tentang cara menyikat gigi yang benar,
waktu menyikat gigi yang tepat, frekuensi menyikat gigi, waktu yang tepat
mengunjungi dokter gigi, dan makanan yang baik maupun yang tidak baik
pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut. Metode ini dapat digunakan
sebagai media belajar sambil bermain bagi anak, sehingga dapat memotivasi
penyuluhan diet.
3. Teknik Roll
4. Teknik Charter
memijat.
5. Teknik Stillman
Posisi sikat sama dengan teknik roll, tetapi bulu sikat lebih
menjadi lancar ).
6. Teknik Physiologi
7. Teknik Bass
C. Penyuluhan Diet
didalam mulut.
kedokteran gigi untuk mencegah terjadinya karies gigi (Rao 2012). Menurut
Sirat (2014), Yang dimaksud dengan topikal aplikasi fluor adalah pengolesan
langsung fluor pada enamel. Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan kering
selama 5 menit, dan selama 1 jam tidak boleh makan, minum atau. Aplikasi
topical fluor merupakan salah satu cara pemberian fluor secara local.
fluor, antara lain: larutan NaF 0,1 % (natrium fluoride 2% atau sodium
fluoride 2%) dan larutan SnF2 10% atau Stannous fluoride 10%. Berdasarkan
hasil penelitian Mercer dan Muhler (1972), aplikasi topical fluor dengan
dipilih sebagai bahan aplikasi topical karena larutan ini merupakan garam
yang mudah larut dan digunakan dalam fluoridasi buatan sumber air minum.
APE. Gel thixotropik lebih baik daripada solusi karena viskositas tinggi
fluoride. jumlah fluoride yang diberikan pada pasta gigi idealnya 1000
ppm fluoride, tetapi pasta gigi yang mengandung kurang dari 1000 ppm
sebagian besar pasta gigi dalam sikat. Oleh karena itu pasta gigi yang
3. Fluoride Rinses
yang sudah tercampur dan diukur ke dalam mulut dan berkumur selama
4. Fluoride Varnish
lesi karies yang baru terjadi, setelah perawatan restoratif selesai dengan
anestesi umum. Fluoride varnish yang biasa digunakan adalah duraphat,
sistemik. Dalam bentuk ini fluoride diambil dalam bentuk makanan. Fluoride
Fluoride sistemik yaitu dengan fluoridasi air, flouridasi garam, fluoridasi susu,
Menurut Rao (2012) mekanisme kerja dari fluoride adalah sebagai berikut:
Mengadakan remineralisasi
Menyerap protein/bakteri
rongga mulut
2.3 Fissure Sealant
Pit dan fissure sealant adalah suatu tindakan pencegahan karies pada gigi
yang secara anatomis mempunyai pit dan fisur yang dalam sehingga lebih mudah
terserang karies. Pit dan fisur dibentuk kembali dan diisi dengan bahan sealant
agar gigi tersebut menjadi lebih tahan terhadap serangan karies gigi. Hal ini sering
ditemui pada gigi geraham yang mempunyai peranan sangat penting untuk
makanan yang sudah dipotong dengan gigi depan. Gigi geraham mempunyai
peranan dan bentuk istimewa yang merupakan kelebihannya, tetapi ada kendala
yang harus diatasi dengan bijaksana agar fungsi dan keberadaannya dapat terjaga
dengan baik. Posisi gigi geraham dalam rongga mulut yang sulit terjangkau juga
permukaan kunyahnya luas dan tidak rata, terdapat pit (titik) dan fisur (garis) yang
dalam sehingga sulit terjangkau dan menjadi tempat persembunyian kuman yang
nyaman. Pit adalah bagian dari permukaan gigi yang berupa titik terdalam yang
berada pada pertemuan antar beberapa groove atau akhir dari groove. Istilah pit
sering berkaitan dengan fisur. Fisur adalah garis berupa celah yang dalam pada
Kontraindikasi pemberian sealant pada pit dan fisur adalah sebagai berikut:
kontaminasi saliva.
Menurut McDonald dkk (2004) pemilihan gigi dalam treatment sealant risk-
fluoride, oral hygiene, dan anatomi fisura dalam menentukan kapan sealant harus
diterapkan. Penilaian profesional yang baik harus digunakan dalam pemilihan gigi
dan pasien. Penggunaan sealant pit dan fisura dikontraindikasikan ketika karies
merajalela atau lesi inter-proksimal hadir. Permukaan khusus yang sudah karies
rentan karies harus dievaluasi dengan hati-hati, karena karies tidak mungkin
terjadi pada lubang dan celah yang terkoordinasi dengan baik. Dalam hal ini,
sederhana, teknik teliti memerlukan kerjasama pasien dan harus ditunda untuk
pasien yang tidak kooperatif sampai proses edures dapat dieksekusi dengan benar.
Teknik Sealant
Setelah pemilihan, gigi dicuci dan dikeringkan lalu pit dan fissure yang
dalam dievaluasi ulang. Jika terdapat karies, restorasi atau kombinasi restorasi
tidak diperlukan ketika gigi baru saja erupsi tetapi membantu dalam oklusi yang
telah baik.
1. Cleaning
Retensi sealant yang memadai mensyaratkan pit dan fisur bersih dan bebas
retensi sealant. Dari sudut pandang praktis, dalam kasus kebersihan mulut
yang buruk, pembersihan celah dengan sikat bulu kering yang berputar dapat
bermanfaat.
Penggunaan sistem abrasi udara aluminium oksida memungkinkan penetrasi
sealant lebih besar dari yang dapat dicapai dengan menggunakan pumice atau
penetrasi sealant akan menghasilkan retensi sealant yang lebih besar. Ketika
penggunaan fisur yang tidak tepat atau agresif atau enameloplasty sering
menghilangkan dentin enamel yang ada di bagian bawah fisur, yang membuat
gigi lebih rentan terhadap karies di masa depan jika terjadi kehilangan
sealant. Metodologi sealant yang baik dan volume sealant yang tepat mungkin
2. Isolasi
rubber dam ideal tetapi mungkin tidak layak dalam kondisi tertentu. Cotton
retensi sealant dengan isolasi rubber dam dan retensi 91% dengan isolasi
cotton roll pada 12 bulan pada orang dewasa muda. nilai-nilai ini tidak
menembus permukaan yang kasar dan menghasilkan kunci tag resin yang
untuk prosedur etsa. Umumnya, asam atau gel 30% hingga 50% sekarang
direkomendasikan.
Etsa dalam larutan harus ditempatkan pada enamel dengan sikat, spons
kecil, cotton pellet, atau aplikator yang disediakan oleh pabrikan. Etsa harus
kemungkinan penempatan resin dan polimerisasi akan terjadi pada area email
yang tidak diambil. Kadang-kadang etsa gel yang sangat kental dapat
membasahi seluruh permukaan enamel dan daerah yang tidak diambil secara
aluminium oksida atau sistem laser yang disetujui untuk prosedur jaringan
keras. Sampai saat ini, penelitian menunjukkan bahwa etsa asam tambahan
terkompresi yang bebas dari kontaminan minyak. Enamel etsa kering harus
pengikat gigi sebagai bagian dari teknik tampaknya diperlukan. Selain itu,
yang tidak memungkinkan mereka untuk isolasi yang ketat, misalnya, ketika
gigi yang baru erupsi disealant atau ketika kerjasama pasien tidak ideal.
molar, yang secara tradisional telah menunjukkan tingkat retensi yang lebih
5. Aplikasi Sealant
waktu yang hilang dalam membawa material ke gigi tergores dan kering.
b. Light-Cured Sealant
paparan material ke curing light, tetapi lampu operasi dan cahaya sekitar
oleh karena itu material harus dikeluarkan hanya saat waktunya untuk
dengan sikat atau probe pada pit dan fisure, aplikasi yang hati-hati akan
pencampuran bahan. Setelah bahan telah dicured dan sementara gigi yang
dan penyumbatan disesuaikan jika perlu. Semua sentris stop harus pada
mengalir di atas pinggiran marginal atau menuju daerah serviks juga harus
instrumen tajam dari email gigi yang tidak diambil tanpa melepas sealant dari
7. Reevaluasi
Penting untuk mengenali bahwa gigi yang tersealant harus diamati secara
berkala, karena diperkirakan antara 5% dan 10% sealant perlu diperbaiki atau
diganti setiap tahun. Jika sealant hilang sebagian atau seluruhnya, sealant tua
yang berubah warna atau rusak harus dikeluarkan dan gigi dievaluasi ulang.
BAB III
Karies gigi merupakan suatu penyakit yang paling sering ditemukan dalam
rongga mulut. Menurut Brauer (cit. Tarigan, 1990). Karies gigi umumnya
gigi dan mulut serta makanan dan minuman yang bersifat kariogenik. Dimana
metode, seperti DHE (Dental Health Education), dengan topical aplikasi, dan juga
bantuan untuk untuk melakukan serta memelihara gaya hidup yang sehat. Tujuan
dari health education ini adalah untuk memberikan informasi tentang pencegahan
penyakit dan promosi kesehatan. Dental health edication (DHE) dilakukan dengan
Setelah gigi dioleskan fluor lalu dibiarkan kering selama 5 menit, dan selama 1
jam tidak boleh makan, minum atau. Aplikasi topical fluor merupakan salah satu
cara pemberian fluor secara local. Pemeberian fluor secara topikal bisa dengan
solusi atau gel, pasta gigi, rinses, varnish, dan Pemberian fluor secara sistemik
yaitu melalui makanan dan minuman seperti fluoridasi air, fluoridasi garam, dan
fluoridasi susu.
Pit dan fissure sealant adalah suatu tindakan pencegahan karies pada gigi
yang secara anatomis mempunyai pit dan fisur yang dalam sehingga lebih mudah
terserang karies. Teknik Sealant yaitu etelah pemilihan, gigi dicuci dan
dikeringkan lalu pit dan fissure yang dalam dievaluasi ulang. Jika terdapat karies,
1. Depkes RI,. 2000, Pedoman Upaya Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di
3. Sirat, N.M. 2014. Pengaruh Aplikasi Topikal Dengan Larutan Naf Dan Snf2
112.
7. Bachtiar, Z.A. 2018. Penatalaksanaan Fissure Sealent Pada Gigi Anak (Laporan
Kasus). https://talentaconfseries.usu.ac.id.h.207-213
8. McDonald,R .E. Avery, D. R.Dean, J. A. 2004. Dentistry for the Child and
Adolescent. h. 357-360.
10. Rao Arathi. 2012. Principle and Practice of Pedodontics. Jaypeen Brother Medical
Pub.
11. Haryanti D.D, Ardhani R.,Aspriyanto D., Dewi I.R. 2014. Efektivitas Menyikat
Gigi Metode Horizontal, Vertical Dan Roll Terhadap Penurunan Plak Pada Anak
Oleh :
Kelompok 1
2019