BAB I PENDAHULUAN…………………….………………………….1
1. Latar Belakang………………………..………………………..…1
BAB II PERMASALAHAN……………...…………………………….3
A. Pengertian……………………………..………………………….5
B. Gangguan pada gigi dan mulut…………………………………...5
C. Cara memelihara gigi dan mulut…..……………………………..7
D. Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Gigi dan Mulut……..…..8
E. Perawatan Gigi dan Mulut ………..…..………………………......8
DAFTAR PUSTAKA………..….………………….……………..…….12
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Kesehatan mulut merupakan komponen integral dari kesehatan umum. Hal ini
juga menjadi jelas bahwa faktor-faktor penyebab dan risiko penyakit mulut sering
sama dengan yang terlibat dalam penyakit umum. Kesehatan secara keseluruhan,
kesejahteraan, pendidikan dan pengembangan anak, keluarga dan masyarakat
dapat dipengaruhi oleh kesehatan mulut. Meskipun ada peningkatan yang cukup
besar dalam kesehatan mulut anak-anak dalam beberapa dekade terakhir, tetapi
angka karies gigi (kerusakan gigi) masih tetap salah satu masalah kesehatan
mulut yang paling sering terjadi pada anak di seluruh dunia.
Karies gigi merupakan permasalahan gigi yang sering timbul tidak hanya
pada orang dewasa tetapi juga dialami oleh anak-anak. Penyebab timbulnya
masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak salah satunya faktornya yaitu faktor
perilaku dan sikap yang mengabaikan kesehatan gigi dan mulut, hal tersebut
terjadi karena kurangnya pengetahuan mengenai pentingnya menjaga kesehatan
gigi dan mulut. Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang rendah pada anak
merupakan faktor penyebab terjadinya karies. Karies gigi dapat dicegah dengan
menghindari gula bebas makanan. Selain itu, karies gigi sebagian besar dapat
dicegah melalui intervensi populasi dan individu yang sederhana dan hemat
biaya, sedangkan pengobatanmahal, dan sering tidak tersedia di negara
berpenghasilan rendah dan menengah
Kesehatan gigi dan mulut dalam keadaan bebas dari penyakit seperti kanker
tenggorokan, infeksi dan luka pada mulut, penyakit gusi, kerusakan gigi, dan
penyakit lainnya, sehingga menjadi gangguan seperti mengigit, tersenyum, dan
berbicara WHO (2018). Kebersihan gigi dan mulut yang baik menunjukkan
kontribusi yang besar dalam mencegah penyakit mulut. Menurut WHO
prevalensi karies gigi di seluruh dunia sebesar 60-90% pada anak-anak dan
hampir mendekati 100% pada orang dewasa. Kebersihan 2 gigi dan mulut yang
buruk merupakan penyebab munculnya karies gigi dan menyebabkan kehilangan
gigi khususnya pada gigi permanen WHO. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan
mulut oleh Direktorat Promosi Kesehatan meliputi upaya promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif dapat ditingkatkan dengan peran serta masyarakat. Salah
satu upaya untuk meminimalisasi angka kesakitan yang ada adalah dengan
preventif (promosi kesehatan) serta program pemerintah juga bekerja sama
dengan Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) telah berupaya menangani
kesehtan gigi 3 melalui program pemeriksaan gigi enam bulan sekali dan
membuat kegiatan Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).
1
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 89 Tahun 2015 tentang upaya
kesehatan gigi dan mulut, kesehatan gigi dan mulut adalah sehat dari jaringan
keras dan jaringan lunak gigi serta pada unsur berhubungan di rongga mulut yang
memungkinkan individu makan, bicara dan berinteraksi sosial tanpa disfungsi,
gangguan estetik, dan ketidak nyamanan karena adanya penyakit, penyimpangan
oklusi dan kehilangan gigi sehingga mampu hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.
Kesehatan gigi dan mulut suatu bagian yang penting dan tidak bisa
pisahkan oleh kesehatan secara umumMencuci tangan dengan sabun dan air
adalah cara terbaik untuk menyingkirkan kuman. Jika sabun dan air tidak tersedia
bagaimanapun antiseptic berbasis alkohol dapat digunakan, meskipun metode ini
akan mengurangi jumlah kuman, hal itu tidak menghilangkan semua jenis.
2
BAB II
PERMASALAHAN
3
Dengan demikian, komik milik Pusat Promosi Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia dapat meningkatkan pengetahuan dan belum dapat
meningkatkan kepercayaan siswa kelas V SDN Martopuro Kecamatan Purwosari
Kabupaten Pasuruan tentang kesehatan gigi. Komik merupakan salah satu media
promosi kesehatan di tatanan sekolah sepertihalnya penelitian yang dilakukan
oleh Zuhriyyatul Haq pada tahun 2015 didapatkan bahwa komik efektif dalam
meningkatkan pengetahuan responden tentang kesehatan gigi. Dalam penelitian
tersebut dijelaskan bahwa komik dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran
tentang kesehatan khususnya kesehatan gigi. Komik juga dapat sebagai 4 media
promosi kesehatan tentang kesehatan gigi. Komik adalah gambar yang berjajar
dalam urutan yang disengaja, dimaksudkan untuk menyampaikan informasi atau
menghasilkan respons estetik dari pembaca McCloud (2001). Ini berarti dalam
pembuatan komik harus melalui tahap pembuatan gambar. Sedangkan menurut
M.S. Gumelar (2011: 7), komik adalah urutan-urutan gambar yang ditata sesuai
tujuan dan filosofi pembuatnya hingga pesan cerita tersampaikan, komik
cenderung diberi lettering yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal
pembuatan komik harus memiliki pesan yang harus tersampaikan, pada kasus
penelitian ini muatan materi tentang energi menjadi pesan yang akan
disampaikan
Masalah kebersihan gigi dan mulut tentunya tidak hanya terdapat pada
anak-anak tetapi juga banyak orang dewasa yang tidak menjaga kebersihan gigi
dan mulut, maka dari itu perlu dilakukan promosi kesehatan tentang kebersihan
gigi dan mulut untuk mencegah terjadinya berbagai macam penyakit. Promosi
kesehatan tentang kebersihan gigi dan mulut juga perlu dilakukan di berbagai
isntansi.
4
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kesehatan gigi dan mulut adalah bagian dari kesehatan secara keseluruhan
yang mempengaruhi kualitas hidup. Dengan memiliki gigi dan mulut yang sehat,
beberapa aktivitas seperti berbicara, makan, dan bersosialisasi tidak akan
terganggu karena terhindar dari rasa sakit, tidak nyaman, dan malu. Salah satu
prevalensi penyakit gigi dan mulut yang tinggi adalah karies gigi. (Felisa, 2016) .
Menurut Putri, Herijulianti, dan Nurjanah (2010), kebersihan gigi dan mulut
adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa di dalam rongga mulut seseorang
bebas dari kotoran seperti debris, plak dan kalkulus. Kebersihan gigi dan mulut
apabila terabaikan akan terbentuk plak pada gigi geligi dan meluas ke seluruh
permukaan gigi. Kondisi mulut yang basah, gelap dan lembab sangat mendukung
pertumbuhan dan perkembanganbiakan bakteri yang membentuk plak. Mengukur
kebersihan gigi dan mulut merupakan upaya untuk menentukan keadaan
kebersihan gigi dan mulut seseorang
1. Plak
Kebanyakan penyebab masalah kesehatan gigi dan mulut adalah plak,
Plak adalah suatu lapisan lengket yang merupakan kumpulan dari bakteri.
Plak ini akan mengubah karbohidrat atau gula yang berasal dari makanan
kamu menjadi asam cukup kuat untuk merusak gigi. Plak juga merupakan
penyebab terjadinya radang gusi dan jaringan periodontal yang lebih dalam,
apabila proses peradangan berlajut, maka jaringan periodontal ini lama
kelamaan akan rusak sehingga akan kehilangan fungsinya sebagal penopong
gigi. Gigi pun akan menjadi goyang dan lama-kelamaan bisa lepas dari
tempatnya. Pembentukan Plak Gigi Kenyataan bahwa plak gigi merupakan
lengketan yang berisi bakteri serta produk-produkya, yang terbentuk pada
semua permukaan gigi. Akumulasi bakteri ini tidak terjadi secara kebetulan
melainkan terbentuk melalui serangkaian tahapan. Email yang bersih terpapar
di rongga mulut maka akan di tutupi oleh 16 lapisan organic yang amorf yang
di sebut pelikel. Pelikel ini terdiri atas glikoprotein yang diendapkan dari
saliva dan terbentuk segera setelah penyikatan gigi.
5
Sifatnya sangat lengket dan mampu membantu melekatkan bakteri-
bakteri tertentu pada permukaan gigi. Bakteri yang mula-mula menghuni
pelikel terutama terbentuk kokus. Streptokokus adalah yang paling banyak.
Organisme tersebut tumbuh, berkembang biak dan mengeluarkan gel sel
estraksel yang lengket dan akan menjerar berbagai bentuk bakteri yang lain.
Plak dalam beberapa hari aka bertambah tebal dan terdiri dari berbagai
macam mikroorganisme. Flora plak yang tadinya didom inasi oleh bentuk
kokus berubah menjadi flora campuran yang terdiri dari atas kokus, batang,
Formasi Plak plak gigi adalah biofilm yang menempel pada permukaan gigi,
restorasi dan peralatan prostetik (termasuk gigi palsu dan jembatan) dibiarkan
jika tidak menggangu.
2. Debris
Kebanyakan debris dari makanan akan segera mengalami liquifikasi
oleh enzim bakteri dan bersih 5-30 menit setelah makan, tetepi ada
kemungkinan sebagian masih tertinggal pada permukaan gigi dan membran
mukosa. Aliran saliva, aksi mekanis dari lidah, pipi, dan bibir serta bentuk
dan susunan gigi dan rahang akan mempengaruhi kecepatan 10 pembersihan
sisa makanan. Pembersihan ini dipercepat oleh proses pengunyahan dan
vaskositas ludah yang rendah. Walaupun debris makanan mengandung
bakteri, tetapi berbeda dengan plak dan materia alba, debris ini lebih mudah
dibersihkan. Debris harus dibedakan dengan makanan yang tertekan ke ruang
interproksimal (food impaction).
3. Calculus
Calculus merupakan suatu massa yang mengalami kalsifikasi yang
terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi, objek solid lainnya di dalam
mulut, misalnya restorasi dan gigi geligi tiruan. Calculus adalah plak
terkalsifikasi.
4. Karies
Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan
kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi meluas kearah pulpa.
6
Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu
permukaan gigi atau lebih, serta dapat meluas kebagian yang lebih dalam dari
gigi, misalnya email ke dentin atau ke pulpa . Karies Karies Gigi merupakan
masalah utama di rongga mulut anak. Kerusakan gigi sulung lebih cepat
menyebar, meluas dan lebih parah dari pada gigi permanen.
5. Pyorrhoea, alococoris.
Pyorrhoea dan alococoris Adalah Tulang gigi dan gusi meradang, dan
mengeluarkan darah serta nanah, dapat menyebabkan mulut bau. penyakit ini
adalah penyakit gigi yang lebih suka menyerang orangorang yang sudah
dewasa daripada menyerang anak-anak. Gejala-gejalanya adalah gusigusi
menjadi lunak dan lemah, sehingga akarakar gigi tidak dapat tertanam dengan
koko dalam rahang. Karena gusi-gusi itu tidak lagi menahan leher gigi
dengan keras, maka antara gigi dan gusi akan terjadi suatu kantung yang
dapat menghimpun sisa-sisa makanan dan basi-basi sehingga dapat
memperhebat penyakitnya.
2. Kontrol Plak
Kontrol plak dengan menyikat gigi sangatlah penting. Menjaga
kebersihan rongga mulut harus dimulai pada pagi hari setelah sarapan dan
dilanjutkan pada malam hari sebelum tidur.
3. Scaling
Scaling adalah suatu proses pembuangan plak dan calculus dari
permukaan gigi, baik supragingival maupun subgingival. Tujuan utama
dari scaling adalah mengembalikan kesehatan gusi dengan cara
membuang semua elemen yang menyebabkan radang gusi dari permukaan
gigi.
7
Penggunaan sikat gigi sebaiknya diganti setiap sebulan sekali. Sikat gigi
yang telah rusak bisa merusak gusi. Pilih juga bulu sikat gigi yang halus
untuk melindungi gusi dari kemungkinan terluka.
Menurut ADA (American Dental Association), bulu sikat yang kasar
lama-kelamaan dapat merusak lapisan gusi sehingga menyebabkan gigi
lebih sensitif terhadap makanan atau minuman dingin maupun panas.
Jangan pernah meminjamkan sikat gigi kepada orang lain demi
menghindari infeksi akibat kuman yang terbawa. Karena bisa saja
menularkan bakteri, meski satu keluarga. Satu orang satu sikat gigi.
1. Jenis makanan
Usahakan hindari cemilan yang manis seperti permen, coklat, atau
sebangsanya jangan lah terlalu sering ataupun berlebihan apalagi makanan
yang sifatnya lengket seperti permen kunyahan atau dodol, begitu juga
minuman manis sirup, minuman soda yang kadar gulanya cukup tinggi.
Aturlah seberapa sering dan kapan kamu menikmati cemilan.
2. Gizi makanan
Selain cemilan, kita harus juga memperhatikan asupan gizi buat tubuh.
Sayursayuran dan buah-buhan yang merupakan sumber vitamin dan
mineral serta serat mutlak harus ada di menu makan setiap hari, dan jangan
lupa asupan karbohidrat dari makanan pokok dan protein dari lauk-pauk.
Makanan yang baik dikonsumsi untuk penguat gigi yakni makanan
yang mengandung tinggi kalsium. mengonsumsi kalsium, fospor, vitamin
C, dan vitamin D dapat menguatkan gigi. Vitamin C dan D baik untuk
pembentukan gigi. Kalsium dan vitamin D adalah fondasi penting untuk
membuat tulang dan gigi yang kuat. Kalsium mendukung struktur tulang
dan gigi, sedangkan vitamin D meningkatkan penyerapan kalsium dan
pertumbuhan tulang. Seperti susu, keju, yogurt, telur, sayur mayur, buah-
buahan, dan lain sebagainya.
8
Gigi sehat memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Gigi berada dalam kondisi baik seutuhnya. Gigi memiliki pulpa yang
baik. Pada pulpa terdapat jaringan saraf, pembuluh getah bening, dan
pembuluh darah kapiler. Pada gigi yang sehat ketiga elemen ini berada
dalam kondisi baik, sama sekali tidak terinfeksi.
b. Tidak ada keluhan apa-apa. Apabila gigi tidak berfungsi dengan baik
dan terasa tidak nyaman itu berarti gigi dalam keadaan yang tidak baik.
c. Gigi kuat, tidak rapuh, tidak goyang.
d. Warna gusi terlihat merah muda cerah. Tidak pucat dan tidak terlalu
merah.
e. Gusi mengikat kuat gigi. Tidak terlihat ada celah antara gusi dan gigi.
f. Mulut tidak berbau. Aroma gigi yang sehat tidak menyemburkan bau
yang tidak enak.
10
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12