Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sehat seseorang, baik secara fisik, jiwa,

maupun sosial dan bukan sekedar terbebas dari penyakit untuk

memungkinkannya hidup produktif. Upaya kesehatan dalam segala bentuk

kegiatan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu dan

berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat dalam bentuk promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan paliatif

oleh Pemerintahan Pusat, Pemerintahan Daerah, atau Masyarakat ( Kemenkes

RI, 2023 ).

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari status kesehatan

perorangan maupun kesehatan masyarakat. kesehatan mengamanatkan bahwa

pelayanan kesehatan derajat kesehatan masrayakat dalam bentuk peningkatan

kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi dan pemulihan

keshatan gigi oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat yang dilakukan

secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan. Kesehatan gigi dan mulut

dilakukan melalui pelayanan kesehatan gigi perseorangan, pelayanan kesehatan

masyarakat serta usaha kesehatan gigi sekolah(Kemenkes RI, 2020).

Kesehatan gigi dan mulut masih menjadi perhatian utama hingga saat

ini, dengan mengabaikan kesehatan gigi dan mulut berarti membuka gerbang

berbagai penyakit (Ghofur, 2019). Penting bagi kesehatan dan kesejahteraan

tubuh secara umum dan sangat mempengaruhi kualitas kehidupan, termasuk

fungsi bicara, pengunyahan dan rasa percaya diri. Karies merupakan penyakit

1
2

kebudayaan yang telah menyebar luas dan bisa di cegah. Di Indonesia penyakit

gigi dan mulut terutama karies, masih banyak di derita, baik anak-anak maupun

orang dewasa (Putri, M. H. dkk, 2018).

Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang sangat penting,

terutama dalam proses pencernaan makanan. Perawatan gigi harus di mulai

sedini mungkin karena akan berpengaruh terhadap kesehatan (Alsheri &

nasim, 2015). Masalah utama kesehatan gigi dan mulut anak adalah karies

gigi. Karies gigi merupakan penyakit jaringan gigi yang di tandai dengan

kerusakan jaringan, mulai dari permukaan gigi yaitu dari email, dentin, dan

meluas kearah pulpa. Karies gigi merupakan salah satu bentuk kerusakan gigi

yang paling sering dialami anak usia prasekolah, yang dapat mengganggu

proses tumbuh kembangnya. (Afrinis, N, dkk 2021).

Gigi merupakan bagian dari alat pengunyahan pada sistem pencernan

dalam tubuh manusia. Masalah utama kesehatan gigi dan mulut anak adalah

karies gigi. Menurut American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD),

karies yang terjadi pada anak disebut Early Childhood Caries (ECC) atau

karies dini yang ditandai dengan satu atau lebih kerusakan gigi (kavitas atau

non Kavitas ), Kehilangan gigi (karena karies) atau penambalan permukaan

gigi sulung pada pada anak usia 6 tahun atau lebih muda. Gigi sulung

merupakan indikator kesehatan gigi pada anak usia prasekolah yang di

perlukan untuk menilai keadaan kesehatan gigi anak. Indikator yang dapat di

gunakan untuk menilai karies gigi pada gigi sulung adalah indeks def-t.

(Angelica, C, dkk 2019).


3

Masalah kesehatan gigi, terutama pada anak seringkali diabaikan. Saat

ini jumlah anak yang memiliki karies gigi tidak sedikit, jumlah karies gigi

pada anak terus bertambah setiap tahunnya (Bramantoro dkk, 2020).

Hasil Riset Wor Health Organization ( WHO ) 2013 menunjukkan

bahwa preferensi karies gigi pada anak umur 5-6 tahun yaitu sebesar (90%),

karena menurut WHO pada anak usia 5-6 tahun merupakan umur yang

menunjukkan perubahan dalam rentang waktu yang lebih pendek dari pada

gigi permanen usia indeks lainnya, yang dimana anak anak mulai masuk

sekolah dasar(WHO, 2013)

Data Riset Kesehatan Dasar atau ( Riskesdas ) 2013 pada anak usia 5-6

tahun di indonesia menunjukkan prevelensi karies yakni (28,9%), dan terjadi

peningkatan pada tahun 2018 sebesar (45,3%), sementara data Riskesdas

menunjukkan prevelensi karies gigi pada penduduk indonesia terjadi

peningkatan pada setiap tahunnya . data Riskesdas provinsi Sumatera Barat

terjadi peningkatan setiap tahunnya, (22,2%) pada tahun 2013, dan (49,9%)

pada tahun 2018. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 pada

keslompok umur 5-6 tahun yang mendapatkan perawatan dari tenaga medis

gigi sebesar (35,1%) sedangkan pada tahun 2018 terjadi penurunan yang

mendapatkan perawatan dari tenaga medis gigi sebesar (3,0%).

Hasil penelitian terdahulu yang berjudul “Indeks Def-t pada anak taman

kanak-kanak sekota banjarbaru Kalimantan selatan” berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilakukan dapat di ketahui bahwa dari 100 murid yang di

periksa yang berumur 4 tahun sebanyak 7 murid (7%), terbanyak usia 5 tahun

sebanyak 78 murid (78%) dan yang berumur 6 tahun sebanyak 15 murid


4

(15%). Nilai rata-rata (mean) untuk gigi berlubang atau rusak karena karies

(decay) pada murid TK sekota Banjarbaru sebanyak 6,99 gigi, dan untuk nilai

rata-rata dari indikasi pencabutan atau gigi yang di cabut oleh karena karies

(extractive)sebanyak 1,42 gigi, sedangkan untuk gigi yang telah ditambal rata

rata sebanyak 0,1 gigi, maka indeks def-t rata-rata pada Anak Taman kanak-

kanak se-Kota Banjarbaru Kalimatan Selatan adalah 8,51 gigi. (Hidayati, S,

dkk. 2014)

Hasil penelitian terdahulu yang berjudul “Pemeriksaan def-t Dalam

Meningkatkan Derajat Kesehatan Gigi Pada Anak Prasekolah di TK Pembina

Kota Kendari ” berdasarkan hasil pelaksanaan rangkaian kegiatan pengapdian

kepada masyarakat menunjukkan telah di lakukan penyuluhan sebelum

pemeriksaan pada siswa Tk Pembina tentang menyikat gigi 2 kali sehari pagi

(sebelum tidur) dan tingkat keparahan status karies gigi sulung yang diperiksa

siswa kelas B II dan B IV TK pembinaan tergolong sangat tinggi. Di TK

Pembinaan kelas B II (def-t = 8,4) sedangkan kelas B IV (def-t = 6,8).

Sehingga seluruh mahasiswa yang di periksa memerlukan rujukan untuk

dilakukan perawatan berupa konservasi gigi( Nuraisya, dkk, 2023).

Penelitian ini dilaksanakan di Tk Aisyah Bustanul Athfal(ABA) yang

terletak di jl. Lintas Sumatra Simp 4 Kios Pulau Punjung Kab. Dharmasraya

dengan Jumlah anak 72 orang.

Tk Aisyah Bustaul Athfal (ABA) merupakam salah satu sekolah Taman

Kanak- kanak yang terletak di Simpang Empat, Jalan Lintas Sumatra,

Kecamatan Pulau Punjung, Kabupaten Dharmasraya, Tk Aisyah Bustanul

Athfal (ABA) berada pada daerah yang cukup ramai masyarakat sekitarnya.
5

Lingkungan sekitar TK Aisyah Bustanul Athfal (ABA) terdapat banyak orang

yang menjual jajan manis yang berwarna warni, seperti permen kembang gula,

minuman yang beraneka rasa dan bersoda, es mambo, coklat yang berbagai

macam bentuk dan rasa, dan ciki-ciki. Anak- anak di TK Aisyah Bustanul

Athfal (ABA) setiap hari membawa bekal dari rumah, bekal yang di bawa

berupa makanan seperti nasi putih beserta lauk dan roti, selain membawa

bekal nasi dan roti anak-anak juga membawa minur air putih dan susu,

meskipun anak-anak TK Aisyah Bustanul Athfal (ABA) membawa pebekalan

di rumah tetap mengkonsumsi jajanan sekitar sekolah. TK Aisyah Bustanul

Athfal (ABA) pihak sekolah penelitian tentang gambaran angka karies

(kepada anak pra sekolah berdasarkan umur di TK Aisyah Bustanul Athfal

(ABA). Belum pernah mendapatkan layanan pemeriksaan kesehatan gigi dan

mulut terutama pemeriksaan karies gigi dari puskesmas dan tenaga kesehatan

lainnya

Penelitian ini dilaksanakan di TK Aisyah Bustanul Athfal (ABA), yang

terletak di simpang Empat, jalan Lintas Sumatra, Kecamatan Pulau Punjung,

Kabupaten Dharmasraya, jarak dari sekolah ke puskesmas kurang lebih 20

km, dan jarak sekolah ke rumah sakit sekitar 8 km.

Hasil pemeriksaan pada 10 orang anak memiliki karies gigi dengan

jumlah decay 14 gigi, ekstraksi sebanyak 2 Gigi, dan filling sebanyak 1 gigi.

Berdasarkan data di atas maka penelitian tertarik untuk mengetahui gambaran

indeks def-t pada anak di Tk Aisyah Bustahul Athfal(ABA).


6

Berdasarka uraian diatas maka peneliti tertarik untuk mengetahui

indeks Def-t pada murid TK Aisyah Bustanul Athfal (ABA). Kecamatan

Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran

indeks def-t pada anak prasekolah di TK Aisyah Bustanul Athfal (ABA), Jln.

Lintas Sumatra Simp. 4 Kios Pulau Punjung Kab. Dharmasraya”.

C. Tujuan Penelitan

Untuk mengetahui rata-rata indeks def-t pada anak prasekolah di TK

Aisyah Bustanul Athfal (ABA), jl. Lintas Sumatra Simp 4 Kios Pulau

Punjung Kab. Dharmasraya.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan pembaca mengenai indeks def-t dan menambah referensi bagi

peneliti yang akan datang dalam bidang kesehatan gigi dan mulut

mengenai indeks def-t pada anak prasekolah.

2. Manfaat praktik

Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan

pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. bagi peneliti ini sebagai

tempat mengaplikasikan ilmu kesehatan gigi yang sudah didapat selama

perkulihan.
7

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini membahas tentangpengertian karies gigi,

macam-macam karies gigi, faktor penyebab karies gigi, pecegahan karies gigi,

indeks def-t, pengertian anak prasekolah, pertumbuhan anak prasekolah,

kebutuhan anak prasekolah, pertumbuhan gigi sulung pada anak dan struktur

gigi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Karies gigi

a. Pengertian karies gigi

karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email,

dentin dan sementum, yang dsebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik

dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah adanya

demineralisasi jaringan-jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh

kerusakan bahan organiknya. Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan

kematian pulpa serta penyebaran infeksinya ke jaringan periapeks yang

dapat menyebabkan nyeri. Walaupun demikian, mengingat mungkinnya

remineralisasi terjadi, pada stadium yang sangat dino penyakit ini dapat

dihentikan (Kidd, E, A, M, and Joyston – Bechal 2013).

b. Proses terjadinya karies

Proses terjadinya karies di mulai dari satu area kecil di permunkaan

email gigi yang mengalami demineralisasi dan berlanjut sampai kelapisan

dentin. Pada tahap lanjut dapat mengakibatkan kerusakan pada jaringan

pulpa dan jaringan pendukung gigi (Amalia and Dedy, 2021). Perjalanan

karies dari email di rusak oleh asam laktat yang terbentuk kemudian garam

Ca di email di larutkan sehingga bahan interprismatik melepaskan prisma-

prismanya yang di sebabkan oleh adanya gerakan dari mulut dan tekanan

disaat mengunyah (Deynilisa, S, 2017).

8
9

c. Macam- macam karies gigi

1) Karies superfisialis yaitu karies yang mengenai email atau lapisan gigi

terluar dan belum mengenai dentin.

2) Karies media yaitu karies yang mengenai lapisan dentin, tetap belum

mngenai setengah dentin.

3) Karies profundayaitu karies yang mngenai lebih dari setengah dentin

dan terkadang sudah mengenai pulpa. Karies profunda di bagi menjadi

tiga bagian yaitu karies profunda di bagi menjadi tiga bagian yaitu

karies profunda stadium I biasanya radang pulpa belum di jumpai,

karies profunda stadim II pada karies ini sudah terjadi radang

pulpa,karie profunda stadium III pulpa telah terbuka dan sudah

dijumpai bermacam-macam radang pulpa (Deynilisa, S, 2017 ).

d. Faktor-faktor mempengaruhi terjadinya karies

Terdapat empat factor penyebab karies yaitu factor host atau gigi,

agent atau mikroorganisme, substrata tau diet, dan waktu.

1) Faktor host atau gigi, gigi sebagai

Faktor host atau gigi, gigi sebagai host atau tuan rumah terhadap

karies gigi. Daerah-daerah dalam mulut yang mudah diserang karies

adalah pit dan fisure pada permukaan oklusal. Gigi sulung lebih

mudah terserang karies dari pada gigi tetap. Hal ini disebabkan oleh

gigi sulung lebih banyak mengandung bahan organik dan air dari pada

mineral. Secara kristalografis mineral dari gigi sulung lebih kurang

dibandingkan dengan gigi tetap, karena pembentukan maupun


10

mineralisasi gigi sulung terjadi dalam kurun waktu 1 tahun sedangkan

pada gigi tetap terjadi dalam waktu 7-8 tahun.

2) Faktor mikroorganisme, plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri

atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu

matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang

tidak dibersihkan. Plak gigi memegang peranan penting dalam

menyababkan terjadinya karies. Pada awal pembentukan plak, kokus

gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti

streptococcus mutans, streptococcus sanguis, streptococcus mitis,

streptococcus salivarus dan lactobacillus.

3) Faktor substrat, dapat mempengaruhi pembentukan plak karena

membantu perkembangbiakan dan kolonisasi mikroorganisme yang

ada pada permukaan enamel. Selain itu, dapat mempengaruhi

metabolisme bakteri dalam plak dengan menyediakan bahan-bahan

yang diperlukan untuk memproduksi asam serta bahan lain yang aktif.

Maka memerlukan waktu minimum bagi plak dan karbohidrat yang

menempel pada gigi untuk membentuk asam dan mampu

mengakibatkan demineralisasi email.

Makanan yang masuk ke dalam mulut memegang peranan penting

dalam menentukan status rongga mulut. Faktor nutrisi yang paling

berperan dalam terjadinya karies adalah sukrosa. Sukrosa merupakan

gula yang paling kariogenik, mengkonsumsi sukrosa dalam jumlah

yang banyak akan menyebabkan peningkatan aktivitas karies.

Aktivitas karies gigi dapat meningkat jika dalam waktu yang lama sisa
11

makanan yang mudah melekat pada permukaan gigi tidak dibersihkan

(Sariningsih, 2012).

4) Faktor waktu, karies dianggap sebagai penyakit kronis pada manusia

yang berkembang dalam waktu beberapa bulan atau tahun. Lamanya

waktu yang dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu

kavitas cukup bervariasi, diperkirakan 6-48 bulan. Dengan demikian

terdapat kesempatan yang baik untuk menghentikan penyakit ini

(Margareta, S, 2012)

Gambar 1. Etiologi Karies


Sumber: (A.M Kidd & Joyston-Bechal, 2012)

e. Pencegahan karies gigi

Pencegahan karies gigi bertujuan untuk mempertinggi taraf hidup

dengan memperpanjang kegunaan gigi di dalam mulut

1. Kotrol plak

Menjaga kebersihan gigi dan mulut harus di mulai pada pagi

hari sebelum dan setelah sarapan dilanjutkan pada malam hari

sebelum tidur, pada saat tidur aliran saliva akan berkurang sehingga
12

efek buffer akan berkurang, semua plak harus dibersihkan dan

pemberian obat-obat pencegahan seperti flour dan klorheksidin.

2. Pengaturan diet

Pengaturan diet merupakan factor yang paling utama untuk

penyakit karies, karena ion asam yang terus menerus diproduksi oleh

plak yang terbentuk dari karbohidrat daam jumlah yang banyak akan

menyebabkan sistem buffering saliva menjadi inadekuat (Taringan, S,

2014).

3. Penggunaan Fluor

Penggunaan flour adalah metode yang paling efektif dalam

mencegah timbul dan berkembangnya karies. Penggunaan flour perlu

didukung oleh sikap seseorang terhadap kesehatan gigi mereka. Fluor

dalam jumlah yang kecil sangat diperlukan untuk meningkatkan

ketahanan pada stuktur gigi. fluor dapat memberikan pengaruh anti

karies melalui tiga mekanisme yang berbeda. Mekanisme yang

pertama yaitu, keberadaan ion fluor sehingga terjadi peningkatan

flluorapaptile pada stuktur gigi dari ion kalsium dan ion fosfat yang

ada pada saliva. Mekanisme yang kedua, yaitu lesi pada karies baru

yang tida mengalami kavitas diremineralisasi melalui proses yang

sama. Mekanisme yang ketiga yaitu fluor telah memiliki aktivitas anti

migroba. Pemberian fluor topical harus dilakukan setiap enam bulan

sekali terhadap anak-anak dan untuk orang dewasa yang beresiko

tinggi mengalami karies gigi (Putri, M. H. dkk, 2018).


13

4. Kebersihan mulut

Usaha yang dilakukan untuk pencegahan karies dan penyakit

periodontal yaitu permukaan gigi yang bebas plak, pembersihan

harian plak dengan menggunakan benang gigi, menyikat gigi, dan

penggunaan obat kumur, penanganan plak yang efektif dengan

pengukuran kesehatan gigi dapa menjadi solusi dalam masalah

radang gingiva dan remineralisasi permukaan gigi. Pengangkatan plak

secara mekanis dengan menyikat dan flossing bermanfaat tanpa

memusnakan flora-flora yang normal. Keberihan mulut dapat di atasi

dengan cara menyikat gigi dan penggunaan obat kumur (Putri, M. H.

dkk, 2018).

f. Indeks def-t

Indeks karies adalah indeks yang menunjukkan jumlah karies yang

di derita setiap orang atau individu indeks karies yang digunakan untuk

gigi sulung atau gigi susu yaitu indeks def-t, d (decay), semua gigi susu

yang mengalami karies dan masih bisa ditambal, gigi susu dengan

tumpatan sementara, gigi susu yang ditumpat tetapi masih ada karies baik

sekunder maupun primer, e (ektraksi), gigi susu berkaries yang

mempunyai indikasi pencabutan, f (filling), gigi susu berkaries yang telah

ditambal dengan baik tanpa karies (Soeprato , A, 2020).

g. Anak prasekolah

Anak TK adalah prasekolah yang merupakan jejang pendidikan yang

di tempuh anak sebelum memasuki sekolah dasar, pada masa ini anak

anak senang berimajinasi dan percaya bahwa mereka memiliki kekuatan


14

dan siap melakukan berbagai kegiatan dalam rangka memahami dan

menguasai lingkungannya, anak TK cenderung mengepresikan emosinya

dengan bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak

pada usia tersebut, TK mengenalkan dan menanamkan displin pada anak,

mengenalkan anak pada dunia sekitarnya, menumbuhkan sikap dan

prilaku yang baik mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan

kemampuan yang dimiliiki anak, menyiapkan anak untuk memasuki

pendidikan dasar (Muhibullah, M, Z, dkk, 2021).

Anak anak yang sering mengkonsumsi makanan dan cemilan yang

lengket dan mengandung banyak gula beresiko mengalami gigi berlobang,

karies yang terjadi pada gigi sulung memang tidak berbahaya namun

berlanjut sampai anak memasuki usia remaja bahkan sampai dewasa, yang

dapat menimbulkan karies setelah anak makan tidak dibiasakan segera

menggosok gigi, dengan bimbingan orang tua, anak dibiasakan untuk

menyikat gigi pagi setelah makan dan malam sebelum tidur, sesudah

makan siang anak dibiasakan untk berkumur-kumur dengan air. Hal ini

dapat mengurangi terjadiya karies gigi dan menjaga gusi tetap sehat

(Maita, L, 2019)

g. Karies pada anak prasekolah

Karies yang terdapat pada gigi anak prasekolah merupakan karies

rampan, karies rampan dapat terjadi secara cepat menyerang gigi,

menyebar secara luas dan menyeluruh sehingga gigi sulung cepat

mengenai pulpa. Karies ini mengenai beberapa gigi, gigi yang biasanya

bebas karies yaitu gigi anterior bawah dan banyak dijumpai pada gigi
15

sulung anak yang mengkonsumsi makanan dan minuman kariogenik.

Karies rampan merupakan lensi akut yang meliputi sebagian atau semua

gigi yang telah erupsi, menghancurkan jaringan mahkota gigi dengan

cepat termasuk permukaan yang biasanya imun terhadap karies serta dapat

mengakibatkan terkena pulpa. Karies ampan terjadi karena ketidak

seimbangan mineralisasi dalam waktu lama di dalam rongga mulut yang

diakibatkan peningkatan konsumsi karbohidrat dan minuman kariogenetik

yang tinggi kandungan sukrosa. Gigi anak prasekolah rentan terhadap

asam dan belum tau cara membersihkan gigi geligi, pencegahan karies

rampan harus dilakukan secepatnya ketika gigi susu pada anak telah

erupsi (Nuraskin, C.A. 20121)

B. Kerangka Konsep

Input Proses Output

Melakukan
Seluruh Murid Indeks def-t
pemeriksaan def-t
Tk Aysiah a. Sagan rendah 0,0-1
dengan
Bustannul b. Rendah 1,2-2,6
menggunakan
Athfal c. Sedang 2,7-4,4
diagnoga set dan
d. Tinggi 4,5-6,5
format
e. Sangat tinggi >6,6
pemeriksaan def-t
yang meliputu :
Sumber : (WHO)
decay, ektraksi,
filling
16

C. Definisi Operasional

Tabel 1.
Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Operasional Alat Cara Skala Hasil


Ukur Ukur Ukur Ukur
Indeks def-t Angka untuk menilai Format Pemerik- Ordinal Sangat
Murid Tk status kesehatan gigi pemerik- saan Rendah
Aysiah dan mulut atau saan def-t, 00-1,1
Bustannul jumlah karies gigi kaca
Athfal pada Murid TK mulut,
Rendah
Asiah Bustannul sonde,
Athfal pengalaman pinset,
1,2-26
karies gigi sulung gelas
terdiri dari d (decay), kumur Sedang
e (ektraksi), 27-4,4
F (filling)
Tinggi
4,5-6,5

sangt
tinggi
>6,6

Sumber
(WHO)
.

Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang sangat penting,

terutama dalam proses percernaan makanan. Perawatan gigi harus di mulai

sedini mungkin karena akan berpengaruh terhadap kesehatan (Alsheri &

nasim, 2015). Masalah utama kesehatan gigi dan mulut anak adalah karies

gigi. Karies gigi merupakan penyakit jaringan gigi yang di tandai dengan

kerusakan jaringan, muai dari permukaan gigi yaitu dari emil, dentin, dan

meluas kearah pulpa. Karies gigi merupakan salah satu bentuk kerusakan gigi

yang paling sering dialami anak usia prasekolah, yang dapat mengganggu

proses tumbuh kembangnya. ( Afrinis, N, dkk 2021).


17

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai