Anda di halaman 1dari 5

Pendidikan kesehatan merupakan upaya penyampaian pesan terhadap tingkatan yang memiliki

tujuan akhir terjadinya perilaku. Anak yang mendapatkan pendidikan kesehatan sedini mungkin
akan memiliki pengetahuan dan sikap yang baik serta akan merubah perilakunya menjadi lebih
terarah

Menyikat gigi merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap manusia untuk
menjaga kesehatan rongga mulutnya (Sandy et all., 2016), Menyikat gigi dengan waktu dan cara
yang benar sangatlah penting karena gigi dan mulut yang sehat mencerminkan kualitas hidup
yang baik (Wahab et all., 2017) Kebersihan diri dan lingkungan berperan penting untuk tumbuh
kembang anak usia pra sekolah Salah satu kebiasaan diri yang sangat penting pada anak usia pra
sekolah adalah perawatan gigi sejak dini, Kebiasaan merawat gigi dapat dimulai sejak bayi
dengan menggunakan kain kasa atau kapas yang dihangatkan, kemudian digossokkan pada gigi
bayi. Bila anak sudah besar dilatih cara memegang dan menggosok gigi yang benar. Menyikat
gigi atau menggosok gigi merupakan tindakan untuk menyingkirkan kotoran atau debris yang
melekat pada permukaan gigi yang terutama dilakukan setelah makan dan sebelum tidur akan
mengurangi risiko masalah kesehatan gigi, Sehingga di butuhkan kebiasaan menggosok gigi
untuk melatih kemampuan dalam menyikat gigi.

Menyikat gigi merupakan salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki setiap manusia untuk
menjaga kesehatan rongga mulut (Sandy et all., 2016), Menggosok gigi dengan waktu dan cara
yang tepat sangat penting karena gigi dan mulut yang sehat mencerminkan kualitas gigi yang
baik. kehidupan (Wahab et al., 2016). all., 2017) Personal hygiene dan lingkungan berperan
penting dalam tumbuh kembang anak usia pra sekolah. Salah satu kebiasaan pribadi yang paling
penting pada anak usia pra sekolah adalah perawatan gigi sejak dini, kebiasaan merawat gigi
dapat dimulai sejak bayi dengan menggunakan kain kasa atau kapas yang dihangatkan, kemudian
dioleskan pada gigi bayi. Ketika anak-anak tumbuh besar, mereka dilatih cara memegang dan
menyikat gigi dengan benar. Menyikat gigi atau menggosok gigi merupakan tindakan untuk
menghilangkan kotoran atau debris yang menempel pada permukaan gigi yang terutama
dilakukan setelah makan dan sebelum tidur akan mengurangi resiko terjadinya gangguan
kesehatan gigi, sehingga diperlukan kebiasaan menyikat gigi untuk melatih keterampilan
menyikat gigi.
WHO (World Health Organization) tahun 2013, menyatakan di seluruh dunia 60-90% dari anak-

anak sekolah dan hampir 100% orang dewasa mengalami karies gigi. Sedangkan keadaan

kondisi kesehatan gigi dan mulut di Indonesia saat ini masih sangat membutuhkan perhatian

yang khusus, diketahui dari hasil RISKESDES (Riset Kesehatan Dasar) RI (Republik Indonesia)

tahun 2013, bahwa sebanyak 25,9% penduduk indonesia mengalami masalah gigi dan mulut.

Terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada penduduk Indonesia pada tahun 2013

dibandingkan tahun 2007 lalu, yaitu dari 43,4% pada tahun 2007 menjadi 53,3% di tahun 2013.

Karies pada anak menjadi perhatian dalam bidang kesehatan masyarakat secara signifikan.

Center for Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun 2005 juga menyatakan bahwa

prevalensi karies pada anak usia prasekolah sebesar 27% dan untuk anak usia sekolah sebesar

43%.

WHO (World Health Organization) pada tahun 2013 menyatakan bahwa 60-90% anak usia

sekolah dan hampir 100% orang dewasa di seluruh dunia menderita karies gigi. Sementara itu,

status kesehatan gigi dan mulut di Indonesia saat ini masih perlu mendapat perhatian khusus, dari

hasil RISKESDES (Riset Kesehatan Dasar) RI tahun 2013, sebanyak 25,9% penduduk Indonesia

mengalami penyakit gigi dan mulut. masalah. Prevalensi karies gigi aktif pada penduduk

Indonesia meningkat pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2007, dari 43,4% pada tahun 2007

menjadi 53,3% pada tahun 2013. Karies gigi pada anak merupakan masalah kesehatan

masyarakat yang penting. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) juga menyatakan

pada tahun 2005 bahwa prevalensi karies gigi adalah 27% pada anak prasekolah dan 43% pada

anak usia sekolah.


Sedangkan menurut riset kesehatan dasar 2010, prevalensi di Jawa Timur merupakan salah satu

dari 10 prevalensi di Indonesia dengan pengalaman karies tertinggi lebih dari 70%. Berdasarkan

teori Bloom dalam Haryanti (2014) status kesehatan gigi dan mulut seseorang atau masyarakat

dipengaruhi oleh empat faktor yaitu keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan.

Perilaku memegang peranan yang penting dalam mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut.

Sedangkan menurut Kajian Kesehatan Dasar tahun 2010, prevalensi di Jawa Timur merupakan

salah satu dari 10 angka prevalensi tertinggi yaitu lebih dari 70% karies gigi di Indonesia.

Menurut teori Bloom dalam Haryanti (2014), kesehatan gigi dan mulut seseorang atau

masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor yaitu genetik, lingkungan, perilaku dan pelayanan

kesehatan. Perilaku memegang peranan penting dalam kesehatan gigi dan mulut.

sedangkan di Kabupaten Jombang pada tahun 2010 yang mengalami karies gigi sebesar 7369

anak (14,49%) dari 50.836 anak (Dinkes Jombang, 2011). Data yang diperoleh dari Puskesmas

Diwek Kabupaten Jombang, dengan jumlah anak pra-sekolah yang dilakukan skrening sebanyak

115 anak, yang mengalami kejadian karies gigi sebanyak 34 anak (39,1%) (UKS, 2011)
serta perawatannya secara rutin kepada orang tua dan anak sekolah. Mengajarkan cara menggosok gigi

dengan benar kepada anak sejak dini. Rajin menjaga kebersihan gigi dengan menyikat gigi secara rutin

minimal 2 kali sehari secara benar.

Masalah kesehatan mulut dapat mempengaruhi perkembangan umum anak-anak, kesehatan tubuh

secara umum dan juga dapat berdampak negatif pada kualitas hidup. Salah satu masalah kesehatan gigi

dan mulut yang terjadi pada anak adalah karies gigi. Berdasarkan survei yang dilakukan pada anak-anak

usia sekolah, sekitar 55% anak-anak prasekolah dan sekolah tidak menyikat gigi setelah makan. Banyak

anak prasekolah dan sekolah tidak menyikat gigi dengan benar . Anak-anak prasekolah dan anak-anak

sekolah juga suka makan permen.

Masalah kesehatan mulut dapat mempengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan,

kesehatan tubuh secara keseluruhan, dan dapat berdampak negatif pada kualitas hidup. Salah satu

masalah kesehatan gigi dan mulut pada anak adalah karies gigi. Menurut survei anak usia

sekolah, sekitar 55% anak usia prasekolah dan sekolah tidak menyikat gigi setelah makan.

Banyak anak usia prasekolah dan sekolah yang tidak menyikat gigi dengan benar, sehingga

diperlukan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan kemampuan menyikat gigi dan

mengurangi penyebab utama kerusakan gigi seperti salah menyikat gigi dan sering mengonsumsi

makanan manis.

Mengendalikan faktor resiko terjadinya karies gigi dengan cara menggosok gigi, pemberian

fluorida atau menggunakan pasta gigi yang mengandung fluorida, menghindari makanan lengket

dan manis, serta rutin memeriksakan gigi pada dokter setiap 6 bulan sekali (Novrinda, 2010).
Mengendalikan faktor risiko kerusakan gigi dengan menyikat gigi, menggunakan

fluoride atau menggunakan pasta gigi berfluoride, menghindari makanan lengket dan manis, dan

melakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan (Novrinda, 2011) sehingga diperlukan

pendidikan kesehatan untuk meningkatkan kemampuan menyikat gigi. dan mengurangi

penyebab utama kerusakan gigi seperti menyikat gigi yang tidak tepat dan sering mengonsumsi

makanan manis.

Anda mungkin juga menyukai