Anda di halaman 1dari 17

Laporan Kegiatan Evaluasi Kesehatan Gigi dan Mulut

Di Posyandu Kelurahan Seberang Padang


Wilayah Kerja Puskesmas Seberang Padang

Oleh :
Triadelita Pusoppinan Saogo

Pembimbing :
drg. Ira Yusrita
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karies adalah masalah yang paling umum terjadi dalam masyarakat, bukan hanya terj

adi pada orang dewasa tapi juga pada anak-anak. Proses perkembangan karies dapat terja

di dimulai pada saat gigi erupsi. Karies pada anak-anak 5 kali lebih sering terjadi dibandi

ngkan asma, 7 kali lebih sering dibandingkan demam, dan 14 kali lebih sering terjadi diba

ndingkan bronkitis kronik (McDonald et al, 2010)..

Early childhood caries adalah istilah yang menggambarkan kerusakan pada satu atau l

ebih gigi sulung (kavitas dan non kavitas), hilang (karena karies), atau tambalan pada ana

k usia 0-71 bulan. Segala tanda kerusakan pada gigi yang halus pada balita dibawah 3 tah

un diindikasikan sebagai severe early childhood caries (SECC). Istilah lain dari karies pad

a balita atau anak usia prasekolah yaitu baby bottle tooth decay, nursing caries, milk bottl

e syndrome, dan baby bottle caries (Filstrup et al, 2003).

Bentuk kerusakan pada Early Childhood Caries (ECC)/Nursing Caries sangat khas, ya

itu mengenai permukaan labial dan palatal 4 gigi insisif atas, sementara 4 gigi insisif baw

ah tetap sehat disebabkan karena tertutup oleh posisi lidah saat menyusui. Jika kerusakan

gigi berlanjut, maka akan melibatkan gigi molar sulung rahang atas bahkan semua gigi sul

ung (Sutjipto, 2014)

Early childhood caries disebabkan karena rongga mulut terpapar substrat kariogenik d

alam waktu yang lama, aliran saliva yang rendah pada saat tidur sehingga perlindungan te

rhadap gigi menjadi kecil, serta riwayat orangtua karies aktif dan tidak diobati (Cameron

and Richard, 2008). Balita yang terbiasa mengkonsumsi ASI dan/atau susu botol dalam ja
ngka waktu yang lama dan tidak segera dibersihkan bahkan sampai anak tertidur, maka ca

iran manis tersebut akan berkumpul disekitar giginya (Adhani et al, 2014). Gula yang terk

andung pada susu akan menempel di gigi sehingga terbentuk plak, jika dibiarkan plak ters

ebut akan difermentasikan oleh mikroorganisme sehingga menghasilkan asam. Asam ters

ebut akan menyebabkan demineralisasi pada email sehingga terjadilah karies (Chaerita et

al, 2005). Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dilakukan evaluasi kesehatan gigi da

n mulut masyarakat di Posyandu kelurahan Seberang Padang.

1.2 Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat

Berdasarkan RISKESDAS tahun 2018, proporsi penduduk yang bermasalah gigi dan

mulut di Provinsi Sumatera Barat sebesar 43.87 %. Prevalensi karies di kota Padang sebe

sar 36,71%. Sedangkan untuk data mengenai kejadian karies pada anak usia prasekolah ti

dak tersedia di Dinas Kesehatan Kota Padang. Berdasarkan data pelayanan kesehatan gigi

dan mulut di Puskesmas Seberang Padang pada tahun 2022 diketahui penyakit jaringan

pulpa dan periapikal merupakan penyakit gigi terbanyak dengan jumlah kasus 638 dan

karies 115 kasus.

Karies pada balita mengakibatkan terganggunya makan, konsentrasi, dan tidur mereka

sehingga berdampak pada masa golden periode anak tersebut. Masa golden periode yaitu

masa dimana terjadi optimalisasi tumbuh kembang. Jika anak kekurangan gizi pada masa

tersebut, sel otak anak akan berkurang sekitar 15% - 20%, sehingga kecerdasan anak men

urun. Selain itu, infeksi kronik yang terjadi akibat karies pada gigi sulung yang mengenai

benih gigi permanen akan mengakibatkan terganggunya pertumbuhan gigi permanen

(Rohmawati,2016).

American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) menyatakan bahwa penyebab kari

es pada anak yaitu pola asuh seperti pola pemberian ASI atau susu dengan botol, waktu p
emberian, frekuensi pemberian, dan durasi (susu berkontak dengan gigi) jika tidak segera

dibersihkan, akibatnya karbohidrat pada susu difermentasikan oleh bakteri sehingga terjad

ilah kerusakan pada gigi anak. Derajat keparahan karies ini berhubungan dengan jumlah d

an lamanya pemberian ASI dan susu. Menjaga gigi anak agar terhindar dari karies bertuju

an untuk mempertahankan ruang untuk tumbuhnya gigi permanen, membantu dalam berb

icara, supaya anak makan dengan baik untuk tumbuh kembangnya, Meningkatkan keperc

ayaan diri, dan melindungi gigi permanen dari infeksi (Jingga et al, 2019).

1.3 Tujuan Evaluasi Kesehatan Gigi dan Mulut

Untuk mencapai derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat khususnya pada anak di Pos

yandu kelurahan Seberang Padang

1.4 Manfaat Evaluasi Kesehatan Gigi dan Mulut

- Meningkatkan pengetahuan orangtua dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut anak

di Posyandu kelurahan Seberang Padang

- Meningkatkan sikap dan kebiasaan anak di Posyandu kelurahan Seberang Padang dala

m menjaga kesehatan gigi dan mulut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh secara keseluruhan

sehingga menjaga kesehatan gigi dan mulut juga penting dilakukan kesehatan gigi dan mulut

adalah keadaan sehat dari penyakit jaringan keras dan jaringan lunak gigi yang

memungkinkan gigi dan mulut berfungsi dengan baik tanpa adanya masalah yang dapat

mengganggu kehidupan individu sehingga individu dapat hidup lebih prodktif (Kemenkes RI,

2015)

Karies gigi terdapat diseluruh dunia tanpa memandang umur, bangsa ataupun keadaan

ekonomi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016 mengatakan angka kejadian karies

pada anak masih sebesar 60-90%. Menurut penelitian di Negara-negara Eropa, Amerika, dan

Asia, termasuk Indonesia, ternyata 80-90% anak di bawah usia 18 tahun terserang karies gigi

(Tarigan, 2014).

Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang di tandai dengan kerusakan jaringan,

dimulai dari permukaan gigi (ceruk, fissure, dan daerah interproksimal) meluas kearah pulpa.

Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat ditimbulkan pada suatu permukaan gigi

atau lebih, serta dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya dari enamel ke

dentin atau ke pulpa (Tarigan, 2014)

Menurut hasil Riskesdas tahun 2018 penduduk Indonesia masih banyak yang

mengalami gigi berlubang sebanyak 88,8% sedangkan pada kelompok umur 3-5 tahun yang

mengalami gigi berlubang mencapai 81,1%. Ini berarti hanya sekitar 19% anak di Indonesia

yang terbebas dari masalah karies.Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018

menyatakan bahwa proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi

rusak/berlubang/sakit (45,3%), tertinggi pada kelompok usia 4-9 tahun yaitu sebesar 7,3%

(Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2014).

Prevalensi gigi berlubang pada anak usia dini sangat tinggi yakni 93% artinya hanya

7% anak Indonesia yang bebas dari karies ggi.jumlah itu masih jauh dari target Badan
Organisasi Dunia (WHO) yang menginginkan 93% anak usia 5-6 tahun bebas karies gigi.

Adapun rata-rata karies gigi pada anak usia 5-6 tahun sebanyak 8 gigi ataupun lebih.

(Kemenkes RI, 2018)

Orangtua khususnya ibu, memiliki peran penting dalam mengembangkan perilaku

positif anak terhadap kesehatan gigi dan mulut. Keikutsertaan orang tua dalam memelihara

kesehatan gigi dan mulut anak dapat diterapkan dengan memperhatikan perilaku anak

mengenai kesehatan gigi dan mulut serta pola makan anak. Pengetahuan, sikap dan perilaku

ibu secara signifikan mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku anak (Mentari et al.,

2016)

Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang

mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. pengetahuan tersebut

dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan .

orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor

predisposisi dan perilaku yang tidak medukung kesehatan gigi dan mulut pada anak.

(Sariningrum ,2012)

BAB III
METODE EVALUASI

Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu,

yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan altematif yang tepat dalam
mengambil keputusan. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-in

formasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan dia

mbil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.

Evaluasi kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan di Posyandu kelurahan Seberang

Padang bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan gigi dan mulut di posyandu agar

dapat ditindak lanjuti oleh pemegang program untuk perencanaan dan perbaikan program

kesehatan gigi dan mulut selanjutnya.

Evaluasi kesehatan gigi dan mulut dilakukan di Posyandu Anggrek 5 dan 8 kelurahan

Seberang Padang berkoordinasi dengan kader di posyandu setempat dengan memeriksa

indeks def-T balita di posyandu. Setelah dilakukan pemeriksaaan, kemudian dilanjutkan

dengan pemberian penyuluhan mengenai kesehatan gigi dan mulut dengan tujuan

meningkatkan pengetahuan ibu dan anak akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.

BAB IV
HASIL

4.1 Profil Def-T di Posyandu Anggrek 5 dan 8


Pemeriksaan dilakukan pada anak di Posyandu Anggrek 5 dan 8
kelurahan Seberang Padang. Dari hasil pemeriksaan gigi didapatkan hasil
sebagai berikut :
Posyandu Anggrek V
No Nama Jenis Usia d e f Skor def-T
Kelamin
1 M. Zaki Wirza L 3 Thn 2 - - 2
2 Rafasya L 4 thn - - - 0
3 Nayla P 4 thn 4 - - 4
4 Keisha Putri Rahayu P 3,5 thn 1 2 - 3
5 Miftahul Zanah P 4 thn - - - 0
6 Jenisah Fatwa Atirah P 2 thn 4 - - 4
7 Zayan Arkana L 3 thn 1 - - 1
8 Dea Illa Azzahra P 2 thn - - - 0
9 Farania P 6 bln - - - 0
10 Muhammad King Faaz L 7 bln - - - 0
11 Adila P 2 thn - - - 0
12 Kiana P 4,5 thn 9 - - 9
13 Diandra Hidayat P 4 thn 2 - - 2
14 Lutfi Zafran L 1thn 9 bln - - - 0
15 Asyfa P 2,5 thn - - - 0
16 Shakel L 1 thn - - - 0
17 Aswa P 9 bln - - - 0
18 Daiva Azriel L 6 bln - - - 0
19 Irsat L 5 bln - - - 0
20 Gafi L 10 bln - - - 0
21 Adam L 4 thn 4 - - 4
22 Shakila P 1 thn - - - 0
def-t 29
Tabel 4.1 Data def-t Posyandu Anggrek V

Posyandu Anggrek VIII


No Nama Jenis Usia d E f Skor def-T
Kelamin
1 Annisa P 4 thn - - - 0
2 Giovandi L 1 thn 2 bln - - - 0
3 Muhammad Zait Rizky L 3 thn 9 - - 9
4 Muhammad Dafal L 11 bln - - - 0
5 Syakila Naura P 2 thn 3 - - 3
6 Maryam P 3 thn - - - 0
7 Sultan L 6 bln - - - 0
8 Anira P 1 thn 1 bln - - - 0
9 Nayara P 3,5 thn - - - 0
10 Macae Denia Syaki P 8 bln - - - 0
11 Riki L 4 thn 7 - - 7
12 Alya P 1thn 9 bln 2 - - 2
13 Zahara P 5 bln - - - 0
14 Zafira P 2thn 10 bln 4 4 - 8
15 Fikri L 7 thn - 2 - 2
16 Akila Nafisa P 2 thn 3 bln 2 - - 2
17 Maher L 5 thn 11 - - 11
18 Habib L 4 thn 4 - - 4
19 Hanin P 2thn 9bln - - - 0
20 Husna P 5 thn 4 - - 4
21 Hasan L 1 thn 4 bln - - - 0
22 Nayla P 2 thn - - - 0
def-t 52
Tabel 4.2 Data def-t Posyandu Anggrek VIII

Skor def-T
d(decayed) : gigi karies (berlubang)
e(exfoliated) : gigi yang sudah tanggal/sisa akar gigi
f(filled) : gigi yang sudah ditambal

Indeks def-T
Indeks def-T dihitung dengan cara menjumlahkan skor def-T lalu dibagin dengan jumlah
individu yang diperiksa.
- Posyandu Anggrek V : 29/22 = 1,3 (rendah)
- Posyandu Anggrek VIII : 52/22 = 2,3 (rendah)

4.2 Data Geografis

Puskesmas Seberang Padang memiliki luas wilayah 1,71 km2 dan batas wilayah

sebagai berikut:

- Sebelah Utara : dengan Kelurahan Parak Gadang Timur

- Sebelah Selatan : dengan wilayah kerja Puskesmas Rawang Kelurahan Mata Air

- Sebelah Timur : dengan Kecamatan Lubuk Begalung

- Sebelah Barat : dengan wilayah kerja Puskesmas Pemancungan Kelurahan

Pasa Gadang

Puskesmas Seberang Padang berada di daerah perkotaan yang tidak memiliki daerah

persawahan dan pegunungan, tidak memiliki daerah terpencil dan mobilisasi penduduk tidak

terkendala kondisi geografis. Akses masyarakat ke Puskesmas mudah karena jalan depan

gedung Puskesmas beraspal dan transportasi lancar.

4.3 Data Demografik

Demografi Puskesmas Seberang Padang dalam tabel berikut :

Jumlah
No. Kelurahan Laki-Laki Perempuan
Penduduk
1. Seberang Padang 8064 4035 4029
2. Alang Laweh 3903 2025 1878
3. Ranah Parak 2935 1433 1502
Rumbio
4. Belakang Pondok 1641 774 867
PUSKESMAS 16543 8267 8276
Tabel 4.3 Data Jumlah Penduduk per Gender, per Kelurahan Puskesmas Seberang Pada
ng Tahun 2021

Penduduk terdiri dari penduduk asli dan penduduk pendatang. Sebagian besar penduduk

di wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang beragama Islam dengan mata pencaharian seba

gai pegawai negeri, wiraswasta, buruh, tani, TNI dan lainnya.

Jumlah RT, RW, Kepala Keluarga, dan jumlah rumah per-kelurahan di wilayah kerja

Puskesmas Seberang Padang tahun 2021.

No. Kelurahan RT RW KK Rumah

1 Seberang Padang 28 8 2056 1183

2 Alang Laweh 20 5 765 515

3 Ranah Parak Rumbio 18 4 621 415

4 Belakang Pondok 28 8 453 425

TOTAL 94 25 3895 2538

Tabel 4.4 Data jumlah RT, RW, Kepala Keluarga, dan jumlah Rumah per- kelurahan
wilayah kerja Puskesmas Seberang Padang 2021

4.4 Sumber Daya Kesehatan yang Ada


TINGKAT PENDIDIKAN
JENIS
No SPK/
KETERANGAN SMP KONTRAK
S.1 D.IV D.III D.I SMA/
/SD BLUD/TUBEL
SLTA
1 Kepala Puskesmas 1 - - - - -
2 Kepala Tata Usaha 1 - - - - -
3 Sarjana Kesmas - - - - - -
4 Dokter Umum 4 - - - - -
5 Dokter Gigi 2 - - - - -
6 Pelaksana Kebidanan 2 5 16 - - - S1 2 orang
D.III 4 orang
7 Pelaksana 2 - 7 - - -
Keperawatan
8 Therapis gigi&mulut - - 2 - - -
9 Pelaksana Sanitasi 1 - - - - -
10 Pelaksana Analisis - - 1 - - -
Kesehatan
11 Pelaksana Apoteker 1 - - - - -
12 Asisten Apoteker - - 1 - - -
13 Pelaksana Gizi 1 - - - - -
14 Pelaksana Rekam - - 2 - - - D.III 1 orang
Medis
15 Fungsional Umum - - - 1 1 -
16 Jaga Malam - - - - 1 - SMA 1 Orang
17 Volentir (honor - - 2 - - - D3 kebidanan 1
daerah) orang
D3 Keperawatan
1 orang
18 Supir - - - - 1 - SMA 1 Orang
19 Cleaning Service - - - - - 2 SMP 1 orang
Pihak ketiga 1
orang
20 Akuntan 1 - - - - - S1 1 orang
JUMLAH 16 5 31 1 3 2 58
Tabel 4.5 Sumber : Kepegawaian 2022

4.5 Sarana Pelayanan Kesehatan yang Ada


No. Kelurahan Puskesmas Pustu Po Posyandu Posyandu Posbindu
skeskel Balita Lansia
1. Seberang Padan 1 1 17 6 1
g
2. Alang Laweh - 1 Pustu 12 2 1
3. Ranah Parak Ru - 1 - - -
mbio
4. Belakang Pondo - - - - -
k
Jumlah 1 3 29 8 2
Tabel 4.6 Sarana Pelayanan Kesehatan

No Nama Fasilitas Kesehatan Alamat


BIDAN Seberang Padang
1 Bidan Gusniati Seberang Padang
2 Bidan Neng Ariati Seberang Padang
3 Bidan Mardaleni Alifah Seberang Padang

DOKTER Alang Laweh


1 Dr Lanny S Belakang Pondok

DOKTER GIGI
1 Drg. Henny Sari Alang Laweh
2 Drg. Sinardy Belakang Pondok
3 Drg. Sonny Hendra Belakang Pondok

KLINIK
1 Klinik Estetika Grya Satya Seberang Padang
2 Klinik PKBI/ Cemara Seberang Padang
3 Klinik Diva Alang Laweh
4 Klinik Avicena Alang Laweh
5 Klinik Promedika Alang Laweh
6 Lab Diagnostik Alang Laweh

RUMAH SAKIT
1 Bunda Medical Center Alang Laweh
Tabel 4.7 Jejaring dan jaringan faskes tahun 2022

4.6 Data Kesehatan Masyarakat


1. Prevalensi Masalah Kesehatan Masyarakat
No Diagnosis Kasus
1 Common Cold 2536
2 Status Infeksi HIV Asimptomatis 2015
3 Hipertensi 2006
4 Dispepsia 661
5 ISPA 578
6 Screening Antenatal 573
7 Diabetes Melitus 478
8 Nekrosis Pulpa 472
Diabetes Melitus dengan Komplikasi
9 353
Tidak Spesifik
10 Myalgia 351
Tabel 4.8 Data Prevalensi 10 Penyakit Terbanyak per Desember 2022

2. Prevalensi Masalah Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat


No. Diagnosis Kasus

1 Penyakit jaringan pulpa dan periapikal 638

2 Gangguan perkembangan dan erupsi gigi 185

3 Gingivitis dan penyakit periodontal 143

4 Gangguan gigi dan jaringan pendukung 141


gigi lainnya/Radiks

5 Karies 115

Tabel 4.8 Data Permasalahan Gigi dan Mulut Per Desember 2022

BAB V
DISKUSI
Prevalensi gigi berlubang pada anak usia dini sangat tinggi yakni 93% artinya hanya

7% anak Indonesia yang bebas dari karies gIgi.jumlah itu masih jauh dari target Badan

Organisasi Dunia (WHO) yang menginginkan 93% anak usia 5-6 tahun bebas karies gigi.

Adapun rata-rata karies gigi pada anak usia 5-6 tahun sebanyak 8 gigi ataupun lebih.

(Kemenkes RI, 2018). Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan di Posyandu Puskesmas

Seberang Padang di dapatkan indeks def-T dalam kategori rendah.

Orangtua khususnya ibu, memiliki peran penting dalam mengembangkan perilaku

positif anak terhadap kesehatan gigi dan mulut. Keikutsertaan orang tua dalam memelihara

kesehatan gigi dan mulut anak dapat diterapkan dengan memperhatikan perilaku anak

mengenai kesehatan gigi dan mulut serta pola makan anak. Pengetahuan, sikap dan perilaku

ibu secara signifikan mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku anak (Mentari et al.,

2016). Maka diharapkan pengetahuan orangtua khususnya ibu, mampu memperhatikan dan

memelihara kesehatan gigi dan mulut anak.

Pengetahuan orang tua sangat penting dalam mendasari terbentuknya perilaku yang

mendukung atau tidak mendukung kebersihan gigi dan mulut anak. pengetahuan tersebut

dapat diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan .

orang tua dengan pengetahuan rendah mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor

predisposisi dan perilaku yang tidak medukung kesehatan gigi dan mulut pada anak.

(Sariningsih e ,2012).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari Hasil evaluasi program kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan di Posyandu
Anggrek V dan VIII ditemukan bahwa tingkat kesehatan gigi dan mulut anak cukup
baik dengan indeks def-T pada kategori rendah yaitu 1,3 di posyandu anggrek V dan
2,3 di posyandu anggrek VIII. Pengetahuan ibu dalam menjaga dan memelihara
kesehatan gigi dan mulut anak sudah cukup baik. Tetapi masih ada ditemukan
beberapa anak dengan karies yang cukup parah.
2. Saran
- Diperlukan evaluasi berkala untuk meninjau kesehatan gigi dan mulut anak secara
rutin
- Tetap dilakukan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut anak dan ibu secara rutin
untuk meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak.

DAFTAR PUSTAKA
Cameron Angus, Widmer Richard. 2008. Handbook Of Pediatric Dentistry. 3rd ed. Si
dney: Mosby Elsevier.

Chaerita Maulani, Jubilee Enterprise. Kiat Merawat Gigi Anak. Jakarta: Elex Media K
omputindo; 2005.p. 71, 125.

Depkes RI. Laporan Kerja Hasil Riset Kesehatan Dasar Nasional. Badan Penelitian da
n Pengembangan Kesehatan. 2018

Filstrup. (2003). Early Childhood Caries and Quality of Life:Parent Perspectives. Pedi
atric Dentistry, 431-440.

Jingga, Erliana et al. Hubungan Pola Pemberian Susu Formula Dengan Kejadian
Early Chlidhood Caries (ECC) Pada Anak Prasekolah di TK Diponegoro Kota Semarang.
Jurnal kesehatan Masyarakat (e-Journal) Volume 7, Nomor 1, Januari 2019

Kemenkes. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta: Ke


menterian Kesehatan RI; 2015

Mc Donald RE, Avery, DR, Dental caries in child and adolescent, in dentinstry for the
child and adolescent.Edt. 2010

Mentari Suci, Bany Usman Zuraida, N. F. C. (2016). Hubungan Peran Orang Tua Ter
hadap Indeks DMF-T Siswa Sekolah Dasar Dengan UKGS (Studi Pada SDN 20 Kecamatan
Kuta Alam Kota Banda Aceh). J o u r n a l C a n i n u s D e n t i s t r y V o l . 1 , N o . 4 : 6 3
- 6 9, 1

Rohmawati, Ninna. 2016. (Dental Caries and Nutritional Status of Children: An evide
nce-based review) Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 13 No.1 2016: 32-36

Sariningrum E. Hubungan tingkat pendidikan, sikap dan pengetahuan orang tua tentan
g kebersihan gigi dan mulut pada anak balita 3-5 tahun dengan tingkat kejadian karies di pau
d jatipurno. Vol 2. No.3 September 2012

Sutjipto, RW (2014). Prevalensi early childhood caries dan severe early childhood car
ies pada anak prasekolah di Gunung Anyar Surabaya. Dental Journal, Vol 47:4.

Tarigan, Rasinta. 2014. Karies Gigi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai