Anda di halaman 1dari 10

PENCABUTAN GIGI SULUNG DAN

GIGI TETAP AKAR TUNGGAL


PRODI DIII JKG SEMESTER 4
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
“Pencabutan gigi sulung dan
gigi tetap akar tunggal
dengan local anesthesi.”
PERMENKES
No. 20 Tahun
2016 Pasal 16
 Gigi yang tidak dapat lagi dirawat secara konservasi.
 Gigi yang sangat goyang (mobility)
 Gigi yang merupakan penyebab infeksi jaringan sekitarnya
 Gigi yang dianggap merupakan fokus infeksi.
 Untuk keperluan orthodontik
INDIKASI  Gigi Kelebihan (Super numerary teeth)
 Gigi dengan fraktur akar
 Gigi yang impaksi
 Gigi yang menyebabkan trauma pada jaringan lunak
sekitarnya dan tidak dapat dirawat lagi untuk mencegah
trauma tsb.
 Gigi yang malposisi dan tidak dapat dirawat lagi secara
orthodontik
Lokal
 Pada infeksi gingiva yang akut
 Perikoronitis
 Kelainan pada periapikal seperti abses
 Sinusitis maxilaris

KONTRAINDIK  Gigi yang berada pada jaringan tumor

ASI Sistemik
 Penyakit medis seperti penyakit kronik yang tidak terkontrol
misalnya penyakit janutng, Leukimia, Hemorhagie Purpura,
Haemophili, Anemia, diabetes, nefritis, dan hepatitis
 Pasien yang terlalu muda dan terlalu tua yang
membutuhkan perhatian lebih
 Neuroses dan psychoses
 Kehamilan
KASUS-KASUS
YANG SERING
DITEMUKAN
 Pasien datang dengan keluhan gigi bagian depan
sudah patah karena jatuh dari motor, dan ada
bagian yang tajam yang melukai bagian dalam
bibir. Gigi tidak terasa sakit atau ngilu, hanya
bagian tajamnya saja yang membuat tidak
KASUS nyaman.

PENCABUTAN
GIGI TETAP
AKAR  Pasien datang dengan keluhan gigi bagian bawah
TUNGGAL depan menganggu karena sudah habis. Tidak terasa
sakit ataupun ngilu hanya saja menganggu saat
makan karena sering menyelip.
 Pasien datang dengan keluhan gigi atas bagian depan
kiri nyeri sekali ketika makan dan minum. Gigi juga
terasa sedikit goyang. Nyeri sampai pusing biasa
dirasakan ketika pagi dan malam. Sakit sudah
dirasakan selama sebulan lebih. Sekarang masih
KASUS sakit.

PENCABUTAN
GIGI TETAP
AKAR
TUNGGAL  Pasien datang untuk melakukan perawatan ortho
karena giginya berjejal dan malposisi.
 Menanyakan dan mencatat identitas pasien
 Menanyakan dan mencatat riwayat penyakit pasien
dan riwayat keluarga pasien
 Menanyakan keluhan utama pasien :

SOP  lokasi gigi yang akan dicabut


 apakah pernah sakit sebelumnya
PENCABUTAN  kapan terasa sakit
GIGI AKAR  Memakai APD (glove dan masker)
TUNGGAL
 Melakukan pemeriksaan intraoral pada gig yang
akan di cabut
 Perkusi untuk mengetahui adakah infeksi atau
abses di jaringan seitar gigi yang akan dicabut.
 Meminta persetujuan pasien atau orang tua pasien
dengan menanda tangani inform concern untuk
persetujuan tindakan pencabutan gigi
 Mempersiapkan alat steril untuk pencabutan
 Kaca mulut
 Pinset
 Sonde
 Excavator
 Bein
SOP  Tang ekstraksi sesuai dengan gigi yang akan dicabut
PENCABUTAN  Cryer (jika perlu)

GIGI AKAR  Mempersiapkan bahan anesthesia yang akan digunakan

TUNGGAL  Spuit
 Lidocaine atau PH caine

 Asepsis daerah yang akan dianesthesi


 Infiltrasi anesthesia dilakukan pada gigi rahang atas dan
anterior rahang bawah dengan cara menyuntikan
anesthikum dibawah mukosa untuk melumpuhkan
sementara ujung saraf pada bagian bukal palatal untuk
rahang atas dan bukal lingual untuk anterior rahang
bawah
 Melepaskan gingival dari gigi menggunakan sonde atau
excavator
 Melonggarkan gigi dari alveolar menggunakan bein
 Apabila sudah luksasi dilanjutkan menggunakan tang
dengan gerakan rotasi(pada akar tunggal)
SOP  Melakukan gerakan ekstraksi setelah gigi goyang.
PENCABUTAN  Setelah gigi keluar dari soket, memastikan gigi sudah
GIGI AKAR terangkat seluruhnya dan soket sudah bersih. Kemudian
TUNGGAL meletakkan tampon pada soket dan meminta pasien
untuk menggigit.
 Instruksi pasca pencabutan pada pasien :
 Gigit kapas selama kurang lebih satu jam
 Jangan memainkan luka bekas pencabutan dengan lidah
atau diisap-isap
 Jangan makan minum terlalu panas (dianjurkan yang dingin)
 Minumlah obat sesuai aturan

Anda mungkin juga menyukai