Anda di halaman 1dari 10

S.O.

P (STANDART OPERATIONAL PROSEDURE)


PEMERIKSAAN CPITN (COMMUNITY PERIODONTAL
INDEX OF TREATMENT NEEDS)

Disusun Oleh :

Farda Aulia Adawiyah

NIM. P17125019014

Dosen Pembimbing :

Pudentiana Rr R.E, S.Pd., M.KM

NIP. 196905191989112001

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA 1

Jl. Wijaya Kusuma No.47-48, RT.8/RW.4, Pd. Labu, Kec. Cilandak, Kota Jakarta
Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12450

2021
KEMENTERIAN
S.O.P
KESEHATAN RI
STANDART OPERATIONAL
POLTEKKES JAKARTA I
PROCEDURE
JURUSAN KESEHATAN GIGI
PEMERIKSAAN CPITN
Jl. Lebak Bulus III No.1
(Community Periodontal Index of Treatment
Cilandak – Jakarta Selatan
Needs)
12430 Telp (021) 7664015

Jakarta, 24 Maret 2021

Disetujui Oleh :
Dibuat Oleh :
Dosen/Pembimbing Praktikum
Farda Aulia Adawiyah
NIM. P17125019014

Pudentiana Rr R.E, S.Pd., M.KM


NIP. 196905191989112001

1. Pengertian Community Periodontal Indeks of Treatment


Needs (CPITN) adalah indeks resmi yang
digunakan oleh WHO untuk mengukur kondisi
jaringan periodontal serta perkiraan akan
kebutuhan perawatannya dengan menggunakan
sonde khusus.
2. Tujuan a. Untuk mendapatkan data tentang status
periodontal masyarakat
b. Untuk merencanakan program kegiatan
penyuluhan
c. Untuk menentukan kebutuhan perawatan
yang meliputi jenis tindakan, bebar beban
kerja, dan kebutuhan tenaga
d. Memantau kemajuan kondisi periodontal
individu
3. Teori 3.1 Prinsip Kerja CPITN
a. Menggunakan sonde khusus (WHO
Periodontal Examining Probe)
b. Menggunakan 6 buah sektan
c. Menggunakan gigi indeks
d. Menggunakan skor untuk menilai
tingkatan kondisi jaringan periodontal
e. Menentukan relasi skor tertinggi dengan
KKP (Kategori Kebutuhan Perawatan),
tenaga, dan tipe pelayanan

3.2 Sonde Khusus


Pada pengukuran CPITN digunakan
sonde khusus yang dinamakan WHO Probe
yang mempunyai desain khusus yaitu adanya
ujungnya berbentuk bola bulat dengan
diameter 0,5 mm dan mempunyai kode
warna dari 3,5 mm sampai 5,5 mm. Probe ini
dapat digunakan sebagai alat perasa (sensing
instrument) sehingga dapat digunakan
sebagai eksplorer, untuk mengetahui ada
tidaknya perdarahan, untuk mengetahui ada
tidaknya kalkulus, untuk mengetahui ada
tidaknya poket, dan untuk mengetahui
kualitas kedalaman poket.

3.3 Sektan
Mulut pasien dibagi menjadi enam
sektan yaitu sektan kanan atas, sektan
anterior atas, sektan kiri atas, sektan kiri
bawah ,sektan anterior bawah, dan sektan
kanan bawah. Suatu sektan dapat diperiksa
apabila terdapat paling sedikit 2 gigi dan
bukan merupakan gigi indikasi untuk
pencabutan. Bila pada sektan tersebut hanya
ada satu gigi, maka gigi tersebut dimasukkan
ke sektan sebelahnya. Pada sektan yang tidak
bergigi, tidak diberi skor. Penilaian untuk
satu sektan adalah keadaan yang perparah
(skor tertinggi)
SEKTAN 1 SEKTAN 2 SEKTAN 3
7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7
7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7
SEKTAN 6 SEKTAN 5 SEKTAN 4

3.4 Gigi Indeks


Gigi indeks yang harus diperiksa pada
penilaian CPITN tergantung dari umur
individu. Ada tiga kelompok umur untuk
pengukuran ini

3.5 Skor Gigi Indeks


Setelah indeks dipilih, pada masing-
masing gigi dilakukan probing dengan cara
menggerakan probe sekeliling gigi untuk
menilai paling tidak enam titik sekitar gigi,
Temuan yang paling parah dicatat sebagai
skor sektan. Kode skor dicatat seperti berikut:
0 : Sehat
1 : Perdarahan pada gusi
2 : Terdapat Kalkulus
3 : Poket 4 – 5 mm
4 : Poket ≥ 6
X : Tidak diperiksa

3.6 Relasi Skor KKP


Setelah mengetahui skor tertinggi, dapat
ditentukan tipe pelayanan untuk perawatan
kasus yang ditemukan.

EIKM : Edukasi Instruksi Kesehatan Mulut


SK : Scalling
PK : Perawatan Khusus

4. Persiapan 4.1 Persiapan Operator


a. Kontrol fungsi dental unit
b. Pakaian kerja dan perlengkapannya
bersih, rapih, serasi
c. Rambut tertata rapih menggunakan
hairnet dan cap
d. Kuku dipotong pendek dan bersih
e. Menggunakan tanda pengenal di dada
dengan rapih
f. Mencuci tangan biasa dengan benar
g. Menggunakan masker, dan sarung
tangan
4.2 Persiapan Pasien
a. Mempersilahkan pasien duduk di kursi
gigi dengan sopan dan ramah
b. Memakaikan slaberce/celemek pada
pasien
c. Pengaturan posisi operator tehadap
pasien termasuk pengaturan tempat
duduk, sandaran pasien dalam posisi baik

4.3 Persiapan Alat & Bahan


a. Alat pemeriksaan & bak instrumen
- Kaca mulut
- Sonde
- Pinset
- Excavator
b. Alat pelengkap
- Gelas kumur
- Tempat kapas kotor
- Tempat kapas bersih
- Deppen glass
- Taplak
- Sclaberce / celemek
- Dental probe
c. Bahan
- Betadine
- Alkohol
- Kapas steril
5. Identifikasi 5.1 Pemeriksaan OHI-S
Tindakan untuk memeriksa bersih atau
tidaknya gigi dengan menggunakan bahan
pewarna plak (disclosing solution)
a. Gigi Indeks
Buccal Labial Buccal
1.6 1.1 2.6
4.6 3.1 3.6
Lingual Labial Lingual

b. Skor DI & CI
0 : Bersih
1 : ≤ 1/3 permukaan gigi
2 : ≥ 1/3 tetapi ≤ 2/3 permukaan gigi
3 : ≥ 2/3 permukaan gigi
c. Menghitung OHI-S
OHI-S = DI + CI
d. Kriteria OHI-S
0,0 – 1,2 : Baik
1,3 – 3,0 : Sedang
3,1 – 6,0 : Buruk
6. Pelaksanaan 6.1 Persiapan Tindakan
a. Komunikasi terapeutik dan persetujuan
tindakan medis
- Memberitahukan kepada pasien
tentang maksud dan tujuan dari
tindakan pengukuran CPITN. Yaitu
untuk mendapatkan data tentang
status periodontal, untuk
merencanakan program kegiatan
penyuluhan, untuk menentukan
kebutuhan perawatan , dan memantau
kemajuan kondisi periodontal
- Menjelaskan tahapan tindakan
pengukuran CPITN, yaitu dengan
melakukan probing pada gigi indeks
(1.7/1.6, 1.1, 2.6/2.7, 3.6/3.7, 3.1,
4.6/4.7) dengan menggerakkan dental
probe ke sekeliling gigi
- Memberitahukan alat yang digunakan
untuk tindakan pengukuran CPITN
- Memberitahukan pada pasien
keuntungan dan kerugian tindakan
pengukuran CPITN
- Menanyakan kembali pada pasien
apakah sudah jelas atau belum, jika
sudah maka berikan lembar
persetujuan untuk ditandatangani
oleh pasien
- Mengecek kembali lembar
persetujuan apakah sudah
ditandatangani atau belum
b. Persiapan alat dan bahan
- Alat oral diagnostik
- Dental probe
- Bahan antiseptic

6.2 Pelaksanaan Tindakan


a. Posisi operator
Operator berada disamping kanan pasien
b. Penggunaan alat
Cara memegang alat yang benar yaitu
dengan teknik pen graps
c. Lakukan probing pada gigi indeks dengan
cara menggerakkan dental probe ke
sekeliling gigi
d. Membuat master tabel atau tabel induk
besar
1.7 / 1.6 1.1 2.6 / 2.7

4.7 / 4.6 3.1 3.6 / 3.7

e. Menghitung skor dengan benar


0 : Sehat
1 : Perdarahan pada gusi
2 : Terdapat kalkulus
3 : Poket dangkal 4 – 5 mm
4 : Poket dalam ≥ 6
X : Tidak diperiksa
f. Lakukan pengolesan antiseptic pada
gingival margin
7. Instruksi setelah tindakan a. Menyikat gigi pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur dengan teknik yang
baik dan benar untuk mecegah terjadinya
penumpukan plak, dan karang gigi, serta
mencegah gigi berlubang
b. Memakan buah-buahan dan sayur-
sayuran yang berserat dan mengandung
banyak air untuk membantu
membersihkan gigi setelah makan
c. Rutin melakukan kontrol ke dokter gigi
tiap 6 bulan sekali untuk mengetahui
kesehatan gigi
8. Penyelesaian a. Memberitahukan kepada pasien bahwa
tindakan pengukuran CPITN telah selesai
dilakukan
b. Melepaskan slaberce pada pasien
c. Mempersilahkan pasien pulang dengan
ramah
d. Merapihkan alat dan bahan yang telah
digunakan dengan hati-hati
e. Membersihkan sputum pot dan dental
unit
f. Mendesinfeksi area kerja dengan
menggunakan lap dan alcohol
g. Dekontaminasi alat dengan
menggunakan larutan klorin 0.5% selama
10 menit
h. Lalu cuci alat dengan menggunakan
detergen dan sikat, setelah itu bilas dan
keringkan
i. Mensterilkan alat yang telah digunakan
j. Operator melepas APD
k. Operator mencuci tangan

Anda mungkin juga menyukai