Anda di halaman 1dari 8

PELAYANAN ASUHAN PENCABUTAN GIGI 11 DENGAN

ANESTESI INFILTRASI DIKLINIK JURUSAN


KEPERAWATAN GIGI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Tugas


Penatalaksanaan Pencabutan Gigi
Tahun Akademik 2020/2021

Disusun Oleh :

Farda Aulia Adawiyah

(P17125019014)

Dosen Pembimbing :

Dr. drg. Jusuf Kristianto, MM, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA 1

Jl. Wijaya Kusuma No.47-48, RT.8/RW.4, Pd. Labu, Kec. Cilandak, Kota Jakarta
Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12450
Jurusan Kesehatan Gigi STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

Jl. Wijaya Kusuma


No.47-48, RT.8/RW.4, PENCABUTAN GIGI TETAP DENGAN

Pd. Labu, Cilandak, MENGGUNAKAN ANESTESI INFILTRASI

Jakarta Selatan
1. Pengertian 1. Anestesi infiltrasi adalah tindakan menghilangkan
rasa sakit pada kulit atau mukosa yang lebih dalam
termasuk jaringan otot, syaraf dan pembuluh darah
sekitar daerah operasi.
2. Anestesi dilakukan di dua tempat, yaitu didaerah
mucco buccal/labial fold dan bagian palatal (RA) atau
lingual (RB). Caranya adalah dengan mendepositkan
obat anestesi pada ujung atau dekat dengan syaraf tepi.
Sebelum menyuntikkan obat anestesi kedalam
jaringan, harus selalu dilakukan aspirasi terlebih
dahulu.
3. Derajat Kegoyangan Gigi :
a. Derajat 1 : Gigi terasa goyang apabila digerakkan,
digoyangkan dengan tangan.
b. Derajat 2 : Gigi terasa dan terlihat goyang kedua
arah horizontal, bila digoyangkan
c. Derajat 3 : Gigi terasa dan terlihat goyang keempat
arah horizontal.
d. Derajat 4 : Gigi terasa dan terlihat goyang kearah
vertical dan horizontal.
4. Gerakan Pencabutan Gigi :
a. Luksasi : Gerakan pencabutan kearah horizontal
yaitu arah buccal-palatal/buccal-lingual, gerakan
pencabutan untuk gigi posterior.
b. Rotasi : Gerakan memutar gigi keempat arah
horizontal, gerakan pencabutan untuk gigi anterior.
c. Ekstraksi : Gerakan mencabut gigi searah dengan
pertumbuhan gigi dan keluar.
2. Tujuan 1. Mencegah infeksi lebih lanjut.
2. Fungsi pengunyahan tidak terganggu.
3. Tahap Persiapan 1. Persiapan Sarana dan Prasarana
a. Persiapan ruangan
- Ruangan dalam keadaan bersih dan rapih,
sudah dilakukan sterilisasi ruangan.
- Kontrol fungsi dental unit dan dental unit sudah
didesinfeksi.
b. Persiapan alat & bahan
- Alat pemeriksaan
a) Kaca mulut
b) Sonde
c) Pinset
d) Excavator
- Alat pencabutan
a) Tang cabut gigi tetap rahang bawah anterior
b) Bein
c. Alat pelengkap
- Tempat kapas kotor
- Deppen glass
- Taplak
- Celemek
- Gelas kumur
- Nier bekken
- Petri disc
d. Bahan
- Topical anestesi
- Lidocain
- Spuit 3cc
- Spongostan
- Catton roll
- Catton pellet
- Tampon
- Betadine
- Alcohol

2. Persiapan Operator
a. Operator menggunkan baju klinik putih, bersih,
rapi, dan wangi
b. Kuku dipotong pendek
c. Mencuci tangan dengan benar
d. Menggunakan masker
e. Baju pelindung
f. Alas kaki
g. Sarung tangan
h. Face shield

3. Persiapan Pasien
a. Pasien dalam keadaan sehat
b. Pasien mencuci tangan dan di cek suhu sebelum
memasuki ruangan
c. Registrasi data pasien dengan benar
d. Mempersilahkan pasien duduk di dental chair
dengan sopan dan ramah
e. Memakaikan slaberce bersih pada pasien
f. Mengatur posisi operator terhadap pasien termasuk
pengaturan tempat duduk sandaran pasien dalam
posisi yang benar. Untuk pencabutan gigi 11
posisikan pasien semi terlentang 45º wajah
mengadap depan
g. Mempersilahkan pasien untuk berkumur dengan
larutan povidone iodine atau antiseptik selama 30
detik
4. Anamnesa Lakukan anmnesa dengan 5W + 1H, untuk mengetahui
keluhan pasien. Lakukan dengan menggunakan anamnesa
terpimpin. Tanyakan riwayat kesehatan umum dan
kesehatan gigi pasien, serta kebiasaan pasien
5. Pemeriksaan Lakukan pemeriksaan Extra Oral (identifikasi muka dan
kelenjar limphe) dan pemeriksaan Extra Oral
6. Komunikasi 1. Memberitahu kepada pasien tentang maksud dan
Terapeutik tujuan dari tindakan pencabutan gigi tetap dengan
anestesi infiltrasi.
2. Menjelaskan tahapan pada tindakan pencabutan gigi,
yaitu yang pertama dengan melakukan topikal anestesi,
setelah itu melakukan anestesi infiltrasi dengan
menggunakan lidocain dan spuit 3cc, setelah itu
dilakukan pencabutan, dan pasien menggigit tampon
yang telah diberikan betadine selama 30 menit.
3. Memberitahukan alat apa saja yang digunakan untuk
tindakan pencabutan.
4. Memberitahukan pada pasien keuntungan dan kerugian
pada tindakan pencabutan.
7. Informed Consent 1. Memberitahukan hasil diagnosa kepada pasien. Bahwa
gigi pasien harus dilakukan pencabutan.
2. Memberitahukan manfaat tindakan pencabutan.
3. Memberitahukan resiko dari tindakan pencabutan.
4. Menanyakan kembali pada pasien apakah sudah jelas
atau belum, jika sudah jelas maka berikan lembar
persetujuan untuk ditandatangani oleh pasien.
5. Mengecek kembali lembar persetujuan apakah sudah
ditandatangani atau belum.
8. Tahapan Pelaksanaan 1. Tarik bibir pasien sampai terlihat mucco labial fold
(batas antara mukosa bergerak dengan mukosa tidak
bergerak)
2. Oleskan betadine pada daerah mucco labial fold dan
palatal
3. Seteah itu lakukan pengolesan topikal anestesi dengan
menggunakan kapas steril pada daerah yang akan
dilakukan penyuntikan
4. Ambil spuit 3cc dan ampul anestesikum, lalu patahkan
ampul anestesikum
5. Masukkan anestesikum pada spuit 3cc, pastikan tidak
ada udara yang tertinggal pada spuit
6. Pegang spuit dengan cara pen graps
7. Tusukkan jarum (1/2 – 1 cm) pada mucco labial fold
dengan bevel menghadap tulang alveolar, sampai
jarum menatap tulang. Posisi jarum sejajar dengan
sumbu gigi
8. Lakukan aspirasi, jika tidak ada darah masukkan obat
sebanyak 1 – 1,5 cc dengan perlahan
9. Cabut jarum suntik
10. Tusukkan jarum (1/2 – 1 cm) pada apex gigi bagian
palatal dengan bevel menghadap tulang alveolar,
sampai jarum menatap tulang. Posisi jarum sejajar
dengan sumbu gigi
11. Lakukan aspirasi, jika tidak ada darah masukkan obat
sebanyak 0,5 – 1 cc dengan perlahan
12. Cabut jarum suntik
13. Apabila sudah terlihat pucat dan menggelembung,
serta ditusuk ujung sonde sudah tidak terasa sakit maka
gigi siap untuk dicabut
14. Lakukan pencabutan dengan tangan kanan memegang
tang cabut
15. Tangan kiri melakukan fiksasi pada gusi dengan posisi
ibu jari di palatal dan jari telunjuk pada labial, dan
ketiga jari lainnya berada diluar mulut pasien
16. Lalukan pencabutan dengan gerakan luksasi kearah
labial dan palatal
17. Setelah itu lakukan gerakan rotasi, lalu ekstrasi gigi
18. Persilahkan pasien untuk berkumur 1 kali saja
19. Bersihkan soket dengan tampon untuk membersihkan
perdarahan
20. Masukkan spongostan pada soket dengan
menggunakan pinset
21. Pasien diminta untuk menggigit tampon yang sudah
diberi betadine selama 30 menit
9. Instruksi Setelah 1. Letakkan tampon pada luka pencabutan dan pasien
Tindakan diminta untuk menggigitnya selama 30 menit,
tujuannya agar darah cepat membeku.
2. Pasien tidak boleh berkumur atau menghisap luka
bekas pencabutan, tujuannya agar pembekuaan darah
yang sudah terjadi tidak terlepas lagi dan tidak
mengeluarkan darah lagi.
3. Jangan memasukkan jari tangan atau ujung lidah ke
dalam luka bekas pencabutan, tujuannya agar tidak
terjadi infeksi.
4. Sisi yang dicabut tidak boleh dipakai mengunyak
terlebih dahulu, untuk sementara pakai sisi rahang yang
lain
10. Tahap Penyelesaian 1. Memberitahukan kepada pasien bahwa tindakan
pencabutan telah selesai dilakukan
2. Melepaskan slaberce pada pasien
3. Pasien diminta untuk memakai masker kembali
sebelum keluar ruangan
4. Mempersilahkan pasien pulang dengan ramah
5. Merapihkan alat dan bahan yang telah digunakan
dengan hati-hati
6. Membersihkan sputum pot dan dental unit
7. Mendesinfeksi area kerja dengan menggunakan lap dan
alkohol
8. Dekontaminasi alat dengan menggunakan larutan
klorin 0.5% selama 10 menit
9. Lalu cuci alat dengan menggunakan detergen dan sikat,
setelah itu bilas dan keringkan
10. Mensterilkan alat yang telah digunakan
11. Operator melepas APD
12. Operator mencuci tangan

Anda mungkin juga menyukai