Anda di halaman 1dari 8

Pencabutan Gigi Permanen

No Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit :
Halaman :

UPTD
Puskesmas Dr. Esty Retno Setyowati
Gemarang NIP. 19700315 200501 2 013

1. Pengertian Pencabutan gigi permanen / gigi tetap adalah suatu tindakan mengeluarkan /
ekstraksi gigi permanen dari soketnya sesuai dengan indikasi, tanpa rasa sakit,
higienis dan aman.
.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam melaksanakan Pencabutan Gigi Permanen

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No.007 Tahun 2015

4. Referensi Standar Puskesmas Bidang Bina Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan


Provinsi JawaTimur . 2013.
5. Pelaksana Dokter Gigi dan Asisten Dokter Gigi
6. Standar Sarana 1. SARANA NON MEDIS

a. Ruangan bersih dan terang ukuran : 4m x 4m


b. Meja dan Kursi: 1 set
c. Lampu ruangan
d. Wastafel dengan air mengalir : 1 set
e. Rekam medik
f. Lembar informed consent
g. Sabun cair antiseptik : 1 botol
h. Handuk untuk mengeringkan tangan : 1 buah
i. Tempat sampah non medis : 1 buah
j. Gelas kumur : 1 buah
k. Sarana simpustronik (komputer) : 1 set
l. Tissue
m. Penyejuk ruangan

2. SARANA MEDIS
a. Dental Unit : 1 buah
b. Lemari alat gigi : 1 buah
c. Sterilisator dry heat : 1 set
d. Tensimeter : 1 buah
e. Stetoskop : 1 buah
f. Tempat sampah medis tertutup : 1 buah
g. Masker : 2 buah
h. Handscoen steril : 2 pasang
i. Kassa steril
j. Kapas
k. Tampon
l. Tang cabut gigi (dental forceps) : 1 set
m. Bein/elevator : 1 set
n. Kaca mulut : 1 buah
o. Pinset : 1 buah
p. Crayer
q. Neirbekken
r. Sonde : 1 buah
s. Spuit injeksi disposible 3 cc
t. Povidon iodine
u. Lidocain comp injeksi (lidocain 20 mg + adrenalin 0,0125 mg)
v. antibotik
w. analgesik
x. anti inflamasi

7. Prosedure / 1. ANAMNESA
a. Petugas menerima dan menyapa pasien atau keluarganya secara ramah.
langkah-langkah
(Selamat pagi/siang bapak/ibu/adik, ada yang bisa saya bantu).
b. Petugas menanyakan keluhan dan riwayat sakit
Menanyakan keluhan utama pasien dan penyerta
Menanyakan apakah sakit spontan, sakit bila menggigit atau gigi terasa
menonjol
Menanyakan riwayat obat yang sudah diminum ?
Menanyakan berapa lama sakitnya?
c. Apakah pasien mempunyai riwayat penyakit tertentu? misal : hemofili,
epilepsi, gastritis kronis, jantung, hipertensi, DM, leukemi, dll.
d. Apabila mempunyai riwayat penyakit tersebut di atas, dirujuk ke RS
e. Apakah ada alergi pada obat tertentu? Petugas menanyakan apakah sedang
minum obat tertentu?
f. Petugas menanyakan apakah sudah pernah berobat gigi sebelumnya?
Kapan terakhir minum obat gigi?
g. Petugas menanyakan pada pasien wanita apakah sedang hamil atau
menyusui?
h. Petugas menanyakan apakah sudah pernah cabut gigi?
i. Petugas mencatat hasil anamnesa pada status pasien.
j. Petugas menjelaskan tindakan medis yang akan dilakukan :memberitahu
pasien bahwa akan dilakukan pencabutan gigi dengan penyuntikanan
estesi lokal.

2. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
Petugas mencuci tangan sesuai SOP.
Petugas memakai handscoen steril dan masker sesuai SOP.
Melakukan pemeriksaan gigi dengan cara :
Pasien diminta duduk di dental unit dengan posisi yang sesuai
Menyalakan lampu periksa
Petugas melakukan pemeriksaan ekstra oral : normal
Meminta pasien membuka mulut lebar-lebar
Pemeriksaan gigi intra oral sesuai yang dikeluhkan pada anamnesa

3. MENENTUKAN DIAGNOSA
a. Periodontitis Khronis oleh karena Gangrena Pulpa, Gangrena Radik yang
sudah tidak memungkinkan dilakukan perawatan.
b. Periodontitis Marginalis, jika gigi goyang minimal 3 derajat.
c. Pasien dengan indikasi perawatan prostodontik atau perawatan ortodontik.

d. Pasien Post Trauma yang sudah tidak memungkinkan dilakukan perawatan

4. PENATALAKSANAAN
a. Meminta persetujuan pasien/keluarga untuk dilakukan tindakan medis,
bila setuju, pasien/keluarga menandatangani lembar informed consent.
b. Pemeriksaan tekanan darah (lihat SOP Pengukuran Tekanan Darah).
c. Jika tekanan darah normal, dapat dilakukan pencabutan gigi.
Normal : diastole 70 95 mmHg, sistole 110 -140 mmHg
d. Berikan antiseptik mukosa area penyuntikan dengan cara mengoleskan
povidone iodine 10%.
e. Penyuntikan anesthesia lokal dengan nerve block atau infiltrasi.

Tehnik Anestesi Lokal secara Infiltrasi


1) Dengan menggunakan kasa atau kapas yang diletakkan di antara jari
dan membran mukosa mulut, tariklah pipi atau bibir serta membran
mukosa yang bergerak ke arah bawah untuk rahang atas dan ke arah
atas untuk rahang bawah,untuk memperjelas daerah lipatan
mukobukal atau mukolabial.
2) Mengoles povidon iodine pada jaringan tersebut
3) Suntiklah jaringan pada lipatan mukosa dengan jarum mengarah ke
tulang dengan mempertahankan agar bevel mengarah ke tulang dan
jarum sejajar bidang tulang.
4) Lanjutkan tusukan jarum menyelusuri periosteum sampai ujungnya
mencapai setinggi akar gigi. Untuk menghindari gembungan pada
jaringan dan mengurangi rasa sakit, deponirlah larutan secara
perlahan.
5) Setelah posisi jarum tepat, deponirkan 1-2 cc anestetikum. Injeksi
yang perlahan akan memperkecil atau mengurangi rasa sakit.
Diharapkan anestesia akan terjadi dalam waktu 5 menit.

Tehnik Anestesi lokal secara Nerve Block

BLOCK MANDIBULAR
1) Palpasi fossa retromolaris dengan jari telunjuk sehingga kuku jari
menempel pada linea obliqua. Dengan barrel (bagian yang berisi
anestetikum) syringe terletak di antara kedua premolar pada sisi yang
berlawanan, arahkan jarum sejajar dengan dataran oklusal gigi-gigi
mandibula ke arah ramus dan jari.
2) Tusukkan jarum pada apeks trigonum pterygomandibulare dan
teruskan gerakkan jarum diantara ramus dan ligamentum-ligamentum
serta otot-otot yang menutupi facies interna ramus sampai ujungnya
berkontak pada dinding posterior sulcus mandibularis. Deponirkan
kurang lebih 1,5 cc anestetikum di sekitar n. Alveolaris inferior.
(Kedalaman insersi jarum rata-rata 15 mm, tetapi bervariasi
tergantung pada ukuran mandibula dan perubahan proporsinya sejalan
dengan pertambahan umur).
3) N.Lingualis biasanya teranestesi dengan cara mendeponirkan
sejumlah kecil anestetikum pada pertengahan perjalanan masuknya
jarum.
4) Untuk ekstraksi, injeksi mandibular perlu ditambah dengan injeksi n.
Buccalis longus, yaitu dengan cara masukkan jarum pada lipatan
mukosa pada suatu titik tepat di depan gigi molar pertama.
5) Perlahan-lahan tusukan jarum sejajar dengan corpus mandibulae,
dengan bevel mengarah ke bawah, ke suatu titik sejauh molar
ketiga, anestetikum dideponir perlahan-lahan seperti pada waktu
memasukkan jarum melalui jaringan.

BLOCK NASOPALATINUS
1) Titik suntikan terletak sepanjang papilla incisiva yang berlokasi pada
garis tengah rahang, diposterior gigi insisivus sentral.
2) Ujung jarum diarahkan ke atas pada garis tengah menuju canalis
palatina anterior.(disarankan memberi anestesi topikal untuk
membantu mengurangi rasa sakit pada daerah titik suntikan)
3) Injeksi ini menganestesi mukoperiosteum sepertiga anterior palatum
yaitu dari kaninus satu ke kaninus yang lain.

BLOCK PALATINUS MAJOR


1) Tentukan titik tengah garis kayal yang ditarik antara tepi gingiva
molar ketiga atas di sepanjang akar palatalnya terhadap garis tengah
rahang.
2) Injeksikan anestetikum sedikit mesial dari titik tersebut dari sisi
kontralateral (karena hanya sebagian n. Palatinus major yang keluar
dari foramen palatinum majus (foramen palatinum posterior) yang
akan dianestesi, jarum tidak perlu diteruskan sampai masuk ke
foramen)
3) Injeksi ke foramen atau deponir anestetikum dalam jumlah besar pada
orifisum foramen akan menyebabkan teranestesinya n. Palatinus
medius sehingga palatum molle menjadi kebal.
4) Injeksi ini menganestesi mukoperiosteum palatum dari tuber maxillae
sampai regio kaninus dan dari garis tengah ke crista gingiva pada sisi
bersangkutan.

f. Lakukan pencabutan :
Gigi Posterior dengan cara : lakukan gerakan luksasi ke arah bukal
dengan menggunakan tang yang sesuai sambil ditarik.
Gigi Anterior dengan cara : lakukan gerakan rotasi ke arah Mesial
distal perlahan dengan menggunakan tang yang sesuai sambil ditarik.
Gigi sisa akar dengan cara : gunakan bein untuk menggoyang sisa akar,
jika sudah goyang ambil sisa akar dengan menggunakan tang sisa akar.
g. Periksa soket, harus bersih dari akar yang tertinggal atau fragmen tulang
alveolar.
h. Tekan soket gigi dengan ibu jari dan telunjuk sampai lebar soket
menyempit, letakkan tampon yang diberi povid one iodine dengan baik.

5. INSTRUKSI DAN PENYULUHAN


a. Sesudah 1 jam tampon yang digigit/ditekan boleh dibuang.
b. Instruksi pasca pencabutan :
pasien diinstruksikan untuk tidak banyak berkumur dan tidak banyak
meludah.
tidak menghisap daerah luka bekas pencabutan.
tidak menggunakan sisi yang dicabut untuk mengunyah beberapa
waktu.

c. Pengobatan : menggunakan antibiotik, analgetik dan anti inflamasi bila


perlu.
d. Menginformasikan kemungkinan resiko paska pencabutan seperti :
pembengkakan, rasa sakit yang berkepanjangan, perdarahan, kesulitan
membuka mulut, mati rasa berkepanjangan.
e. Kontrol bila ada keluhan.

6. PENCATATAN DAN PELAPORAN


a. Melakukan pencatatan pada rekam medik.
b. Melakukan pencatatan pada buku register.
c. Memasukan data pada simpustronik.
d. Membuat laporan bulanan, tribulan ke Dinas Kesehatan Kabupaten.

Anamnesa Pemeriksaan Pemeriksaan


Obyektif Obyektif

Pencatatan dan Instruksi dan Penatalaksanaan


Pelaporan penyuluhan pencabutan

8. Unit Terkait 1 Koordinator Pelayanan Klinis

2 Koordinator Administrasi
9. Distribusi
10. Rekam Historis perubahan

No. Yang dirubah Isi Perubahan Tgl. Mulai diberlakukan

Pencabutan Gigi Permanen


SOP No Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal terbit :
Halaman :

UPTD
Puskesmas Dr. Esty Retno Setyowati
Gemarang NIP. 19700315 200501 2 013

Unit :
Nama Petugas :
Tanggal Pelaksanaan :

KEGIATAN
No Ya Tidak TB
( Apakah ....... ? )
1 Petugas pelayanan klinis melakukan anamnesa

2 Petugas pelayanan klinis melakukan pemeriksaan obyektif


3 Petugas pelayanan klinis melakukan diagnosa

4 Petugas pelayanan klinis Meminta persetujuan pasien/keluarga


untuk dilakukan tindakan medis, bila setuju, pasien/keluarga
menandatangani lembar informed consent
5 Petugas pelayanan klinis Pemeriksaan tekanan darah (lihat
SOP Pengukuran Tekanan Darah). Jika tekanan darah normal,
dapat dilakukan pencabutan gigi.
Normal : diastole 70 95 mmHg, sistole 110 -140 mmHg
6 Petugas pelayanan klinis melakukan penyuntikan anesthesia
lokal dengan nerve block atau infiltrasi.
7 Petugas pelayanan klinis melakukan pencabutan gigi permanen
8 Petugas pelayanan klinis melakukan instruksi dan penyuluhan
9 Petugas pelayanan klinis melakukan pencatatan dan pelaporan
Jumlah
Compliance rate (CR) : ..%
.............,.........................
Pelaksana / auditor

.................................................

Anda mungkin juga menyukai