0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
73 tayangan3 halaman
Dokumen ini memberikan pedoman tentang prosedur pencabutan gigi permanen dengan anestesi infiltrasi di Puskesmas Tanjung Ria. Ringkasannya adalah sebagai berikut: prosedur tersebut terdiri dari 38 langkah mulai dari identifikasi pasien, anamnesa, pemeriksaan gigi, pemberian anestesi lokal, pencabutan gigi, hingga instruksi pasca pencabutan. Tujuannya adalah untuk memandu dokter gigi dalam
Dokumen ini memberikan pedoman tentang prosedur pencabutan gigi permanen dengan anestesi infiltrasi di Puskesmas Tanjung Ria. Ringkasannya adalah sebagai berikut: prosedur tersebut terdiri dari 38 langkah mulai dari identifikasi pasien, anamnesa, pemeriksaan gigi, pemberian anestesi lokal, pencabutan gigi, hingga instruksi pasca pencabutan. Tujuannya adalah untuk memandu dokter gigi dalam
Dokumen ini memberikan pedoman tentang prosedur pencabutan gigi permanen dengan anestesi infiltrasi di Puskesmas Tanjung Ria. Ringkasannya adalah sebagai berikut: prosedur tersebut terdiri dari 38 langkah mulai dari identifikasi pasien, anamnesa, pemeriksaan gigi, pemberian anestesi lokal, pencabutan gigi, hingga instruksi pasca pencabutan. Tujuannya adalah untuk memandu dokter gigi dalam
PUSKESMAS TANJUNG RIA TTD KepalaPuskesmas : Dr. Marthina S R
NIP. 196510182000032001
1. Pengertian Pencabutan gigi permanen dengan anestesi injeksi adalah tindakan
melepaskan gigi permanen dari socketnya di rongga mulut dengan anestesi injeksi untuk rahang atas. Anestesi adalah tindakan untuk menghilangkan seluruh sensasi rasa pada tempat yang dituju. Anestesi infiltrasi adalah cara anestesi dengan menginsersikan jarum / spuit berisi larutan anestesikum tertentu ke dalam jaringan yang dituju untuk. 2. Tujuan Sebagai pedoman kerja bagi dokter gigi dalam melaksanakan pencabutan gigi permanen dengan anestesi infiltrasi.
3. Kebijakan Setiap pencabutan gigi permanen dengan anestesi infiltrasi harus
mengikuti langkah - langkah yang tertuang dalam SPO.
4. Referensi Buku Eksodonsia dan komplikasi. Haryono Mangunkusuma. 1997.
5. Prosedur / Langkah- 1. Perawat melakukan pemanggilan pasien,
langkah 2. Dokter gigi mencocokkan identitas pasien dengan identitas di Rekam medis, 3. Dokter gigi mempersilahkan pasien duduk, 4. Dokter gigi melakukan anamnesa, Menanyakan apakah gigi terasa sakit jika untuk mengunyah, Menanyakan riwayat pengobatan sebelumnya jika ada. Untuk pasien paska medikasi ditanyakan apakah obat yang diberikan sudah diminum sampai habis, Menanyakan apakah ada riwayat penyakit sistemik yang diderita, riwayat alergi, kehamilan serta komplikasi pencabutan yang pernah dialami, Menanyakan kondisi umum pasien : semalam tidur cukup, sudah sarapan, tidak pusing, 5. Dokter gigi melakukan pemeriksaan vital sign, 6. Dokter gigi mencatat keluhan dan vital sign pasien di SIMPUS 7. Dokter gigi mempersilahkan pasien untuk duduk di kursi gigi dengan posisi yang benar, 8. Dokter gigi mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, 9. Dokter gigi mempersiapkan sarana perlindungan diri, yaitu mencuci tangan, memakai masker dan sarung tangan, 10. Dokter gigi menentukan posisi kerja yang tepat, 11. Dokter gigi melakukan pemeriksaan klinis menggunakan instrument dasar, Gigi mati dengan perkusi (-) palpasi (-) CE (-), Sisa akar dengan perkusi (-) palpasi (-) CE (-), Keadaan umum baik 12. Dokter gigi menegakkan diagnosa, Nekrosis (gangren) pulpa, Radixes 13. Dokter gigi menentukan rencana perawatan yaitu pencabutan gigi dengan topikal anestesi, 14. Dokter gigi menjelaskan rencana perawatan yang akan dilaksanakan kepada pasien sesuai dengan diagnosa, 15. Dokter gigi mempersilahkan kepada pasien atau wali pasien untuk mengisi dan manandatangani Informed consent, 16. Dokter gigi melakukan desinfeksi sekitar gigi yang akan dicabut dan area yang akan dianestesi dengan Povidon Iodida 2%, 17. Dokter gigi mengambil spuit dan mengisinya dengan zat anestetikum 18. Dokter gigi menginsersikan jarum pada bagian bukal/labial dan lingual/palatal dari gigi yang akan dicabut, 19. Dokter gigi melakukan aspirasi, 20. Dokter gigi mendeponirkan zat anestetikum, 21. Dokter gigi menginstruksikan pada pasien untuk menunggu 5 menit untuk melihat reaksi anestetikum, 22. Dokter gigi menanyakan pada pasien apakah pipi/bibir/lidah sudah terasa baal (teranestesi) atau belum, 23. Dokter gigi melakukan sondasi di sekeliling servik, 24. Dokter gigi memisahkan gigi dari gusi dengan bein, 25. Dokter gigi mengambil tang sesuai dengan gigi yang akan dicabut, 26. Dokter gigi melakukan aplikasi tang, yaitu menempatkan paruh tang dengan baik, 27. Dokter gigi melakukan adaptasi tang yang dilanjutkan dengan tekanan cengkeram, 28. Dokter gigi melakukan gerakan luksasi sambil ditarik ke arah bukal/labial dan lingual/palatinal sampai gigi keluar dari soketnya, 29. Dokter gigi memeriksa alveolus untuk mengetahui ada tidaknya jaringan patologis, fraktur, atau debris, 30. Dokter gigi memberi obat atau bahan untuk menghentikan perdarahan (spon gelatin hemostatik) atau melakukan jahitan, bila diperlukan, 31. Dokter gigi melakukan kompresi alveolus dengan tekanan jari, 32. Dokter gigi melakukan penekanan alveolus menggunakan kapas dengan Povidon Iodida 2% di atas alveolus dan digigit oleh pasien, 33. Dokter mencuci tangan 34. Dokter gigi memberikan instruksi setelah pencabutan, yaitu : Menggigit kapas selama 30 menit atau sampai darah berhenti keluar, Mengompres dingin pada pipi, kalau perlu diulang beberapa kali (lamanya cukup 10 menit), Jangan sering meludah dan berkumur, Jangan makan di sisi yang baru dicabut, Menghindari makanan dan minuman hangat atau panas, hindari juga makanan dan minuman yang mengandung alkohol, Jangan memegang atau mengkorek bekas luka, Jangan melakukan gerakan menghisap atau menyedot (termasuk merokok), Minum obat yang diberikan dokter gigi sesuai aturan, Bila perdarahan atau rasa sakit berlanjut, segera kembali ke dokter gigi. 35. Dokter gigi memberikan Antibiotik dan analgetik sesuai dengan indikasi (tidak selalu diberikan), 36. Dokter gigi mempersilahkan pasien mengambil obat di ruang obat, 37. Dokter gigi mendokumentasikan hasil pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam rekam medis, 38. Dokter gigi mendokumentasikan hasil pelayanan kesehatan gigi dan mulut di buku registar poli gigi dan mulut. 6. Bagan Alir 7. Hal-hal yang perludiperhatikan 8. Unit terkait 1. Dokter gigi 2. Perawat gigi 9. Dokumen terkait 1. Prosedur Kerja pelayanan klinik gigi dan mulut rawat jalan UPT Puskesmas Bendosari 2. Rekam medis 3. Blangko Resep 4. Register Harian 10. Rekamanhistorisperubahan No Yang diubah Isi Perubahan Tanggalmulaidiberlakukan