Anda di halaman 1dari 17

EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN

MULUT RAWAT INAP

Mata Kuliah :

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Rawat Inap

Disusun Oleh :

Kelompok 8

1. Catur Hawariyanti (P17125019008)

2. Farda Aulia Adawiyah (P17125019014)

3. Nabila Khoiru Putri (P17125019025)

4. Tresnaningtia Harimurti (P17125019036)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA 1

Jl. Wijaya Kusuma No.47-48, RT.8/RW.4, Pd. Labu, Kec. Cilandak, Kota Jakarta
Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12450

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun tugas ini
dengan baik.

Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Asuhan Kesehatan
Gigi dan Mulut dengan judul “EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN
MULUT RAWAT INAP” di Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta 1
khususnya dijurusan Kesehatan Gigi.

Terima kasih kami sampaikan kepada Indrayati Fadjeni, S.Si.T.,M.Kes. selaku


pembimbing dan dosen mata kuliah Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Rawat Inap yang
telah membimbing dan memberikan tugas ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Demikianlah tugas ini kami susun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Rawat Inap.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Jakarta, Maret 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3

2.1 Pengertian Evaluasi ................................................................................................. 3

1.2 Tujuan, Fungsi, dan Kriteria Evaluasi .................................................................... 4

1.3 Komponen Evaluasi ................................................................................................ 4

1.4 Jenis Evaluasi .......................................................................................................... 6

1.5 Tahapan Evaluasi .................................................................................................... 8

1.6 Tehnik Evaluasi ...................................................................................................... 9

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 13

3.2 Saran ..................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemeliharaan kesehatan gigi dapat dilakukan dengan asuhan keperawatan gigi
dan mulut. Keperawatan gigi dapat dipahami sebagai ilmu pengetahuan dalam bidang
kesehatan mulut preventif, termasuk didalamnya adalah manajemen perilaku untuk
pencegahan penyakit gigi dan mulut serta peningkatan status kesehatan gigi dan mulut
(Darby dan Walsh, 2003).

Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah pelayanan kesehatan gigi dan
mulut yang terencana ditunjukkan kepada kelompok tertentu yang dapat diikuti dalam
kurun waktu tertentu diselenggarakan secara berkesinambungan untuk mencapai
kesehatan gigi dan mulut yang optimal. (Kepmenkes No. 248/2006)

Proses keperawatan merupakan kerangka sistematis yang dilakukan dalam


pemberian asuhan keperawatan. Proses keperawatan itu sendiri meliputi tahapan
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan/intervensi, implementasi, dan
evaluasi. Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan. Evaluasi
adalah kegiatan yang disengaja dan terus-menerus dengan melibatkan pasien,
perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya.

Evaluasi dilakukan dengan memeriksa ulang proses asuhan keperawatan gigi dan
mulut yang telah dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan tersebut.
Tujuan evaluasi adalah menilai apakah perawatan sudah sesuai dengan perawatan
yang diharapkan oleh klien dan perawat. Dengan adanya evaluasi selama proses
perawatan, dapat dilakukan penyesuaian terhadap apa yang direncanakan.

Mengetahui tahapan evaluasi adalah hal yang harus dipahami dalam melakukan
asuhan kesehatan gigi dan mulut. Maka dari itu kami membuat makalah ini yang
membahas evaluasi asuhan keperawatan gigi dan mulut rawat inap.

1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat kami simpulkan dari latar belakang diatas,
yaitu :

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan evaluasi asuhan keperawatan gigi dan mulut rawat
inap ?
1.2.2 Apa saja tujuan, fungsi, dan kriteria evaluasi asuhan keperawatan gigi dan
mulut rawat inap ?
1.2.3 Apa saja komponen dalam evaluasi asuhan keperawatan gigi dan mulut rawat
inap ?
1.2.4 Apa saja jenis evaluasi asuhan keperawatan gigi dan mulut rawat inap ?
1.2.5 Bagaimana tahapan evaluasi asuhan keperawatan gigi dan mulut rawat inap ?
1.2.6 Bagaimana tehnik evaluasi asuhan keperawatan gigi dan mulut rawat inap ?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan yang ingin kami capai dalam penulisan makalah ini,
yaitu :

1.3.1 Diharapkan dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan evaluasi asuhan
keperawatan gigi dan mulut rawat inap.
1.3.2 Diharapkan dapat mengetahui apa saja tujuan, fungsi, dan kriteria evaluasi
asuhan keperawatan gigi dan mulut rawat inap.
1.3.3 Diharapkan dapat mengetahui apa saja komponen dalam evaluasi asuhan
keperawatan gigi dan mulut rawat inap.
1.3.4 Diharapkan dapat mengetahui apa saja jenis evaluasi asuhan keperawatan gigi
dan mulut rawat inap.
1.3.5 Diharapkan dapat mengetahui bagaimana tahapan evaluasi asuhan
keperawatan gigi dan mulut rawat inap.
1.3.6 Diharapkan dapat mengetahui bagaimana tehnik evaluasi asuhan keperawatan
gigi dan mulut rawat inap.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evaluasi


Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan. Evaluasi adalah
kegiatan yang disengaja dan terus-menerus dengan melibatkan pasien, perawat, dan
anggota tim kesehatan lainnya.

Evaluasi memiliki pengertian penilaian terhadap sejumlah informasi yang


diberikan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Potter dan Perry, 2005).
Evaluasi dilakukan dengan memeriksa ulang proses asuhan keperawatan gigi dan
mulut yang telah dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan tersebut.
Evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan
pelayanan yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah.
Pada tahap evaluasi, dapat diketahui seberapa jauh diagnosa, rencana tindakan, dan
pelaksanaan pelayanan telah tercapai.

Penilaian keperawatan adalah mungukur keberhasilan dari rencana dan


pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan
pasien. Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi
selalu berkaitan dengan tujuan. Apabila dalam penilaian ternyata tujuan tidak
tercapai, maka perlu dicari penyebabnya.

Dalam proses keperawatan, evaluasi adalah suatu aktivitas yang direncanakan,


terus menerus, aktifitas yang disengaja dimana klien, keluarga dan perawat serta
tenaga kesehatan professional lainnya menentukan :

a. Kemajuan klien terhadap outcome yang dicapai


b. Keefektifan dari rencana asuhan keperawatan

Evaluasi dimulai dengan pengkajian dasar dan dilanjutkan selama setiap kontak
perawat dengan pasien. Frekuensi evaluasi tergantung dari frekuensi kontak yang
ditentukan oleh status klien atau kondisi yang dievaluasi.

3
1.2 Tujuan, Fungsi, dan Kriteria Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan
tercapai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang. Evaluasi selalu berkaitan
dengan tujuan. Apabila dalam penilaian ternyata tujuan tidak tercapai, maka perlu
dicari penyebabnya.

Fungsi evaluasi adalah sebagai berikut :

a. Menentukan perkembangan kesehatan klien.


b. Menilai efektifitas, efesiensi dan produktifitas.
c. Menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
d. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki mutu.
e. Menunjang tanggung gugat dan tanggung jawab.

Terdapat dua kriteria evaluasi, yaitu :

a. Efektifitas: yang mengidentifikasi apakah pencapaian tujuan yang diinginkan


telah optimal.
b. Efisiensi: menyangkut apakah manfaat yang diinginkan benar-benar berguna atau
bernilai dari program publik sebagai fasilitas yang dapat memadai secara efektif.

1.3 Komponen Evaluasi


Komponen evaluasi dapat dibagi menjadi 5 komponen (Pinnell dan Meneses,
1986, hlm. 229-230) :

1. Menentukan kriteria, standar praktik, dan pertanyaan evaluatif


a) Kriteria
Kriteria digunakan sebagai pedoman observasi untuk pengumpuln data dan
sebagai penentuan kesahihan data yang terkumpul. Semua kriteria yang
digunakan pada tahap evaluasi ditulis sebagai kriteria hasil. Kriteria hasil
menandakan hsil akhir asuhan keperawatan. Sedangkan standar keperawatan
digunakan sebagai dasar untuk evaluasi praktik keperawatan secara luas.
Kriteria hasil didefinisikan sebagai sandar untuk menjelaskan respons atau
hasil dari rencana asuhan keperawatan. Hasil tersebut akan menjelaskan
bagaimana keadaan klien setelah dilakukan observasi. Kriteria hasil

4
dinyatakan dalam istilah prilaku (behaviour) sebagaiman disebutkan dalam
bab terdahulu, supaya dapat diobservasi atau diukur dan kemudian dijelaskan
dalam istilah yang mudah dipahami. Idealnya, setiap hasil dapat dimengerti
oleh setiap orang yang terlibat dalam evaluasi.
b) Standar Praktik Standar asuhan keperawatan dapat digunakan untuk
mengevaluasi praktik keperawatan secara luas. Standar tersebut menyatakan
hal yang harus dilaksanakan dan dapat digunakan sebagai suatu model untuk
kualitas pelayanan. Standar harus berdasarkan hasil penelitian, konsep teori,
dan dapat diterima oleh praktik klinik keperawatan saat ini. Standar harus
secara cermat disusun dan diuji untuk menentukan kesesuaian dalam
penggunaannya.
c) Pertanyaan Evaluatif Untuk menentukan suatu kriteria dan standar, perlu
digunakan pertanyaan evaluative (evaluative questions) sebagai dasar
mengevaluasi kualitas asuhan keperawatan dan respons klien terhadap
intervensi. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
:
1) Pengkajian : apakah dapat dilakukan pengkajian pada klien?
2) Diagnosis : apakah diagnosis disusun bersama dengan klien?
3) Perencanan : apakah tujuan telah diidentifikasi dalam perencanaan?
4) Implementasi : apakah klien mengetahui tentang intervensi yang akan
diberikan?
5) Evaluasi : apakah modifikasi asuhan keperawatan diperlukan?

2. Mengumpukan data mengenai status kesehatan klien yang baru terjadi. Terapis
Gigi dan Mulut professional yang pertama kali mengkaji data klien dan menyusun
perencanaan adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengevaluasi respon
klien terhadap intervensi yang diberikan. Perawat lain yang membantu
memberikan intervensi kepada klien harus berpartisipasi dalam proses evaluasi.
Validitas informasi meningkat jika lebih dari satu orang yang ikut melakukan
evaluasi.

5
3. Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar. Terapis
Gigi dan Mulut memerlukan ketrampilan dalam berfikir kritis, kemampuan
menyelesaikan masalah, dan kemampuan mengambil keputusan klinik.
Kemampuan ini diperlukan untuk menentukan kesesuaian dan pentingnya suatu
data dengan cara membandingkan data evaluasi dengan kriteria serta standar dan
menyesuaikan asuhan keperawatan yang diberikan dengan kriteria dan standar
yang sudah ada. Pada tahap ini perawat dituntut untuk dapat mengidentifikasi
faktor-faktor yang mungkin dapat memengaruhi efektifitas asuhan keperawatan.

4. Merangkum hasil dan membuat kesimpulan. Pertama kali yang perlu


dilaksanakan oleh Terapis Gigi dan Mulut pada tahap ini adalah menyimpulkan
efektivitas semua intervensi yang telah dilaksanakan. Kemudian menentkan
kesimpulan pada setiap diagnosis yang telah dilakukan intervensi. Yang perlu
diingat disini adalah tidak mungkin membuat suatu perencanaan 100% berhasil
oleh karena itu memerlukan suatu perbaikan dan perubhan-perubahan, sebaliknya
tidak mungkin perencanaan yang telah disusun 100% gagal. Untuk itu diperlukan
kejelian dalam menyusun perencanaan, intervensi yang tepat, dan menilai respon
klien setelah diintervensi seobjektif mungkin.

5. Melaksanakan intervensi yang sesuai berdasarkan kesimpulan. Pada tahap ini


Terapis Gigi dan Mulut melakukan intervensi berdasarkan hasil kesimpulan yang
sudah diperbaiki dari perencanaan ulang, tujuan, kriteria hasil, dan rencana asuhan
keperawatan. Meskipun pengajian dilaksanakan secara rutin dan
berkesinambungan, aspek-aspek khusus perlu dikaji ulang dan penambahan data
untuk akurasi suatu asuhan keperawatan gigi.

1.4 Jenis Evaluasi


1. Evaluasi formatif (proses)
Fokus pada evaluasi proses (formatif) adalah aktivitas dari proses
keperawatan dan hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan yang dilaksanakan
setiap selesai tindakan. Evaluasi proses harus dilaksanakan segera setelah
perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk membantu menilai

6
efektivitas intervensi tersebut. Evaluasi proses harus terus menerus dilaksanakan
hingga tujuan yang telah ditentukan tercapai. Metode pengumpulan data dalam
evaluasi proses terdiri atas analisis rencana asuhan keperawatan, pertemuan
kelompok, wawancara, observasi klien, dan menggunakan form evaluasi. Ditulis
pada catatan perawatan. Contoh: membantu pasien duduk semifowler, pasien
dapat duduk selama 30 menit tanpa pusing.

2. Evaluasi Sumatif (hasil)


Rekapitulasi dan kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan
sesuai waktu pada tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan. Fokus evaluasi
hasil (sumatif) adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien pada akhir
asuhan keperawatan. Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir asuhan
keperawatan secara paripurna dan menjelaskan keberhasilan/ketidakberhasilan.
Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi ini yaitu:
a. Tujuan tercapai, jika klien menunjukan perubahan sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan
b. Tujuan tercapai sebagian, klien menunjukan perubahan sebagian dari kriteria
hasil yang telah ditetapkan.
c. Tujuan tidak tercapai, klien tidak menunjukan perubahan kemajuan sama
sekali atau dapat timbul masalah baru

Setelah seorang Terapis Gigi dan Mulut melakukan seluruh proses keperawatan
gigi dari pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien, seluruh tindakannya
harus didokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi keperawatan gigi (kartu
status pasien).

7
1.5 Tahapan Evaluasi
Ada beberapa tahap evaluasi perawatan, yaitu :

a. Membaca kembali diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, dan juga


intervensi perawatan.
b. Mengidentifikasi tolak ukur keberhasilan yang akan digunakan untuk mengukur
tingkat keberhasilan atau tingkat pencapaian tujuan.
c. Mengumpulkan data atau mengkaji ulang pencapaian hasil sesuai dengan tolak
ukur keberhasilan atau kesesuaian proses pelaksanaan asuhan perawatan dengan
standar/rencana perawatan,
d. Mengevaluasi pencapaian tujuan dengan cara sebagai berikut: Penilaian hasil,
yaitu membandingkan hasil (output) yang dicapai dengan standar/tujuan yang
telah ditetapkan.
e. Cari penyebab ketidakberhasilan atau penyimpangan prosedur untuk bahan
penyesuaian/modifikasi rencana perawatan.
f. Modifikasi rencana perawatan. Apabila ada tujuan telah tercapai, kegiatan dapat
diarahkan pada masalah lain, misalnya pencegahan atau promosi kesehatan gigi

8
atau diagnosis keperawatan gigi yang lain. Apabila tujuan belum tercapai, perlu
dilakukan modifikasi rencana keperawatan dapat dihentikan. Jika masalah telah
teratasi semuanya, asuhan keperawatan dapat dihentikan.

1.6 Tehnik Evaluasi


1. Wawancara
Wawancara adalah menanyakan atau membuat tanya-jawab yang
berkaitan dengan masalah yang dihadapi oleh klien, biasa juga disebut dengan
anamnesa. Wawancara berlangsung untu menanyakan hal-hal yang berhubungan
dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang
direncanakan. Tujuan dari wawancara adalah untuk memperoleh data tentang
masalah kesehatan dan masalah keperawatan klien, serta untuk menjalin
hubungan antara perawat dengan klien. Selain itu wawancara juga bertujuan untuk
membantu klien memperoleh informasi dan berpartisipasi dalam identifikasi
masalah dan tujuan keperawatan, serta membantu perawat untuk menentukan
investigasi lebih lanjut selama tahap pengajian. Semua interaksi perawat dengan
klien adalah berdasarkan komunikasi. Komunikasi keperawatan adalah suatu
proses yang kompleks dan memerlukan kemampuan skill komunikasi dan
interaksi. Komunikasi keperawatan biasanya digunaan untuk memperoleh riwayat
keperawatan. Istilah komunikasi terapeutik adalah suatu teknik yang berusaha
untuk mengajak klien dan keluarga untuk bertuar pikiran dan perasaan. Teknik
tersebut mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa
kepedulian yang tinggi.
Teknik verbal meliputi pertanyaan terbuka atau tertutup, menggali
jawaban dan memvalidasi respon klien. Teknik non verbal meliputi :
mendengarkan secara aktif, diam, sentuhan dan konta mata. Mendengarkan secara
aktif merupakan suatu hal yang penting dalam pengumpulan data, tetapi juga
merupakan sesuatu hal yang sulit dipelajari.
Tahapan wawancara / komunikasi :
a. Persiapan
Sebelum melaukan komunikasi dengan klien, Terapis Gigi dan Mulut
harus melakukan persiapan dengan membaca status klien. Terapis Gigi dan

9
Mulut diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk kepada klien, karena
akan mengganggu dalam membina hubungan saling percaya dengan klien.
Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, Terapis Gigi dan Mulut tidak
boleh memaksa atau memberi kesempatan kepada klien kapan mereka
sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik yang akan digunakan dalam
wawancara harus disusun sedemikian rupa guna memperlancar wawancara.

b. Pembukaan atau perkenalan


Langkah pertama dalam mengawali wawancara adalah dengan
memperkenalkan diri : nama, status, tujuan wawancara, waktu yang
diperlukan dan faktor-faktor yang menjadi pokok pembicaraan. Terapis Gigi
dan Mulut perlu memberikan informasi kepada klien mengenai data yang
terkumpul dan akan disimpan dimana, bagaimana menyimpannya dan siapa
saja yang boleh mengetahuinya.

c. Isi / tahap kerja Selama tahap kerja dalam wawancara


Terapis Gigi dan Mulut memfokuskan arah pembicaraan pada masalah
khusus yang ingin diketahui. Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1) Fokus wawancara adalah klien
2) Mendengarkan dengan penuh perhatian. Jelaskan bila perlu.
3) Menanyakan keluhan yang paling dirasakan oleh klien
4) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh klien
5) Gunakan pertanyaan terbuka dan tertutup tepat pada waktunya
6) Bila perlu diam, untuk memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaannya
7) Sentuhan teraputik, bila diperlukan dan memungkinan.

d. Terminasi
Terapis Gigi dan Mulut mempersiapkan untu penutupan wawancara.
Untuk itu klien harus mengetahui kapan wawancara dan tujuan dari
wawancara pada awal perkenalan, sehingga diharapkan pada akhir wawancara
Terapis Gigi dan Mulut dan klien mampu menilai keberhasilan dan dapat

10
mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat perlu membuat
perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam melakukan wawancara dengan klien adalah :
1) Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
2) Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan
keluhankeluhannya / pendapatnya secara bebas
3) Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan
nyaman bagi klien
4) Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
5) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
6) Tidak bersifat menggurui
7) Memperhatikan pesan yang disampaikan
8) Mengurangi hambatan-hambatan
9) Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara duduk)
10) Menghindari adanya interupsi
11) Mendengarkan penuh dengan perasaan
12) Memberikan kesempatan istirahat kepada klien

2. Pengamatan/observasi
Pengamatan adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi
dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat indra lainnya, melalui
rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan
data tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah :
a. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terinci
kepada klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena
terkadang hal ini dapat meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data
(data yang diperoleh menjadi tidak murni). Misalnya : “Pak, saya akan
menghitung nafas bapak dalam satu menit”. Kemungkinan besar data yang

11
diperoleh menjadi tidak valid, karena kemungkinan klien akan berusaha untuk
mengatur nafasnya.
b. Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien
c. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan
dimengerti oleh perawat yang lain.

3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode
wawancara dan observasi dalam melakukan evaluasi. Studi dokumentasi
dilakukan dengan mempelajari lebih dalam mengenai data, dengan melakukan
pengumpulan serta penggabungan data dari hasil wawancara dan
pengamatan/observasi pada pasien.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan. Evaluasi memiliki
pengertian penilaian terhadap sejumlah informasi yang diberikan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan (Potter dan Perry, 2005). Evaluasi bertujuan untuk
menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk
melakukan pengkajian ulang. Evaluasi memiliki lima fungsi, dua kriteria yaitu
efektifitas dan efisiensi, ada lima komponen dan terbagi atas dua jenis yaitu evaluasi
formatif yang berorientasi pada proses serta evaluasi sumatif dengan orientasi
terhadap hasil.

Ada 6 tahap dalam evaluasi perawatan untuk melihat keberhasilan dalam proses
dan apabila tujuan belum tercapai perlu dilakukan modifikasi rencana. Teknik yang
digunakan dalam proses evaluasi ada 3 yaitu wawancara, pengamatan/observasi, studi
dokumentasi.

3.2 Saran
Diharapkan kepada seluruh pembaca termasuk penyusun untuk dapat mengerti
materi yang disampaikan dan memahami isi makalah ini sehingga seluruh pembaca
dapat memperoleh pengetahuan dalam evaluasi asuhan kesehatan gigi dan mulut
rawat inap.

Dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dan kebaikan pembuatan
makalah kedepannya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Purnama, Tedi dkk. 2020. Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Rawat Inap.

Mardelita, Sisca., Sulur, J. Sukendro., Ita A. Karmawati., 2018. Pelayanan Asuhan


Kesehatan Gigi dan Mulut Individu. Pusat Pendidikan SDM Kesehatan RI

Yanti, E. S. (n.d.). Macam-macam Evaluasi dalam Proses Asuhan Keperawatan Latar


Belakang Tujuan Pengkajian ini bertujuan untuk Metode Metode yang digunakan
dalam.

American Journal of Sociology. (2019). 済無No Title No Title. Journal of Chemical


Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.

iv

Anda mungkin juga menyukai