Mata Kuliah :
Disusun Oleh :
Kelompok 8
Jl. Wijaya Kusuma No.47-48, RT.8/RW.4, Pd. Labu, Kec. Cilandak, Kota Jakarta
Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12450
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun tugas ini
dengan baik.
Tugas ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Asuhan Kesehatan
Gigi dan Mulut dengan judul “EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN
MULUT RAWAT INAP” di Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Jakarta 1
khususnya dijurusan Kesehatan Gigi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Demikianlah tugas ini kami susun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Rawat Inap.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah pelayanan kesehatan gigi dan
mulut yang terencana ditunjukkan kepada kelompok tertentu yang dapat diikuti dalam
kurun waktu tertentu diselenggarakan secara berkesinambungan untuk mencapai
kesehatan gigi dan mulut yang optimal. (Kepmenkes No. 248/2006)
Evaluasi dilakukan dengan memeriksa ulang proses asuhan keperawatan gigi dan
mulut yang telah dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan tersebut.
Tujuan evaluasi adalah menilai apakah perawatan sudah sesuai dengan perawatan
yang diharapkan oleh klien dan perawat. Dengan adanya evaluasi selama proses
perawatan, dapat dilakukan penyesuaian terhadap apa yang direncanakan.
Mengetahui tahapan evaluasi adalah hal yang harus dipahami dalam melakukan
asuhan kesehatan gigi dan mulut. Maka dari itu kami membuat makalah ini yang
membahas evaluasi asuhan keperawatan gigi dan mulut rawat inap.
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat kami simpulkan dari latar belakang diatas,
yaitu :
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan evaluasi asuhan keperawatan gigi dan mulut rawat
inap ?
1.2.2 Apa saja tujuan, fungsi, dan kriteria evaluasi asuhan keperawatan gigi dan
mulut rawat inap ?
1.2.3 Apa saja komponen dalam evaluasi asuhan keperawatan gigi dan mulut rawat
inap ?
1.2.4 Apa saja jenis evaluasi asuhan keperawatan gigi dan mulut rawat inap ?
1.2.5 Bagaimana tahapan evaluasi asuhan keperawatan gigi dan mulut rawat inap ?
1.2.6 Bagaimana tehnik evaluasi asuhan keperawatan gigi dan mulut rawat inap ?
1.3.1 Diharapkan dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan evaluasi asuhan
keperawatan gigi dan mulut rawat inap.
1.3.2 Diharapkan dapat mengetahui apa saja tujuan, fungsi, dan kriteria evaluasi
asuhan keperawatan gigi dan mulut rawat inap.
1.3.3 Diharapkan dapat mengetahui apa saja komponen dalam evaluasi asuhan
keperawatan gigi dan mulut rawat inap.
1.3.4 Diharapkan dapat mengetahui apa saja jenis evaluasi asuhan keperawatan gigi
dan mulut rawat inap.
1.3.5 Diharapkan dapat mengetahui bagaimana tahapan evaluasi asuhan
keperawatan gigi dan mulut rawat inap.
1.3.6 Diharapkan dapat mengetahui bagaimana tehnik evaluasi asuhan keperawatan
gigi dan mulut rawat inap.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Evaluasi dimulai dengan pengkajian dasar dan dilanjutkan selama setiap kontak
perawat dengan pasien. Frekuensi evaluasi tergantung dari frekuensi kontak yang
ditentukan oleh status klien atau kondisi yang dievaluasi.
3
1.2 Tujuan, Fungsi, dan Kriteria Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan
tercapai atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang. Evaluasi selalu berkaitan
dengan tujuan. Apabila dalam penilaian ternyata tujuan tidak tercapai, maka perlu
dicari penyebabnya.
4
dinyatakan dalam istilah prilaku (behaviour) sebagaiman disebutkan dalam
bab terdahulu, supaya dapat diobservasi atau diukur dan kemudian dijelaskan
dalam istilah yang mudah dipahami. Idealnya, setiap hasil dapat dimengerti
oleh setiap orang yang terlibat dalam evaluasi.
b) Standar Praktik Standar asuhan keperawatan dapat digunakan untuk
mengevaluasi praktik keperawatan secara luas. Standar tersebut menyatakan
hal yang harus dilaksanakan dan dapat digunakan sebagai suatu model untuk
kualitas pelayanan. Standar harus berdasarkan hasil penelitian, konsep teori,
dan dapat diterima oleh praktik klinik keperawatan saat ini. Standar harus
secara cermat disusun dan diuji untuk menentukan kesesuaian dalam
penggunaannya.
c) Pertanyaan Evaluatif Untuk menentukan suatu kriteria dan standar, perlu
digunakan pertanyaan evaluative (evaluative questions) sebagai dasar
mengevaluasi kualitas asuhan keperawatan dan respons klien terhadap
intervensi. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengevaluasi
:
1) Pengkajian : apakah dapat dilakukan pengkajian pada klien?
2) Diagnosis : apakah diagnosis disusun bersama dengan klien?
3) Perencanan : apakah tujuan telah diidentifikasi dalam perencanaan?
4) Implementasi : apakah klien mengetahui tentang intervensi yang akan
diberikan?
5) Evaluasi : apakah modifikasi asuhan keperawatan diperlukan?
2. Mengumpukan data mengenai status kesehatan klien yang baru terjadi. Terapis
Gigi dan Mulut professional yang pertama kali mengkaji data klien dan menyusun
perencanaan adalah orang yang bertanggung jawab dalam mengevaluasi respon
klien terhadap intervensi yang diberikan. Perawat lain yang membantu
memberikan intervensi kepada klien harus berpartisipasi dalam proses evaluasi.
Validitas informasi meningkat jika lebih dari satu orang yang ikut melakukan
evaluasi.
5
3. Menganalisis dan membandingkan data terhadap kriteria dan standar. Terapis
Gigi dan Mulut memerlukan ketrampilan dalam berfikir kritis, kemampuan
menyelesaikan masalah, dan kemampuan mengambil keputusan klinik.
Kemampuan ini diperlukan untuk menentukan kesesuaian dan pentingnya suatu
data dengan cara membandingkan data evaluasi dengan kriteria serta standar dan
menyesuaikan asuhan keperawatan yang diberikan dengan kriteria dan standar
yang sudah ada. Pada tahap ini perawat dituntut untuk dapat mengidentifikasi
faktor-faktor yang mungkin dapat memengaruhi efektifitas asuhan keperawatan.
6
efektivitas intervensi tersebut. Evaluasi proses harus terus menerus dilaksanakan
hingga tujuan yang telah ditentukan tercapai. Metode pengumpulan data dalam
evaluasi proses terdiri atas analisis rencana asuhan keperawatan, pertemuan
kelompok, wawancara, observasi klien, dan menggunakan form evaluasi. Ditulis
pada catatan perawatan. Contoh: membantu pasien duduk semifowler, pasien
dapat duduk selama 30 menit tanpa pusing.
Setelah seorang Terapis Gigi dan Mulut melakukan seluruh proses keperawatan
gigi dari pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien, seluruh tindakannya
harus didokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi keperawatan gigi (kartu
status pasien).
7
1.5 Tahapan Evaluasi
Ada beberapa tahap evaluasi perawatan, yaitu :
8
atau diagnosis keperawatan gigi yang lain. Apabila tujuan belum tercapai, perlu
dilakukan modifikasi rencana keperawatan dapat dihentikan. Jika masalah telah
teratasi semuanya, asuhan keperawatan dapat dihentikan.
9
Mulut diharapkan tidak mempunyai prasangka buruk kepada klien, karena
akan mengganggu dalam membina hubungan saling percaya dengan klien.
Jika klien belum bersedia untuk berkomunikasi, Terapis Gigi dan Mulut tidak
boleh memaksa atau memberi kesempatan kepada klien kapan mereka
sanggup. Pengaturan posisi duduk dan teknik yang akan digunakan dalam
wawancara harus disusun sedemikian rupa guna memperlancar wawancara.
d. Terminasi
Terapis Gigi dan Mulut mempersiapkan untu penutupan wawancara.
Untuk itu klien harus mengetahui kapan wawancara dan tujuan dari
wawancara pada awal perkenalan, sehingga diharapkan pada akhir wawancara
Terapis Gigi dan Mulut dan klien mampu menilai keberhasilan dan dapat
10
mengambil kesimpulan bersama. Jika diperlukan, perawat perlu membuat
perjanjian lagi untuk pertemuan berikutnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam melakukan wawancara dengan klien adalah :
1) Menerima keberadaan klien sebagaimana adanya
2) Memberikan kesempatan kepada klien untuk menyampaikan
keluhankeluhannya / pendapatnya secara bebas
3) Dalam melakukan wawancara harus dapat menjamin rasa aman dan
nyaman bagi klien
4) Perawat harus bersikap tenang, sopan dan penuh perhatian
5) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
6) Tidak bersifat menggurui
7) Memperhatikan pesan yang disampaikan
8) Mengurangi hambatan-hambatan
9) Posisi duduk yang sesuai (berhadapan, jarak tepat/sesuai, cara duduk)
10) Menghindari adanya interupsi
11) Mendengarkan penuh dengan perasaan
12) Memberikan kesempatan istirahat kepada klien
2. Pengamatan/observasi
Pengamatan adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien. Observasi
dilakukan dengan menggunakan penglihatan dan alat indra lainnya, melalui
rabaan, sentuhan dan pendengaran. Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan
data tentang masalah yang dihadapi klien melalui kepekaan alat panca indra.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi adalah :
a. Tidak selalu pemeriksaan yang akan kita lakukan dijelaskan secara terinci
kepada klien (meskipun komunikasi terapeutik tetap harus dilakukan), karena
terkadang hal ini dapat meningkatkan kecemasan klien atau mengaburkan data
(data yang diperoleh menjadi tidak murni). Misalnya : “Pak, saya akan
menghitung nafas bapak dalam satu menit”. Kemungkinan besar data yang
11
diperoleh menjadi tidak valid, karena kemungkinan klien akan berusaha untuk
mengatur nafasnya.
b. Menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual klien
c. Hasilnya dicatat dalam catatan keperawatan, sehingga dapat dibaca dan
dimengerti oleh perawat yang lain.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode
wawancara dan observasi dalam melakukan evaluasi. Studi dokumentasi
dilakukan dengan mempelajari lebih dalam mengenai data, dengan melakukan
pengumpulan serta penggabungan data dari hasil wawancara dan
pengamatan/observasi pada pasien.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan. Evaluasi memiliki
pengertian penilaian terhadap sejumlah informasi yang diberikan sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan (Potter dan Perry, 2005). Evaluasi bertujuan untuk
menilai apakah tujuan dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk
melakukan pengkajian ulang. Evaluasi memiliki lima fungsi, dua kriteria yaitu
efektifitas dan efisiensi, ada lima komponen dan terbagi atas dua jenis yaitu evaluasi
formatif yang berorientasi pada proses serta evaluasi sumatif dengan orientasi
terhadap hasil.
Ada 6 tahap dalam evaluasi perawatan untuk melihat keberhasilan dalam proses
dan apabila tujuan belum tercapai perlu dilakukan modifikasi rencana. Teknik yang
digunakan dalam proses evaluasi ada 3 yaitu wawancara, pengamatan/observasi, studi
dokumentasi.
3.2 Saran
Diharapkan kepada seluruh pembaca termasuk penyusun untuk dapat mengerti
materi yang disampaikan dan memahami isi makalah ini sehingga seluruh pembaca
dapat memperoleh pengetahuan dalam evaluasi asuhan kesehatan gigi dan mulut
rawat inap.
Dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga kritik dan
saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dan kebaikan pembuatan
makalah kedepannya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Purnama, Tedi dkk. 2020. Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Rawat Inap.
iv