Anda di halaman 1dari 32

BAHAN AJAR

PENATALAKSANAAN ASUHAN KESEHATAN GIGI


DAN MULUT RAWAT INAP

UNTUK MAHASISWA JKG SEMESTER IV

Ni Ketut Ratmini, S.Si.T, MDSc

POLTEKKES KEMENKES DENPASAR


JURUSAN KESEHATAN GIGI
TH 2019-2020
VISI DAN MISI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

VISI :

“ Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang bermutu internasional, profesional,

komptettif, berbudaya, dan berwawasan pariwisata pada tahun 2030”

MISI :

1. Meningkatkan layanan pendidikan vokasional di bidang kesehatan yang berkualitas

internasional berazaskan budaya dan kesehatan pariwisata

2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian di bidang kesehatan

3. Mengembangkan kegiatan penagbdian kepada masyarakat berbasis kearifan lokal

4. Meningkatkan kualitas sumber daya melalui kemintraan di dalam dan di luar negeri

TUJUAN :

1. Menghasilkan tenaga kesehatan yang bermutu

2. Menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional

3. Menghasilkan tenaga profesional yang kompetitif

4. Menghasilkan tenaga kesehatan yang berbudaya dan bermartabat

5. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dibidang kesehatan

berwawasan budaya dan pariwisata

6. Menjalin kerjasama dan kemitraan di dalam dan di luar negeri


VISI DAN MISI PROGRAM STUDI DIII KESEHATAN GIGI

VISI :

“ Menjadi Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan yang Menghasilkan Terapis gigi Bermutu,

Kompeten dan Berbudaya dengan Keunggulan Layanan Kesehatan Gigi Pariwisata pada

tahun 2030”

MISI :

1. Menyelenggarakan pendidikan D-3 Keperawatan Gigi yang Terukur pada setiap akhir

tahun akademik

2. Menyelenggarakan penelitian terpublikasi di bidang kesehatan setiap tahun.

3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di bidang kesehatan tiap

semester.

4. Meningkatkan kualitas SDM dalam rangka mendukung mendukung Tri Dharma

Perguruan Tinggi

5. Menjalin kerjasama dengan institusi pemerintah swasta dan masyarakat baik nasional

maupun internasional
TUJUAN :

1. Menghasilkan tenaga kesehatan yang bermutu

2. Menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional

3. Menghasilkan tenaga profesional yang kompetitif

4. Menghasilkan tenaga kesehatan yang berbudaya dan bermartabat

5. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi dibidang kesehatan

berwawasan budaya dan pariwisata

6. Menjalin kerjasama dan kemitraan di dalam dan di luar negeri.


KATA PENGANTAR

Om Swastiastu

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atas karunia

dan rahmatNya, Modul Teori dan praktik Mata Kuliah Penatalaksanaan Asuhan Kesehatan

Gigi dan Mulut Rawat Inap (KG.3- 406) untuk mahasiswa semester IV Program Studi D III

Kesehatan Gigi Poltekkes Kemenkes Denpasar telah tersusun.

Modul ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran Mata

Kuliah Penatalaksanaan Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut Rawat Inap untuk mencapai

standar kompetensi yang diharapkan. Terimakasih yang sebesar-besarnya diucapkan kepada

team pembimbing praktik dan pihak yang telah memberikan sumbangan pemikiran dalam

menyusun modul ini.

Akhir kata semoga modul ini dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran

mahasiswa.

Om Santih, Santih, Santih, Om

Denpasar,6 Januari 2020


Koordinator

Ni Ketut Ratmini, SSiT, MDSc


NIP: 196509091985032001
SAMBUTAN KETUA JURUSAN KESEHATAN GIGI

Atas Asung Kerta Wara Nugraha Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha

Esa, telah tersusun modul Teori dan Praktik Mata Kuliah Penatalaksanaan Asuhan

Kesehatan Gigi dan mulut Rawat Inap (KG.3.406). Saya selaku Ketua Jurusan Kesehatan

Gigi Poltekkes Kemenkes Denpasar sangat bangga dan mendukung dengan tersusunnya

modul ini sebagai pedoman mahasiswa dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas

dan di lahan praktik. Bobot teori mata kuliah Penatalaksanaan Asuhan Kesehatan Gigi dan

Mulut Rawat Inap adalah 2 sks ( 1 T dan 1 P), dengan kemampuan yang ingin dicapai

adalah mampu melaksanakan pengkajian asuhan kesehatan gigi pasien rawat inap, mampu

mengidentifikasi masalah kesehatan gigi dan mulut pasien rawat inap, mampu membuat

rencana intervensi kesehatan gigi dan mulut pasien rawat inap, mampu melakukan evaluasi

dan membuat dokumentasi penatalaksanaan asuhan kesehatan gigi pasien rawat inap.

Saya berharap dengan tersusunnya Modul Teori dan praktik Mata Kuliah ini, dapat

menjadi pedoman bagi mahasiswa dalam melaksanakan pembelajaan Penatalaksanaan

Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Rawat Inap.

Denpasar, 6 Januari 2020


Ketua Jurusan Keperawatan Gigi

drg.Sagung Agung Putri Dwiastuti, M.Kes


NIP: 196604171992032001
Konsep-Konsep Kunci:

1. Kebutuhan Dasar Manusia

2. Pengertian Asuhan kesehatan Gigi Pasien Rawat Inap

a.Pengertian Rawat Inap

b.Tujuan Rawat Inap

c.Macam-macam Pelayanan Rawat Inap

3. Pengkajian Kesehatan Gigi Pasien Rawat Inap

4. Identifikasi masalah kesehatan gigi dan mulut pasien rawat inap

5. Rencana Intervensi kesehatan gigi dan mulut pasien rawat inap

6. Implementasi Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut rawat inap pada pasien sadar

7. Implementasi Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut rawat inap pada pasien

tidak sadarsadar

8. Evaluasi dan dokumentasi Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut rawat inap

DAFTAR ISI
Kebutuhan Dasar Manusia ………………………………………………………………5

Pengertian dan Tujuan Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien

Rawat Inap …………………………………………………………………………….... 5

Macam-macam Pelayanan Rawat Inap........................................................................... ………5

Kegiatan rawat inap ………………………………………………………………………6

Klasifikasi pasien rawat inap……………………………………………………………..7

Pengkajian Kesehatan Gigi Pasien Rawat Inap

Identifikasi masalah kesehatan gigi dan mulut pasien rawat inap

Rencana Intervensi kesehatan gigi dan mulut pasien rawat inap

Implementasi Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut rawat inap pada pasien sadar

Implementasi Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut rawat inap pada pasien

tidak sadarsadar

Evaluasi dan dokumentasi Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut rawat inap

BAB I
PENATALAKSANAAN ASUHAN KESEHATAN GIGI
DAN MULUT RAWAT INAP

Ni Ketut Ratmini

PENDAHULUAN

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam

mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mempertahankan

kehidupan dan kesehatan. Setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis,

keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter dan Patricia, 1997).

Dalam mengaplikasikan asuhan kesehatan kepada klien/pasien, kebutuhan dasar manusia tersebut dapat

digunakan untuk memahami hubungan antara kebutuhan klien/pasien terhadap kebutuhan keperawatan.

Meskipun setiap orang mempunyai sifat yang berbeda-beda, tetapi setiap orang mempunyai kebutuhan dasar

yang sama. Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan posisi pada rentang

sehat-sakit.

Pelayanan asuhan merupakan suatu program atau kegiatan yang dilakukan secara terencana yang

mempunyai hasil tertentu pada suatu kelompok tertentu. Pelayanan asuhan diberikan secara langsung kepada

klien/pasien untuk memenuhi kebutuhan klien/pasien, sehingga dapat mengatasi masalah yang sedang

dihadapinya. Dalam pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pasien rawat inap, asuhan dilaksanakan untuk

membantu mengatasi masalah kebersihan gigi dan mulut yang dialami klien/pasien yang sedang menjalani rawat

inap.

Anda sebagai Terapis gigi dan mulut diharapkan mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam

memberikan asuhan k eseh atan gigi da n mulut kepada klien/pasien rawat inap. Untuk itu, dalam buku ini

anda akan mempelajari tentang pengertian rawat inap dan tujuan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut

pasien rawat inap.


Setelah mempelajari bab 1 ini, Anda diharapkan mampu:

1. menjelaskan pengertian asuhan kesehatan gigi dan mulut pasien rawat inap

2. menjelaskan tujuan dilaksanakannya asuhan kesehatan gigi dan mulut pada pasien rawat inap

3. Menjelaskan standar pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pasien rawat inap

Pengertian dan Tujuan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap

a. Pengertian Rawat Inap

Rawat inap merupakan bentuk perawatan dimana pasien dirawat dan tinggal di

Puskesmas rawat inap/rumah sakit untuk jangka waktu tertentu.

Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien yang masuk Puskesmas rawat

inap/rumah sakit, menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosis,

terapi, rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya.

Pelayanan rawat inap adalah unit yang diperuntukkan untuk pasien yang harus diobservasi

(rawat) karena keadaannya yang tidak memungkinkan untuk mendapat perawatan di rumah,

karena penyakitnya membutuhkan perawatan intensif dari petugas medis, dokter, perawat,

farmasi, Lab dll.

Tujuan Rawat Inap

Antara lain :

1. Membantu penderita memenuhi kebutuhannya sehari-hari sehubungan dengan

penyembuhan penyakitnya.

2. Mengembangkan hubungan kerjasama yang produktif baik antara unit maupun antar

profesi
3. Memberikan kesempatan kepada tenaga perawat untuk meningkatkan keterampilan

keperawatannya.

Seara umum tujuan Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Rawat Inap adalah

terpenuhi kebutuhan pasien rawat inap dalam masalah kesehatan gigi dan mulutnya

b. Macam macam Pelayanan Rawat INAP

1. Rumah Sakit

adalah bagian integral dari suatu organisasi social dan kesehatan dengan fungsi menyediakan

pelayanan komprehensif Penyembuhan penyakit ( kuratif) dan pencegahan penyakit

(preventif) Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat

pelatihan.

2. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

Adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat

menyeluruh, terpadu, merata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran

serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi tepat guna

3. Klinik

Adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar atau spesialistik diselenggarakan oleh

lebih dari 1 jenis tenaga kesehatan, dokter, perawat, bidan.

c. Kegiatan Rawat Inap

o Penerimaan pasien (admisi)


o Pelayanan medik

o Pelayanan penunjangan medik

o Pelayanan perawatan

o Pelayanan obat

o Pelayanan makanan

o Pelayanan administrasi keuangan

1. Tahap Penerimaan Pasien/Admisi

Yaitu pasien dengan penuh kesabaran dan keyakinan dirawat tinggal di rumah sakit

2. Tahap Diagnosis

Yaitu pasien diperiksa dan ditegakkan diagnosisnya

3. Tahap Perawatan

Yaitu berdasarkan diagnosis pasien dimasukkan dalam program perawatan dan terapi

4. Tahap Pemeriksaan

Yaitu secara kontinyu diobservasi dan dibandingkan pengaruh serta respon pasien atas

pengobatan

5. Tahap Kontrol

Yaitu setelah dianalisis kondisinya, pasien dipulangkan, pengobatan diubah atau

diteruskan, namun dapat juga kembali ke proses untuk didiagnosis ulang.

Posisi Unit Rawat Inap dalam Sistem Pelayanan Rumah Sakit

d. Alur proses pelayanan rawat inap

1. Bagian penerimaan pasien (Admisi)


2. Ruang Perawatan

3. Bagian administrasi dan keuangan

4. Klasifikasi pelayanan rawat inap

5. Kelas Utama (VIP)

6. Kelas I

7. Kelas II dan Kelas III

e. Klasifikasi pasien rawat inap:

1. Berdasarkan kedatangannya

a. Pasien baru

b. Pasien lama

2. Berdasarkan pengirimannya

a. Dikirim oleh dokter RS

b. Dikirim oleh dokter luar

c. Rujukan dari puskesmas dan RS lain

d. Datang atas kemauan sendiri

f. Kualitas pelayanan rawat inap

1. Aspek penampilan keprofesian / aspek klinis

2. Aspek efisiensi dan efektifitas

3. Aspek keselamatan pasien

4. Aspek kepuasan pasien


1. Aspek penampilan keprofesian meliputi : Pengetahuan dokter, perawat, dan tenaga

profesi lainnya

2. Aspek efisiensi dan aktifitas menyangkut pemanfaatan semua sumber daya di rumah

sakit agar dapat berdaya guna dan berhasil guna

3. Aspek keselamatan pasien Menyangkut keselamatan dan keamanan pasien

4. Aspek kepuasan pasien meliputi Kepuasan fisik, mental, dan sosial pasien terhadap :

 Lingkungan RS

 Kebersihan

 Kenyamanan

 Kecepatan pelayanan

 Keramahan

 Perhatian,

 Biaya yang diperlukan

 dsb

Yang terkait erat dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit

 Dokter , perawat atau petugas lain di RS

 Aspek hubungan antar manusia (HAM)

 Kemanusiaan

 Kenyamanan atau kemudahan fasilitas dan lingkungan

 Peralatan dan perlengkapan

 Biaya pengobatan

Mutu Pelayanan Asuhan Rawat Inap Yang Baik


 Petugas penerima pasien harus mampu melayani dengan cepat

 Penanganan pertama dari perawat harus profesional agar pasien percaya diterima

sesuai SOP

 Penanganan dokter harus profesional agar pasien percaya tidak salah memilih RS

 Ruangan bersih dan

 Peralatan memadai nyaman dengan operator profesional

 Lingkungan RS nyaman

 Biaya pengobatan terjangkau oleh seluruh masyarakat

PROSES PENDAFTARAN PASIEN RAWAT INAP DIPENGARUHI OLEH :

• Pendaftaran awal pasien

• Pembayaran pasien

• Kesiapan staf, perawat, ruang rawat dan pasien dalam pengantaran dan penerimaan

pasien ke ruangan

• Surat pengantar rawat

• Kegiatan layanan admisi

• Fasilitas admisi

• Staf admisi

• SOP admisi

Ruang lingkup adminsi

• Pengaturan jadwal pasien

• Penempatan pasien
• Pendaftaran pendahuluan, pendaftaran pasien rawat jalan, pendaftaran praktek dokter,

ruang perawatan, ruang darurat

• Evaluasi kemampuan keuangan

• Penerimaan uang muka pasien

• Informasi kepada pasien

• Pembuatan sertifikat

• Surat kelahiran dan kematian

• Memproses formulir ijin perawatan, ijin memberikan informasi, perawatan, dan

wasiat

• Presertifikasi

• Pembuatan sensus harian dan laporan khusus lainnya

• Memelihara sistem identifikasi pasien

• Hubungan dengan klien / pasien

• Telekomunikasi

• Transportasi pasien

• Uji diagnostic

• Manajemen rekening pasien

• Manajemen sumber daya

• Kontrak perawatan terpadu

• Rencana pemulangan pasien

• Manajemen resiko
A. STANDAR PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Standar pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah suatu pedoman yang harus digunakan oleh

Anda sebagai terapis gigi dalam menjalankan tugas asuhan kesehatan gigi dan mulut agar tercapai pelayanan

yang bermutu. Standar Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut ini merupakan petunjuk kerja bagi Anda terapis

gigi untuk bekerja secara profesional dalam melaksanakan kegiatan di lapangan.

Standar ini dimaksudkan untuk memandu Anda sebagai terapis gigi dalam memberikan layanan kesehatan

gigi untuk bekerja secara profesional. Lebih jauh lagi, standar ini juga memberikan perlindungan kepada

individu/masyarakat sebagai penerima pelayanan, demikian pula bagi Terapis gigi dan mulut dalam pelaksanaan

kegiatannya untuk mencapai mutu pelayanan yang optimal.

Standar pelayanan bersifat komprehensif, artinya memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut

yang profesional, dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan, dimulai dari tata laksana

administrasi, penjaringan/pengumpulan data kesehatan gigi, melakukan kegiatan promotif, melaksanakan

tindakan preventif dan kuratif sederhana, menyelesaikan standar hygiene pemeliharaan alat-alat kedokteran

gigi dan lingkungan kerja

Untuk melaksanakan tugas asuhan keperawatan g i g i d a n m u l u t yang optimal, seorang

Terapis gigi dan mulut hendaknya mendasarkan tindakannya atas standar-standar yang telah ditetapkan oleh

Kementerian Kesehatan. Asuhan kesehatan gigi dan mulut oleh Terapis gigi dan mulut memiliki 8 jenis

standar. Berikut Anda akan mempelajari kedelapan standar tersebut.

1. Standar Administrasi

Standar administrasi bagi seorang Terapis gigi dan mulut yang menjalankan asuhan kesehatan gigi dan mulut

adalah harus memiliki Surat Izin Terapis gigi dan mulut (SIPG) sebagai bukti tertulis pemberian kewenangan

untuk menjalankan pekerjaan keperawatan gigi. Selain itu, Terapis gigi dan mulut juga harus memiliki Surat Izin

Kerja (SIK) sebagai bukti tertulis yang diberikan kepada Terapis gigi dan mulut untuk melakukan pelayanan
asuhan kesehatan gigi dan mulut di sarana kesehatan. SIPG dan SIK wajib dimiliki perawat gigi dalam

menjalankan pekerjaannya untuk meningkatkan mutu pelayanan asuhan serta perlindungan tenaga kesehatan dan

masyarakat penerima layanan.

2. Standar Pengumpulan Data Kesehatan Gigi adalah sebagai berikut :

a. Standar Penjaringan Data Kesehatan Gigi dan Mulut.

Tujuan standar ini adalah agar Anda memperoleh data dan informasi masalah kesehatan yang ada pada

klien/pasien sehingga Anda dapat menentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah yang ada,

dengan mempertimbangkan aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta faktor lingkungan. Data tersebut harus

akurat dan mudah dianalisis

Data yang perlu Anda kumpulkan mencakup :

1) Segala sesuatu tentang pasien sebagai makhluk sosial-psiko-spiritual

2) Data yang berkaitan dengan segala sesuatu yang mempengaruhi kesehatan, dan kebutuhan

mereka terhadap layanan kesehatan

3) Data tentang sumber daya (tenaga, peralatan, dana) yang tersedia untuk mengatasi masalah yang terjadi

4) Data lingkungan yang mempengaruhi k sehatan pasien

Jenis data yang perlu Anda kumpulkan adalah :

1) Data objektif, yaitu data yang diperoleh melalui suatu

pemeriksaan, dan pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, warna kulit

2) Data subjektif, yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau dari keluarga

pasien/saksi lain, misalnya kepala pusing, nyeri, mual.

Untuk mengumpulkan data di atas, sumber data yang dapat Anda gunakan adalah:

1) Sumber data primer, yaitu data yang dikumpulkan dari pasien, berdasarkan hasil pemeriksaan
2) Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari orang lain, misalnya keluarga atau orang terdekat

pasien

3) Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya rekam medik dan catatan riwayat perawatan pasien

sebelumnya.

Setelah Anda menentukan sumber data, cara yang dapat Anda gunakan untuk mengumpulkan data adalah: 1)

Wawancara/anamnesa.

Wawancara/anamnesa adalah komunikasi timbal balik berbentuk Tanya jawab yang Anda lakukan dengan

pasien atau keluarga pasien tentang hal-hal yang berkaitan dengan keluhan pasien. Dalam hal ini Anda

membina hubungan baik dengan pasien sebelum memulai wawancara/anamnesa. Wawancara dilakukan

dengan penuh keramahan, keterbukaan, menggunakan bahasa yang sederhana dan Anda perlu

memastikan kenyamanan pasien terjamin. Semua hasil wawancara Anda catat dalam format proses asuhan

kesehatan gigi. 2) Pengamatan Anda dapat melakukan pengamatan terhadap fisik, perilaku, dan sikap

pasien dalam rangka mengidentifikasi masalah yang ada pada mulut pasien (diagnosis) . Pengamatan ini

dilakukan dengan panca indra. Semakin banyak panca indra yang terlibat maka hasil pengamatan akan

semakin baik. Hasil pengamatan ini Anda catat dalam format proses asuhan kesehatan gigi 3) Pemeriksaan intra

oral perlu Anda lakukan sebagai upaya menegakkan diagnosis kesehatan gigi dengan cara sebagai berikut :

 Inspeksi, yaitu melihat k o n di si mu lu t p as ien

 Palpasi, yaitu pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara meraba

bagian luar mulut pasien

 Perkusi, suatu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mengetukkan


alat pada bagian gigi yang diperiksa.

b. Standar Pemeriksaan OHIS (Oral Hygiene Index – Simplified).

Standar berikutnya yang perlu Anda ketahui adalah standar dalam pemeriksaan gigi dan mulut (green dan

vermilion), dengan menjumlahkan debris indeks (DI) dan calculus indeks (CI). Pemeriksaan ini untuk

mendapatkan data kebersihan gigi dan mulut untuk merencanakan tindakan promotif dan preventif

DI :adalah skor (nilai) dari endapan lunak yang terjadi karena adanya sisa makanan yang melekat pada gigi

indeks

CI : adalah skor (nilai) dari endapan keras terjadi karena adanya calculus yang pada melekat pada gigi indeks

Menentukan gigi-gigi indeks yang akan diperiksa untuk pemeriksaan debris indeks (DI) dan calculus indeks (CI)

 Menentukan gigi-gigi pengganti apabila ada gigi indeks yang tidak ada

 Pemeriksaan debris sesuai kriteria penilaian debris

 Pemeriksaan debris sesuai kriteria penilaian calculus

 Menghitung debris score dan calculus score

 Menghitung OHIS score menurut standar WHO

C. Standar Pemeriksaan DMF-T/def-t. (Decay Missing Filling – Teet/Decay

Eruption Filling – Teeth).

Standar berikutnya yang perlu Anda pelajari adalah standar dalam memeriksa keadaan gigi geligi seseorang

yang mengalami kerusakan, gigi yang hilang yang disebabkan oleh penyakit karies. Tujuan pemeriksaan

DMF-T/def-t untuk merencanakan upaya promotif, preventif dan kebutuhan perawatan/kuratif.

 DMF-T untuk gigi tetap


 def-t untuk gigi sulung

 Melakukan pemeriksaan keadaan gigi geligi yang mengalami kerusakan

D/d (decayed):jumlah gigi karies yang masih dapat ditambal

M/m (missing : jumlah gigi yang telah/harus dicabut karena karies

T/t (filling : jumlah gigi yang telah ditambal

 Menghitung indeks DMF-T/def-t

 Angka DMF-T/def-t menggambarkan banyaknya karies yang diderita

seseorang

 Kekurangan pemeriksaan ini adalah tidak dapat menggambarkan banyaknya

karies yang sebenarnya, karena yang dihitung karies pada satu gigi tersebut,

kemungkinan yang terjadi dalam 1 gigi terdapat lebih dari 1 karies. Juga tidak

dapat menggambarkan kedalaman karies, atau penyebab kehilangan gigi.

D. Standar Pemeriksaan CPITN (Community Periodontal Index Treatment Needs),adalah

indeks yang digunakan WHO untuk mengukur kondisi jaringan periodontal, menentukan tingkatan kondisi

jaringan periodontal, serta perkiraan akan kebutuhan perawatannya dengan menggunakan sonde khusus yaitu

periodontal probe.

3. Standar Promotif, antara lain :

a. Standar Penyusunan Rencana Kerja Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut

 Tersusunnya rencana kerja penyuluhan


 mengidentifikasi masalah,

 menentukan prioritas masalah,

 menyusun materi penyuluhan sesuai masalah

 membuat alat bantu pendidikan yang sesuai dengan materi dan sasaran

 menentukan jadwal pelaksanaan penyuluhan

 membuat rencana evaluasi penyuluhan.

b. Standar Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut

Penyuluhan Anda laksanakan untuk meningkatkan pengetahuan sasaran, mengubah perilaku sasaran baik

individu, kelompok, atau masyarakat yang belum mengetahui/mempunyai pengetahuan, dan kebiasaan

berperilaku hidup sehat di bidang kesehatan gigi. Tujuannya adalah agar sasaran mampu memelihara

kesehatan gigi dan mulutnya serta mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya penyakit gigi dan mulut.

Standar penyuluhan adalah sebagai berikut.

 Memilih materi penyuluhan sesuai dengan kebutuhan sasaran

 Memilih metode penyuluhan sesuai dengan materi penyuluhan dan

kelompok sasaran

 Memilih alat bantu penyuluhan

 Melakukan evaluasi setelah pelaksanaan penyuluhan


B. Standar Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Pasien Umum Rawat Inap

1. Pasien rawat inap perlu mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut baik promotif,

preventif

maupun pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit.

2. Terapis gigi dan mulut membantu pasien yang dirawat inap melakukan sikat gigi secara rutin

sebelum mandi pagi dan sore hari sebelum tidur pada malam hari dan setiap kali sesudah makan

3. Membantu pasien menyikat gigi, bagi pasien yang tidak dapat melakukannya sendiri.

4. Memberikan penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.

1. Pengertian Oral Hygiene

Oral hygiene adalah tindakan untuk membersihkan dan menyegarkan mulut, gigi dan gusi

(Clark, dalam Shocker, 2008). Dan menurut Taylor, et al (dalam Shocker, 2008), oral hygiene

adalah tindakan yang ditujukan untuk menjaga kontinuitas bibir, lidah dan mukosa mulut,

mencegah infeksi dan melembabkan membran mulut dan bibir. Sedangkan menurut Hidayat

dan Uliyah (2005), oral hygiene merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
pasien yang dihospitalisasi. Tindakan ini dapat dilakukan oleh pasien yang sadar secara

mandiri atau dengan bantuan perawat. Untuk pasien yang tidak mampu mempertahankan

kebersihan mulut dan gigi secara mandiri harus dipantau sepenuhnya oleh perawat. Menurut

Perry, ddk (2005), pemberian asuhan keperawatan untuk membersihkan mulut pasien

sedikitnya dua kali sehari.

2. Tujuan

Menurut Clark (dalam Shocker, 2008), tujuan dari tindakan oral hygiene adalah sebagai

berikut:

a. Mencegah penyakit gigi dan mulut

b. Mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut.

c. Mempertinggi daya tahan tubuh

d. Memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan.

Sedangkan menurut Hidayat dan Uliyah (2005), tujuan dari tindakan oral hygiene, adalah:

a. Mencegah infeksi gusi dan gigi.

b. Mempertahankan kenyamanan rongga mulut.

3. Bahaya kurangya kebersihan mulut

Tujuan utama dari kesehatan rongga mulut adalah untuk mencegah penumpukan plak dan

mencegah lengketnya bakteri yang terbentuk pada gigi. Akumulasi plak bakteri pada gigi

karena hygiene mulut yang buruk adalah faktor penyebab dari masalah utama kesehatan

rongga mulut, terutama gigi. Kebersihan mulut yang buruk memungkinkan akumulasi bakteri

penghasil asam pada permukaan gigi. Asam demineralizes email gigi menyebabkan

kerusakan gigi (gigi berlubang). Plak gigi juga dapat menyerang dan menginfeksi gusi
menyebabkan penyakit gusi dan periodontitis. Banyak masalah kesehatan mulut, seperti

sariawan, mulut luka, bau mulut dan lain-lain dianggap sebagai efek dari kesehatan rongga

mulut yang buruk. Sebagian besar masalah gigi dan mulut dapat dihindari hanya dengan

menjaga kebersihan mulut yang baik (Forthnet, 2010).

4. Cara menjaga oral hygiene

Menurut Denstisty (2010), cara-cara yang dapat dilakukan sendiri dan efektif dalam menjaga

oral hygiene, adalah sebagai berikut:

a. Sikat gigi

Pengenalan teknik sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi secara teratur dan

pemilihan pasta gigi dengan tepat. Teknik sikat gigi yang secara horisontal adalah umum

dilakukan dan itu merupakan suatu kesalahan karena dengan cara demikian lambat laun dapat

menimbulkan resesi gingival dan abrasi gigi. Pada pasien yang tidak sadar, sikat gigi diganti

dengan kain pembungkus handuk atau kasa pada ujung batang jari. Pasta gigi membantu

tetapi tidak perlu.

b. Kumur-kumur antiseptik

Terdapat berbagai bahan aktif yang sering digunakan sebagai kumur-kumur, seperti metal

salisilat, chlorhexidine 0,20% dan H2O2 1,5% atau 3,0%. Kumur-kumur yang lebih murah

dan cukup efektif adalah dengan air garam hangat.

c. Dental flos atau benang gigi

Cara ini mulai banyak diperkenalkan dan cukup ampuh untuk membersihkan di sela-sela gigi.

d. Pembersih lidah
Tumpukan debris di dorsum lidah penuh dengan kuman-kuman oportunis serta candida yang

bermukim sebagai flora normal maupun transient.

5. Cara perawatan oral hygiene pada pasien dengan penurunan tingkat kesadaran

Menurut Perry (2005), adapun perawatan oral hygiene pada pasien dengan penurunan

tingkat kesadaran, sebagai berikut:

a. Peralatan

1) Air segar

2) Spatel lidah dengan bantalan atau spons

3) Handuk wajah, handuk kertas

4) Kom kecil

5) Bengkok

6) Gelas dengan air dingin

7) Spuit ber-bulb kecil

8) Kateter pengisap dihubungkan dengan alat pengisap

9) Sarung tangan sekali pakai

10) Pinset

11) Depper

b. Prosedur tindakan

1) Pastikan program dokter bila diperlukan hal-hal khusus

2) Pastikan identitas pasien

3) Jika memungkinkan jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan kepada

keluarga pasien
4) Dekatkan alat-alat

5) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan

6) Uji adanya reflex muntah dengan menempatkan spatel lidah diatas bagian belakang

lidah (pasien dengan gangguan reflex menelan memerlukan perawatan khusus)

7) Inspeksi rongga mulut

8) Posisikan klien dekat ke sisi tempat tidur, balik kepala pasien ke arah matras, bila

perlu nyalahkan mesin pengisap dan sambungkan slang ke kateter pengisap.

9) Tempatkan handuk dibawah wajah pasien dan bengkok di bawah dagu.

10) Secara hati-hati regangkan gigi atas dan bawah pasien dengan spatel lidah dengan

memasukkan tong spatel secara cepat tetapi lembut, diantara molar belakang. Masukkan bila

pasien relaks. (Jangan memaksa).

11) Bersihkan mulut pasien menggunakan spatel lidah yang dibasahi dengan air segar. Isap

sesuai kebutuhan selama pembersihan. Bersihkan permukaan penguyah dan permukaan dalam

pertama. Bersihkan atap mulut dan bagian dalam pipi dan bibir. Gosok lidah tetapi hindari

menyebabkan reflex muntah bila ada. Basahi aplikator bersih dengan air dan gosok mulut

untuk mencuci. Ulangi sesuai kebutuhan.

12) Isap sekresi bila terakumulasi.

13) Jelaskan kepada keluarga bahwa tindakan telah selesai.

14) Lepaskan sarung tangan.

15) Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.

16) Bersihkan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.

17) Dokumentasikan prosedur dan keadaan pasien

18) Periksa kembali bila diperlukan.


PENGERETIAN PERAWAT dan KEPERAWATAN

Perawat adalah seorang yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan

keperawatan berdasarkan ilmu yang diperolehnya melalui pendidikan keperawatan (UU

Kesehatan No.23 tahun 1992)

Keperawatan adalah suatu bentuk layanan kesehatan profesional yang merupakan

bagian integral dari layanan kesehatan berbasis ilmu dan kiat keperawatan, yang berbentuk

bio-psiko-sosial-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok,

dan masyarakat baik sehat maupun sakit, yang mencakup keseluruhan proses kehidupan

manusia.

Personal nursing care : Perawat mempunyai peranan yang penting dalam meminimalkan

terjadinya infeksi serta penyebaran infeksi yaitu dengan cara melaksanakan teknik aseptik

• Aseptik merupakan suatu keadaan tidak adanya pathogen penyebab terjadinya suatu

penyakit.

• Teknik asepsis dilakukan untuk menjaga klien terbebas dari mikroorganisme.

Konsep asepsis ada dua tipe :

• Medical asepsis

• Surgical asepsis

Medical asepsis , nama lain : Teknik Bersih, meliputi prosedur yang dilakukan untuk

menurunkan dan mencegah penyebaran mikroorganisme

Tindakan yang termasuk dalam teknik bersih adalah : cuci tangan, mengganti linen
Pada teknik bersih, suatu area dikatakan terkontaminasi jika diwaspadai/terdapat pathogen.

misalnya : bedpan yang telah dipakai, lantai,kasa yang basah.

Surgical asepsis nama lain : Teknik Steril

• Prosedur yang dilakukan untuk meniadakan mikroorganisme dari suatu area

• Tindakan yang termasuk dalah teknik steril adalah : sterilisasi

• Pada teknik steril, suatu area dikatakan tidak steril jika tersentuh benda yang

tidak steril. Misalnya : sarung tangan bagian luar tersentuh tangan, alat steril tersentuh tangan.

SCRUBBING (CUCI TANGAN)

• Cuci tangan merupakan tindakan yang penting untuk dilakukan dengan tujuan

mencegah mikroorganisme baik dari perawat ke klien maupun klien ke perawat.

Menurut Larson, ’82 dan Aylette, ’92 pelaksanaan cuci tangan tergantung pada :

• Intensitas/frekuensi kontak dengan klien dan bahan yang terkontaminasi

• Tingkat/jumlah kontaminasi yang akan terjadi

• Ketahanan klien dan tim kesehatan terhadap infeksi

CUCI TANGAN HARUS DILAKUKAN PADA SAAT :

• Awal mulai shift

• Sebelum dan sesusah kontak dengan klien

• Sebelum melakukan prosedur invasive

• Sebelum dan sesudah melakukan perawatan luka

• Setelah kontak dengan cairan tubuh, meskipun sudah menggunakan sarung tangan
• Setelah selesai shift, sebelum pulang

• Pelaksanaan cuci tangan minimal dilakukan selama 10-15 detik.

• Penggunaan sabun anti mikroba dilakukan jika perawat ingin menurunkan jumlah

mikroba, termasuk saat kontak dengan klien lansia, yang mengalami imunosupresi,

mengalami kerusakan pada sistim integumen dan saat akan melakukan tindakan invasive.

• Contoh sabun antimikroba adalah : Klohexidin glukonat,alcohol dan iodofor.

GLOVING (Memakai Sarung tangan)

Sarung tangan digunakan untuk mencegah terjadinya transmisi pathogen baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Penggunaan sarung tangan menurut CDC (Centre for Disease Control and Prevention ) akan

menurunkan :

– Kemugkinan terjadinya kontak dengan mikroorganisme yang infeksius

– Resiko penyebaran flora endogen dari perawat ke klien

– Resiko penyebaran mikroorganisme dari klien ke perawat

Sarung tangan digunakan pada saat

• Mengalami luka pada kulit

• Melakukan tindakan invasive

• Beresiko untuk terpapar dengan darah dan cairan tubuh


Daftar Pustaka

Karmawat, Astit Ita drg,MARS, dkk, Konsep Dasar Pelayanan Asuhan Keperawatan Gigi dan
Mulut, deepublish, Yogyakarta, Agustus 2014

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 58 tahun 2012 tentang, Penyelenggaraan Pekerjaan Terapis gigi dan
mulut.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 378/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi


Terapis gigi dan mulut

Anda mungkin juga menyukai