Anda di halaman 1dari 30

MODEL ASUHAN KESEHATAN

GIGI RAWAT INAP & MODEL


ASUHAN KESEHATAN GIGI
LANSIA

DALIMIN,S.Kep,Ners,M.Kes
MODEL ASUHAN KESEHATAN GIGI RAWAT INAP

Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pada individu dilakukan dalam rangka tercapainya kemampuan pelihara diri di bidang kesehatan gigi dan mulut yang optimal, diawali dari diri individu itu sendiri. Setiap orang hendaknya peduli dengan kesehatan diri sendiri. Setelah individu tersebut peduli terhadap kesehatannya sendiri, diharapkan dapat menjadi contok bagi orang lain, baik dalam keluarga maupun masyarakat dalam kesehatan gigi dan mulut
Kemampuan dasar yang diharapkan dalam
kesehatan gigi dan mulut individu adalah :

a. Mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut bagi diri sendiri,


b. Mampu melaksanakan pencegahan terjadinya penyakit gigi dan mulut bagi diri sendiri,
c. Mampu mengidentifikasi kelainan-kelainan dalam bidang kesehatan gigi dan mulut, serta
mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasinya, dan
d. Mampu menggunakan sarana pelayanan kesehatan gigi yang tersedia.
Mengajarkan Individu Pemeliharaan
Kesehatan Gigi dan Mulut
5 (lima) kebutuhan dasar manusia yang
diambi) dari teori Maslow, (1943)
• Kebutuhan fisiologis; meliputi nutrisi dari makanan, cairan, oksigen, istirahat, tidur,
latihan, kebersihan dan lain lain.
• Kebutuhan rasa aman (perlindungan), bebas dari ketakutan, aman dari tindakan yang tidak
sesuai dengan profesionalisme.
• Kebutuhan rasa cinta, mendapat simpati dan empati dari pelayan kesehatan.
• Kebutuhan aktualisasi diri (ingin dipuji) bekerja sesuai dengan bakat dan potensi serta
dilakukan dengan senang hati dan diakui orang lain.
• Kebutuhan akan harga diri meliputi dihargai dalam pekerjaan, profesi, kecakapan dalam
lingkungan keluarga, kelompok dan masyarakat.
Hierarki Kebutuhan Manusia Maslow Sumber
Selanjutnya Darby dan Walsh, (2003) mengidentifikasi delapan kebutuhan dasar manusia yang berkaitan dengan
kesehatan gigi dan mulut seseorang dalam pelayanan dental hygiene. Kebutuhan-kebutuhan tersebut berhubungan
dengan dimensi-dimensi fisik, emosional, intelektual, sosial, dan budaya klien yang melekat pada proses pelayanan
dental hygiene.
DELAPAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA YANG BERKAITAN DENGAN
KESEHATAN GIGI DAN MULUT SESEORANG DALAM PELAYANAN
DENTAL HYGIENE .
1. Perlindungan terhadap risiko-risiko kesehatan
• Artinya adalah kebutuhan untuk menghindari risiko-risiko/ kontraindikasi
medis yang berhubungan dengan perawatan dental hygiene. Sebagai
contoh, klien membutuhkan tindakan pengobatan karies untuk mencegah
terjadinya penyakit sistemik seperti penyakit jantung.
2. Kebutuhan Manusia Bebas Dari Rasa Stress
Sumber
3. KONDISI/ KESAN WAJAH YANG SEHAT
4. Integritas jaringan kulit dan jaringan mulut pada leher dan kepala
Kebutuhan untuk memiliki keutuhan dan fungsi yang baik dari jaringan leher dan
kepala terrnasuk mukosa mulut, membran=membran dan gingiva yang dipei-
tahankan atas serangan mikroba berbahaya, penyediaan informasi sensoris dan
perlawanan terhadap luka dan trauma. Hal ini senada dengan kebutuhan klien akan
asupan gizi yang baik.
5. Kondisi biologis gigi yang baik
Kebutuhan untuk memiliki gigi-geligi/ tambalan yang bertahan terhadap serangan
mikroba berbahaya dan mempunyai fungsi yang baik serta fungsi kecantikan. Hal
ini juga berkaitan dengan kebutuhan klien akan pola makan yang balk dan sehat.
KONDISI BIOLOGIS GIGI YANG BAIK
6 Konseptualisasi dan pemecahan masalah
Adalah kebutuhan klien akan ilmu pengetahuan mengenai bagaimana caranya meningkatkan
derajat kesehatan gigi dan mulutnya
7. Bebas dari rasa sakit pada leher dan kepala
Kebutuhan untuk terhindar atau bebas dari ketidaknyamanan fisik yang diderita seputar leher
dan kepala.
8. Tanggung jawab akan kesehatan gigi dan mulut
 
Klien membutuhkan tanggung jawab akan dirinya sendiri berkaitan dengan pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulutnya sendiri sebagai hasil dari interaksi antara motivasi, kemampuan
fisik dan kondisi lingkungan sosialnya.
Proses Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut

• Pengkajian
• Diagnosis Keperawatan Gigi
• Perencanaan
• Implementasi
• Evaluasi
Proses Asuhan Keperawatan
A. TAHAP PENGKAJIAN

• Pengumpulan Data

Wawancara klien.
2. Pengolahan Data
Secara umum, pengolahan data dapat diartikan dengan mengubah data ke dalam bentuk yang lebih
berarti berupa informasi sehingga dapat menjadi dasar dalam memutuskan tindakan perawatan yang akan
dilakukan kepada klien. Pengolahan data dilakukan setelah semua data subjektif dan objektif dikumpulkan.
3. Analisa Data
Setelah pengolahan data, langkah selanjutnya adalah anda perlu menganalisa data. Analisa data adalah
upaya atau cara untuk mengolah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut dapat
dipahami dan bermanfaat untuk solusi permasalahan. Dalam menganalisis data, diperlukan kemampuan
menga,itkan data dan menghubungkan data tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk
membuat kesimpulan datam menentukan masalah kesehatan dan keperawatan pasien.
B. DIAGNOSIS

• Diagnosis adalah kesimpulan dari pengkajian dan fokus kepada kebutuhan-kebutuhan manusia yang
dapat dipenuhi melalui pelayanan asuhan kesehatan gigi. Ketika kebutuhan manusia dari klien tersebut
di luar jangkauan pelayanan asuhan keperawatan gigi maka klien harus dirujuk kepada tenaga
kesehatan professional lain yang sesuai.
• Diagnosis adalah suatu proses berpikir kritis berdasarkan data-data klinis klien yang dianalisa dan
ditandai oleh suatu pernyataan diagnosa. Dalam pelayanan asuhan keperawatan gigi, diagnosis dapat
diartikan sebagai analisis dari penyebab dan sifat dari suatu masalah dan situasi atau pernyataan
mengenai solusinya.
• Ketika diagnosis keperawatan gigi telah valid, maka hal tersebut merupakan faktor utama yang dapat
membantu klien untuk mencapai pemenuhan kebutuhannya untuk mencapai kondisi yang balk pada
mulutnya melalui intervensi (tindakan) keperawatan gigi yang layak.
C.PERENCANAAN
• Merupakan tindakan penentuan tipe-tipe intervensi keperawatan gigi yang
dapat dilaksanakan (diimplentasikan) untuk mengatasi masalah klien dan
membantu klien mencapai pemenuhan kebutuhannya yang berhubungan
dengan kesehatan gigi dan mulut. Perencanaan juga merupakan kerangka
kerja untuk pembuatan keputusan dan menguji penilaian klinis dalam
pelaksanaan pelayanan asuhan keperawatan gigi.
D. IMPLEMENTASI

• Dalam tahap implementasi atau tindakan pelaksanaan, anda akan


menerapkan semua perencanaan yang telah anda rancang secara khusus
untuk memenuhi kebutuhan pasien yang berhubungan dengan kesehatan
gigi dan mulut. Implementasi termasuk tindakan-tindakan yang
dilaksanakan perawat gigi atau pihak lain dalam rangka mencapai tujuan
kesehatan gigi dan mulut pasien. Setiap tindakan yang dilaksanakan
dilakukan pencatatan dalam catatan pasien (medical record/client record).
E. EVALUASI
A. EVALUASI
Evaluasi memiliki pengertian penilaian terhadap sejumlah informasi yang diberikan
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Potter dan Perry, Z005). Evaluasi dilakukan
dengan memeriksa ulang proses asuhan keperawatan gigi dan mulut yang telah dilakukan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan tersebut.
Tujuan evaluasi adalah menilai apakah perawatan sudah sesuai dengan perawatan yang
diharapkan oleh klien dan perawat. Dengan adanya evaluasi selama proses perawatan,
dapat dilakukan penyesuaian terhadap apa yang direncanakan. Dalam keperawatan gigi
dan mulut, tujuan evaluasi adalah untuk menentukan perkembangan kesehatan pasien,
menilai efektifitas, efisiensi, dan produktivitas tindakan keperawatan yang telah
diberikan, menilai pelaksanaan asuhan keperawatan. Evaluasi juga diberikan sebagai
tanggung jawab dan tanggung gugat dalam pelaksanaan pelayanan perawatan
ASUHAN
KEPERAWATAN
GIGI
PADA LANJUT USIA
• Anak – anak dibawah umur usia 0 – 17 tahun.
• Pemuda usia 18 – 65 tahun.
• Setengah baya usia 66 – 79 tahun
• Orang tua usia 80 – 99 tahun.
• Orang tua berusia panjang yakni umur 100 tahun keatas.
 
DEPKES RI

• Masa balita usia 0 – 5 tahun.


• Masa kanak – kanak usia 5 – 11 tahun.
• Masa remaja awal usia 12 – 16 tahun.
• Masa remaja akhir usia 17 – 25 tahun.
• Masa dewasa awal usia 26 – 35 tahu.
• Masa dewasa akhir usia 36 0 45 tahun.
• Masa lansia awal usia 56 – 65 tahun.
• Masa manula usia 65 keatas
10 BESAR PENYAKIT DI DERITA LANSIA
• Hipertensi
• Osteo Artritis (Radang sendi)
• Stroke
• Penyakit Paru Obstruktif Cronis (PPOK)
• Diabetes Melitus
• Kanker
• Penyakit Jantung Koroner
• Batu Ginjal
• Gagal Jantung
• Gagal Ginjal Kronis
MASALAH MULUT DAN GIGI YG
MENYERANG LANSIA

1. Gigi menghitam
2. Akar gigi membusuk
3. Oral thrush
4. Mulut kering dan gigi berlubang
5. Penyakit gusi
6. Kanker
 Gigi Menghitam
Terlepasnya lapisan email, dentin terlihat berwarna kekuningan. Bisa menghitam penyebabnya rokok, kopi,
makanan dan gigi berlubang.
 Akar Gigi Membusuk (Root Decay)
Paparan asam secara terus menerus kebiasaan minum kopi dan makanan gusi menyusut dan akar gigi terbuka.
 Oral Thrush
Oral thrush dan mulut kering masuk kedalam urutan penyakit gigi pada lansia – mulut kering dan bercak –
bercak putih pada mucosa mulut disebabkaninfeksi jamur.
Karena sering mengkonsumsi anti biotik, memakai gigi palsu dan kebiasaan merokok.
 Mulut kering dan gigi berlubang
Produksi air liur tidak mencukupi penyebab beragam, mulai kebiasaan merokok, penggunaan obat hipertensi,
kurang minuman putih.Menurut American Dental Association mulut kering pada lansia bila tidak segera teratasi
bisa menyebabkan gigi berlubang. Pasalnya : Terbatasnya air liur menyebabkan mulut yang asam sehingga bakteri
yang ada di mulut berkembang dengan aktif dan merusak gigi.
 Penyakit Gusi
Kebersihan mulut dan gigi diusia muda dulu yang buruk bisa memicu penumpukkan plak, seiring dengan
waktu lama plak akan menjadi sarang bakteri untuk berkembang biak.
Bakteri ini bisa mengiritasi gusi, membuat bengkak, merah dan berdarah bahkan bernanah. Jika tidak
diobati penyakit ini bisa menyabkan hancurnya gusi, tulang rahang, bahkan rusaknya ligamen yang menopang
gigi sehingga bisa menyebabkan gigi lansia copot dan ompong.
 Kanker
Sel kanker bisa menyerang bagian tubuh manapun mulai dari mulut, lidah hingga tenggorokan.
Kebanyakan penyakit ini terdeteksi pada orang berusia lanjut 60 tahun keatas. Pemicunya kebersihan mulut dan
gigi pada lansia yang buruk.
Perkembangan sel yang tidak normal bisa menyebabkan penyakit gusi dan gigi. Gejala awal sariawan tidak
kunjung sembuh, kemudian timbul rasa sakit yang luar biasa yang bisa mengganggu aktivitas makan dan minum.
Tips Merawat Kesehatan Gigi dan Mulut pada Lansia
• Dengan cara sebagai beikut :
1. Sikat gigi 2 x sehari secara rutin yaitu 30 emnit sehabis makan dan sebelum tidur. Gunakan sikat gigi yang
bersih dan bulunya lembut dan pasta gigi yang mengandung Fluoride.
2. Bersihkan sisa – sisa makanan dengan Dental Cluse (Benang gigi).
3. Mengurangi konsumsi makanan manis, asam, kopi serta berhenti merokok.
4. Setelah makan biasakan membersihkan gigi dan mulut dengan cara berkumur.
5. Cek kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi praktek pribadi, puskesmas, klinik swasta, rumah sakit tidap 6
bulan sekali.
TERIMA - KASIH

Anda mungkin juga menyukai