Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebagai bagian integral dari
pelayanan kesehatan secara keseluruhan telah menetapkan indikator status
kesehatan gigi dan mulut masyarakat yang mengacu kepada Global Goals For
Oral Health 2020 yang dikembangkan oleh FDI, WHO, dan IADR.Salah satu
program tekhnis dari Departement Of Non-Communicable Disease
Prevention and Health Promotion yang mewadahi program kesehatan gigi
dan mulut secara global adalah WHO Global Oral Health Programe (GOHP).
Program ini menyarankan negara-negara di dunia untuk mengembangkan
kebijakan pencegahan penyakit gigi dan mulut serta promosi kesehatan gigi
dan mulut. Kebijakan ini juga mendukung integrasi program kesehatan gigi
dan mulut dengan program kesehatan umum. Salah satu aksi prioritas dari
GOHP, khususnya untuk anak sekolah dan remaja adalah promosi kesehatan
gigi dan mulut.
Berdasar pada target Keputusan Menteri Kesehatan tentang
Indonesia bebas karies Tahun 2030. Sedangkan data Riskesdes 2013
menyatakan bahwa pengalaman karies untuk anak di atas 12 tahun sebanyak
72,6%, karies aktif usia 12 tahun sebanyak 53,7%, anak usia 12 tahun yang
memerlukan penambalan sebanyak 73,6%, sedangkan yang sudah dilakukan
penambalan baru sebanyak 3,2%. Anak usia sekolah dasar adalah kelompok
yang rawan penyakit gigi dan mulut. Untuk mencegah terjadinya penyakit
gigi dan mulut sedini mungkin maka pemerintah melalui Departemen
Kesehatan melakukan berbagai upaya pendekatan pelayana kesehatan yaitu :
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative secara terpadu dan
berkesinambungan. Upaya ini dilakukan dalam program UKGS (Usaha
Kesehatan Gigi Sekolah) dengan menciptakan berbagai inovasi untuk
membebaskan peserta didik dari karies.

1
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
Kabupaten/Kota Permenkes RI No. 741/Menkes/Per/VII/2008 menunjukkan
bahwa Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat harus sebesar
100% pada tahun 2010, sedangkan pada Petunjuk Teknis SPM Bidang
Kesehatan di Kabupaten/Kota Kepmenkes RI No. 828/Menkes/SK/IX/2008
disebutkan langkah-langkah kegiatan UKGS. Oleh karena itu kegiatan UKGS
harus dilaksanakan dan dianggarkan oleh Pemerintah Daerah setempat.
Program UKGS sudah berjalan sejak tahun 1951, status kesehatan
gigi pada anak usia 12 tahun masih belum memuaskan. Hasil Riset Kesehatan
Dasar 2017 (Kemenkes), menunjukkan prevalesi karies gigi dalam 12 bulan
terakhir di Indonesia adalah 46,5% dan yang mempunyai pengalaman karies
sebesar 72,1%. Prevalensi karies aktif kelompok umur 12 tahun sebesar
29,8% sedangkan pengalaman karies 36,1%. Besarnya kerusakan gigi yang
belum ditangani dan memerlukan penumpatan dan pencabutan pada usia 12
tahun sebesar 62,3% sedangkan persentasi dari jumlah gigi tetap yang sudah
ditumpat pada usia ini baru mencapai 0,7% dan telah terlanjur dicabut sebesar
26,2%.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah dasar
di wilayah kerja Puskesmas PakiBontokassi.
2. Tujuan Khusus
a. Menurunkan angka karies di wilayah kerja UPT Puskesmas
Bontokassi Kabupaten Takalar.
b. Mengurangi rasa takut peserta didik dalam pemberian tindakan
medik gigi di wilayah kerja UPT Puskesmas Bontokassi
Kabupaten Takalar.
c. Membebaskan karies pada peserta didik di MIS Sawakong.

2
C. MASALAH
Adapun masalah – masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan
Inovasi UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) di UPT Puskesmas
Bontokassi Kabupaten Takalar antara lain :
1. Beberapa peserta didik tidak memiliki kartu jaminan kesehatan sehingga
untuk melakukan rujukan ke Rumah sakit pada peserta didik yang
membutuhkan tindakan medik gigi yang lebih lanjut mengalami kesulitan
dipembiayaan.
2. Adanya tugas rangkap ( over lapping job ) petugas/inovator, sehingga
kegiatan kurang bisa berjalan dengan maksimal.
3. Peralatan medis gigi sebagai pendukung kegiatan yang masih belum
maksimal.

D. INDIKATOR KEBERHASILAN
1. Strength (Kekuatan)
a. Sumber Daya Manusia
1). Motivasi kerja yang tinggi dari inovator.
2). Pemegang program UKGS (inovator) adalah lulusan Poltekkes
D3 Kesehatan Gigi;
3). Adanya partisipasi/dukungan Leader (pimpinan) yang baik;
4). Sikap kooperatif dari para guru dan Kepala Sekolah dalam
pelaksanaa kegiatan UKGS Inovatif.
5). Kerjasama lintas program yang baik di UPT. Puskesmas
Bontokassi.
b. Sarana dan Prasarana
1). Tersedianya Ruang UKS di Sekolah;
2). Tersedianya Kursi Tangkas di Ruang UKS;
3). Mobil Puskesmas Keliling 1 unit;

3
2. Weakness (Kelemahan)
a. Sumber daya manusia
1). Adanya tugas rangkap petugas UKGS, yaitu sebagai Bendahara
JKN, pengelola kesehatan indera dan pengelola UKS.
2). Latar belakang sosial ekonomi peserta didik yang kurang
mendukung.
b. Sarana dan prasarana
Kurang tersedianya alat dan bahan habis pakai/obat gigi untuk
penaganan karies yang indikasi perawatan tertentu;
3. Opportunity (Kesempatan)
a. Adanya kebijakan Kepala Dinas Kesehatan Tentang Kegiatan
Inovasi dalam hal ini Inovasi UKGS ”Kursi Tangkas”.
b. Adanya dukungan dari Kepala UPT Puskesmas Bontokassi yang
baik.
4. Treath (Hambatan)
a. Kurangnya ketersediaan waktu dari petugas sehingga untuk
memkasimalkan kegiatan terhadap penanganan lanjut dan
perawatan bagi peserta didik yang membutuhkan tidak maksimal.
b. Peserta didik tidak memiliki kartu jaminan kesehatan untuk
penanganan kasus perawatan gigi tertentu yang indikasi rujukan ke
tingkat Rumah Sakit.

4
BAB II
ISI

A. KEADAAN GEOGRAFIS
1. Letak Wilayah
UPT Puskesmas Bontokassi merupakan Puskesmas yang ada di
dalam pemerintahan Kabupaten Takalar Kecamatan Galesong Selatan di
Desa Bontokassi dengan jarak tempuh dari Kota Takalar kurang lebih 10
km,yang terdiri dari 6 (enam) Desa dan 9 (sembilan) SD/MI dan
sederajat, 3 (tiga) SMP/MTs dan sederajat dan 3 (tiga) SMA/MA dan
sederajat .
Desa wilayah kerja yaitu :
1. Desa Bontokassi;
2. Desa Sawakung;
3. Desa Kadatong;
4. Desa Bentang;
5. Desa Kalebentang;
6. Desa Tarowang.
Sekolah wilayah kerja yaitu :
1. SDN 188 Inpres Uweya;
2. SDN 76 Tarowang;
3. SDN 75 Bentang;
4. SDN 146 Inpres Bontokanang;
5. SDN 223 Inpres Kadatong;
6. SDN 78 Balang;
7. SDN 79 Sawakong Toa;
8. SDN 187 Inpres Dengilau;
9. MIS Sawakong;
10. SMP Negeri 3 Galesong Selatan;
11. MTs Muhzira Galesong;
12. MTs Bontokanang

5
13. SMA Negeri 13 Takalar;
14. MA Galesong Selatan
15. SMK Persada Sawakong
Dalam wilayah kerja UPT Puskesmas Bontokassi tidak terdapat
Desa yang sulit dijangkau dalam pelayanan kesehatan.Wilayah kerja
UPT Puskesmas Bontokassi berbatasan dengan :
1. Sebelah Utara dengan Kecamatan Galesong
2. Sebelah Selatan dengan Desa Barammamase Kec. Bontonompo
Selatan Kab. Gowa
3. Sebelah Barat dengan Desa Barammamase, Desa Popo dan Desa
Bontokanang Kec. Galesong Selatan
4. Sebelah Timur dengan Kab. Gowa
Keadaan tanah terdiri dari dataran rendah yang berupa persawahan,
pekarangan, perladangan dan tanah non produktif.

2. Luas Wilayah
UPT Puskesmas Bontokassi memiliki luas wilayah kerja sebanyak 11,82
km2

B. DATA PENDUKUNG
1. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk yang ada pada wilayah kerja UPT Puskesmas
Bontokassi berdasarkan hasil pendataan 2018 sebanyak 11.786 Jiwa yang
terdiri dari Laki-Laki sebanyak 5.813 Jiwa dan Perempuan sebanyak
5.973 Jiwa.
Adapun jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dan golongan
umur sebagai berikut :

6
Tabel 1
JUMLAH PENDUDUK BERDASARKAN GOLONGAN UMUR DI WILAYAH
KERJA UPT.PUSKESMAS BONTOKASSI TAHUN 2018

Sumber data :Hasil Pendataan UPT Puskesmas Bontokassi Tahun 2018

7
2. Jumlah Murid
Tabel. 02
JUMLAH MURID SD DI WILAYAH KERJA UPT.PUSKESMAS BONTOKASSI TAHUN 2018

Sumber data : Data Primer Tahun 2018

8
Tabel 3
JUMLAH MURID SMP/SEDERJAT DAN SMA/SEDERAJAT DI WILAYAH KERJA UPT.PUSKESMAS BONTOKASSI
TAHUN 2018

Sumber data : Data Primer Tahun 2018

9
C. Keadaan Sosial Ekonomi dan Budaya
Rata-rata penduduk yang berada di wilayah kerja UPT Puskesmas
Bontokassi memiliki mata pencaharian sebagai petani/nelayan,
pedagang,dan pegawai negeri.
Penduduk yang berada di wilayah kerja UPT Puskesmas
Bontokassi adalah Suku Makassar sehingga dalam bahasa sehari-harinya
menggunakan Bahasa Makassar dan bahasa Indonesia sebagai bahasa
resmi.

D. KONDISI UNIT KERJA


1. Sumber Daya Kesehatan
a. Tenaga Kesehatan
Untuk meningkatkan pelayanan dan jangkauan pelayanan kesehatan,
maka UPT Puskesmas Bontokassi ditunjang oleh tenaga medis dan
paramedis yang bertugas sebagai berikut :

10
Tabel 4.
Daftar Pegawai Menurut Tingkat Pendidikan
UPT Puskesmas Bontokassi Tahun 2018

Tenaga Kesehatan PNS Magang Jumlah


1 Dokter Umum 1 1 2
2 Dokter gigi 1 - 1
3 SKM 2 1 3
4 S1. Ners 4 3 7
5 S1 Keperawatan 1 - 1
6 DIII Keperawatan - 4 4
7 D4 Terapis Gigi 1 - 1
8 DIII Terapis Gigi 1 1 2
9 Bidan Puskesmas 6 6 12
10 Bidan Desa 3 - 3
11 Tenaga Gizi 1 1 2
12 Sanitarian 2 1 3
13 Asisten Apoteker 1 1 2
14 Laborant 2 - 2
15 Sopir - 1 1
16 Petugas Kartu - 3 3
17 Cleaning Service - 3 3
18 Security - 1 1
Jumlah 28 19 47
Sumber :Data Kepegawaian UPT Puskesmas Bontokassi tahun 2018

11
b. Sarana Kesehatan
Adapun keadaan sarana kesehatan yang ada pada UPT Puskesmas
Bontokassi sampai akhir tahun 2018 sebagai berikut :

Tabel 5
Daftar Sarana dan Pra sarana
UPT Puskesmas Bontokassi Tahun 2018

No Sarana Fisik Jumlah Keterangan


1 Gedung Puskesmas 1 Baik
2 Gedung Poskesdes 1 Baik
3 Gedung Pustu 2 Baik
4 Mobil Puskesmas Keliling 1 Baik
5 Motor Dinas 4 Baik
6 Posyandu 20 Baik

Sumber :Data inventarisasi Barang UPT Puskesmas Bontokassi


Tahun 2018

2. Sumber Daya Non Kesehatan


b. Pengrajin Bambu : 1 orang
c. Guru UKS : 15 orang
d. Dokter Kecil : 140 orang
e. Dokter Kecil UKGS : 99 orang

E. INOVATIF DAN REALITATIF


1. Defenisi
UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) adalah upaya kesehatan
masyarakat yang ditujukan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan
gigi dan mulut seluruh peserta didik di sekolah yang ditunjang dengan
upaya kesehatan masyarakat berupa promotif dan preventif serta upaya

12
kesehatan perorangan berupa upaya kuratif bagi individu (peserta didik)
yang memerlukan perawatan kesehatan gigi dan mulut.
Upaya kesehatan masyarakat berupa promotif dan preventif serta
upaya kesehatan masyarakat pada UKGS berupa kuratif sederhana adalah
kegiatan yang terencana, terarah dan berkesinambungan dengan beberapa
intervensi sebagai berikut :
a. Intervensi prilaku yaitu :
 Penggerakan Kepala Sekolah, guru UKS, dokter kecil, dokter
kecil UKGS dan orang tua murid melalui advokasi dan
sosialisasi;
 Pendidikan kesehatan gigi berupa penyuluhan oleh guru, sikat
gigi bersama dengan menggunakan pasta gigi berfluor, penilaian
kebersihan gigi oleh guru UKS dan dokter kecil UKGS;
 Pembinaan UKS dan UKGS oleh tenaga kesehatan.
b. Intervensi Lingkungan yaitu :
 Pembinaan kerjasama lintas program dan lintas sektor melalui
kegiatan UKS dan UKGS.
UKGS Inovatif adalah penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi
terkini yaitu teknologi motivasi untuk membangkitkan peran serta
masyarakat dan teknologi pencegahan serta perlindungan gigi untuk
memotong mata rantai karies. Teknologi pencegahan dan perlindungan
utamanaya adalah teori karies terkini, khususnya dalam pengertian
demineralisasi versus remineralisasi, dan ”minimun Intervention”,
khususnya dalam rangka proteksi gigi yang rawan karies dan
memberikan tindakan perawatan pada gigi yang terlanjur karies. Pada
dasarnya prinsip perawatan ”Minimun Intervention” dan interval seawal
mungkin terbukti memiliki nilai tambah dalam arti lebih efektif dan
terukur.

2. Kursi Tangkas ( Kursi Penantang Karies)


Yaitu Pencanangan Siswa Bebas Karies Melalui ”KURSI TANGKAS”

13
Pencanangan siswa bebas karies adalah suatu upaya untuk menurunkan
penyakit gigi berlubang yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan gigi
melalui program UKGS.
Kursi Tangkas adalah sebuah wadah yang sederhana, kreatif dan unik
tetapi penuh manfaat dalam menurunkan angka karies peserta didik.
a. Tujuan
1). Membebaskan peserta didik dari penyakit gigi berlubang (karies);
2). Mengurangi rasa takut peserta didik dalam mendapatkan
penanganan terhadap kerusakan gigi yang dialaminya;
b. Sasaran
1). Sasaran tahun pertama (2017) dimulai pada peserta didik kelas
empat yang dipantau selama tiga tahun berturut-turut sampai
selesai di sekolah dasar;
2). Sasaran tahun ke dua (2018) kembali dimulai dari peserta didik
kelas empat dan juga dipantau selama tiga tahun sampai
meninggalkan sekolah dasar;
3). Pada tahun ke tiga (2019) peserta didik yang dipantau mulai kelas I
sampai kelas VI;
4). Pada tahun ke tiga melakukan surface protection pada peserta didik
kelas satu untuk mencegah sedini mungkin terjadinya karies pada
gigi molar permenen yang sementara tumbuh;
5). Pada tahun ketiga pula kelas VI sudah dinyatakan bebas dari karies;
6). Peserta didik meninggalkan sekolah dasar dengan status Free
Caries.

F. Langkah-langkah Inovatif dan Kreatif Kegiatan Kursi Tangkas


Dari beberapa program yang ada di UPT Puskesmas Bontokassi,
salah satu program yang menjadi program andalan adalah Kegiatan “KURSI
TANGKAS” Kegiatan ini berisi tentang kegiatan menuntaskan karies yang
terlanjur ada pada peserta didik Sekolah Dasar dalam kurung waktu tertentu
sehingga peserta didik meninggalkan Sekolah Dasar telah terbebas dari

14
karies (Free Caries). Dalam pelaksanaan kegiatan ini dipandu oleh buku
Rapor Kesehatanku dan Buku Rekaman Kesehatan Gigi Kursi Tangkas
sendiri yang di dalam buku ini berisi informasi/catatan kesehatan gigi per
individu. Tujuan pembuatan buku ini adalah sebagai media untuk
mengetahui keadaan kesehatan gigi setiap peserta didik dan merencakan
perawatan bagi yang membutuhkan serta mengetahui seberapa jauh tindakan
penanganan setiap peserta didik dalam rangka kegiatan ini. Buku Rekaman
Kursi Tangkas ini disimpan di Ruang UKS yang dikoordinir oleh Guru
UKS dan Dokter kecil serta Dokter Kecil UKGS.
Selain Buku Rekaman Kursi Tangkas, kegiatan inovasi ini dapat
pula dipantau memalui Kantong UKGS yang ada di Puskesmas yang isinya
singkron dengan Buku Rekaman Kursi tangkas di Sekolah. Sehingga kami
petugas lebih mudah memantau percepatan bebas karies pada setiap sekolah
di wilayah kerja UPT Puskesmas Bontokassi secara berkala.
Pada awal Tahun 2017, Program Inovasi UKGS Kursi Tangkas
telah mengupayakan pelaksanaan pada satu sekolah yaitu MIS Sawakong
Desa Sawakong Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Program
ini dimulai dari :
1. Melakukan advokasi dengan pihak sekolah;
2. Melakukan advokasi dengan pemerintah Desa Sawakong tentang
kegiatan inovatif yang akan dilaksanakan ( Kursi Tangkas )
3. Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kemenag
dan Aparat Kecamatan dan Aparat Desa Sawakong dengan
mengundang lintas sektor yang terkait, dalam rangka sosialisasi tentang
kegiatan Inovasi Kursi Tangkas.
4. Dalam proses sosialisasi tersebut dibuat kesepakatan/penggalangan
komitmen tentang penyelenggaraan/replikasi Inovasi Kursi Tangkas
untuk sekolah yang belum memiliki.
5. Menetapkan jadwal pelaksanaan kegiatan.
6. Menetapkan jenis pelayanan Inovasi Kursi Tangkas.
7. Melengkapi sarana dan prasarana pendukung kegiatan

15
Dalam penyelenggaraan kegiatan Kursi tangkas ini kami memilih satu
sekolah Dasar sebagai pemula dengan pertimbangan :
a. Kriteria pertama dalam penentuan lokasi berdasarkan hasil pemeriksaan
berkala kesehatan gigi dan mulut tahun 2016 (data terlampir) yang
menyatakan bahwa MIS Sawakong adalah tertinggi pada angka karies,
sehingga dilakukan pendataan kembali secara spesifik tentang keadaan
karies yang sedang dialami peserta didik tersebut;
b. Tingginya rasa takut anak bilamana berhadapan dengan tenaga
kesehatan gigi dan mulut (data terlampir), sehingga untuk melakukan
tindakan pemeriksaan maupun tindakan medis kami mengalami
kesulitan.
Dalam menentukan waktu pelaksanaan berdasar kepada :
a. RUK UPT. Puskesmas Bontokassi tahun 2016.
b. Jadwal dibuat pada awal tahun 2017 berdasarkan data tahun 2016 yang
telah ditandantangani oleh Kepala UPT.Puskesmas Bontokassi dan
Camat Galesong selatan dan dikirim ke MIS Sawakong untuk
diketahui;
c. Pelaksanaan kegiatan dimulai pada bulan Januari 2017 dan selanjutnya
untuk tahun 2018 dijadwalkan kembali berdasarkan capaian tahun
2017. Begitupun jadwal tahun 2019 disusun berdasarkan capaian tahun
2018.
d. Untuk tahun 2017 pelaksanaan kegiatan satu kali sebulan selama satu
tahun.
e. Persuratan dilakukan satu kali di awal tahun 2017 dengan melampirkan
jadwal pelaksanaan selama satu tahun;
f. Pada tahun 2018 pelaksanaan kegiatan berlangsung sekali sebulan
berdasarkan tingkat kebutuhan;
g. Pada tahun 2019 pelaksanaan kegiatan sebanyak dua kali sebulan
berdasarkan kebutuhan.
Adapun Penatalaksanaan penyelenggaraan kegiatan kursi tangkas adalah :
a. Persiapan :

16
1). Instrumen : kaca mulut, Sonde, pinset, excavator, kapas alkohol,
handscoon, masker, nierbekken;
2). Siapkan Dokter Kecil UKGS yang akan membantu dalam proses
pelaksanaan kegiatan;
3). Siapkan peserta didik dalam ruangan yang cukup kondusif untuk
dilakukan pemeriksaan awal.
b. Pelaksanaan
1). Dokter Kecil UKGS memanggil satu per satu murid yang akan
diperiksa;
2). Tenaga kesehatan gigi melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut murid;
3). Catat hasil pemeriksaan pada Buku Rekaman ”Kursi Tangkas”;
4). Setelah semua murid diperiksa maka disampaikan kepada guru UKS
hasil pemeriksaan tersebut;
5). Berikan surat persetujuan orang tua untuk tindakan perawatan pada
anaknya (Informed Consent).
6). Berikan tindakan pada peserta didik dengan indikasi perawatan di
Kursi Tangkas;
7). Berikan rujukan ke Puskesmas untuk peserta didik yang
membutuhkan perawatan lebih lanjut dan tidak bisa ditangani di
Kursi tangkas;
8). Murid yang akan diberikan tindakan diantar oleh guru UKS/orang
tua ke Puskesmas.
c. Penyelesaian
1).Catat tindakan kedalam Buku Rekaman ”Kursi tangkas” ;
2).Berikan edukasi kepada anak untuk mampu memelihara kesehatan
giginya sendiri;
3).Berikan komunikasi therapeutik pada anak sesuai tindakan yang
telah diberikan.
Tahap-tahap UKGS yang telah dilakukan di MIS Sawakong sebagai Sekolah
Binaan UPT Puskesmas Bontokassi adalah :

17
1. Tahap I (satu) / Paket Minimal UKGS
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk peserta didik di MIS Sawakong
meliputi :
b. Pelatihan pada guru UKS tentang pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut secara terintegrasi. Pelatihan dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Takalar dengan Narasumber Tenaga
Kesehatan Gigi dari Dinas Kesehatan Privinsi Sulsel.
c. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh
guru UKS/dokter kecil minimal satu kali sebulan;
d. Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan sikat
gigi bersama sekali seminggu untuk kelas I sampai VI.
2. Tahap II (dua) / Paket Standar UKGS
Kegiatannya meliputi :
a. Pelatihan pada guru UKS tentang pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut secara terintegrasi. Pelatihan dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Takalar dengan Narasumber Tenaga Kesehatan
Gigi dari Dinas Kesehatan Privinsi Sulsel.
b. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru
UKS/dokter kecil minimal satu kali sebulan;
c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan sikat gigi
bersamam setiap hari untuk kelas I sampai VI .
d. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru;
e. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I pada awal tahun
ajaran diikuti dengan pencabutan gigi sulung dengan persetujuan
orang tua murid (Informed Consent) yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan gigi di Kursi Tangkas;
f. Surface Protection pada gigi molar tetap yang sedang tumbuh
(dilakukan di Kursi Tangkas di ruang UKS);
g. Rujukan bagi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
3. Tahap III (tiga) / paket Optimal UKGS
Kegiatannya meliputi :

18
a. Pelatihan pada guru pembina UKS dan dokter kecil tentang
pengetahuan kresehatan gigi dan mulut secara terintegrasi. Pelatihan
dilaksanakanoleh Dinas Kesehatan dengan Narasumber Tenaga
Kesehatan Gigi.
b. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru
UKS/dokter kecil sesuai dengan kurikulum yang berlaku minimal satu
kali sebulan;
c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut dengan melaksanakan sikat gigi
bersmam setiap hari untuk kelas I sampai VI;
d. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru;
e. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I pada awal tahun
ajaran diikuti dengan pencabutan gigi sulung dengan persetujuan
orang tua murid (Informed Consent) yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan gigi di Kursi Tangkas.
f. Surface Protection pada gigi molar tetap yang sedang tumbuh
(dilakukan di sekolah di ruang UKS di Kursi tangkas).
g. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I sampai
VI (care on demand) di Kursi Tangkas;
h. Rujukan bagi yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.

4. Hasil Pelaksanaan:
Pada tahun 2016 keadaan karies di Mis Sawakong DMF-T 45% dan
def-t 48% mengalami penurunan di tahun 2017 sebanyak DMF-T 38% dan
def-t 20%, Sehingga program inovasi kursi tangkas ini dianggap berhasil.
Sehingga mendapatkan simpati para pengambil kebijakan untuk membuat
regulasi untuk direplikasi ke sekolah dasar lainnya di wilayah kerja UPT
Puskesmas Bontokassi.
Pada tahun 2018 penggunaan kursi tangkas ini semakin nampak dampak
positifnya, seperti menurunnya karies pada peserta didik di Mis sawakong
sebanyak DMF-T 28% dan def-t 13% sesuai data hasil pemeriksaan berkala
tahun 2018.

19
Adapun out put dari inovasi Kursi Tangkas ini adalah :
Pertama : Pada tahun 2017 diperoleh data 62% peserta didik terbebas dari
karies di MIS Sawakong dan pada tahun 2018 72% peserta didik Mis
Sawakong terbebas dari karies.
Kedua : Pada tahun 2019 kursi tangkas telah direplikasi ke salah satu sekolah
dasar di wilayah kerja UPT Puskesmas Bontokassi yaitu SDN No.79
Sawakong Towa Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar, SDN
No.76 Tarowang.
Ketiga : Pada tahun 2018 Tidak ada lagi rasa takut peserta didik ketika harus
mendapatkan pelayanan kesehatan gigi karena kursi tangkas kelihatan seperti
kursi biasa dan sangat sederhana.

Grafik.01.Hasil Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut di wilayah UPT


Puskesmas Bontokassi
Tahun 2016

DATA KARIES SD DI UPT PUSKESMAS


BONTOKASSI TAHUN 2016
72% 74%DMF-T def-t BEBAS KARIES
69%
62% 62% 63% 65% 65%
57% 55%
48%
45%
43%
38% 38% 37% 35% 35%
31% 34%
25% 28%
22%
26% 24% 25% 23% 24% 27%
17%

Sumber data : Hasil Pendataan / Pemeriksaan Berkala Tahun 2016

20
Grafik.02.Hasil Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut di wilayah UPT
Puskesmas Bontokassi
Tahun 2017

DATA KARIES SD DI UPT PUSKESMAS


BONTOKASSI TAHUN 2017
DMF def bebas karies
79% 77%
73% 72% 72% 72%
70% 70%
63% 62%

37% 38%

27% 28% 28% 30% 30% 28% 28%


23% 21% 21%
20% 21%
19% 20% 18% 19% 20%
15%
NG

G
U
NG

NG

2
A

TA
AN

AN
AN

EY
W
LA
TO

LA

KO

TO

UW
GI

RA
AN
NT
W

BA
DA

EB

A
RO

BE

G
W
OK

SD
D

ON
SD
KA

SA
TA

SD

NT
SD

AK
SD

SD

IS
BO

W
SD

SA
SD

Sumber data : Hasil Pendataan/Pemeriksaan berkala tahun 2017

21
Grafik.03.Hasil Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut di wilayah UPT
Puskesmas Bontokassi
Tahun 2018

DATA KARIES SD DI UPT PUSKESMAS


BONTOKASSI TAHUN 2018
DMF def bebas karies
89%
82%
79%
76% 74% 76%
71% 72% 73%
69%

31% 29%
27% 28% 27% 26%
24% 24%
21%
19% 19%
17% 18%
16% 18% 15% 16% 17%
13% 13%
G

U
NG

NG

G
NG

2
A

TA
AN

ON
AN

EY
ILA

W
TO

NA
LA

UW
TO

RA
NT

BG
W

AK
BA
DA

A
RO

BE

G
DE

AW
OK

SD
ON
SD
KA

TA

SD

NT
SD

AK
SD

SD

IS
BO

W
SD

SA
SD

Sumber data : Hasil Pendataan Pemeriksaan berkala tahun 2018

22
Grafi.04. DATA RASA TAKUT PESERTA DIDIK DALAM
PEMBERIAN TINDAKAN DIKURSI GIGI DI PUSKESMAS
TAHUN 2016, 2017 DAN 2018

DATA RASA TAKUT PESERTA DIDIK DALAM PEMBERIAN


TINDAKAN GIGI
2016 2017 2018
30% 30%
28% 28%
27%
26%
25% 25%
24%

21%
20% 20%
18% 18% 18% 18%

15% 15%
14% 14%

10%
9%
8% 8%
7% 7%
6% 6%
5%
4%

Sumber Data : Hasil Pendataan melalui wawancara tahun 2018

23
Grafik.05. DATA DOKTER KECIL UKGS DI WILAYAH UPT
PUSKESMAS BONTOKASSI TAHUN 2018.

DATA DOKTER KECIL UKGS UPT PKM BONTOKASSI


TAHUN 2018
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

13 13

11 11 11 11

1010 1010 10 10

7 7 7

6 6 6

4 4

2 2

0 0
G

U
NG

G
NG

A
A
AN

ON

EY
AN

AN
ILA

W
TO

LA

UW
TO
NG

AN
NT
W

AK
BA
DA

RO

BE

G
DE

W
OK

SD
ON
SD
KA

TA

SA
SD

NT
SD

AK
SD

SD

IS
BO

W
SD

SA
SD

Sumber Data : Data Primer tahun 2018

24
Grafik.06. HASIL PEMERIKSAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI
MIS SAWAKONG TAHUN 2016

HASIL PEMERIKSAAN KES.GIMUL


MIS SAWAKONG TAHUN 2016

48%
45%

28% 30%

17% 18%

9%
4%
0% 0%

D M F DMF-T d e f def-t DI CI

Sumber Data : Hasil Pendataan tahun 2016

Grafik.07. HASIL PEMERIKSAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI


MIS SAWAKONG TAHUN 2017

HASIL PEMERIKSAAN KES.GIMUL MIS SAWAKONG TAHUN


2017

38%
34%

20%

11%
9% 9%
4% 4%
0% 0%

D M F DMF-T d e f def-t DI CI

Sumber Data : Hasil Pendataan tahun 2017

25
Grafik. 08. HASIL PEMERIKSAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI
MIS SAWAKONG TAHUN 2018

HASIL PEMERIKSAAN KESGIMUL MIS SAWAKONG


TAHUN 2018

28%

16%
13%
9% 8%
5% 0%
3% 3% 1%
D M F DMF-T d e f def-t DI CI

Sumber Data : Hasil Pendataan tahun 2018

Grafik.09. DATA BEBAS KARIES DI WILAYAH KERJA UPT PKM


BONTOKASSI TAHUN 2016, 2017 DAN 2018

DATA BEBAS KARIES WILAYAH KERJA UPT PKM BONTOKASSI


2016 2017 2018
89%
79% 82% 79%
77%
74% 76%
74% 72%
73% 72%
72% 72% 71%
69% 70% 72%
62% 63% 62% 62% 63%
62% 65% 65%
57% 55%

G G G U G G A A 2
AN LAN AN ILA AN ON O W EY A TA
W T G N K T W R
RO BA BE
N
DE
B KA W
A G D
U
A SD D TO A O N S
T S SD N IS
S
AK
SD BO M W
SD SA
SD

Sumber Data : Hasil Pendataan tahun 2016, 2017 dan 2018

26
E. HAMBATAN/MASALAH YANG DIHADAPI
1. Peralatan medis untuk penanganan perawatan gigi anak belum terpenuhi.
2. Beberapa anak tidak memiliki kartu jaminan kesehatan sehingga untuk
melakukan rujukan bagi peserta didik yang membutuhkan perawatan
tingkat Rumah sakit mengalami kesulitan dalam pembiayaan perawatan.
3. Beberapa anak berpindah sekolah sebelum penanganan giginya selesai.
4. Pemahaman Guru UKS dalam hal kesehatan gigi dan mulut masih kurang.

F. LANGKAH – LANGKAH PEMECAHAN MASALAH


Adapun pemecahan masalah yang selama ini telah dilakukan sebagai berikut :
1. Membuat pengusulan ke Dinas Kesehatan untuk pemenuhan alat medis
yang dibutuhkan.
2. Advokasi ke pemerintah setempat dalam pengadaan sarana dan pra sarana
penunjang kegiatan UKGS.
3. Kerjasama lintas sektor terkait secara maksimal dalam rangka pelaksanaan
rujukan untuk anak yang membutuhkan penanganan di tingkat Rumah
Sakit.
4. Peningkatan cavasity building bagi guru UKS melalui pelatihan yang
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar.

27
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. UKGS merupakan wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan
deteksi dini, pemantauan dan tindak lanjut dini terhadap kesehatan gigi
dan mulut.
2. KURSI TANGKAS adalah inovasi dalam membentuk sebuah wadah
yang unik, kreatif dan sedehana tetapi memenuhi standar peralatan
karena menyerupai kursi gigi baik dari segi bentuk maupun ukuran-
ukurannya sehingga dianggap layak dalam pelayanan kesehatan gigi
dan mulut di sekolah
3. Buku Rekaman “KURSI TANGKAS” merupakan media informasi
mengenai kesehatan gigi dan mulut dan berisi catatan tentang keadaan
kesehatan individu anak setiap tindakan oleh Petugas UKGS yang
disimpan di Ruang UKS.
4. Kantong UKGS adalah salah satu wadah untuk memantau
perkembangan kesehatan gigi dan mulut peserta didik di wilayah kerja
UPT Puskesmas Bontokassi.
5. Dalam peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut perlu adanya
dukungan dari lintas program, lintas sektor terkait dan masyarakat.

B. SARAN
1. Untuk mengembangkan inovasi-inovasi dalam pelayanan kesehatan
gigi dan mulut membuthkan dukungan sarana dan prasarana yang
memadai demi mencapai target Menteri Kesehatan dalam mewujudkan
Indonesia Bebas Karies 2030.
2. Untuk meningkatkan motivasi dan kinerja staf perlu diupayakan
budaya kerja dan dukungan serta bimbingan pemerintah daerah dan
unsur terkait untuk pencapaian UKGS Tahap III (UKGS Optimal).

28
3. Perlunya penambahan staf sesuai bidang yang ada dengan
mengutamakan kualitas dan menjunjung tinggi profesionalitas kerja
untuk meningkatkan mutu dalam pelaksanaan kegiatan dengan
pendekatan paradigma sehat.
4. Perlunya dukungan lintas program dan lintas sektor.

29
BAB IV
PENUTUP

Kegiatan inovasi Kursi Tangkas terselenggara atas kerjasama lintas


program dan lintas sektor terkait di bawah dukungan para pengambil kebijakan
yang baik. Untuk membuat sebuah inovasi butuh keyakinan, percaya diri dan
tekad yang kuat akan keberhasilan dihari yang akan datang.
Dalam menciptakan sebuah inovasi membutuhkan pertimbangan akan manfaat
inovasi tersebut bagi masyarakat.

30

Anda mungkin juga menyukai