Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KELOMPOK

PRAKTIK KERJA LAPANGAN


DI WILAYAH DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BOYOLALI

Disusun Oleh :

Tedi Purnama P1337499917001


Nugraheni Widiastuti P1337499917002
Wanda Nur Aida P1337499917003
Ekki Putri Apriliani P1337499917004
Waffiyatul Huda P1337499917005
Syifa Yulia Lestari P1337499917006
Fuji Lestari P1337499917007
Widi Nurwanti P1337499917008
Muhamad Rohim P1337499917009
Rizke Amalia Fauziah P1337499917010
Boby Irsan Sakbana P1337499917011

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER TERAPAN KESEHATAN
PRODI TERAPIS GIGI DAN MULUT
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenaanNya “
Laporan Praktik Kerja Lapangan Di Wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten
Boyolali” dapat terselesaikan. Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah untuk
memberikan gambaran mengenai pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Di
Wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali sebagai bentuk pertanggung
jawaban Mahasiswa Prodi Magister Terapan Kesehatan Terapis Gigi dan Mulut
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarag kepada pihak terkait dengan
pelaksanaan kegiatan, bahwa Praktik Kerja Lapangan telah dilaksanakan.
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Di Wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten
Boyolali diuraikan secara jelas
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan yang ditunjukkan untuk mewujudkan

manusia yang cerdas dan produktif serta mempunyai daya juang yang tinggi

masih menghadapi berbagai masalah yang belum dapat diatasi dalam

pelaksanaannya. Salah satunya adalah masalah kesehatan gigi dan mulut.

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013 salah satu

permasalahan utama kesehatan gigi dan mulut yang ada di masyarakat

Indonesia adalah gigi berlubang. Data menunjukkan peningkatan prevalensi

terjadinya karies aktif pada penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007

lalu, yaitu dari 43,4% (tahun 2007) menjadi 53,3% (tahun 2013). Prevalensi

karies di Indonesia mencapai 90% dari populasi anak balita. Pada tahun 2013

menunjukkan bahwa karies gigi telah mengalami peningkatan khususnya

pada anak yaitu dari 38% dimana pada anak usia 2 – 5 tahun meningkat

10,4% . Prevalensi karies anak diprovinsi Jawa Tengah sebesar 43,1%

(Riskesdas, 2013).

Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal

yang perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik dokter

maupun perawat gigi, hal ini masih terlihat bahwa penyakit gigi dan mulut

masih diderita oleh 90% penduduk Indonesia.

Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat di Indonesia

adalah penyakit jaringan penyangga gigi dan karies gigi, sumber dari kedua
penyakit tersebut akibat terabaikannya kebersihan gigi dan mulut, sehingga

terjadilah akumulasi plak. Plak adalah lapisan tipis yang melekat erat di

permukaan gigi serta mengandung kumpulan bakteri

Puskesmas atau Pusat Kesehatan Masyarakat adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat

dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dan lebih mengutamakan

upaya promotif dan preventif. Dinas Kesehatan Kota memiliki kewajiban

untuk mengawasi fungsi puskesmas dalam melakukan upaya kesehatan bagi

masyarakat. Bentuk upaya kesehatan masyarakat yang ditunjukkan untuk

memlihara dan meningkatkan kesehatan gigi dan mulut seluruh peserta didik

sekolah binaan dan diselenggarakan dibawah binaan Puskesmas adalah Usaha

Kesehatan Gigi Sekolah.

Keterampilan khusus lulusan prodi magister terapan kesehatan terapis

gigi dan mulut yaitu (1) mampu mengelola riset dan pengembangan yang

bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan serta mampu mendapat pengakuan

nasional dan internasional. (2) mampu memecahkan permasalahan ilmu

pengetahuan, teknologi dan atau seni didalam bidang keilmuan terapis gigi

dan mulut dan/atau praktik professional terapis gigi dan mulut melalui

pendekatan inter atau multidisiplin. (3) mampu mengelola layanan asuhan

kesehatan gigi diberbagai tatanan layanan kesehatan dengan memanfaatkan

IPTEKS serta memperhatikan potensi, sosial budaya dan sumber daya lokal

maupun nasional yang tersedia. (4) mampu mengembangkan praktik layanan

kesehatan gigi dan mulut dalam berbagai pendekatan sesuai kewenangan


untuk mewujudkan keterampilan tersebut, diperlukan sarana praktik kerja di

dunia nyata pada tataran layanan kesehatan

Adapun kelompok masyarakat rentan karies adalah ibu hamil, anak

pra sekolah, anak sekolah, remaja dan lansia. Karena pada penggolongan ini

memiliki perilaku dan kebiasaan yang kurang menunjang terhadap kesehatan

gigi dan mulut. Usia sekolah adalah usia anak antara 6-12 tahun.

Meningkatnya rasa tanggung jawab terhadap tugas sekolah dan tugas dirumah

akan lebih terlihat pada anak usia ini. Perkembangan motorik halus dan kasar

semakin menuju ke arah kemajuan.oleh karena itu anak lebih dapat diajarkan

cara memelihara kesehatan gigi dan mulut secara rinci, sehingga akan

menimbulkan rasa tanggung jawab akan kebersihan dirinya sendiri.

Berdasarkan latar belakang ini, kami melakukan identifikasi masalah

yang berkaitan dengan program kesehatan gigi dan mulut Dinas Kesehatan

Kab. Boyolali, Sekolah Dasar, Sekolah Luar Biasa.

B. Tujuan

1. Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal

2. Memberikan solusi terhadap masalah yang ditemukan

3. Membuat program inovasi kesehatan gigi dan mulut

C. Ruang Lingkup

Dinas Kesehatan Kab. Boyolali terdiri dari Bidang Kesehatan Masyarakat, Bidang

pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Bidang Pelayanan Kesehatan serta bidang

Regulasi dan Sumberdaya Kesehatan. Selama mengikuti Praktik Kerja Lapangan

selama 2 minggu, mahasiswa ditempatkan di bagian Pelayanan Kesehatan yang

terdiri dari seksi pelayanan primer dan rujukan, seksi pelayanan kesehatan khusus,
seksi penjaminan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Sedangkan untuk

kesehatan gigi berada pada seksi pelayanan kesehatan khusus. Selain di bidang

pelayanan kesehatan, mahasiswa juga ditempatkan pada promosi kesehatan yang

merupakan seksi dari bidang kesehatan masyarakat. Selanjutnya mahasiswa

berpindah tempat PKL di Puskesmas Banyudono 1 ,Puskesmas Sawit II dan SLB

selama 3 minggu dan mahasiswa dibagi menjadi 3 kelompok. Selanjutnya

mahasiswa pindah PKl di Dinas Kesehatan selama 1 minggu. Total waktu yang

digunakan mahasiswa untuk PKL adalah selama 7 minggu.


BAB II

PELAKSANAAN

A. Permasalahan yang Ditemukan

1. Masalah yang ditemukan di Pelayanan Kesehatan di Dinas Kesehatan

Kabupaten Boyolali.

Proses yang diberikan oleh puskesmas khusunya dalam kesehatan gigi

dan mulut masih menggunakan sistem pelaporan manual atau diketik

dan dikirmkan ke dinas kesehatan serta belum menggunakan

teknologi. Sehingga masih banyak mengalami keterlambatan dan tidak

efisien waktu karena harus mengetik data ulang.

2. Masalah yang ditemukan di Promosi Kesehatan di Dinas Kesehatan

Kabupaten Boyolali

Kurangnya media promosi tentang kesehatan gigi dan mulut. Sehingga

berinovasi membuat media promosi kesehatan gigi dan mulut yang

terdiri dari pembuatan film pendek anak berkebutuhan khusus di SLB

BC YPCM Banyudono, pembuatan mading, dan siaran radio promosi

kesehatan gigi dan mulut.

3. Masalah yang ditemukan di Puskesmas Sawit

a. Hasil dari rekap data pengunjung poliklinik gigi di Puskesmas

Sawit didapatkan data yaitu 1-5 pengunjung pasien setiap hari.

b. Desain tatanan ruang yang kurang nyaman bagi pasien yang

melakukakan kunjungan ke ruang klinik gigi di Puskesmas Sawit


c. Hasil pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut di MIM Program

Khusus Kateguhan didapatkan indeks kebersihan gigi dan mulut

atau OHI-S=2, angka kerusakan gigi susu atau def-t=3,06, dan

angka kerusakan gigi permanen atau DMF-T = 1,2.

d. Program UKGS hanya dilakukan pemeriksaan gigi setahun sekali

dan dilakukan oleh tenaga bidan desa

e. Masih kekurangan media promosi kesehatan gigi dan mulut untuk

anak sekolah dasar

f. Hasil pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut di Kelompok

Bermain Surya Alam ‘Aisyiyah, Sawit, Boyolali didapatkan

angka kerusakan gigi anak atau def-t = 5, 72. Data di atas

menunjukan masih tingginya masalah kesehatan gigi dan

mulut di Indonesia sesuai dengan target Rencana Aksi Nasional

(RAN) bahwa kesehatan gigi dan mulut di Indonesia bebas karies

tahun 2030.

g. Program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yang hanya

berjalan di sekolah dasar

h. Perlu diterapkan program untuk menciptakan kemandirian anak

dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut

i. Masih kekurangan media promosi kesehatan gigi dan mulut untuk

anak usia dini

4. Masalah yang ditemukan di Puskesmas Banyudono

a. Kegiatan UKGM yang saat ini tidak aktif


b. Sistem Pelaporan Rekam Medis Gigi yang masih dikerjakan

dalam bentuk manual

Menurut hasil wawancara ke pihak perawat gigi di

Puskesmas Banyudono I tidak aktifnya kegiatan UKGM di

Puskesmas tersebut dikarenakan tenaga kesehatan gigi dan mulut

yang kurang. Puskesmas banyudono sendiri hanya memiliki 1

orang perawat gigi sehingga dalam mengatur kegiatan pelayanan

luar gedung dan pelayanan dalam gedung menjadi sangat sulit

c. Di Sekolah Dasar Negeri 3 Ketaon Banyudono

d. Kegiatan UKS dan UKGS di Sekolah Dasar 3 Ketaon Bayudono

dilakukan bersama dalam kurun waktu satu tahun sekali saat bias

pada anak kelas 1 dan dilakukakn oleh bidan.

e. Hasil Pemeriksaan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada 55 Orang

Anak Sdn 3ketaon Banyodono Boyolali Didapatkan Angka

Kerusakan Gigi Anak Rata-Rata Def-T = 3.2 Sedangkan Menurut

Target Nasional Adalah ≤ 2. Berarti Keadaan Ini Melebihi Target

Nasional, Sehingga Perlu Di Tindaklanjut Dalam Pemeliharaan

Kesehatan Gigi Dan Mulutbahwa Kesehatan Gigi Dan Mulut Di

Indonesia Bebas Karies Tahun 2030.

f. Dari Hasil Pre-Test Awal Pada 55 Orang Siswatentang

Pengetahuan Kesehatan Umum, Kesehatan Gigi Dan Mulut Dan

Gizi Kesehatan Di Dapatkan Hasil Rata-Rata Pengetahuan Siswa

Tentang Pengetahuan Kesehatan Umum, Kesehatan Gigi Dan

Mulut Dan Gizi Kesehatan Masih Kurang.


g. Masih Kurang Media Promosi Kesehatan Umum, Kesehatan Gigi

Dan Mulut Dan Gizi Kesehatan

h. Perilaku menggosok gigi anak yang kurang tepat di TK PAUD

Pertiwi I Ketaon

i. Kurangnya pengetahuan orang tua dan guru tentang kesehatan

gigi dan mulut

j. Tingkat kerusakan gigi (rampan karies) yang cukup tinggi

k. Tidak adanya media pemantauan serta rujukan kesehatan gigi dari

tenaga kesehatandari puskesmas

Salah satu permasalahan yang terjadi pada TK PAUD

Pertiwi I Ketaon ini adalah kurangnya pengetahuan tentang

kesehatan gigi dan mulut pada orang tua. Hal ini diketahui dari

hasil pengisian kuisioner yang diberikan pada orang tua. Dari

hasil kuisioner tersebut didapatkan data 19 orang tua memiliki

kategori buruk. Hal ini berdampak pada kesehatan gigi dan mulut

pada anak. Salah satunya adalah mengakibatkan terjadinya

rampan karies. Dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

didapatkan hasil bahwa 79% siswa di TK PAUD Pertiwi I Ketaon

mengalami rampan karies

5. Permasalahan yang ditemukan di Sekolah Luar Biasa BC YPCM

Banyudono
a. Dari data hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada sampel

siswa sejumlah 12 siswa, dapat di identifikasi masalah sebagai

berikut:

1) Prevalensi karies = 75 %

2) DMF-T = 3,5 kategori sedang

3) def-t = 7 kategori sangat tinggi

4) OHIS-S = 3,5 kategori buruk

b. Siswa belum memahami mengenai langkah-langkah menggosok

gigi yang baik dan benar

c. Kurangnya media promosi kesehatan gigi dan mulut di SLB

B. Penentuan Prioritas Masalah

Penanganan terhadap permasalahan didasarkan pada prioritas

masalah, demikian juga terhadap masalah yang ada pada lahan praktik.

Pengukuran prioritas masalah menggunakan metode USG dengan

menimbang dari segi masalah yang mendesak (Urgency), masalah yang

dianggap gawat atau serius (Seriousness) serta masalah yang dilihat dari

perkembangan akibat suatu permasalahan (Growth).

Berikut pengukuran prioritas masalah dengan metode USG

1. Puskesmas Sawit

Tabel 2.1 Penetapan prioritas dengan kriteria Urgency (U)

Masalah A B C D Total Horizontal


A - - + 1
B - - 0
C + 1
D 0
Total Vertical 0 0 0 2
Total Horizontal 1 0 1 0
Total 1 1 1 2

Tabel 2.2 Penetapan prioritas degan kriteria Seriousness (S)

Masalah A B C D Total Horizontal


A - - - 0
B - - 0
C + 1
D 0
Total Vertical 0 0 0 1
Total Horizontal 0 0 1 0
Total 0 0 1 1

Tabel 2.3 Penetapan prioritas dengan kriteria Growth (G)

Masalah A B C D Total Horizontal


A - - + 1
B - + 1
C + 1
D 0
Total Vertical 0 0 0 3
Total Horizontal 1 1 1 0
Total 1 1 1 3

Tabel 2.4 Rekap Hasil Data Prioritas Masalah dengan Metode USG

Masalah U S G Total Prioritas


A 1 0 1 2 IV
B 1 0 1 2 III
C 1 1 1 3 II
D 2 1 3 6 I

Keterangan :

A = Kenyamanan dan rasa takut saat berkunjung ke klinik gigi

B = Media promosi kesehatan gigi untuk anak sekolah dasar

C = Media promosi kesehatan gigi untuk anak usia dini


D = Program kemandirian anak dalam perubahan perilaku

Berdasarkan perhitungan perumuan masalah dengan metode USG

tersebut didapatkan bahwa Program kemandirian anak dalam perubahan

perilaku menjadi masalah utama pada lahan praktik.

2. Puskesmas Banyudono

Tabel 2.5 Penetapan prioritas dengan kriteria Urgency (U)

Masalah A B C D E Total Horizontal


A - - + + 2
B - - + 1
C + + 2
D + 1
E 0
Total Vertical 0 0 0 2 4
Total Horizontal 2 1 2 1 0
Total 2 1 2 3 4

Tabel 2.6 Penetapan prioritas degan kriteria Seriousness (S)

Masalah A B C D E Total Horizontal


A - - - + 1
B - - + 1
C + - 1
D + 1
E 0
Total Vertical 0 0 0 1 3
Total Horizontal 1 1 1 1 0
Total 1 1 1 2 3

Tabel 2.7 Penetapan prioritas dengan kriteria Growth (G)

Masalah A B C D E Total Horizontal


A - - + + 2
B - - + 1
C + + 2
D + 1
E 0
Total Vertical 0 0 0 2 4
Total Horizontal 2 1 2 1 0
Total 2 1 2 3 4

Tabel 2.8 Rekap Hasil Data Prioritas Masalah dengan Metode USG

Masalah U S G Total Prioritas


A 2 1 2 5 III
B 1 1 1 3 V
C 2 1 2 5 IV
D 3 2 3 8 II
E 4 3 4 11 I

Keterangan :
A : Kegiatan UKGM yang tidak berjalan

B : Kurangnya pengetahuan tentang menggosok gigi

C : Media promosi kesehatan gigi untuk anak sekolah dasar

D : Sistem pelaporan yang digunakan puskesmas masih manual

E : Kegiatan UKS yang memberikan pelayan kesehatan 1 tahun sekali

Berdasarkan perhitungan perumuan masalah dengan metode USG

tersebut didapatkan bahwa Kegiatan UKS yang memberikan pelayan

kesehatan 1 tahun sekali menjadi masalah utama pada lahan praktik.

3. Sekolah Luar Biasa (SLB)

Tabel 2.9 Penetapan prioritas dengan kriteria Urgency (U)

Masalah A B Total Horizontal


A + 1
B 0
Total Vertical 0 1
Total Horizontal 1 1
Total 1 2

Tabel 2.10 Penetapan prioritas degan kriteria Seriousness (S)

Masalah A B Total Horizontal


A + 1
B 0
Total Vertical 0 1
Total Horizontal 1 1
Total 1 2

Tabel 2.11 Penetapan prioritas dengan kriteria Growth (G)

Masalah A B Total Horizontal


A + 1
B 0
Total Vertical 0 1
Total Horizontal 1 1
Total 1 2

Tabel 2.12 Rekap Hasil Data Prioritas Masalah dengan Metode USG

Masalah U S G Total Prioritas


A 1 1 1 1 II
B 2 2 2 6 I

Keterangan :

A = Media promosi kesehatan gigi untuk anak Tunarungu

B = Media promosi kesehatan gigi untuk anak Tunagrahita

Berdasarkan perhitungan perumuan masalah dengan metode USG

tersebut didapatkan bahwa Media promosi kesehatan gigi untuk anak

Tunagrahita menjadi masalah utama pada lahan praktik.

C. Alternatif Pemecahan Masalah

Permasalahan utama yang ada di masing-masing lahan praktik

kemudian disusun suatu program inovasi guna memberikan alternative

pemecahan masalah adapun solusi yang diberikan berupa :


No Permasalahan Alternatif Pemecahan Masalah
Behaviour Change Tedi’s Program
Program kemandirian anak dalam
1 sebagai Model Perubahan Perilaku Anak
perubahan perilaku
Prasekolah
Kegiatan UKS yang memberikan Usaha Kesehatan Sekolah Pelangi
2
pelayan kesehatan 1 tahun sekali (UKSP)
Model Pembelajaran Cooperative Play
Media promosi kesehatan gigi untuk Tipe Make a Match Menggunakan Media
3
anak Tunagrahita WN’s Puzzle Modifikasi 3D Gosgi pada
Anak Tunagrahita

Solusi yang diberikan pada 3 permasalahan utama yaitu :

1. Behaviour Change Tedi’s Program sebagai Model Perubahan Perilaku

Anak Prasekolah

2. Usaha Kesehatan Sekolah Pelangi (UKSP)

3. Model Pembelajaran Cooperative Play Tipe Make a Match

Menggunakan Media WN’s Puzzle Modifikasi 3D Gosgi pada Anak

Tunagrahita

D. Kegiatan yang Dilaksakan

1. Di Dinas Kesehatan

a. Orientasi tempat dan perkenalan kepada karyawan

b. Wawancara program kesehatan gigi dan mulut serta pengumpulan

data kesehatan gigi dan mulut

c. Penyusunan permasalahan dan pembuatan inovasi

d. Mengikuti kegiatan luar gedung

2. Di Puskesmas

a. Orientasi tempat dan perkenalan kepada karyawan

b. Wawancara program kesehatan gigidan mulut di puskesmas serta

pengumpulan data kesehatan gigi dan mulut

c. Menyusun permasalahan serta jalan keluar


d. Mendesain dan membuat permainan dalam rangka promosi

kesehatan

e. Uji coba permainan dalam rangka promosi kesehatan gigi dan

mulut untuk anak usia sekolah dasar

f. Ikut serta kegiatan dalam ruangan

g. Ikut serta dalam kegiatan luar ruangan

h. Penyusunan laporan pembuatan alat media promkes gigi dan mulut

3. Di Sekolah Luar Biasa BC YPCM Bayudono

a. Screening kesehatan gigi dan mulut pada 12 siswa di SLB BC

YPCM

b. Pengumpulan data, dan identifikasi masalah di SLB BC YPCM

Banyudono

c. Pemaparan hasil screening serta inovasi model pembelajaran dan

media pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut yang dihadiri olah

kepala sekolah, guru, orang tua, komite sekolah

d. Pendampingan menyikat gigi setiap hri selama satu minggu pada

setiap kelas di SLB BC YPCM Banyudono

e. Membuat Laporan praktik kerja lapangan di SLB BC YPCM

Banyudono

E. Hambatan Kegiatan

1. Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali

Pada waktu pelaksanaan PKL, Dinas Kesehatan sedang tidak ada

kegiatan terkait program kesehatan gigi dan mulut, kecuali

pengumpulan laporan rutin setiap bulannya.


2. Puskesmas

a. Jadwal pelaksanaan PKL tidak bersamaan dengan jadwal kegiatan

luar gedung, misalnya kegiatan UKGS dan UKGMD

b. Pengalaman praktik kerja lapangan untuk mahasiswa S2 Terapan

belum pernah dilaksanakan di puskesmas, sehingga pembimbing

masih belum memiliki gambaran dalam memberikan arahan

kepada mahasiswa

3. Sekolah Luar Biasa BC YPCM Banyudono

Saat ini di SLB BC YPCM Bayudono dibutuhkan suatu program

inovasi berupa model pembelajaran dan media yang menarik mengenai

upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Program inovatif yang

menawarkan suatu pola kegiatan dalam bentuk penyediaan unit

program yang dapat memberikan pelayanan berupa pemeliharaan

kesehatan gigi dan pencegahan penyakit gigi dan mulut di SLB, yang

dilaksanakan oleh semua pihak yang ada di SLB.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Upaya yang dilakukan dalam peningkatan derajat kesehatan gigi dan

mulut yaitu dengan melakukan inovasi dalam program kesehatan gigi dan

mulut, antara lain Program Tedi’s Behaviour Change sebagai Model

Perubahan Perilaku Anak Prasekolah. Selain itu, Program Usaha

Kesehatan Sekolah Pelangi sebagai model peningkatan pengetahuan dan

derajat kesehatan anak sekolah.

2. Permasalahan serta solusi yang ditemukan dilahan praktik kerja lapangan

yaitu :

a. Pada lahan praktik Dinas Kesehatan Kab. Boyolali didapatkan

permasalahan tentang Hasil dari rekap data screening di SD ,

TK/Paud dan SLB tentang tingginya angka penyakit kesehatan gigi

dan mulut yang terjadi pada anak pra sekolah dan anak sekolah.

Setelah dilakukan observasi wawancara dan pengumpulan data bahwa

b. Pada lahan praktik Model pembelajaran cooperative play tipe make a

match adalah sebuah konsep pembelajaran dimana anak diminta

mencari dan mencocokkan pasangan kartu bergambar yang dipegang

masing-masing. Pembelajaran ini ditandai dengan adanya kerja sama

atau pembagian tugas dan pembagian peran antara anak-anak yang

terlibat dalam permainan untuk mencapai suatu tujuan bersama.


Media yang dapat digunakan dalam model pembelajaran cooperative

play tipe make a match salah satunya adalah puzzle modifikasi 3D

gosgi, yakni sebuah media untuk menyatukan pecahan-pecahan

gambar yang apabila disusun akan membentuk gambaran besar

tahapan menggosok

3. Usaha Kesehatan Sekolah Pelangi (UKSP) adalah Suatu usaha yang

dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan anak sekolah dasar

secara berkesinambungan dalam jangka waktu yang panjang. Usaha

Kesehatan Sekolah Pelangi (UKSP) diharapkan dapat menyelesaikan

masalah kesehatan anak sekolah dasar (SD) dan meningkatkan derajat

kesehatan anak sekolah dasar.

B. Saran

1. Pengembangan program untuk kemandirian anak dalam pemeliharaan

kesehatan gigi dan mulut.

2. Model pembelajaran cooperative play tipe make a match menggunakan

media wn’s puzzle modifikasi 3D gosgi pada anak tunagrahita sebagai

upaya memberikan pendidikan tentang langkah menggosok gigi dan dapat

diterapkan secara berkesinambungan

3. Guru-gur sebagai pemberi infromasi apabila anak-anak sekolah dasar ada

yang mengalami masalah kesehatan secara Umum, Kesehatan Gigi dan

Mulut dan Gizi Kesehatan,


DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN

Kegiatan di Puskesmas Sawit

Kegiatan di MIM Program Khusus Kateguhan

Kegiatan di Kelompok Bermain Surya Alam ‘Aisyiyah

Anda mungkin juga menyukai