Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KERJA SAMA TIM DAN


PENJAMINAN MUTU

DISUSUN
O
L
E
H

ULFA TUL HASANAH (PO714261161096)


SUNARTI K (PO714261161094)
TITIN HARDIYANTI (PO714261161095)

POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
PRODI DIPLOMA IV
TAHUN AJARAN 2018/2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Dalam definisi singkat teamwork merupakan serangkaian nilai, sikap dan


perilaku dalam sebuah tim. Sehingga tidak selalu terdiri dari sekumpulan orang
dengan gaya, sikap, maupun cara kerja yang sama. Perbedaan antar tim justru
merupakan potensi yang akan membuat sebuah tim menjadi kreatif dan inovatif.
Untuk mencapai kerjasama tim yang baik perlu ditumbuhkan sikap-sikap positif
di antara anggota tim. Antara lain kebiasaan untuk saling mendengarkan sehingga
tercipta komunikasi yang baik, memberikan dukungan kepada anggota tim yang
membutuhkan, dan apresisasi terhadap kontribusi dan pencapaian yang diperoleh
dari setiap anggota tim.

Sebuah team work akan menjadi penentu mulus tidaknya perjalanan


organisasi. Sebab itu sangat diperlukan adanya kerjasama yang baik dalam
melaksanakan tanggungjawab dalam keorganisasian. Melalui kerjasama dan
saling berbagi pengetahuan serta ketrampilan, sebuah tim seringkali mampu
menyelesaikan tugas secara efektif, ketimbang dilakukan oleh seorang individu.

ii
A. Rumusan Masalah

1. Apa definisi kerjasama tim ?


2. Apa saja jenis – jensi tim ?
3. Bagaimana tahapan perkembangan tim ?
4. Bagaimana mengelola pertemuan tim ?
5. Bagaimana upaya yang dilakukan dalam tim ?
6. Bagaimana penyelesaian konflik dalam kelompok ?

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi kerjasama tim
2. Untuk mengetahui janis – jenis tim
3. Untuk mengetahui bagaimana tahapan perkembangan tim
4. Untuk mengetahui bagaimana mengelola pertemuan tim
5. Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan dalam tim
6. Untuk mengetahui bagaimana penyelesaian konflik dalam kelompok

iii
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kerjasama Tim


Dalam pelayanan kesehatan modern dan bermutu dikenal adanya
cara kerja secara tim. Ada pendapat yang mengatakan tim sama dengan
kelompok, namun dalam buku ini dikemukakan bahwa tim tidak sama
dengan kelompok karena di dalam kelompok hanya terbatas pada interaksi
satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama, sedangkan dalam tim
upaya untuk mencapai tujuan jauh lebih luas dari itu.
Penyelesaian masalah yang rumit (kompleks) memerlukan
kerjasama yang efektif dari semua anggota tim yang terlibat. Dengan
demikian diperlukan tim yang dinamis yaitu tim yang memiliki kinerja
tinggi, tim yang dapat memanfaatkan segala energi yang ada untuk
menghasilkan sesuatu untuk meningkatkan mutu pelayanan.
Tim adalah sekelompok orang yang bertindak bersama sebagai
suatu kesatuan yang utuh, mempunyai ketergantungan satu sama lain,
saling mempercayai, saling menjunjung tinggi kelebihan serta saling
mengisi kekurangan untuk mencapai tujuan, sedangkan kelompok adalah
sekumpulan orang disuatu tempat tanpa keterkaitan tugas dan tujuan satu
sama lain.
Kerjasama tim adalah bentuk kerja kelompok dengan
keterampilan yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai
misi yang sudah disepakati sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama
secara efektif san efisien.

Kerja sama dalam tim kerja akan menjadi suatu daya dorong yang
memiliki energi dan sinergisitas bagi individu-individu yang tergabung
dalam kerja tim. Komunikasi akan berjalan baik dengan dilandasi
kesadaran tanggung jawab tiap anggota.

4
Sebagaimana yang dinyatakan Tracy (2006) bahwa, Kerja sama dapat
meningkatkan komunikasi dalam kerja tim di dalam dan di antara bagian-
bagian perusahaan. Kerja sama mengumpulkan bakat, berbagi tugas dan
tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama.

Kerja sama dilakukan oleh sebuah tim lebih efektif daripada kerja secara
individual. Menurut West (2002), Telah banyak riset membuktikan bahwa
kerja sama secara berkelompok mengarah pada efisiensi dan efektivitas
yang lebih baik. Hal ini sangat berbeda dengan kerja yang dilaksanakan
oleh perorangan.

Setiap tim maupun individu sangat berhubungan erat dengan kerja sama
yang dibangun dengan kesadaran pencapaian prestasi dan kinerja. Dalam
kerja sama akan muncul berbagai penyelesaian yang secara individu tidak
terselesaikan. Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerja sama pada
kerja tim adalah munculnya berbagai penyelesaian secara sinergi dari
berbagai individu yang tergabung dalam kerja tim.

Selain keunggulan di atas kerja sama juga dapat menstimulasi seseorang


berkontribusi dalam kelompoknya, sebagaimana yang dinyatakan Davis
(dalam Dewi, 2006) bahwa, Kerja sama adalah keterlibatan mental dan
emosional orang di dalam situasi kelompok yang mendorong mereka
untuk memberikan kontribusi dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan
kelompok.

Kontribusi tiap-tiap individu dapat menjadi sebuah kekuatan yang


terintegrasi. Individu dikatakan bekerja sama jika upaya-upaya dari setiap
individu tersebut secara sistematis terintegrasi untuk mencapai tujuan
bersama. Dalam mencapai tujuan bersama, kerja sama memberikan
manfaat yang besar bagi kerja tim. Biasanya organisasi berbasis kerja tim
memiliki struktur yang ramping. Oleh sebab itu, organisasi akan bisa
merespons dengan cepat dan efektif lingkungan yang cepat berubah
(West, 2002).

5
Dalam kajian mutu pelayanan kesehatan, keberadaan tim harus diarahkan
menjadi tim pembelajaran (team learning) yaitu suatu proses
menumbuhkan kemitraan dan mengembangkan kapasitas tim untuk
mencapai hasil yang diharapkan oleh anggota tim. Tim pembelajaran
merupakan unit pembelajaran yang fundamental dalam organisasi modern.

Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
berinteraksi dan mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu.
Definisi ini memiliki tiga komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau
lebih. Kedua, orang – orang dalam sebuah tim memiliki interaksi regular.
Ketiga, orang – orang dalam sebuah tim memiliki tujuan kinerja yang
sama.

Perbedaan antara kelompok dan tim

KELOMPOK TIM
Memiliki pemimpin yang ditunjuk Berbagi peran kepemimpinan
Akuntabilitas individual Akuntabilitas mutual dan individual
Tujuan kelompok dan organisasi sama Visi atau tujuan khusus tim
Hasil kerja individual Hasil kerja kolektif
Mengadakan pertemuan – pertemuan Pertemuan – pertemuan mendorong
efisien diskusi terbuka
Efektifitas secara tidak langsung Efektifitas secara langsung diukur
diukur oleh pengaruh bisnis dengan menilai kerja kolektif

B. Jenis - Jenis Tim

a. Tim Formal

Tim formal diciptakan oleh organisasi sebagai bagian dari struktur formal
organisasi. Dua jenis tim formal yang paling umum adalah tim vertikal dan
tim horizontal.

b. Tim Vertikal

6
Tim vertikal terdiri dari seorang manajer dan para bawahannya dalam
rantai komando formal. Terkadang tim ini disebut tim fungsional atau tim
komando. Setiap tim diciptakan oleh organisasi untuk mencapai tujuan –
tujuan tertentu lewat aktifitas dan interaksi bersama para anggota.

c. Tim Horizontal

Tim horizontal terdiri atas karyawan – karyawan dari tingkat hierarki yang
hampir sama, tetapi dari bidang keahlian yang berbeda. Dua jenis tim
horizontal yang paling umum adalah angkatan tugas dan komite.

1. Angkatan tugas adalah kelompok karyawan dari departemen –


departemen berbeda yang dibentuk untuk menangani aktifitas
tertentu dan hanya bertahan sampai tugas itu selesai.
2. Komite biasanya berumur panjang dan mungkin merupakan bagian
permanen dari struktur organisasi. Komite memberikan
keuntungan yaitu: memungkinkan para anggota organisasi untuk
bertukar informasi, menghasilkan saran – saran untuk
mengoordinasi unit – unit organisasional yang diwakilkan,
mengembangkan berbagai ide dan solusi baru untuk masalah –
masalah organisasional yang ada, dan membantu perkembangan
berbagai praktik dan kebijaksanaan organisasional yang baru.

d. Tim dengan Tujuan Khusus

Tim dengan tujuan khusus adalah tim yang diciptakan diluar organisasi
formal untuk mengerjakan proyek kepentingan atau kreatifitas khusus.
Tim dengan tujuan khusus masih merupakan bagian dari organisasi
formal dan memiliki struktur laporannya sendiri.

7
Tim pembelajaran menjadi kunci dari pembelajaran dalam organisasi,
hampir semua keputusan penting diputuskan dalam tim. Belajar sendiri
pada suatu tingkat tertentu kurang relevan untuk organisasi. Keterampilan
yang berkembang dalam tim akan menjadi dorongan bagi anggota tim.
Tim pembelajaran berkembang berdasarkan perkembangan visi bersama,
serta kepribadian dan bakat yang dimiliki. Menurut ahli yang dimuat
dalam Pelatihan Learning Organization (Pusdiklat Kesehatan, Depkes
RI, 2011), ada 3 dimensi dalam tim pembelajaran, yaitu :
1. Keharusan untuk berpikir jernih dan mendalam saat menghadapi
masalah
2. Kebutuhan untuk bertindak inovatif dan terkoordinasi
3. Kesediaan anggota tim untuk berperan dalam tim-tim lain sehingga
saling menunjang dan saling melengkapi.

Tim pembelajaran merupakan proses kemitraan dan pengembangan


kapasitas untuk mewujudkan hasil yang didambakan. Melalui kemitraan
akan tumbuh rasa kebersamaan yang kuat dimana masing-masing individu
akan proaktif menyalurkan energinya sehingga terwujud kesamaan tujuan,
visi dan pemahaman di antara individu. Dengan demikian kemitraan perlu
dipupuk sebelum pemberdayaan individu yang akan memberdayakan tim
secara keseluruhan.

Pada prinsipnya pembelajaran tim dilaksanakan melalui dialog dan


diskusi. Dialog tidak mencari kesepakatan tetapi menemukan suatu
pemahaman yang mendalam tentang suatu masalah yang kompleks
sedangkan dalam diskusi menemukan kesepakatan dan keputusan.

Tim mutu yang dibentuk baik di puskesmas maupun di rumah sakit selain
memiliki kemampuan tekhnis medis sesuai dengan bidang yang
dilaksanakan juga harus memiliki kemampuan lain seperti kemampuan
memecahkan masalah mutu secara bersama, berkomunikasi secara efektif,
melakukan motivasi, berkoordinasi, negosiasi dan melakukan advokasi.

8
C. Tahapan Perkembangan Tim
Dalam penjaminan mutu pelayanan kesehatan, baik di puskesmas maupun di
rumah sakit, mewujudkan tim yang dinamis tidaklah mudah, tetapi
dilaksanakan secara bertahap. Menurut Richard Y. Chang (1999) dalam
bukunya “membangun tim yang dinamis”, tahapan perkembangan tim
meliputi menetapkan arah, bergerak, mempercepat gerak dan pada akhirnya
sampai. Keempat tahapan tersebut masing-masing dijelaskan berikut ini.

1. Menetapkan Arah
Pada tahap menetapkan arah (drive), tim harus mengfokuskan diri pada
misinya dan membuat garis besar strategi yang akan ditempuh. Selain itu,
tim harus menetapkan tujuan, prioritas, prosedur kerja yang jelas dan
terukur, serta peraturan (prosedur tetap) yang ada.
2. Bergerak
Dalam tahap bergerak (strive) ini, peran dan tanggung jawab anggota tim
harus ditetapkan dengan jelas. Jika terjadi hambatan atau kendala hadapi
dengan bijaksana bersama dengan seluruh anggota tim.
3. Mempercepat Gerak
Maksud dari mempercepat gerak (thrive) adalah untuk meningkatkan
produktivitas tim secara maksimal. Gunakan umpan balik dari sesama
anggota tim, menejemen konflik, dan kerja sama untuk memecahkan
masalah yang timbul.
4. Sampai (arrive)
Pada tahap sampai (arrive), tim akan mencapai puncaknya, yaitu mampu
mengatasi semua kendala-kendala yang ada. Jika dalam fase ini tim belum
mencapai hasil yang diharapkan, maka perlu dilakukan peninjauan
kembali saran-saran yang telah ada dengan berkoordinasi secara maksimal.

Pendapat lain yang dimuat dalam buku “Quality Improvement in Healt


Care, The University of New Castle, Australia (1999)” mengumukakan
bahwa proses perkembangan tim, tahap penyusaian, tahap terbentuknya

9
norma tim, dan pada akhirnya mencapai tahap dihasilkannya kinerja tim.
Keempat tahapan tersebut dijelaskan berikut ini:

1. Tahap Pembentukan Tim


Tahap pembentukan tim (forming) adalah tahap awal dari terbentuknya
suatu tim kerja. Pada tahap ini anggota tim saling berkenalan dan ingin
mengetahui satu sama lainnya.
2. Tahap Penyusaian
Tahap penyesuaian (storming) merupakan tahap yang sulit dalam
pembentukan suatu tim kerja, karena seringkali dapat terjadi konflik
diantara anggota tim.
3. Tahap Terbentuknya Norma Tim
Dalam tahap terbentuknya norma tim (norming) anggota tim sudah mulai
kompak satu sama lain dan mulai memperlihatkan saling
ketergatungannya.
4. Tahap Dihasikannya Kinerja Tim
Pada tahap dihasikannya kinerja tim (performing), tim sudah
menampakkan hasil kerjanya. Hasil kerja tim yang baik akan tercapai
apabila seluruh anggota tim pada tahap sebelumnya betul-betul
berkomitmen dengan tugas-tugas yang diembankan kepadanya.

D. Mengelola Pertemuan Tim


Penerapan penjaminan mutu pelayanan kesehatan, baik di puskesmas
maupun instansi kesehatan lainnya, dilaksanakan melalui kerja sama tim.
Kerja sama tim merupakan hal yang penting bahkan mutlak dilakukan
mengingat salah satu kegiatan yang dilakukan dalam penjaminan mutu
adalah memecahkan masalah mutu yang ada. Proses pemecahan masalah
tersebut dibahas oleh tim melalui pertemuan-pertemuan tim yang
dilaksanakan secara teratur dan berkesinambungan.
Pertemuan tim yang efektif adalah salah satu langkah untuk mencapai
tujuan yang sudah ditetapkan. Jika kita menginginkan pertemuan yang
dilakukan oleh tim berlangsung lebih efektif, maka sudah tentu pertemuan

10
tersebut harus terencana dengan baik serta dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang sudah disusun.
Tim penjaminan mutu harus terstruktur dengan baik terutama tim berperan
untuk pemecahan masalah mutu dalam pelayanan kesehatan. Tim yang
dibentuk dipimpin oleh seseorang pimpinan tim. Salah satu tugas dari
pimpinan tim adalah menyelenggarakan pertemuan yang efektif.
Beberapa langkah yang perlu disikapi untuk pertemuan tim penjaminan
mutu pelayanan kesehatan yang dimuat dalam modul pelatihan
pemecahan masalah bersumber daya tim (Pusdiklat Kesehatan,
Depkes RI, 1999) dapat dikemukakan berikut ini :
1. Persiapan
Persiapan yang dimaksud di sini adalah tersusunnya rencana
pertemuan. Rencana pertemuan tersebut meliputi :
a. Menetapkan tujuan pertemuan
Setiap pertemuan harus menpunyai tujuan yang jelas dan hasil
yang diinginkan harus dirumuskan dengan baik. Tujuan sebaiknya
ditentukan secara spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, reliabel,
dan mempunyai waktu yang jelas.
b. Menyusun agenda pertemuan
Apabila tujuan yang ingin dicapai dalam pertemuan sudah
dirumuskan, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menyusun
agenda pertemuan. Agenda yang disusun sebaiknya
menggambarkan setiap pokok acara secara jelas. Agenda
pertemuan yang disusun secara tepat akan memberikan banyak
manfaat, antara lain:
 Memungkinkan ketua tim untuk mengendalikan pertemuan.
 Membantu anggota tim mempersiapkan pertemuan.
 Membantu anggota tim tetap terfokus pada tujuan yang ingin
dicapai selama pertemuan.
 Menentukan kemajuan yang ingin dicapai dalam pertemuan.

11
c. Menentukan peserta
Terdapat tiga kategori peserta yang harus dipertimbangkan, yaitu:
1) Mereka yang memiliki informasi tentang topik dan berusaha
untuk mengembangkan cara pemecahannya.
2) Mereka yang dapat membantu penerapan dari cara pemecahan
karena posisi dan kekuasaannya terhadap sumber daya.
3) Mereka yang diikutkan dengan berbagai pertimbangan antara
lain sopan santun, tenggang rasa, dan sebagainya.

Kategori kelompok pertama adalah orang-orang yang di dalam


pertemuan, kelompok kedua kemungkinan adalah orang orang yang
tidak mengetahui pemecahan masalah apa yang akan muncul dalam
pertemuan, sedangkan kelompok ketiga adalah kelompok sumber
masalah, mereka diundang karena segan atau basa-basi.

2. Pelaksanaan pertemuan
a. Pada awal pertemuan, ketua tim harus:
 Mengkaji dan mendiskusikan tujuan dari pertemuan agar
semua anggota tim memahami apa saja yang menjadi tujuan
dan perannya.
 Tim memutuskan siapa yang akan menjadi notulis dan
mencatat waktu setiap pertemuan.

Tim harus memutuskan tata tertib mengenai pertemuan yang akan di


laksanakan. Tata tertib meliputi ketepatan waktu, peran anggota, sopan
santun, dan penyelesaian tugas dan tanggung jawab dalam
mempersiapkan tempat, fasilitas, waktu istirahat dan sebagainya.
Aturan ini dimaksudkan untuk mencegahnya terjadinya kesalahan
pahaman dan harus dipatuhi oleh semua anggota.

b. Membuka, menutup, dan mengevaluasi pertemuan

Pimpinan tim penjaminan mutu ( pemecahan masalah mutu ) dalam


membuka pertemuan harus dapat mendorong peran serta dan

12
produktivitas anggota tim, serta menjelaskan tujuan pertemuan, apa
yang harus di capai, dan agenda untuk mencapai tujuan.

Ketua tim harus mengulang apa yang sudah disepakati serta tindak
lanjut hasil pertemuan, sehingga pada akhir pertemuan semua anggota
tim memahami apa yang telah disepakati dan dihasilkan, serta tindak
lanjut hasil pertemuan.

Tahap berikutnya adalah melakukan penilaian terhadap pertemuan


yang di lakukan. Dalam hal ini, penting untuk memperhatikan dan
memberi kesempatan kepada anggota tim untuk berbagi pendapat
mengenai apa yang telah terjadi dalam pertemuan.

c. Laporan pertemuan

Pada dasarnya, laporan tim adalah laporan pelaksanaan penjaminan


mutu pelayanan kesehatan yang merupakan dokumen bagi unit
kesehatan yang melakukannya. Dokumen ini dapat di jadikan pedoman
untuk menilai perkembangan pelaksanaan penjaminan mutu pelayanan
kesehatan yang ada.

E. Upaya - Upaya Yang Harus Dilakukan Dalam Tim

Maksud dari pembelajaran tim adalah menciptakan sebuah tim yang


tangguh baik secara individual maupun kelompok. Oleh karena itu
diperlukan berbagai upaya yang harus dilakukan. Upaya upaya yang dapat
dilakukan menurut para ahli yang dimuat dalam modul pelatihan
learning Organization (Pusdiklat Kesehatan Depkes RI 2001)
dijelaskan berikut ini:

1.Kerja sama

Tim yang tangguh harus mampu melaksanakan kerja sama yang baik
menuju ke arah tujuan bersama, sehingga akan diperoleh hasil yang
handal.

13
2. Visi bersama
Perlunya pemahaman visi bersama dan saling mengisi satu sama lainnya
merupakan upaya yang harus dilakukan oleh tim.

3. Keberhasilan tim
Bahwa keberhasilan tim merupakan standar untuk belajar bersama bagi
organisasi yang lebih besar.

Berdasarkan dengan hal ini yang telah disebutkan di atas, terdapat tiga
demensi pembelajaran yang harus meliputi perhatian seluruh anggota tim,
yaitu :

1. Kebutuhan berfikir dengan wawasan yang komprehensif.


2. Perlunya menyuling pontensi pemikiran dari orang banyak agar
menjadi lebih bermakna dari pada pemikiran dari satu orang.
3. Kebutuhan tindakan yang inovatif dan terkoordinasi, dalam hal ini di
perlukan adanya rasa kepercayaan dari anggota tim saling melengkapi.

Pembelajaran tim merupakan suatu disiplin secara kolektif artinya, dalam


disiplin pembelajaran tim harus di perlukan adanya kompetensi
(penguasaan) dan dialog serta diskusi. Beberapa hal yang harus menjadi
perhatian adalah :

 Adanya penghalusan terhadap situasi yang tidak dibatasi.


 Adanya pemikiran tersistematis ( berfikir yang tidak terkontak-kontak )
berfikir secara yang menyeluruh berdasarkan pendekatan masukan, proses,
keluaran, dan hasil.
 Membutuhkan tim yang matang dan mampu memecahkan masalah yang
kompleks.
 Diperlukan praktik secara terus menerus, sehingga secara kolektif
mempunyai nilai tambah dan mempunyai pengertian yang mendalam serta
memberikan keluaran yang lebih baik.
 Tujuan dan dialog bukan berarti menang kalah ( win-lost ) tetapi secara
kolektif semua menang ( win-win solution ).

14
F. Langkah Langkah Penyelesaian Konflik
Dalam satu tim mutu pelayanan terhadap kesehatan berinteraksi satu sama
lain, kemungkinan terjadi konflik yang tidak bisa dihindari. Konflik yang
terjadi jangan dibiarkan berlarut larut, tetapi harus diselesaikan secara terbuka
beberapa langkah penyelesaian konflik menurut Richard Y Chang ( 1999 )
dijelaskan berikut ini :

Langkah 1 : Mengakui adanya konflik

Langkah ini adalah langkah pertama dalam penyelesaian konflik yang


terjadi. Tim mutu dinamis akan membahas konflik secara dini sehingga
tidak merupakan penghalang bagi keberhasilan suatu mutu tim dinamis.

Langkah 2 : mengidentifikasi konflik yang sebenarnya

Langkah ini sama seperti dengan indentifikasi Masalah dalam kajian mutu
pelayanan kesehatan. Kegiatan ini membutuhkan keahlian khusus, karena
terjadinya konflik dapat timbul di berbagai akar penyebab masalah
termasuk masalah emosi.

Langkah 3 : mendengar semua sudut pandang

Dalam langkah ketiga ini diperlukan kegiatan sumbang saran. Dengan


demikian, libatkan mereka yang terlibat konflik untuk mengungkapkan
pendapatnya. Hindari pendapat benar dan salah. Bahas mengenai dampak
konflik terhadap tim serta kinerja tim. Jangan berbicara perasaan atau
unsur pribadi. Tetapi fokuskan pada fakta dan perilaku. Temukan mana
yang baik dan jangan mencari cari kesalahan orang lain.

Langkah 4 : Bersama sama mengkaji cara untuk menyelesaikan konflik

Pada langkah ke empat ini, sangat di harapkan adanya diskusi terbuka,


Dengan demikian akan bisa memperluas informasi dan alternatif
pemecahan masalah, serta bisa mengarahkan pada rasa percaya dan
hubungan sehat diantara terlibat dalam tim mutu yang ada tidak semua

15
anggota kelompok menyukai satu sama lain , tetapi yang utama adalah
mampu berkerja sama dengan efektif.

Langkah 5 : mendapatkan kesepakatan dan tanggung jawab untuk menemukan


solusi

Upaya yang dilakukan adalah mendorong mereka yang sedang mengalami


konflik untuk bekerja sama memecahkan masalah secara baik. Buatlah
seluruh anggota tim mutu yang ada senang terhadap solusi yang
diupayakan. Oleh karena itu solusi harus diusahakan secara bersama-sama.
Salah satu cara yang disarankan agar orang lain mau menerima saran yang
diajukan adalah memposisikan diri pada peran orang lain. Upayakan
masing-masing anggota tim mempresentasikan pandangan orang lain.

Langkah 6 : menjadwalkan sesi tindak lanjut untuk mengkaji solusi (re-solusi)

Langkah terakhir ini adalah mengkaji kembali solusi yang sudah


dilaksanakan (re-solusi) yang sangat diperlukan untuk mengetahui tingkat
keaktifan solusi yang sudah diberikan. Dengan demikian pemberian
tanggung jawab untuk melaksanakan komitmen sangat dihargai oleh
anggota tim.

 Mengelola Konflik Yang Timbul Dalam Tim

Tim penjamian mutu mempunyai tugas utama yaitu memperbaiki dan


meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

Pemanfaatan tim dalam memecahkan masalah kompleks yang ada,


dilaksanakan dengan melibatkan seluruh anggota tim penjaminan mutu yang
dipilih sesuai dengan permasalahan yang akan ditanggulangi, sedangkan untuk
penjaminan mutu secara keseluruhan, tim dibentuk dengan melibatkan seluruh
staf yang ada.

Di dalam pelaksanaan penjaminan mutu pelayanan kesehatan, sering kali


pemimpin tim diharapkan pada kemungkinan terjadinya konflik yang positif
dan produktif. Oleh karena itu oleh karena itu setiap pimpinan tim harus

16
memiliki kemampuan bagaimana mengatasi konflik tersebut sehingga tidak
menghentikan proses peningkatan mutu pelayanan. Selain itu, pimpinan tim
harus mempunyai kemampuan untuk menyadarkan anggota tim yang terlibat
dalam konflik dengan selalu berpegang pada prinsip prinsip penjamin mutu
dan pemecahan masalah mutu pelayanan.

Dalam suatu tim mutu yang berinteraksi satu sama lain, berbeda pendapat
akan selalu terjadi. Perbedaan pendapat yang berlarut larut akan menyebabkan
timbulnya konflik. Anggota Tim seharusnya memahami bahwa konflik adalah
suatu yang tidak bisa dihindarkan. Konflik yang terjadi harus dikelola dengan
baik, sehingga akan mengarahkan pada pengambilan keputusan yang lebih
mantap. Dengan demikian, perlu disadari bahwa konflik tidak selalu
mengandung resiko, tetapi juga merupakan peluang untuk perbaikan kegiatan
jika konflik tersebut bisa di kelolah secara efektif.

Selain itu, tim akan efektif jika anggota tim saling bertindak sebagai
kolega. Hal yang penting untuk menciptakan suasana dialog yang kondusif,
namun berperan sebagai kolega tidak berarti menyetujui atau mempunyai
pandangan yang sama. Hal lain yang harus di perhatikan adalah adanya
kemampuan tim untuk mengenali kapan orang orang tidak mengungkapkan
asumsinya, kapan mereka saling tidak menyelidikan pemikiran masing-
masing, dan kapan mereka tidak mengungkapkan pemikiran mereka
sedemikian rupa yang mendorong yang lainnya untuk memahami labih lanjut.
Kemampuan tersebut harus ditumbuhkan melalui pengungkapan asumsi setiap
orang dalam tim.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

 Kerjasama tim adalah bentuk kerja kelompok dengan keterampilan yang


saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai misi yang sudah
disepakati sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif san
efisien.

 Ada 3 dimensi dalam tim pembelajaran, yaitu :


1. Keharusan untuk berpikir jernih dan mendalam saat menghadapi masalah
2. Kebutuhan untuk bertindak inovatif dan terkoordinasi
3. Kesediaan anggota tim untuk berperan dalam tim-tim lain sehingga saling
menunjang dan saling melengkapi.

 Upaya upaya yang dapat dilakukan menurut para ahli yang dimuat dalam
modul pelatihan learning Organization ( Pusdiklat Kesehatan Depkes RI
2001 ) dijelaskan berikut ini :

1.Kerja sama

Tim yang tangguh harus mampu melaksanakan kerja sama yang baik
memuju ke arah tujuan bersama, sehingga akan diperoleh hasil yang
handal.

2. Visi bersama

Perlunya pemahaman visi bersama dan saling mengisi satu sama lainnya
merupakan upaya yang harus dilakukan oleh tim.

3. Keberhasilan tim

Bahwa keberhasilan tim merupakan standar untuk belajar bersama bagi


organisasi yang lebih besar.

18

Anda mungkin juga menyukai