DISUSUN
O
L
E
H
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
ii
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi kerjasama tim
2. Untuk mengetahui janis – jenis tim
3. Untuk mengetahui bagaimana tahapan perkembangan tim
4. Untuk mengetahui bagaimana mengelola pertemuan tim
5. Untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan dalam tim
6. Untuk mengetahui bagaimana penyelesaian konflik dalam kelompok
iii
BAB II
PEMBAHASAN
Kerja sama dalam tim kerja akan menjadi suatu daya dorong yang
memiliki energi dan sinergisitas bagi individu-individu yang tergabung
dalam kerja tim. Komunikasi akan berjalan baik dengan dilandasi
kesadaran tanggung jawab tiap anggota.
4
Sebagaimana yang dinyatakan Tracy (2006) bahwa, Kerja sama dapat
meningkatkan komunikasi dalam kerja tim di dalam dan di antara bagian-
bagian perusahaan. Kerja sama mengumpulkan bakat, berbagi tugas dan
tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama.
Kerja sama dilakukan oleh sebuah tim lebih efektif daripada kerja secara
individual. Menurut West (2002), Telah banyak riset membuktikan bahwa
kerja sama secara berkelompok mengarah pada efisiensi dan efektivitas
yang lebih baik. Hal ini sangat berbeda dengan kerja yang dilaksanakan
oleh perorangan.
Setiap tim maupun individu sangat berhubungan erat dengan kerja sama
yang dibangun dengan kesadaran pencapaian prestasi dan kinerja. Dalam
kerja sama akan muncul berbagai penyelesaian yang secara individu tidak
terselesaikan. Keunggulan yang dapat diandalkan dalam kerja sama pada
kerja tim adalah munculnya berbagai penyelesaian secara sinergi dari
berbagai individu yang tergabung dalam kerja tim.
5
Dalam kajian mutu pelayanan kesehatan, keberadaan tim harus diarahkan
menjadi tim pembelajaran (team learning) yaitu suatu proses
menumbuhkan kemitraan dan mengembangkan kapasitas tim untuk
mencapai hasil yang diharapkan oleh anggota tim. Tim pembelajaran
merupakan unit pembelajaran yang fundamental dalam organisasi modern.
Tim adalah suatu unit yang terdiri atas dua orang atau lebih yang
berinteraksi dan mengoordinasi kerja mereka untuk tujuan tertentu.
Definisi ini memiliki tiga komponen. Pertama, dibutuhkan dua orang atau
lebih. Kedua, orang – orang dalam sebuah tim memiliki interaksi regular.
Ketiga, orang – orang dalam sebuah tim memiliki tujuan kinerja yang
sama.
KELOMPOK TIM
Memiliki pemimpin yang ditunjuk Berbagi peran kepemimpinan
Akuntabilitas individual Akuntabilitas mutual dan individual
Tujuan kelompok dan organisasi sama Visi atau tujuan khusus tim
Hasil kerja individual Hasil kerja kolektif
Mengadakan pertemuan – pertemuan Pertemuan – pertemuan mendorong
efisien diskusi terbuka
Efektifitas secara tidak langsung Efektifitas secara langsung diukur
diukur oleh pengaruh bisnis dengan menilai kerja kolektif
a. Tim Formal
Tim formal diciptakan oleh organisasi sebagai bagian dari struktur formal
organisasi. Dua jenis tim formal yang paling umum adalah tim vertikal dan
tim horizontal.
b. Tim Vertikal
6
Tim vertikal terdiri dari seorang manajer dan para bawahannya dalam
rantai komando formal. Terkadang tim ini disebut tim fungsional atau tim
komando. Setiap tim diciptakan oleh organisasi untuk mencapai tujuan –
tujuan tertentu lewat aktifitas dan interaksi bersama para anggota.
c. Tim Horizontal
Tim horizontal terdiri atas karyawan – karyawan dari tingkat hierarki yang
hampir sama, tetapi dari bidang keahlian yang berbeda. Dua jenis tim
horizontal yang paling umum adalah angkatan tugas dan komite.
Tim dengan tujuan khusus adalah tim yang diciptakan diluar organisasi
formal untuk mengerjakan proyek kepentingan atau kreatifitas khusus.
Tim dengan tujuan khusus masih merupakan bagian dari organisasi
formal dan memiliki struktur laporannya sendiri.
7
Tim pembelajaran menjadi kunci dari pembelajaran dalam organisasi,
hampir semua keputusan penting diputuskan dalam tim. Belajar sendiri
pada suatu tingkat tertentu kurang relevan untuk organisasi. Keterampilan
yang berkembang dalam tim akan menjadi dorongan bagi anggota tim.
Tim pembelajaran berkembang berdasarkan perkembangan visi bersama,
serta kepribadian dan bakat yang dimiliki. Menurut ahli yang dimuat
dalam Pelatihan Learning Organization (Pusdiklat Kesehatan, Depkes
RI, 2011), ada 3 dimensi dalam tim pembelajaran, yaitu :
1. Keharusan untuk berpikir jernih dan mendalam saat menghadapi
masalah
2. Kebutuhan untuk bertindak inovatif dan terkoordinasi
3. Kesediaan anggota tim untuk berperan dalam tim-tim lain sehingga
saling menunjang dan saling melengkapi.
Tim mutu yang dibentuk baik di puskesmas maupun di rumah sakit selain
memiliki kemampuan tekhnis medis sesuai dengan bidang yang
dilaksanakan juga harus memiliki kemampuan lain seperti kemampuan
memecahkan masalah mutu secara bersama, berkomunikasi secara efektif,
melakukan motivasi, berkoordinasi, negosiasi dan melakukan advokasi.
8
C. Tahapan Perkembangan Tim
Dalam penjaminan mutu pelayanan kesehatan, baik di puskesmas maupun di
rumah sakit, mewujudkan tim yang dinamis tidaklah mudah, tetapi
dilaksanakan secara bertahap. Menurut Richard Y. Chang (1999) dalam
bukunya “membangun tim yang dinamis”, tahapan perkembangan tim
meliputi menetapkan arah, bergerak, mempercepat gerak dan pada akhirnya
sampai. Keempat tahapan tersebut masing-masing dijelaskan berikut ini.
1. Menetapkan Arah
Pada tahap menetapkan arah (drive), tim harus mengfokuskan diri pada
misinya dan membuat garis besar strategi yang akan ditempuh. Selain itu,
tim harus menetapkan tujuan, prioritas, prosedur kerja yang jelas dan
terukur, serta peraturan (prosedur tetap) yang ada.
2. Bergerak
Dalam tahap bergerak (strive) ini, peran dan tanggung jawab anggota tim
harus ditetapkan dengan jelas. Jika terjadi hambatan atau kendala hadapi
dengan bijaksana bersama dengan seluruh anggota tim.
3. Mempercepat Gerak
Maksud dari mempercepat gerak (thrive) adalah untuk meningkatkan
produktivitas tim secara maksimal. Gunakan umpan balik dari sesama
anggota tim, menejemen konflik, dan kerja sama untuk memecahkan
masalah yang timbul.
4. Sampai (arrive)
Pada tahap sampai (arrive), tim akan mencapai puncaknya, yaitu mampu
mengatasi semua kendala-kendala yang ada. Jika dalam fase ini tim belum
mencapai hasil yang diharapkan, maka perlu dilakukan peninjauan
kembali saran-saran yang telah ada dengan berkoordinasi secara maksimal.
9
norma tim, dan pada akhirnya mencapai tahap dihasilkannya kinerja tim.
Keempat tahapan tersebut dijelaskan berikut ini:
10
tersebut harus terencana dengan baik serta dilaksanakan sesuai dengan
rencana yang sudah disusun.
Tim penjaminan mutu harus terstruktur dengan baik terutama tim berperan
untuk pemecahan masalah mutu dalam pelayanan kesehatan. Tim yang
dibentuk dipimpin oleh seseorang pimpinan tim. Salah satu tugas dari
pimpinan tim adalah menyelenggarakan pertemuan yang efektif.
Beberapa langkah yang perlu disikapi untuk pertemuan tim penjaminan
mutu pelayanan kesehatan yang dimuat dalam modul pelatihan
pemecahan masalah bersumber daya tim (Pusdiklat Kesehatan,
Depkes RI, 1999) dapat dikemukakan berikut ini :
1. Persiapan
Persiapan yang dimaksud di sini adalah tersusunnya rencana
pertemuan. Rencana pertemuan tersebut meliputi :
a. Menetapkan tujuan pertemuan
Setiap pertemuan harus menpunyai tujuan yang jelas dan hasil
yang diinginkan harus dirumuskan dengan baik. Tujuan sebaiknya
ditentukan secara spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, reliabel,
dan mempunyai waktu yang jelas.
b. Menyusun agenda pertemuan
Apabila tujuan yang ingin dicapai dalam pertemuan sudah
dirumuskan, selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menyusun
agenda pertemuan. Agenda yang disusun sebaiknya
menggambarkan setiap pokok acara secara jelas. Agenda
pertemuan yang disusun secara tepat akan memberikan banyak
manfaat, antara lain:
Memungkinkan ketua tim untuk mengendalikan pertemuan.
Membantu anggota tim mempersiapkan pertemuan.
Membantu anggota tim tetap terfokus pada tujuan yang ingin
dicapai selama pertemuan.
Menentukan kemajuan yang ingin dicapai dalam pertemuan.
11
c. Menentukan peserta
Terdapat tiga kategori peserta yang harus dipertimbangkan, yaitu:
1) Mereka yang memiliki informasi tentang topik dan berusaha
untuk mengembangkan cara pemecahannya.
2) Mereka yang dapat membantu penerapan dari cara pemecahan
karena posisi dan kekuasaannya terhadap sumber daya.
3) Mereka yang diikutkan dengan berbagai pertimbangan antara
lain sopan santun, tenggang rasa, dan sebagainya.
2. Pelaksanaan pertemuan
a. Pada awal pertemuan, ketua tim harus:
Mengkaji dan mendiskusikan tujuan dari pertemuan agar
semua anggota tim memahami apa saja yang menjadi tujuan
dan perannya.
Tim memutuskan siapa yang akan menjadi notulis dan
mencatat waktu setiap pertemuan.
12
produktivitas anggota tim, serta menjelaskan tujuan pertemuan, apa
yang harus di capai, dan agenda untuk mencapai tujuan.
Ketua tim harus mengulang apa yang sudah disepakati serta tindak
lanjut hasil pertemuan, sehingga pada akhir pertemuan semua anggota
tim memahami apa yang telah disepakati dan dihasilkan, serta tindak
lanjut hasil pertemuan.
c. Laporan pertemuan
1.Kerja sama
Tim yang tangguh harus mampu melaksanakan kerja sama yang baik
menuju ke arah tujuan bersama, sehingga akan diperoleh hasil yang
handal.
13
2. Visi bersama
Perlunya pemahaman visi bersama dan saling mengisi satu sama lainnya
merupakan upaya yang harus dilakukan oleh tim.
3. Keberhasilan tim
Bahwa keberhasilan tim merupakan standar untuk belajar bersama bagi
organisasi yang lebih besar.
Berdasarkan dengan hal ini yang telah disebutkan di atas, terdapat tiga
demensi pembelajaran yang harus meliputi perhatian seluruh anggota tim,
yaitu :
14
F. Langkah Langkah Penyelesaian Konflik
Dalam satu tim mutu pelayanan terhadap kesehatan berinteraksi satu sama
lain, kemungkinan terjadi konflik yang tidak bisa dihindari. Konflik yang
terjadi jangan dibiarkan berlarut larut, tetapi harus diselesaikan secara terbuka
beberapa langkah penyelesaian konflik menurut Richard Y Chang ( 1999 )
dijelaskan berikut ini :
Langkah ini sama seperti dengan indentifikasi Masalah dalam kajian mutu
pelayanan kesehatan. Kegiatan ini membutuhkan keahlian khusus, karena
terjadinya konflik dapat timbul di berbagai akar penyebab masalah
termasuk masalah emosi.
15
anggota kelompok menyukai satu sama lain , tetapi yang utama adalah
mampu berkerja sama dengan efektif.
16
memiliki kemampuan bagaimana mengatasi konflik tersebut sehingga tidak
menghentikan proses peningkatan mutu pelayanan. Selain itu, pimpinan tim
harus mempunyai kemampuan untuk menyadarkan anggota tim yang terlibat
dalam konflik dengan selalu berpegang pada prinsip prinsip penjamin mutu
dan pemecahan masalah mutu pelayanan.
Dalam suatu tim mutu yang berinteraksi satu sama lain, berbeda pendapat
akan selalu terjadi. Perbedaan pendapat yang berlarut larut akan menyebabkan
timbulnya konflik. Anggota Tim seharusnya memahami bahwa konflik adalah
suatu yang tidak bisa dihindarkan. Konflik yang terjadi harus dikelola dengan
baik, sehingga akan mengarahkan pada pengambilan keputusan yang lebih
mantap. Dengan demikian, perlu disadari bahwa konflik tidak selalu
mengandung resiko, tetapi juga merupakan peluang untuk perbaikan kegiatan
jika konflik tersebut bisa di kelolah secara efektif.
Selain itu, tim akan efektif jika anggota tim saling bertindak sebagai
kolega. Hal yang penting untuk menciptakan suasana dialog yang kondusif,
namun berperan sebagai kolega tidak berarti menyetujui atau mempunyai
pandangan yang sama. Hal lain yang harus di perhatikan adalah adanya
kemampuan tim untuk mengenali kapan orang orang tidak mengungkapkan
asumsinya, kapan mereka saling tidak menyelidikan pemikiran masing-
masing, dan kapan mereka tidak mengungkapkan pemikiran mereka
sedemikian rupa yang mendorong yang lainnya untuk memahami labih lanjut.
Kemampuan tersebut harus ditumbuhkan melalui pengungkapan asumsi setiap
orang dalam tim.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Upaya upaya yang dapat dilakukan menurut para ahli yang dimuat dalam
modul pelatihan learning Organization ( Pusdiklat Kesehatan Depkes RI
2001 ) dijelaskan berikut ini :
1.Kerja sama
Tim yang tangguh harus mampu melaksanakan kerja sama yang baik
memuju ke arah tujuan bersama, sehingga akan diperoleh hasil yang
handal.
2. Visi bersama
Perlunya pemahaman visi bersama dan saling mengisi satu sama lainnya
merupakan upaya yang harus dilakukan oleh tim.
3. Keberhasilan tim
18