PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Kemampuan berasal dari kata mampu yaitu bisa atau sanggup melakukan
sesuatu, sedangkan kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Tim
Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia,1989:552). Kemampuan (ability)
berarti kapasitas seorang individu untuk melakukan keragaman tugas dalam suatu
pekerjaan atau tindakan yang dilakukan (Stephen P. Robbins & Timonthy A.
Judge, 2009: 57). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan
merupakan kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam menguasai suatu
keahlian yang digunakan untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu
pekerjaan.
Sedangkan Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang
terhadap sesuatu kejadian tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang
berulang-ulang dalam suatu kondisi tertentu (Menurut Morgan dalam
Introduction to Psychology (1978). Belajar adalah setiap perubahan yang relatif
menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman (M. Ngalim Purwanto, 2007:84).
Jadi bisa disimpulkan kemampuan belajar merupakan keahlian seseorang
untuk menerima perubahan tingkah laku melalui pengalaman atau latihan yang
pernah dilakukan.
Kemampuan dibagi menjadi 2 yaitu kemampuan kognitif dan kemampuan
psikomotorik.
1. Kemampuan Kognitif
Kemampuan kognitif merupakan penampilan seseorang yang dapat
diamati sebagai hasil kegiatan atau suatu proses memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman yang dimilikinya. Menurut Anas Sudijono (2001: 49) ranah kognitif
adalah ranah yang mencakup kegiatan mental. A.de Block dalam W.S. Winkel
(1996: 64) menyatakan bahwa: Ciri khas belajar kognitif terletak dalam belajar
yang memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili
obyek seperti orang, benda atau kejadian atau peristiwa. Obyek-obyek itu
dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau lambang, yang
semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental.
2. Kemampuan Psikomotorik
Kemampuan psikomotorik merupakan kemampuan seseorang yang
mengutamakan keterampilan yang berorientasi pada gerakan fisik dan kerja otot
yang memunculkan hasil kerja tertentu.
Cara-cara belajar disebut juga gaya belajar. Gaya belajar diartikan sebagai
kombinasi dari bagaimana informasi diserap, diatur serta diolah (Bobbi De Porter:
2002:110). Jadi, gaya belajar seseorang merupakan kombinasi dari bagaimana ia
menyerap suatu informasi, kemudian mengatur dan mengolah informasi tersebut.
Jika dikaitkan dengan dunia pendidikan, gaya belajar berarti kemampuan
kombinasi yang dimiliki oleh seorang peserta didik untuk menerima, menyerap,
mengatur dan mengolah materi pelajaran yang diterimanya selama proses
pembelajaran. Tiga Jenis Gaya Belajar yaitu :
1. Visual
Gaya belajar seperti ini lebih mengutamakan kekuatan penglihatan (mata). Orang
dengan gaya belajar visual menyukai gambar, diagram, pertunjukkan, peragaan,
pemutaran film atau video sebagai media pembelajaran.
2. Auditori
Gaya belajar Auditory lebih mengutamakan kekuatan pendengaran (telinga).
Orang dengan gaya belajar auditori mereka belajar melalui mendengarkan musik,
ceramah, perkuliahan, diskusi, debat dan instruksi dalam proses belajar mengajar.
3. Kinestetik
Gaya belajar kinestetik lebih mengutamakan keterlibatan aktivitas fisik secara
langsung. Seperti bergerak, belajar dan menyentuh sesuatu secara langsung.
Akan tetapi seseorang bisa saja memiliki semua karakteristik pelajar
visual, auditori dan kinestetik sekaligus. Artinya, siswa bisa saja menjadi pelajar
visual, sekaligus menjadi pelajar auditori atau pelajar kinestetik yang juga mampu
untuk belajar secara visual. Ada juga yang menggunakan salah satu dari tiga gaya
belajar tersebut dalam menyerap pelajaran, atau menggunakan kombinasi diantara
ketiga gaya belajar tersebut dan tentu saja ada suatu kecenderungan dalam diri
siswa, gaya belajar mana yang lebih sesuai dengan mereka.
Kemampuan belajar seseorang juga dapat dipengaruhi oleh faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor Internal merupakan faktor yang berasal dari dalam
individu seperti jasmani dan psikologis. Sedangkan faktor eksternal merupakan
yang berasal dari luar individu seperti keluarga, lingkungan dan masyarakat.
Kemampuan belajar seseorang berpengaruh dalam kegiatan atau kerjanya
seperti tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatannya. Seperti
tenaga kesehatan belajar atas pengalaman seseorang untuk meningkatkan
pelayanannya. Contoh di pelayanan milik Ny. A memiliki fasilitas yang lebih baik
dari pada pelayanan Ny. B dan dalam pelayanan Ny. A juga memiliki sikap dan
perilaku yang baik terhadap kliennya. Sehingga pelayanan Ny. A lebih diminati
masyarakat sekitar maupun masyarakat luar sekitar. Karna mengetahui pelayanan
yang di miliki Ny. A, Pelayanan Ny. B mencontohnya dan bahkan lebih baik dari
pelayanan Ny. A. Karna dari kemampuannya untuk berubah dan kemampuannya
untuk belajar dari pengalaman atau keadaan orang lain setempat.
2.2. Komitmen
Komitmen adalah sikap kesediaan diri untuk memegang teguh visi, misi
serta kemauan untuk mengerahkan seluruh usaha dalam melaksanakan tugas.
Komitmen karyawan tidak akan tumbuh dengan sendirinya, ada hubungan
signifikan antara budaya kerja dengan komitmen karyawan Robbins (2002:284).
Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan komitmen sebagai suatu
keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan
keinginannya untuk mempertahankan keangotaannya dalam organisasi.
Sedangkan Mathis dan Jackson (dalam Sopiah, 155) mendefinisikan komitmen
organisasional sebagai derajad dimana karyawan percaya dan mau menerima
tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan
organisasinya).
Menurut Meyer & Allen dalam Munandar (2004:75), komitmen organisasi
merupakan salah satu bentuk dari komitmen yang lain dan memiliki fokus yang
berbeda.
Mowdy, Porter & Steer dalam Munandar (2004:75), komitmen organisasi
adalah sifat hubungan seorang individu dengan organisasi dengan memperlihatkan
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Menerima nilai-nilai dan tujuan organisasi
2. Mempunyai keinginan berbuat untuk organisasinya
3. Mempunyai keinginan yang kuat untuk tetap bersama dengan organisasinya
Menurut Griffin & Bateman dalam Munandar (2004:75), menyebutkan
bahwa komitmen organisasi adalah:
1. Dambaan pribadi untuk mempertahankan keanggotannya dalam organisasi
2. Keyakinan dan penerimaan terhadap nilai dan tujuan organisasi
3. Kemauan secara sadar untuk mencurahkan usaha demi kepentingan
organisasi.
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh
seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan
kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah
dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan).Komitmen terhadap dirinya
sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang
direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan
terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang
berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga
produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan
sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya
terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya
wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan
dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target
perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
Komitmen berarti bertindak, tidak hanya ketika itu nyaman atau tidak
nyaman, tapi setiap kali itu diperlukan. Komitmen berarti menetapkan prioritas
dan mengikuti mereka tanpa gagal. Komitmen berarti lebih dari kata-kata, lebih
dari hanya mengatakan kita akan melakukan. Komitmen adalah melakukan apa
saja untuk mewujudkannya. Komitmen tersedia untuk siapa saja yang memahami
dan menghargai nilai cukup untuk hidup masing-masing dan setiap
saat. Komitmen tidak memerlukan keahlian khusus, hanya keinginan yang cukup,
dan iman yang kuat dalam kebajikan usaha tersebut. Komitmen berjalan ke depan
dan mendapatkan pekerjaan untuk dapat dilakukan, meskipun pendapat dan
keadaan dapat melawan keras untuk menentangnya. Komitmen melihat hal-hal
kecil sampai selesai. Komitmen menanggung penderitaan saat menjadi kecewa.
Komitmen menikmati kesenangan dari perjalanan tanpa menjadi
teralihkan. Komitmen dapat dipanggil dalam sekejap, dan dapat bertahan seumur
hidup. Dengan komitmen yang benar, apa yang kita niatkan pasti akan terwujud.
Jenis-jenis Komitmen :
1. Komitmen terhadap diri sendiri (individual commitment).
2. Komitmen pada keluarga (family commitment).
3. Komitmen kepada visi bisnis (bussiness commitment).
4. Komitmen kepada orang yang mempercayai (trust building comitment).
5. Komitmen kepada konsumen (commitment to customer).
6. Komitmen kepada lingkungan (Environment Commitment).
7. Komitmen kepada asfek sosial masyarakat (social comitment).
8. Komitmen terhadap etika bisnis (business ethic commitment).
9. Komitmen terhadap sang Maha Pencipta ( commitment for God).
Dalam suatu organisasi komitmen merupakan suatu keadaan dimana
seseorang karyawan memihak organisasi tertentu serta tujuan tujuan dan
keinginannya untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut.
Menurut Stephen P. Robbins didefinisikan bahwa keterlibatan pekerjaaan yang
tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu seseorang individu, sementara
komitmen organisasional yang tinggi berarti memihak organisasi yang merekrut
individu tersebut. Dalam organisasi sekolah guru merupakan tenaga profesional
yang berhadapan langsung dengan siswa, maka guru dalam menjalankan tugasnya
sebagai pendidik mampu menjalankan kebijakan-kebijakan dengan tujuan-tujuan
tertentu dan mempunyai komimen yang kuat terhadap sekolah tempat dia bekerja.
Faktor-Faktor Pendukung Berkomitmen Tinggi
Di bawah ini disebutkan beberapa faktor-faktor yang mendukung
pemanfaatan komitmen tinggi, faktor tersebut adalah sebagai berikut :
1. Konsisten, Tegas dan Fair
Seorang wirausaha yang memutuskan sebuah pendapat tentang sesuatu
pada hari ini, kemudian diubah lagi pada esokan harinya maka bisa dikatakan
wirausaha tersebut tidak konsisten.
Misalnya seorang wirausahawan yang memperlakukan karyawannya
dengan cara tertentu, lalu berubah lagi pemikirannya dengan memperlakukan lain
karyawannya secara berbeda pada keesokan harinya.
Berbeda dengan wirausaha yang memiliki kharisma yaitu seorang
wirausaha yang konsisten, tegas dan adil (fair).
2. Mercusuar
Seorang wirausaha dapat memberikan penerangan berkharismatik yang
sangat baik dan berguna. Seorang wirausahawan yang berkharisma bukan sekedar
menerangi dari kejauhan, tetapi mempraktekkan apa yang dibicarakan dan
disampaikannya secara rajin.
3. Konsentrasi pada Manusia
Jika seorang wirausaha yang usahanya berkonsentrasi pada manusia, maka
dia akan lebih berhasil dari pada mereka yang hanya berkonsentrasi pada tujuan
dan hasil.
Seorang wirausaha yang mau memperhatikan kepada masalah, keinginan,
dan perkembangan karyawannya akan berhasil menciptakan suasana kerja yang
lebih menyenangkan dan menggairahkan.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kemampuan belajar merupakan keahlian seseorang untuk menerima
perubahan tingkah laku melalui pengalaman atau latihan yang pernah dilakukan.
Dimana seseorang mempunyai kemampuan belajar yang berbeda tergantung dari
faktor internal dan eksternalnya. Kemampuan belajar juga harus diiringi dengan
komitmen yang baik. Komitmen merupakan kesungguhan seseorang dalam
menjalankan tindakan yang di jalaninya sesuai dengan prosedur atau peraturan
yang telah di buat sebelumnya.
Kesuksesan seseorang dapat dicapai dengan kemampuan belajar yang
didukung oleh berkomitmen yang tinggi. Dan sebaliknya komitmen yang tinggi
dapat dicapai dengan kemampuan belajar seseorang yang dimilikinya untuk
melakukan perubahan.
3.2. Saran
Untuk meningkatkan kemampuan belajar seseorang sebaiknya seseorang
tersebut memahami kemampuan dirinya sendiri dan belajar lebih dari
pengalamannya sendiri maupun orang lain yang memiliki pengalaman jauh lebih
banyak dari dirinya sendiri. Dengan komitmen yang tinggi untuk kesuksesan diri
sendiri dan untuk masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Andrie Jatmiko. 2011. Pengaruh Karakteristik Pekerjaan dan Budaya Kerja
Terhadap kepuasan Kerja Karyawan Pada Koperasi Nusantara Kantor
Unit Soreang. Skripsi. Universitas Pasundan Bandung.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa.
LAMPIRAN ROLE PLAY
Peran :
1. Intan Ali sebagai ibu bidan dan ibu Joko (ibu hamil)
2. Sari Sumirat sebagai ibu Basuki
3. Yuni Astika sebagai ibu Prapto dan bapak Joko
Pada suatu hari di suatu jalan ibu Basuki bertemu dengan salah seorang
kader, bernama ibu Prapto di jalan yang baru pulang dari warung.
Bu Basuki : Hai bu Prapto, habis dari mana nih?
Bu Prapto : Eh, bu Basuki habis dari warung beli keperluan dapur, biasalah.
Bu Basuki : Oh.. pantes saja wajahnya berseri-seri, sedang banyak uang ya
bu..
Bu Prapto : Ah,bu Basuki bisa saja. Amin, amin kalau banyak uang.
Bu Basuki : Bu besok jangan lupa yah, ikut penyuluhan kader di rumah bu
Bidan Rani.
Bu Prapto : Lah, buat apa bu kok ikut penyuluhan?
Bu Basuki : Gimana sih bu, ibu kan sudah di tunjuk dan bersedia jadi kader.
Bu Prapto : Aduh sekarang saya repot bu, anak saya gak ada yang ngurusin
jadi sibuk gak ada waktu buat ngurusin acara gitu.
Bu Basuki : Tapi bu kan sudah bersedia menjadi kader, jadi sudah kewajiban
ibu untuk mengikuti penyuluhan tersebut. Nanti anaknya bisa
diajak bu, kalau tidak ada yang ngurusin di rumah.
Bu Prapto : Nggak tau nanti bu.. saya repot. Sibuk!
Bu Basuki : Ya sudah lebih baik, ibu pikir-pikir dulu di rumah.
Bu Prapto : Ya ga janji lho ya...
Bu Basuki : Ya sudah bu, saya pulang dulu. Assalamu’alaikum
Bu Prapto : Iya hati-hati
Pada hari Kamis di rumah Bidan Rani di desa Mojopurno diadakan
penyuluhan kader, para kaderpun datang ke rumah bidan Rani. Termasuk bu
Prapto yang juga ikut hadir berkat nasehat dari suaminya.
Bu Basuki : Assalamu’alaikum
Pak Joko : Wa’alaikumsalam, ehh.. bu Basuki silahkan masuk, buk.. ini ada
bu Basuki
Bu Joko : Bu Basuki? kok repot-repot segala. Silahkan duduk!
Bu Basuki : Iya bu Joko, terima kasih. Bagaimana keadaannya sekarang sudah
membaik?
Bu Joko : Alhamdulillah bu bas, ini sudah membaik keadaan saya, cuma
pusing saja kemarin.
Bu Basuki : Alhamdulillah kalau begitu, dijaga baik-baik kandungannya ya
bu! Ini sudah jalan 8 bulan kan pak Joko?
Pak Joko : Iya bu bas.. alhamdulillah sebentar lagi sudah mau
melahirkan,doakan ya bu?
Bu Basuki : Iya pak.. bu Joko, saya doakan persalinannya nanti selamat ya...
jangan lupa ya pak.. bu Joko, kalau melahirkan di BPM atau PKM
saja. Karena untuk menjaga ibu dan bayinya tetap selamat.
Bu Joko : Iya bu Bas.. kebetulan saya juga sudah ke bu bidan Rani untuk
kelahiran bayi saya nanti.
Bu Basuki : Wahhh.. bagus itu bu Joko. Ya sudah.. kalau begitu semoga cepat
sembuh,dan persalinannya nanti berjalan lancar. Kalau begitu
saya permisi dulu pak, bu Joko. Asslamu’alaikum
Pak Joko : Wa’alaikumsalam, terima kasih bu Basuki kunjungannya, hati-
hati dijalan.
KESIMPULAN
Dari drama tadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan belajar para kader
terus ditingkatkan dengan tetap mengikuti penyuluhan dari bidan. Hal tersebut
sangat baik untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan dari para kader. Sikap
berkomitmen juga ditunjukkan bidan dengan terus memberikan penyuluhan
kepada para kader, dan sikap berkomitmen itu juga ditunjukkan oleh para kader
dengan terus belajar dengan mengikuti penyuluhan serta juga berkomitmen
memberikan informasi kepada masyarakat sesuai dengan tugas yang sudah
diberikan atau diamanatkan oleh bidan.