Anda di halaman 1dari 8

BAB 1PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap wanita akan mengalami suatu rangkaian proses kehamilan,

persalinan, nifas, perawatan neonatus dan pemilihan metode Keluarga Berencana

(KB) yang merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan yang

berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak. Bidan berperan dalam memberikan

asuhan kebidanan yang berkelanjutan (continuity of care: coc) yang bertujuan

untuk membantu memantau dan mendeteksi adanya kemungkinan timbulnya

komplikasi yang menyertai ibu dan bayi dari masa kehamilan sampai ibu

mendapatkan pelayanan KB pascasalin. Menurut Saifuddin (2007) komplikasi

pada masa kehamilan sampai menggunakan alat kontrasepsi dapat berpengaruh

terhadapAngka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

meningkat. Berdasarkan data Dinkes Kabupaten Magetan tahun 2016 di

Puskesmas Maospati, hasil pelayanan terhadap kesehatan ibu masih belum

memenuhi target,misalnya masih terdapat ibu hamil yang baru pertama kali

memeriksakan kehamilannya pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu

(kunjungan pertama kali ibu hamil (K1)), kurangnya capaian pelayanan

kunjungan ibu hamil ke 4 (K4), masih terdapat ibu yang belum mendapatkan

pelayanan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn) di fasilitas

kesehatan, kunjungan pelayanan nifas (KF), kunjungan neonatus (KN) dan

pelayanan KB pascasalin.
Cakupan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) di wilayah Puskesmas

Maospati dalam laporan tahunan Dinkes Magetantahun 2016,target K1 95%

tercapai87,6% (325 dari 371 ibu hamil), sedangkantargetK4 90% tercapai 86%

(371 dari 321 ibu hamil). Data cakupanPn 83%, target 90% (307 dari 366 ibu

bersalin), data ini merupakan yang terendah dari 22 Puskesmas di Kabupaten

Magetan. Cakupan pelayanan ibu nifas tercapai 83,1% dari 90% (304 dari 366 ibu

nifas), untuk pelayanan KN tercapai 88% dari 90% (307 dari 349), dan cakupan

KN 3 92,8% dari 95% (324 dari 349), sedangkan pelayanan KB pascasalin

tercapai 83,1% dari 90%target nasional (304 dari 366 ibu nifas).

Berdasarkanfenomena di atas,masalah yang timbul akibatkurangnya

cakupan K1 dan K4 menurut Dinkes Magetan (2016) yaitu bidan kesulitan untuk

mendeteksi ibu hamil dengan risiko tinggi atau komplikasi seperti ketuban pecah

dini (KPD), anemia, preeklampsi, eklampsi, perdarahan pervaginam, dan

persalinan prematur yang memerlukan pelayanan rujukan, sehingga tidak terjadi 3

terlambat yaitu terlambat mengenali tanda bahaya dan

mengambilkeputusan, terlambat mencapai fasilitas kesehatan dan terlambat

dalam penanganan kegawatdaruratan. Menurut Djama (2011) apabila ibu

bersalin tidak ditolong oleh tenaga kesehatan akan berisiko 1) ibu hamil dan bayi

tidak dapat secara cepat dan tepat mendapatkan pertolongan persalinan sesuai

standar, 2) ibu tidak segera mendapat pertolongan bila proses persalinan

mengalami penyulit seperti perdarahan, syok, robekan jalan lahir, retensio

placenta, infeksi berat, janin (bayi) mengalami asfiksi dan trauma persalinan.

Berkaitan dengan masalah diatas, apabila pelayanan kunjungan ibu nifas tidak
dilakukan, bidan akan mengalami kesulitan mendeteksi dini dan menangani

komplikasi masa nifas yang menurut Marmi (2011) adalah perdarahan, sub

involusio uteri, infeksi, bendungan Air Susu Ibu (ASI),post partum blues, dan

thrombophlebithis pada saat masa pemulihan ibu nifas.

Pemantauan oleh tenaga kesehatan pada masa neonatus harus dilakukan,

untuk menghindari kelalaian deteksi dini dan penanganan komplikasi pada bayi

yang menurut Nurjasmi (2016) seperti asfiksi, Berat Badan Lahir Rendah

(BBLR), hipotermi, hipoglikemi, ikterus, dan infeksi terutama saat masa

perawatan tali pusat. Masalah lain yang akan timbul bila rangkaian asuhan diatas

tidak terpenuhi adalah pelayanan kontrasepsi yang tidak tercapai sehingga ibu

akan terlalu sering melahirkan dan terlalu dekat dengan jarak kelahiran

selanjutnya yang merupakan kriteria dari 4 Terlalu. Menurut Yudianto (2013), hal

tersebut dapat memperberat kondisi ibu dan bayi, pada masa kehamilan,

persalinan dan nifas berikutnya yang dapat berkontribusi terhadap kematian ibu

dan bayi.

Upaya strategis yang dilakukan dalam menekan permasalahan dari masa

kehamilan sampai pelayanan KB yakni pada pelayanan masa kehamilan perlu

dilaksanakan secara komprehensif dan terpadu, meliputi pelayanan KIA dengan

buku KIA, ANC terpadu dengan pemeriksaan standar 10T, pemeriksaan

laboratorium meliputi kadar Hb dan golongan darah; reduksi dan protein urin;

pemeriksaan kadar gula darah; pemeriksaan HIV dan HbSAg; pemeriksaan gigi

dan mulut; konseling gizi, pengendalian penyakit menular, penanganan penyakit

kronis, dan penyuluhan mengenai Program Perencanaan Persalinan dan


Pencegahan Komplikasi (P4K)(Nurjasmi, 2016). Upaya pencegahan penyulit pada

tahap persalinan, menurut Yusnita (2015) yaitu 1) memastikan ibu bersalin

ditolong oleh petugas kesehatan di fasilitas kesehatan, 2) setiap persalinan harus

ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih, 3) bidan atau tenaga kesehatan dapat

memberikan komunikasi informasi edukasi (KIE) ketika temu wicara langsung

(konseling), kelas ibu hamil, sosialisasi P4K dan Posyandu mengenai proses

persalinan yang sesuai standar. Pelayanan ibu pascasalin dilakukan sebanyak 3

kali (2x pada hari ke 1-28 dan 1x pada hari ke 29-42). Menurut Marmi (2012)

meliputipemeriksaan keadaan umum, lokhia, pengeluaran pervaginam lainnya,

pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan, pemberian kapsul

vitamin A 200.000 IU sebanyak dua kali (2 x 24 jam), dan pelayanan KB

pascasalin.

Melalui pelayanan kunjungan neonatus lengkap sebanyak tiga kali (usia 0-7

hari 2x dan usia 8-28 hari1x kali), Dinkes Magetan (2016) bertujuanmendeteksi

dini risiko komplikasi neonatus dengan resusitasi, pencegahan hipotermia, Inisiasi

Menyusu Dini (IMD) segera setelah bayi lahir, ASI dini-eksklusif, pencegahan

infeksi berupa perawatan mata, tali pusat dan kulit, pemberian Vitamin K1,

imunisasi Hb0, dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah pada ibunya dengan

bukuKIA. Pemberian informasi KB pascasalin dalam pelayanan antenatal terpadu

oleh tenaga kesehatan sangat dianjurkan agar setelah bersalin ibu dapat segera

menggunakan alat kontrasepsi yang tidak mengganggu proses menyusui. Alat

kontrasepsi yang dapat digunakan ibu pascasalin menurut Affandi (2012) yaitu

Metode Amenore Laktasi (MAL), Intra Uterine Device (IUD) post placenta,
kondom, mini pil dan kontrasepsi hormonal Depo Medroksi Progeseteron Asetat

(DMPA). Menurut Mujiati (2013) sebelum mendapatkan pelayanan

kontrasepsipascasalin, klien dan pasangannya harus mendapat informasi dari

petugas kesehatan secara lengkap, jelas dan benar agar dapat menentukan

pilihannya dengan tepat.

Berdasarkan permasalahan diatas, maka perlu dilakukan pendekatan

komprehensif yaitu asuhan secara continuity of care dengan pendekatan

manajemen kebidanan memakai metode SOAPagar ibu dapat menjalani

kehamilan tanpa komplikasi, persalinan lancar, masa nifas berjalan dengan baik,

melakukan perawatan bayi secara mandiri, dan mampu memilih kontrasepsi

pascasalin yang sesuai dengan keadaan ibu sehingga tercapai pelayanan kesehatan

yang berkualitas.

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan kebidanan berkesinambungan pada masa hamil,

bersalin, nifas, perawatan neonatus dan pemilihan metode KB?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan berkesinambungan dengan

pendekatan manajemen kebidanan mengacu pada KEPMENKES

NO.938/MENKES/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan pada ibu

hamil, bersalin, nifas, perawatan neonatus dan KB sehingga dapat memberikan

pelayanan yang berkualitas.


1.3.2 Tujuan Khusus

Memberikan asuhan kebidanan pada masa kehamilan, persalinan, nifas,

neonatus dan KB secara continuity of care meliputi:

1. Melakukan pengkajian, penentuan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi serta dokumentasi pada ibu hamil trimester III.

2. Melakukan pengkajian, penentuan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi serta dokumentasi pada ibu bersalin

3. Melakukan pengkajian, penentuan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi serta dokumentasi pada ibu nifas

4. Melakukan pengkajian, penentuan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi serta dokumentasi pada masa neonatus

5. Melakukan pengkajian, penentuan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan

evaluasi serta dokumentasi pada ibu peserta KB pascasalin

1.4 Sasaran, Tempat dan Waktu

1.4.1 Sasaran

Sasaran asuhan kebidanan ditujukan kepada ibu mulai dari masa hamil

trimester ke III fisiologis, bersalin, masa nifas, neonatus dan KB dengan

memperhatikan asuhan kebidanan continuity of care.

1.4.2 Tempat

Pemberian asuhan continuity of care yaitu di Puskesmas/ PONED/ PM di

Magetan yang telah memiliki Memorandum of Understanding (MoU) dengan

Prodi D-III Kebidanan Magetan Poltekkes Kemenkes Surabaya.


1.4.3 Waktu

Waktu yang diperlukan untuk penyusunan Proposal LTA ini mulai dari

Bulan Februari hingga Maret 2018.

1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil proposal laporan tugas akhir ini diharapkan dapat digunakan sebagai

pembuktian teori, khususnya mengenai asuhan kebidanan secara komprehensif

pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, dan KB

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Pasien

Pasien mendapatkan informasi dan pelayanan kebidanan continuty of care

tentang kehamilan trimester ke III, persalinan, masa nifas, neonatus dan KB

sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan individu.

2. Bagi Praktik Mandiri Bidan

Dapat dijadikan sebagai tambahan referensi atau salah satu bahan rujukan

untuk penerapan asuhan dalam masa kehamilan trimester ke III, persalinan, masa

nifas, neonatus dan KB, sehingga angka risiko dan komplikasi pada ibu dapat

menurun dan derajat kesehatan masyarakat meningkat.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan menambah literature di perpustakaan tentang

asuhan kebidanan secara continuity of care mulai dari kehamilan trimester ke III,

persalinan, masa nifas, neonatus dan KB.


4. Bagi Penulis

Menerapkan asuhan kebidanan secara continuity of care mulai dari

kehamilan trimester ke III, persalinan, masa nifas, neonatus dan KB secara nyata.

1.6 Keaslian Penulisan

Laporan ini ditulis berdasarkan studi literatur, pemikiran dan pemaparan asli

dari daya sendiri, apabila terdapat karya orang lain saya akan mencantumkan

sumber yang jelas. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan

apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam

pernyataan ini, saya siap mempertanggungjawabkan dan menerima sanksi yang

sesuai.

Anda mungkin juga menyukai