MENDESKRIPSIKAN DIRI
Oleh : Kelompok 9
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN KAMPUS MAGETAN
TAHUN 2016/2017
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan rahmat, taufik, dan hidayahnya
serta didorong oleh tekad yang bulat walaupun hanya bermodal sedikit ilmu yang
ada pada diri kami. Namun kami berusaha dengan semaksimal mungkin untuk
dapat menyelesaikan makalah Perilaku dan SoftSkill dangan judul “SUKA
MENOLONG, EMPATI DAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN
DIRI”
Ucapan terima kasih tak lupa kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah menbantu kami sehingga dapat terselesaikannya makalah ini, terutama
kepada:
Semoga semua bantuan yang tidak bisa kami sebutkan satu-persatu itu dapat
menjadikan makalah ini menjadi lebih baik.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kami
khususnya, dan semua pembaca pada umumnya. Dan tidak lupa kami
mengharapkan semua kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
PENDAHULUAN....................................................................................................1
SUKA MENOLONG...............................................................................................2
1. Pengertian.....................................................................................................2
2. Ciri dan Manfaat Perilaku Suka Menolong..................................................2
3. Aplikasi dalam Pelayanan Kebidanan..........................................................3
EMPATI...................................................................................................................4
1. Pengertian.....................................................................................................4
2. Aspek dan Makna Penting Empati...............................................................5
3. Aplikasi dalam Pelayanan Kebidanan..........................................................6
1. Pengertian.....................................................................................................9
2. Hubungan Deskripsi Diri dengan Konsep Diri............................................9
3. Aplikasi dalam Pelayanan Kebidanan........................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12
3
PENDAHULUAN
4
PEMBAHASAN
A. SUKA MENOLONG
1. Pengertian Suka Menolong
Menolong adalah memberikan orang apa yang mereka butuhkan,
tidak selalu apa yang mereka inginkan. Hal yang diberikan jelas tidak
terbatas pada materi atau benda saja, tetapi bisa juga sesuatu yang
nonmateriil sifatnya dan melakukan sesuatu yang orang lain tidak dapat
lakukan untuk diri mereka sendiri atau melakukan hal-hal yang orang lain
tak punya waktu untuk melakukan, atau hanya melakukan hal-hal kecil yang
membuat hidup lebih mudah.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia menolong berasal dari kata
dasar tolong yang mempunyai arti bantu, minta atau minta bantuan.
Menolong sendiri yaitu berarti membanru untuk meringkankan beban
(penderitaan, kesukaran, dsb).
5
4. Mampu bersosialisasi dengan baik antar sesamanya.
5. Meringankan beban orang lain
6. Mendapat pahala
3) Tujuan menjadi pribadi yang suka menolong
1. Pekerjaan berat menjadi ringan
2. Pekerjaan cepat selesai
3. Mempererat tali persaudaraan
4. Menciptakan persatuan
5. Hemat waktu
6. Menumbuhkan kerukunan antara sesama manusia
6
3. Membantu tetangga yang terkena musibah
B. EMPATI
1. Pengertian Empati
Empati merupakan pengaruh dan interaksi diantara kepribadian-
kepribadian. Empati atau einfulung berarti ‘ merasakan ke dalam ‘. Empati
berasal dari kata yunani “pathos“ berarti mendalam dan kuat yang
mendekati penderitaan, dan kemudian diberi awalan “in” menjadi simpati.
Perbedaannya bila simpati berarti merasakan bersama dan mungkin
mengarah pada sentimentalitas, maka empati mengaju pada keadaan
idetifikasi kepribadian yang lebih mendalam kepada seseorang. Seseorang
yang berempati sesaat melupakan atau kehilangan identitas dirinya sendiri.
Dalam proses empati yang mendalam dan misterius inilah berlangsung
proses pengertian, pengaruh, dan bentuk hubungan antar pribadi.
Pengertian empati menurut pendapat ahli antara lain :
1. George dan Cristiani (1981)
Empati merupakan kemampuan untuk mengambil kerangka
berpikir klien sehingga dapat memahami dengan tepat kehidupan dunia
dan makna-maknanya dan bisa dikomunikasikan kembali dengan jelas
terhadap klien. Dengan berempati, memungkinkan konselor untuk
mendengar dan bereaksi terhadap kehidupan perasaan klien, yakni :
marah, benci, takut, menentang, tertekan, dan genbira.
2. Stewart (1986)
Empati merupakan kemampuan untuk menempatkan diri di tempat
orang lain agar dapat memahami dan mengerti kebutuhan serta
perasaannya. Empati menuntut untuk masuk kepandangan dunia klien
dan untuk melihat dengan mata mereka dan selanjutnya “ to walk in their
soe”.
3. Rogers
Empati adalah memaasukkan dunia klien beserta perasaan-
perasaannya ke dalam diri sendiri tanpa terhanyut oleh pikiran dan
perasaan klien.
7
4. Lotze (1858)
Empati merupakan lebih dari sekedar rasa kasihan ataupun simpati.
Empati atau emphaitie berasal dari bahasa yunani “patien“ berarti
menderita atau merasakan.
Dapat disimpulkan pengertian dari simpati adalah seseorang yang
dapat benar-benar merasakan dan mengahayati kondisi orang lain
termasuk bagaimana seseorang mengamati dan menghadapi masalah dan
keadaannya.
8
konselor dengan baik akan memulai dasar empati untuk memahami
klien.
Contoh perkataan : “ Sekarang saya bisa merasakan betapa sedih
Anda pada waktu itu”.
b) Empati lanjutan (advanced accure emphaty) yakni memberi respon
dan pemahaman terhadap hal yang tidak langsung dikatakan klien.
Dimana konselor memberikan lebih dari dirinya dan sering kali
membutuhkan upaya langsung untuk memengaruhi klien. Karean
informasi itu selalu subyejktif bagi interprestasi individu, konselor
harus menyusun kembali situasi, kepercayaan atau pengalaman
untuk membantu klien melihanya dari perspektif yang berbeda dan
mengecek apakah interprestasi itu sudah benar.
Sikap empati sangat penting bagi konselor karena dengan
sikap ini seorang konselor akan mampu menciptakan hubungan baik
dengan klien, selain itu mampu merasakan permasalah yang dialami klie.
Sehingga konselor dapat memberikan alternatif-alternatif pemecahan
masalah untuk menyelesaikan masalah secara tersebut.
9
E : Eye contact in a cultural-acceptable manner (kontak mata/tatap
mata sesuai cara yanga diterima budaya setempat)
R : Relaxed and friendly manner (santai dan sikap bersahabat).
10
datang ke polindes berarti mereka telah menolong diri mereka
sendiri.
Contoh perilaku atau respon positif bidan yang mendukung
terciptanya hubungan baik menimbulkan perasaan nyaman pada klien
misalnya :
a) Bersalaman dengan ramah
b) Mempersilahkan duduk
c) Bersabar
d) Tidak mengintrupsi atau memotong pembicaraan klien
e) Menjaga kerahasian klien
f) Tidak melakukan penilaian
g) Mendengarkan dengan penuh perhatian
h) Menanyakan alasan kedatangan klien
i) Menghargai apapun pertanyaan ataupun pendapat klien
11
C. KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN DIRI
1. Pengertian
Deskripsi diri dapat dikaitkan dengan konsep diri karena konsep diri
adalah gambaran diri mengenai hal-hal yang berkaitan dengan ide, pikiran,
kepercayaan serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu
dalam membina hubungan interpersonal. Menurut Stuart dan Sundeen
(1998) konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian
yang diketahui tentang dirinya dan memengaruhi individu lain. Konsep diri
ada beberapa bagian, yaitu : gambaran diri (body image), ideal diri, harga
diri, peran dan identitas.
12
2. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus
berperilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian
personal tertentu (Stuart dan Suedeen, 1991). Ideal diri dapat
mewujudkan cita-cita, harapan, kepribadian seseorang yang ingin
dicapainya yang berdasarkan norma-norma sosial. Rasa ambisius dan
keinginan yang besar, perasaan cemas dan rendah diri serta keinginan
mengcegah kegagalan dapat mempengaruhi ideal diri seseorang
karena setiap individu ingin mencapai targernya bahkan dapat
melebihi target yang ingin dicapainya.
3. Harga diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai
dengan menganalisis seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri
(Stuat dan Suedeen, 1991). Biasanya harga diri rentan terganggu pada
saat remaja dan usia lanjut. Harga diri tinggi terkait dengan ansietas
yang rendah, efektif dalam kelompok dan diterima oleh orang lain
sedangkan harga diri rendah terkait dengan hubungan interpersonal
yang buruk dan risiko terjadi depresi dan skizofrenia (Endang dan
Elizabeth, 2015).
4. Peran
Menurut Keliat (1992) peran adalah sikap dan perilaku nilai
serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di
masyarakat. Peran merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh
orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam suatu
sistem. Peran individu di suatu masyarakat sangat diperlukan guna
dapat mengaktualisasikan diri sesuai dengan tugasnya.
5. Identitas
Menurut Stuart dan Suedeen (1991) identitas adalah kesadaran
akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang
merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu
kesatuan yang utuh. Individu yang memiliki perasaan identitas diri
yang kuat akan melihat dirinya berbeda dengan orang lain. Identitas
13
diri harus terus berkembang sejak masa kanak-kanak bersamaan
dengan perkembangan konsep diri.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://nurhidayatiunpdu.blogspot.co.id/2013/03/etika-seorang-bidan.html diakses
pada tanggal 14 Maret 2017 pukul 18.00 WIB.
http://layananinfobk.blogspot.co.id/2013/04/bk-pribadi-suka-menolong.html
diakses pada tanggal 14 Maret 2017 pukul 18.15 WIB.
http://dewanku02.blogspot.co.id/2015/08/pengertian-tolong-menolong.html
diakses pada tanggal 14 Maret 2017 pukul 18.20 WIB.
15
ROLEPLAY APLIKASI DARI SIKAP SUKA MENOLONG, EMPATI,
DAN MENDESKRIPSIKAN DIRI
Tokoh :
1. Bidan Dian
2. Ibu Naya
3. Ibu Sundari (Orang tua dari Ibu Naya)
Suatu hari di Desa Kayangan, Bu Bidan Dian sedang menyapu teras rumah.
Beliau melihat dari arah utara ada seorang gadis yang berjalan tertatih dan
kemudian pingsan. Walaupun Bu Bidan tidak mengenali siapa wanita itu Bu
Bidan menolongnya dan membawa wanita tersebut ke BPMnya untuk diperiksa.
Bidan Dian :”Kamu di BPM saya nak, saya Bidan Dian. Kamu tadi pingsan di
seberang jalan terus kamu saya bawa kesini”
Tidak lama kemudian ibu dari wanita tersebut datang ke BPM Bidan Dian karena
telah mendapat informasi dari warga bahwa putrinya pingsan.
Bidan Dian : “Tenang Bu. Putri Ibu tadi pingsan. Tapi sekarang sudah sadar.”
16
Ibu Naya : “Iya saya nggak papa Bu, sedikit pusing saja?”
Bidan Dian : “Biar saya periksa dulu ya bu, Mbak Naya?” (memeriksa Ibu
Naya)
Ibu Naya : “Akhir-akhir ini saya memang sering pusing Bu Bidan, mual,
nafsu makan nggak begitu berselera”
Bidan Dian : “Iya Bu. Mbak Naya bersedia ya saya cek urinnya. Silakan ke
kamar mandi dulu nanti urinnya di taruh di wadah ini”
Sembari Ibu Naya di kamar mandi, Ibu Sundari dan Bu Bidan berbincang
bincang.
Ibu Sundari : “Akhir-akhir ini putri saya terlihat gelisah bu semenjak di tinggal
suaminya dinas seminggu yang lalu. Kata dia, bulan ini dia juga belum datang
bulan.”
Bu Bidan : “Ohh gitu. Kita lihat nanti hasil pemeriksaanya ya bu. Perkiraan
saya putri Ibu hamil.”
17
Ibu Sundari : “Bagaimana Bu Bidan hasilnya”
Bidan Dian : “Hasilnya positif. Putri ibu hamil. Selamat ya Bu. Mari mbak
berbaring dulu, saya periksa”
Ibu Sundari : “ Alhamdulillah, kamu hamil sayang. Akhirnya aku nimang cucu
juga”
Bidan Dian : “Tekanan darah Mbak Naya 110/90. Kapan Mbak Naya terakhir
datang bulan?”
Ibu Sundari : “Alhamdulillah. Suamimu pasti senang nak mendengar kabar ini“
Ibu Naya : “Iya bu, tapi suamiku perginya lama. Nanti aku akan memberi
kabar untuknya. Pasti dia sangat senang. Tapi aku khawatir bu, aku
hamil tapi dia tidak ada di rumah, bagaimana lo Bu”
Bidan Dian : “Mbak Naya harus tenang ya, tidak boleh stress nanti kalo stress
bisa mempengaruhi kondisi janinnya. Mbak Naya harus jaga
kesehatan”
18
Ibu Naya : “Saya sedih Bu Bidan saya takut kalo nanti persalinan tidak di
temani suami saya. Suami saya pergi selama 8 bulan. Nafkah batin
saya terasa kurang kalo harus selama itu terlebih saya lagi hamil
nggak ada yang menemani saya, begitu Bu Bidan”
Bidan Dian : “ Iya mbak saya tahu, saya ngerti perasaan Mbak Naya . Tapi
Mbak Naya tidak boleh terlalu stress keadaan janinnya nanti stress
juga karna dipengaruhi pikiran mbak sendiri. Mbak Naya harus
kuat supaya janin ibu juga bisa menjadi anak yang kuat nantinya “
Bidan Dian : “Ibu saya minta tolong, Bu Sundari tetap mendampingi mbak Nya
setiap harinya kalo bisa, jangan sampai dia stress.Nanti periksa
kesini lagi ya bu ini saya kasih buku KIA untuk pedoman ibu”
Ibu Sundari : “Iya Bu Bidan terimakasih, maklum anak saya ini nikah muda.”
Bidan Dian : “ Iya Bu ini saya kasih suplemen penambah darah nanti biar
Mbak Naya minum di rumah sehari sekali sebelum tidur”
Bu Bidan dengan ringan tangan menolong orang yang belum beliau kenal dan
berusah melakukan apapun yang dia bisa untuk menolong wanita itu. Setelah
19
mendengar penjelasan dari Ibu wanita itu itu ternyata wanita itu nikah muda dan
tengah mengandung bayi usia 1 bulan, Sementara keadaan psikisnya kurang baik
karena dia ditinggal suaminya selama 8 bulan untuk pergi berlayar.
Sebagai bidan beliau tetap melayani pasien bagaimanapun keadaan atau status
atau latar belakangnya. Beliau juga menjadi pendengar yang baik bagi pasien-
pasiennya yang menyatakan keluhan atau ada masalah pribadi. Dengan begitu
beliau akan memberikan solusi yang bisa beliau berikan kepada pasien sebagai
wujud empati diri sebagai tenaga kesehatan
20