PERILAKU MENOLONG
Disusun Oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perilaku Menolong”.
Shalawat serta salam kita haturkan untuk junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Komari, S.Sos.I, M.Si selaku dosen
mata kuliah Psikologi Sosial yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
wawasan pengetahuan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berbagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun teknik pengetikan.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
terutama bagi penulis.
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
A. Pengertian Perilaku Menolong...............................................................................................3
B. Bentuk-bentuk Perilaku Menolong........................................................................................3
C. Pentingnya Perilaku Menolong dalam Kehidupan Sehari-hari...........................................5
D. Perkembangan Perilaku Prososial..........................................................................................7
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Menolong......................................................8
F. Perilaku Menolong Dalam Islam............................................................................................9
BAB III...............................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tolong menolong sesama manusia merupakan sunnatullah yang tidak dapat
dihindari, karna manusia diciptakan bukan hanya beragam dalam hal jenis kelamin,
warna, kulit, dan suku bangsa, tapi juga beragam dalam kekayaan kompetensi ilmu
pengetahuan dan kekuatan, keberagaman tersebut sengaja diciptakan agar satu sama
lain bisa saling tolong menolong.Membantu sesama sudah menjadi hal yang lumrah,
bahkan diwajibkan dalam setiap agama yang ada di muka bumi. Bukan semata-mata
untuk menjalankan perintah agama saja, menolong sesama mengasah naluri kita
sebagai makhluk sosial.Tolong menolong tidak hanya sebatas ucapan di bibir saja,
tetapi perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Setiap manusia wajib
untuk menolong orang-orang terdekat di sekitar yang membutuhkan.Dengan memiliki
sikap saling tolong menolong, pekerjaan sesulit apa pun akan bisa teratasi.1
Awal penelitian perilaku menolong ternyata baru mendapat kan perhatian
psikologi social, pada tahun1960-an William Mc.Dougell dalam buku nya “Social
Psychology” sebenarnya sudah memberikan penjelasan bahwa perilaku tolong
menolong bersumber dari insting yang dapat mendorong pikiran dan Tindakan.
Namun, sejak itu sampai tahun 1960-an perhatian ilmiah terhadap perilaku menolong
tampak nya tidak beranjak. Penelitian serius terhadap perilaku menolong baru muncul
pada tahun 1968 oleh Bibb latane dan John Darley. Penelitian Latane Darley dipicu
oleh insiden tragis yang menimpa Kitty Genoverse. Dalam dua puluh tahun setelah
Kitty Genovese tidak kurang dari seribu artikel tentang perilaku menolong sampai
sekarang.
1
(Arby suharyanto, 2018)
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perilaku menolong?
2. Apa saja bentuk-bentuk perilaku menolong?
3. Mengapa perilaku menolong penting dikehidupan sehari-hari?
4. Bagaimana perkembangan perilaku prososial?
5. Apa saja faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku menolong?
6. Bagaimana perilaku menolong dalam Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perilaku menolong.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk perilaku menolong.
3. Untuk mengetahui pentingnya perilaku menolong dalam kehidupan sehari-hari.
4. Untuk mengetahui perkembangan perilaku prososial.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menolong.
6. Untuk mengetahui perilaku menolong dalam Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
(Arikunto, suharismi 2010)
3
Agus Abdul Rahman, PSIKOLOGI SOSIAL: Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan Empirik,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 351
3
1. Berdasarkan setting sosialnya
Perilaku menolong bisa bersifat terencana dan formal atau spontan dan tidak
formal (planned-formal versus spontaneous-informal). Misalnya, mengadopsi
anak yatim, merupakan perilaku menolong yang bersifat terencana dan formal,
sedangkan meminjamkan pensil termasuk perilaku yang tidak formal dan tidak
direncanakan.
2. Berdasarkan keadaan yang menerima pertolongan
Perilaku menolong bisa dikategorikan menjadi perilaku menolong yang bersifat
serius atau tidak serius (Serious versus not serious). Misalnya, mendonorkan
ginjal merupakan perilaku menolong yang bersifat serius, dibanding dengan
perilaku menolong menunjukkan arah jalan.
3. Berdasarkan jenis pertolongannya
Perilaku menolong bisa bersifat mengerjakan secara langsung atau tidak langsung
(Doing-direct versus giving-indirect), yaitu menunjukkan pada apakah
pertolongan tersebut diberikan secara langsung kepada korban atau melalui orang
ketiga. Menjadi relawan didalam membantu korban bencana misalnya, termasuk
perilaku menolong yang sifatnya langsung, sedangkan memberikan sumbangan
kepada korban bencana melalui lembaga tertentu termasuk perilaku menolong
yang bersifat tidak langsung.
1. Casual Helping
Yaitu memberikan pertolongan yang sifatnya biasa atau umum, seperti
meminjamkan pulpen kepada teman.
2. Substantial Personal Helping
Yaitu pertolongan yang membutuhkan usaha yang dapat menguntungkan orang
lain, seperti membantu teman yang pindah rumah.
4
Agus Abdul Rahman, PSIKOLOGI SOSIAL: Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan Empirik,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 352
4
3. Emotional Helping
Yaitu pertolongan dengan memberikan dukungan emosional atau sosial, seperti
mendengarkan cerita teman tentang masalah pribadinya.
4. Emergency Helping
Yaitu pertolongan bersifat darurat, seperti memberikan pertolongan pada orang
asing yang terkena serangan jantung atau kecelakaan lalu lintas.
5
(pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitulharam; mereka mencari
karunia dan keridaan Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram,
maka bolehlah kamu berburu. Jangan sampai kebencian(mu) kepada suatu kaum
karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidil haram, mendorongmu berbuat
melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-
Nya. (Q.S. al-Maidah[5]: 2).
Dalam agama Islam, kegiatan saling tolong menolong menjadi salah satu
tanda dari orang yang beriman. Menjaga persaudaraan sesama umat, menjauhi sikap
egois, dan menghargai orang lain menjadi tanda orang yang beriman dan dicintai oleh
Allah SWT. Selain itu, dengan tolong menolong membuat hidup kita terasa damai dan
tentram karena tidak membawa musuh hadir dalam kehidupan kita.
1. Membantu Fisik
Misalnya, membantu seseorang membawa barang berat, memberikan jalan kepada
orang yang membutuhkan, atau membantu seseorang yang kesulitan fisik.
2. Memberikan Dukungan Emosional
Mendengarkan dengan penuh perhatian saat seseorang ingin berbicara,
memberikan nasihat atau dukungan moral, atau memberikan dukungan emosional
saat seseorang menghadapi tantangan.
3. Berbagi Pengetahuan
Berbagi informasi yang berguna atau pengetahuan tentang topik tertentu kepada
orang lain yang membutuhkannya.
4. Memberikan Bantuan Materi atau Sumber Daya
Memberikan bantuan finansial, memberikan makanan atau pakaian kepada
mereka yang membutuhkan, atau memberikan sumber daya lain seperti alat atau
peralatan.
5. Melakukan Tindakan Kecil
Melakukan tindakan kecil seperti membuka pintu untuk orang lain, memberikan
tempat duduk kepada lansia di tempat umum atau memberikan senyuman kepada
orang asing.
6
6. Menyumbangkan Waktu
Meluangkan waktu untuk melakukan kerja sukarela atau membantu dalam
kegiatan masyarakat atau lingkungan.
7. Menyediakan Bantuan Teknologi
Membantu seseorang yang tidak terbiasa dengan teknologi untuk mengatasi
masalah atau kesulitan yang terkait dengan perangkat atau aplikasi.
8. Bantuan Pendidikan
Membantu teman atau anggota kelu
arga
dalam belajar atau mengerjakan tugas sekolah atau universitas.
9. Membantu Dalam Keadaan Darurat
Menawarkan bantuan dalam keadaan darurat seperti kecelakaan, kebakaran, atau
situasi berbahaya lainnya.
10. Mendukung Orang Sakit atau Rentan
Memberikan perhatian ekstra kepada mereka yang sedang sakit, lansia, atau rentan
secara fisik atau emosional.
11. Berpartisipasi dalam Kegiatan Sukarela
Bergabung dalam kegiatan sukarela atau komunitas untuk membantu orang lain
atau memperbaiki lingkungan sekitar. Misalnya gotong royong, kerja bakti, dan
lainnya.
7
Semua bentuk perilaku ini memiliki tujuan yang sama, yaitu memberikan dukungan,
bantuan, dan kebaikan kepada orang lain dalam kehidupan sehari-hari.6
6
Agus Abdul Rahman, PSIKOLOGI SOSIAL: Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan Empirik,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 218
7
Agus Abdul Rahman, PSIKOLOGI SOSIAL: Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan Empirik,
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 359
8
Perspektif belajar sosial (social learning) menjelaskan bahwa perlaku menolong
muncul karena proses belajar dari pengalaman serta pengamatan bahwa menolong
dapat menguntungkan. Seorang anak mengembangkan perilaku menolong salah
satunya dengan proses modeling atau peniruan terhadap orang-orang yang ada
dilingkungan, selain itu perilaku menolong dapat terbentuk karena adanya
pengalaman yang sebelumnya perilaku menolong dapat memberikan keuntungan.
3. Perspektif Sosial-Kultural
Perspektif sosial kultural menjelaskan bahwa perilaku menolong dipengaruhi oleh
faktor kultural, dimana nilai-nilai budaya serta norma-norma yang mendorong
masyarakatnya untuk menunjukkan perilaku prososial. Norma-norma tersebut
disosialisasikan dari generasi ke generasi sehingga terrealisasikan kepada
Masyarakat sehingga Masyarakat memiliki kecenderungan untuk melakukan
perilaku prososial.
4. Perspektif Sosial-Kognitif
Perspektif ini memandang perilaku prososial merupakan hasil dari pertimbangan
kognitif. Salah satu teori yang mengunakan perspektif ini adalah teori mengenai
model pengambilan keputusan untuk menolong dari Letane dan Darley (1970,
dalam Baron dan nBirne, 1994). Menurut mereka, seorang akan melakukan
perilaku menolong ataupun tidak merupakan hasil dari pertimbangan kognitif
yang kadang terjadi diluar kesadaran.
5. Empati
Empati merupakan salah satu bentuk emosi moral yang dapat memprediksi
perilaku, termasuk perilaku menolong. Seperti penelitab Gao, Weng, Zhou, dan
Yu (2017) yang menyimpulkan bahwa empati dapat mengurani kecendungan
agresif para gamer.
Salah satu tokoh yang memberikan perhatian terhadap empati adalah Mark H.
Davis.Davis (1983) mendefisikan empati sebagai reaksi seseorang terhadap
pengalaman orang lain yang diamatinya.8
8
Dr. Agus Abdul Rahman, Psikologi Sosial: Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan Empirik, (Depok:
PT. Raja Grafindo Persada, 2020), hlm 332-358.
9
Bagi agama islam sendiri, perilaku tolong menolong merupakan perilaku yang
sangat dihargai dan bahkan Sebagian nya wajib dilakukan oleh para penganutnya.
Dalam surah Al-Ma’idah ayat 2 Allah SWT berfirman “Dan tolong menolonglah
kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan kamu tolong menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah,
sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” (QS.Al-Maidah: 2).
Allah WT mengajak untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dengan
beriringan ketakwaan kepada-Nya. Sebab, dalam ketakwaan terkandung ridha Allah.
Sementara saat berbuat baik, orang-orang akan menyukai. Barang siapa memadukan
antara ridha Allah dan ridha manusia, sungguh kebahagiaannya telah sempurna dan
kenikmatan baginya sudah melimpah. “Allah SWT memerintahkan hamba-hamba-
Nya yang mukmin agar saling berta’awun di dalam aktivitas kebaikan yang mana hal
ini merupakan al-birr (kebajikan), dan agar meninggalkan kemungkaran yang mana
hal ini merupakan at-taqwa. Allah melarang mereka dari saling bahu membahu di
dalam kebatilan dan tolong menolong di dalam perbuatan dosa dan keharaman” (Al-
Hafizh Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’anil Azhim) Orang berilmu membantu orang
lain dengan ilmunya. Orang kaya membantu dengan kekayaannya. Hendaknya kaum
muslimin menjadi satu tangan dalam membantu orang yang membutuhkan. Jadi,
seorang mukmin setelah mengerjakan suatu amal shalih, berkewajiban membantu
orang lain dengan ucapan atau tindakan yang memacu semangat orang lain untuk
beramal. Nilai pertolongan yang diberikan oleh seorang Muslim bukan pada besar
kecilnya pertolongan, akan tetapi keikhlasan kita memberikan pertolongan.
Pertolongan yang diberikan kepada seseorang senantiasa harus dijaga agar orang yang
ditolong tersebut tidak merasa dihina, direndahkan, dan disakiti hatinya. Dijelaskan
bahwa bagi seorang mukmin yang suka menolong terhadap mukmin lainnya, maka
Allah SWT akan memberikan pertolongan kepada- nya ketika ia membutuhkan.
Sebaliknya, bila seorang mukmin tidak suka menolong saudaranya sesama mukmin
maka Allah SWT pun akan membiarkan bahkan tidak menyukai orang tersebut.9
9
(A. Asni et al., 2022)
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan perilaku prososial dimulai pada usia dua tahun, didukung oleh
kemampuan perspective-taking, self-recognition, dan respons spesifik terhadap
penderitaan orang lain. Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku menolong meliputi
faktor evolusionis, belajar sosial, sosial-kultural, sosial-kognitif, dan empati.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arby Suharyanto. (2018, August 20). Teori Menolong dalam Psikologi Sosial.
DosenPsikologi.com; DosenPsikologi.com. https://dosenpsikologi.com/teori-
menolong-dalam-psikologi-sosial
Abdul Rahman, Agus, Psikologi Sosial: Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan
Empirik, (Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2020)
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Faozan Tri Nugroho. (2022, August 26). Contoh-Contoh Sikap Tolong Menolong, Ketahui
Manfaatnya. Bola.com; Bola. https://www.bola.com/ragam/read/5051508/contoh-
contoh-sikap-tolong-menolong-ketahui-manfaatnya
12