Anda di halaman 1dari 21

SOSIALISASI DI DUNIA PENDIDIKAN

(Pengertian, Jenis, Jenis Sosialisasi, Agen Sosialisasi, Sosialisasi Sepanjang


Hidup, Urgensi Sosialisasi, dan Sosialisasi Anak Didik)

Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliahj


Sosiologi Pendidikan

Oleh:
Galang Dwi Aprilian
Nim (2022390101592)
Muhammad Ulil Albab
Nim (2022390101619)

Fakultas Tarbiyah
Progam Studi Pendidikan Agama Islam
Institut Agama Islam Ibrahimy Genteng Banyuwangi
Tahun Ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji kehadhirat Allah SWT, kami panjatkan, atas segala karunia
segala petunjuk dan pertolongan Nya, kami diberikan kesehatan jasmanai maupun
rohani, sehingga dapat menyusun makalah tentang SOSIOLOGI PENDIDIKAN
dengan sebaik-baiknya.
Shalawat serta salam, semoga senantiasa terhaturkan kepada nabi
Muhammad SAW, semoga kita semua mendapatkan syafa’atul ‘udzma
(pertolongan yang agung) di hari kiamat nanti.
Ucapan terimakasih, kami haturkan kepada dosen pengampu mata kuliah
Sosiologi Pendidikan, beliau ibu Firma Yudha, yang telah mempercayakan
penyusunan makalah ini kepada kami, semoga dengan kepercayaan beliau, bisa
kami laksanakan dengan sebaik-baiknya, serta memberikan manfaat bagi kami
khususnya, umumnya kepada para pembaca. Aamiiin.

Genteng,

Penyusun Makalah

I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
1. Latar Belakang............................................................................................................4
2. Rumusan Masalah......................................................................................................5
3. Tujuan Masalah..........................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................6
PEMBAHASAN....................................................................................................................6
1. Pengertian Sosialisasi.................................................................................................6
2. Jenis Sosialisasi..........................................................................................................7
3. Agen Sosialisasi.........................................................................................................8
4. Sosialisasi Sepanjang Hidup....................................................................................11
5. Urgensi Sosialisasi...................................................................................................12
6. Sosialisasi Terhadap Anak Didik................................................................................14
BAB III...............................................................................................................................18
PENUTUP..........................................................................................................................18
1. Kesimpulan...............................................................................................................18
2. Saran........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................19

II
III
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Telah menjadi kodrat manusia, dalam berinteraksi dengan sekitar,
menjadikan manusia berperan sebagai mahluk individu juga menjadi mahluk
sosial. Mahluk individu ketika hubungan vertical (manusia dengan Tuhannya) dan
hubungan horizontal (manusia dengan manusia). Manusia dinamakan mahluk
sosial, karena manusia tidak bisa hidup sendirian, Ketika manusia lahir sampai ke
alam kubur, pasti membutuhkan bantuan orang lain, maka dari itu, jika manusia
belum bisa berinteraksi dengan sesama manusia, belum bisa disebut manusia.
Berhubungan dengan sistem interaksi sesama manusia, mempunyai model-model
yang berbeda.

Sehubungan dengan hal tersebut, dengan tujuan kelangsungan hidup yang


berkwalitas, perlu kita perdalam tentang apa arti sosial, bagaimana kita bersosial
secara baik dan benar, agar tercipta lingkungan yang sejahtera dan harmonis, baik
dalam lingkup keluarga maupun lingkup masyarakat luas.Dengan demikian, juga
untuk membentuk kesatuan faham dalam kelompok masyarakat, agar saling
mengerti satu sama lain, peran Sosialisasi sangatlah diperluakan disini.

1
2. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari Sosialisasi?
2) Apa saja jenis-jenis Sosialisasi?
3) Siapakah Agen Sosialisasi?
4) Bagaimanakah Sosialisasi sepanjang hidup?
5) Apa yang menjadi urgensi Sosialisasi?
6) Bagaimanakah Sosialisasi anak didik?

3. Tujuan Masalah
1) Mengetahui arti dari Sosialisasi.
2) Mengetahui jenis-jenis Sosialisasi.
3) Mengetahui siapa Agen Sosialisasi.
4) Mengetahui cara Sosialisasi sepanjang hidup.
5) Memahami Urgensi Sosialisasi.
6) Mengetahui bagaimana cara Sosialisasi terhadap anak didik.

2
7)

BAB II

PEMBAHASAN
1. Pengertian Sosialisasi
Sebagai suatu disiplin ilmiah, sosiologi adalah ilmu yang relatif baru.
Karena itu tidaklah mengherankan kalau tidak terlalu banyak orang mengenal
ilmu yang disebut sosiologi itu. Bahkan orang-orang yang belajar ilmu itu
sendiripun tidak selalu bisa dengan gampang mengatakan apakah sosiologi itu.
Karena itu, guna memperoleh gambaran umum tentang ilmu yang disebut
sosiologi itu, maka di dalam bab ini kita akan membicarakan beberapa hal yang
berhubungan dengan ilmu baru itu. Sosiologi berasal dari dua kata dasar, yakni
socius dari bahasa Latin yang berarti teman atau sesama dan logos dari bahasa
Yunani yang berarti ilmu (Abbercombie, 2010). Secara harafiah sosiologi berarti
ilmu tentang hidup bersama atau ilmu tentang hidup bermasyarakat. Tetapi
definisi ini tentu saja tidak bisa memuaskan semua orang karena sosiologi tidak
cuma membuat studi tentang masyarakat yang bersifat makro melainkan juga
tentang tindakan-tindakan dan prilaku-pilaku sosial yang bersifat mikro.
Sebagaimana akan nampak dalam halaman-halaman berikut buku ini, di dalam
sosiologi ada pandangan yang berbeda-beda mengenai substansi dari sosiologi.
Guna mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang pengertian sosiologi,
berikut ini dikemukakan definisi-definisi sosiologi yang berasal dari beberapa
sosiolog terkemuka.

A. Peter L. Berger
Menurut Peter L. Berger, pengertian sosialisasi merupakan suatu proses
belajar seorang anak untuk menjadi anggota yang berpartisipasi dalam
masyarakat.
B. Robert M. Z. Lawang
Menurut Robert M. Z. Lawang, pengertian sosialisasi merupakan proses
mempelajari dan memahami norma, nilai, peran, dan semua persyaratan

3
lainnya yang diperlukan guna kemungkinan partisipasi yang efektif dalam
kehidupan sosial.

C. Karel J. Veeger
Menurut Karel J. Veeger, pengertian sosialisasi merupakan suatu proses
belajar dan mengajar. Pendapat tersebut cukup sederhana, hal itu bisa
dilihat ketika orang tua mendidik anaknya agar menaati tata krama dan
berperilaku sopan santun.
(Sumber:https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-sosialisasi/#1_Soej
ono_Dirdjosisworo )
D. Bernard Raho, SVD
Sosialisasi adalah proses mempelajari dan menghayati norma, nilai, peran,
dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan supaya seorang individu
bisa berpartisipasi secara efektif di dalam kehidupan masyarakat. (Raho,
2019)

Berarti makna sosialisasi secara menyeluruh adalah, proses belajar dengan


memahami aspek-aspek penting pada suatu kelompok atau masyarakat, guna
untuk mempersiapkan perilaku yang positif, ketika berinteraksi secara langsung.

2. Jenis Sosialisasi
Jenis Sosialisasi Sosialisasi apabila dikaitkan dengan prosesnya, terdapat
jenis-jenis sosialisasi. Susanto membagi jenis sosialisasi mennjadi dua, yaitu:

1) Sosialisasi primer
Sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar
menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi ini berlangsung pada
saat kanak-kanak.
2) Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah
sosialisasi primer yang memperkenalkan individu kedalam kelompok
tertentu dalam masyarakat.” (Susanto,1992:32)

4
Kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat
tinggal dan tempat kerja. Dalam keduanya institusi tersebut, terdapat sejumblah
individu dalam situasi yang sama, terpisah dari masyarakat luas dan jangka waktu
tertentu, bersama-sama menjalani proses kehidupan dan diatur secara formal.

Jenis-jenis sosialisasi berdasarkan tipenya menurut Syahrial Syarbaini, terbagi


menjadi dua, yaitu:

1) Sosialisasi formal
Sosialisasi formal yaitu sosialisasi yang dilakukan melalui lembagalembaga
berwenang menurut ketentuan negara atau melalui lembagalembaga yang
dibentuk menurut undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku.
2) Sosialisasi informal
Sosialisasi informal yaitu sosialisasi yang bersifat kekeluargaan,
pertemanan atau sifatnya tidak resmi.” (Syarbaini dkk, 2004:73)

Sosialisasi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi pemerintahan,


disebut sosialisasi formal karena lembaga tersebut mempunyai kewenangan
karena mempunyai landasan hukum dan materi yang disampaikan merupakan
kebijakan pemerintah. Sosialisasi yang bersifat informal lebih sering dilakukan
tanpa disadari.

3. Agen Sosialisasi
Hampir dalam semua kebudayaan, keluarga merupakan agen sosialisasi
yang paling utama bagi seorang anak selama masa bayi dana kanak-kanak. Tetapi
dalam masa-masa yang lebih kemudian ada berbagai macam agen sosialisasi yang
memainkan peranan penting dalam kehidupan seorang anak. Kita lihat agen-agen
sosialisasi itu satu demi satu.

A. Keluarga
Keluarga adalah agen sosialisasi yang pertama dan utama karena hampir
sebagian besar waktu dari anak dihabiskan di tengah keluarga. Hanya
sesudah anak mulai masuk sekolah, dia perlahan-perlahan meninggalkan

5
rumah. Sebagaimana telah kita lihat, pemenuhan kebutuhan seorang bayi
tergantung seluruhnya kepada orang lain, yakni keluarganya, teristimewa
ibunya. Karena itu keluarga merupakan kelompok primer untuk
kebanyakan individu. Pengalaman sosial yang intensif selama berada
dalam keluarga menciptakan dasar kepribadian seorang individu.
Keluargalah yang bertanggung-jawab mentansferkan nilai-nilai dan
norma-norma budaya kepada anggotaanggotanya. Sekalipun keluarga
tidak pernah mempengaruhi perkembangan seorang anak secara sempurna
namun ada banyak hal yang mereka peroleh di dalam keluarga seperti
sikap, minat, tujuan hidup, kepercayaan, ataupun prejudice tertentu.
B. Kelompok Bermain
Kelompok bermain biasanya terdiri dari anak-anak yang
mempunyai minat yang sama dan biasanya berusia kurang lebih sama.
Kelompok bermain anak-anak biasanya terdiri dari anak-anak tetangga
sedangkan di kemudian hari kelompok bermain bisa berasal dari teman-
teman sekolah atau teman-teman kelas. Kelompok bermain berbeda dari
keluarga atau sekolah karena di dalam kelompok bermain anak boleh
melakukan banyak kegiatan tanpa campur tangan orangtua atau guru-guru.
Di sana mereka mempunyai kebebasan untuk mengungkapkan dirinya.
Dalam kelompok bermain kanak-kanak, anak-anak memperlajari sejumlah
aturan dari permainan-permainan yang mereka mainkan. Dalam permainan
sembunyisembunyian –misalnya - ada sejumlah aturan yang mereka harus
patuhi. Demikianpun dalam permainan-permainan lainnya, ada aturan-
aturan yang mereka harus ikuti. Dengan demikian anak-anak dilatih untuk
mengikuti aturan-aturan main.
Kenyataan bahwa kelompok bermain sangat independen telah
menyebabkan orangtua cemas, khususnya kelompok anak-anak remaja.
Orangtua ingin agar anak-anaknya bergaul dengan anak-anak yang berasal
dari latarbelakang sosial yang sama. Dalam masyarakat yang semakin
maju kadang-kadang kelompok bermain ini menjadi saingan bagi orangtua
dalam menanamkan nilai-nilai kepada anak-anak. Hal ini disebabkan oleh

6
perubahan yang begitu cepat sehingga orangtua dan anak-anak seolah-olah
hidup dalam dua konteks sosial yang sangat berbeda. Sering kali dalam
masa ini terjadi konflik antara orangtua dan anak-anak remaja.

C. Sekolah
Ketika anak mulai masuk sekolah ia bertemu dengan sejumlah orang
asing. Di sekolah ia belajar berinteraksi dengan orang-orang yang bukan
anggota keluarganya dan yang barangkali mempunyai latarbelakang
berbeda dengan dirinya. Pada waktu yang sama dia juga menemukan
kelompok-kelompok yang berbeda di dalam sekolah itu dan dengan itu ia
mulai menyadari kategori-kategori kelompoknya sendiri. Mereka mulai
membentuk kelompok berdasarkan kategori-kategori tertentu. Sumbangan
yang paling besar dari sekolah untuk proses sosialisasi adalah
mengajarkan anak-anak pengetahuan dan ketrampilan. Tetapi di samping
itu, anak-anak tidak cuma belajar apa yang tertera di dalam kurikulum
melainkan juga apa yang tidak tertulis di dalam kurikulum, seperti nilai-
nilai, norma-norma budaya, dan pola-pola tingkah-laku yang sesuai
dengan harapan masyarakat. Hal itu nampak dalam peraturan-peraturan
yang berlaku atau disiplin-disiplin yang diajarkan. Anak-anak, misalnya,
diajarkan untuk tenang di dalam kelas, datang pada waktunya, mengikuti
aturanaturan sekolah, dan taat kepada guru-guru. Di sekolah, perbedaan
jender semakin dipertegas lewat proses sosialisasi yang berbeda antara
anak perempuan dan anak laki-laki.
D. Media-massa dan Elektronik
Media massa dan elektronik adalah saluran-saluran komunikasi yang
terarah kepada banyak orang di dalam masyarakat. Media massa dan
elektronik merupakan salah ciri dari masyarakat industri. Di dalamnya
termasuk televisi, radio, surat khabar, dan majalah. Semua media ini
menyajikan kepada kita segala macam informasi. Media massa dan
elektronik mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam membentuk sikap
dan tingkah laku. Media massa dan elektronik sering kali mengkleim

7
bahwa mereka menyampaikan data dan fakta. Namun kenyataan
menunjukkan bahwa hampir setiap media mempunyai bias dan agenda
tersendiri. Media massa dan elektronik merupakan agen sosialisasi yang
sangat berkuasa dewasa ini. Dewasa ini anak-anak menghabiskan banyak
jam untuk nonton TV ketimbang belajar. Berbagai studi telah dilakukan
untuk mengetahui dampak media massa dan media elektronik untuk
kehidupan anak. Sambil tidak mengurangi sumbangan positif media massa
dan media elektronik, kita patut menyayangkan bahwa tidak semua media
elektronik menawarkan nilai-nilai yang sesuai dengan harapan masyarakat.
Malah sebaliknya program-program televisi menawarkan kekerasan, seks,
perselingkuhan, poligami,dan lain-lain yang turut mempengaruhi perlaku
anak-anak. (Raho, 2016:117-122)

4. Sosialisasi Sepanjang Hidup


Secara sederhana sosialisasi adalah proses sepanjang hayat yang berkaitan
dengan bagaimana individu belajar tentang kehidupan, norma, dan nilai-nilai
sosial yang termasuk dalam suatu kelompok sehingga dapat berkembang menjadi
individu yang diterima oleh kelompoknya. Sepanjang hidupnya, manusia
senantiasa berinteraksi dan bersosialisasi, baik dengan orang terdekatnya maupun
lingkungan sekitarnya. Dalam kehidupan manusia, sosialisasi adalah proses yang
terus berlangsung, sejak dilahirkan hingga akhirnya meninggal. Menurut Arman
Paramansyah dalam buku Manajemen Pendidikan dalam Menghadapi Era Digital
(2020), sosialisasi adalah proses belajar, di mana seseorang mempelajari banyak
hal dalam kehidupannya. Pembelajaran itu bisa mencakup kebiasaan, pola, dan
keterampilan sosial, seperti bahasa, berpakaian, berkomunikasi, makan, dan
sebagainya. Sosialisasi adalah proses belajar peran, status, serta nilai yang
dibutuhkan untuk berpartisipasi dalam lembaga sosial. Dikutip dari buku
Sosiologi Pendidikan (2022) karangan Akmal Ramadhan, sosialisasi merupakan
proses belajar individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya.
Karena merupakan proses belajar, sosialisasi tak akan pernah berhenti di satu titik.

8
Dengan demikian, sosialisasi berlangsung seumur hidup. Sosialisasi berlangsung
seumur hidup karena manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa belajar tanpa
henti. Manusia adalah makhluk yang perlu berinteraksi dan berkomunikasi
sepanjang hidupnya. Jika tidak bersosialisasi, manusia tak akan mampu
memenuhi kebutuhannya. Sosialisasi adalah proses belajar individu. Proses ini
bisa diperoleh melalui pendidikan formal maupun informal, baik secara sengaja
maupun tidak. Dalam kehidupan sehari-hari, pengalaman yang diperoleh manusia,
sejatinya merupakan proses sosialisasi. Misalnya seseorang mengalami kegagalan
ketika akan melamar pekerjaan. Kegagalan itu merupakan proses belajar yang
didapat dari pengalaman hidupnya. Contoh lainnya, seseorang mempelajari
bahasa, baik dari film yang ditontonnya maupun pendidikan formal. Dengan
demikian, alasan mengapa sosialisasi berlangsung seumur hidup karena manusia
adalah makhluk sosial yang selalu butuh berinteraksi dan berkomunikasi dengan
sesamanya. Proses sosialisasi juga berlangsung seumur hidup karena manusia
pasti terus belajar dari pengalaman maupun pengetahuan yang didapatnya.
(https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/09/150000969/jenis-dan-tahapan-
sosialisasi? Diakses pada tgl 16 Oktober 2022)

5. Urgensi Sosialisasi
Sosialisasi sangat penting karena dapat mempererat hubungan antara
masyarakatnya, dapat memperoleh suatu ilmu dari suatu masyarkat tersebut, dan
dapat membentuk suatu kepribadian yang unik. Ada banyak perubahan dalam cara
kita bersosialisasi selama bertahun-tahun. Secara khusus, pentingnya sosialisasi
dan penurunan terkait dalam interaksi pribadi telah menurun. Ada kecenderungan
ke arah tingkat kenyamanan dan kesendirian yang lebih besar daripada interaksi
kelompok besar. Norma dan nilai-nilai sosial telah menurun karena meningkatnya
isolasi individu dalam masyarakat. Perubahan tersebut tidak hanya berlaku pada
individu, tetapi juga pada kelompok bahkan seluruh penduduk suatu bangsa atau
negara. Sangat menarik untuk dicatat bahwa penurunan sosialisasi selama
bertahun-tahun telah menyebabkan peningkatan konsumsi alkohol dan perilaku
negatif lainnya. Tren ini telah dicatat secara global dan tampaknya ada hubungan
genetik juga. Jika Anda bertanya kepada seratus orang dari berbagai negara

9
apakah mereka ingin dipisahkan dari keluarga mereka dan diawasi, sebagian besar
akan melakukannya. Jika orang-orang yang sama itu kemudian diobservasi,
kemungkinan persentasenya akan meningkat dan isolasi keluarga akan meningkat.

Fakta bahwa individu merasa begitu terisolasi dapat mempengaruhi


perkembangan berbagai gangguan mental. Penting untuk diingat bahwa sosialisasi
adalah salah satu kekuatan penting yang membantu membentuk karakteristik
psikologis dan fisik manusia modern. Psikolog telah mempelajari karakteristik ini
dan telah menemukan bahwa mereka yang menerima sedikit atau tidak ada
sosialisasi sejak dini, lebih mungkin menderita gangguan mental serius di masa
dewasa. Sebagai anak-anak, kita dihadapkan pada banyak kegiatan sosialisasi
yang positif. Penting untuk mempertimbangkan bahwa sosialisasi dini dapat
membantu mengurangi efek negatif isolasi, kesepian, dan kemiskinan pada kita
saat kita dewasa. Pentingnya sosialisasi merupakan faktor penting dalam proses
perkembangan emosi. Dalam masyarakat saat ini, kita sering menemukan diri kita
terisolasi dan dikelilingi oleh individu-individu yang hidup terisolasi. Pentingnya
sosialisasi tidak boleh dilupakan di lingkungan ini.

Mereka yang terlibat dalam proses pendidikan anak usia dini memahami
pentingnya sosialisasi. Kita harus selalu berusaha untuk mengekspos anak-anak
kita kepada hal-hal yang positif dan yang akan mengembangkan rasa interaksi
sosial dan hubungan antar pribadi. Ketika kita masih anak-anak, kita jauh lebih
rentan terhadap pengaruh orang-orang yang negatif. Namun, pentingnya
sosialisasi dapat membantu mencegah efek negatif yang kita temukan di dunia
saat ini. Pentingnya sosialisasi dapat dilihat di seluruh dunia. Masyarakat saat ini
cenderung tidak meluangkan waktu untuk mengembangkan hubungan yang sehat
dan ikatan sosial yang kuat. Mereka yang kurang bersosialisasi, lebih cenderung
menjalani kehidupan yang tidak sehat yang penuh dengan depresi,
penyalahgunaan zat, dan kurangnya pertumbuhan pribadi. Dengan memberikan
anak-anak peran penting dalam sosialisasi manusia, kita dapat membantu
memastikan bahwa mereka memiliki hari esok yang sehat.

10
(https://pemerintahan.uma.ac.id/2021/09/pentingnya-sosialisasi/ diakses pada
tanggal 16 Oktober 2022)

6. Sosialisasi Terhadap Anak Didik


Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau
nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok
atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai
peran (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang
harus dijalankan oleh individu. (S. Nasution, 2009)

Nasution menjelaskan bahwa sosialisasi merupakan proses bimbingan


individu ke dalam dunia sosial. Sosialisasi dilakukan dengan mendidik individu
tentang kebudayaan yang harus dimiliki dan diikutinya, agar ia menjadi anggota
yang baik dan dalam berbagai kelompok khusus, sosialisasi dapat dianggap sama
dengan pendidikan. Abu Ahmadi juga menguraikan tentang proses sosialisasi.
Pertama, proses sosialisasi adalah proses belajar, yaitu suatu proses akomodasi di
mana individu menahan, mengubah impuls-impuls dalam dirinya dan mengambil
alih cara hidup atau kebudayaan masyarakat. Kedua, dalam proses sosialisasi,
individu mempelajari kebiasaan, sikap, ide-ide, pola-pola nilai dan tingkah laku,
dan standar tingkah laku dalam masyarakat di mana dia hidup. Ketiga, semua
sikap dan kecakapan yang dipelajari dalam proses sosialisasi itu disusun dan
dikembangkan sebagai suatu kesatuan sistem dalam diri pribadi. Menurut
Sosiolog dan Psikolog George Herbert Mead, tahapan sosialisasi seseorang
melewati empat tahap dan proses berbeda, di mana proses ini nantinya saling
berkaitan erat.

A. Tahap Persiapan (preparatory stage)


Pada tahap ini dimulain sejak bayi lahir sampe tahap mengenali
lingkungan, baik suara, gerak ataupun hal yang lain namun belumlah
sempurna. Bayi akan mulai meniru gerakan maupun suara yang ia dengar
namun dengan bahasanya dan gayanya sendiri. Kalau orang jawa bilang
proses ini dinamakan “ngoceh”. 
B. Tahap Meniru (play stage)

11
Pada tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap persiapan, yaitu tahap
meniru yang sempurna. Di mana anak mulai bisa meniru dengan tepat apa
yang orang sekeliling lakukan baik bicara maupun melakukan sesuatu hal.
Dan dalam tahap ini sudah bisa dilakukan komunikasi verbal maupun
secara batin karna disini mulai ada timbal balik komunikasi.
C. Tahap Bertindak (game play)
Dalam tahapan ini gaya meniru orang orang sudah sangat jarang
dilakukan, digantikan sengan bertindak atau melakukan sesuatu secara
sadar, sudah bisa menjalin hubungan dengan kelompok, mulai menyadari
posisinya diluar keluarga, serta mulai mengerti norma atau peraturan yang
ada diluar lingkungan keluarga, biasanya tahap ini bisadilihat saat anak
ada di play group.
D. Tahap Penerimaan Norma Kolektif (generalized stage)
Dalam tahap ini sudah bisa dikatakan sebagai manusia yang dewasa,
mengetahui sepenuhnya norma yang berlaku di masyarakat, hukum,
agama, sosial maupun yang lain nya. Dalam tahapan ini sudah bisa disebut
sebagai warga Negara secara penuh
(http://amelsharing.blogspot.com/2013/02/4-tahap-sosialisasi-anak.html )

Dalam proses sosialisasi, kegiatan-kegiatan yang dicakup adalah sebagai


berikut:

1) Belajar (learning)
Belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah
laku sebagai akibat dari pengalaman yang lalu. Proses belajar individu
berlangsung sepanjang hayat, yaitu belajar dari individu itu lahir
sampai ke liang lahat. idea-idea, pola-pola dan tingkah laku dalam
masyarakat di mana dia hidup. Sosialisasi adalah masalah belajar.
Dalam proses sosialisasi individu belajar tentang kebudayaan dan
keterampilan sosial seperti bahasa, cara berpakaian, cara makan, dan
sebagainya. Segala sesuatu yang dipelajari individu mula-mula
dipelajari dari orang lain di sekitarnya terutama anggota keluarga.

12
Individu belajar secara sadar dan tak sadar. Secara sadar individu
menerima apa yang diajarkan oleh orang di sekitarnya, misal seorang
ibu mengajarkan anaknya berbahasa dan bagaimana cara makan yang
benar. Secara tidak sadar, individu belajar dari mendapatkan informasi
dalam berbagai situasi dengan memperhatikan tingkah laku orang
lain, menonton televisi, mendengar percakapan orang lain, dan
sebagainya.
2) Penyesuaian Diri dengan Lingkungan
Penyesuaian diri merupakan kemampuan untuk mengubah diri sesuai
dengan lingkungannya atau sebaliknya mengubah lingkungan sesuai
dengan keadaan dirinya. Penyesuaian diri individu terbagi dua yaitu
penyesuaian diri terhadap lingkungan fisik yang sering disebut
dengan istilah adaptasi, dan penyesuaian diri dengan lingkungan
sosial yang disebut adjustment. Adaptasi merupakan usaha individu
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya yang lebih
bersifat fisik. Sementara adjusment merupakan penyesuaian tingkah
laku terhadap lingkungan sosialnya, di mana dalam lingkungan
tersebut terdapat aturan-aturan atau norma-norma yang mengatur
tingkah laku dalam lingkungan sosial tersebut.
3) Pengalaman mental
Pengalaman seseorang akan membentuk suatu sikap pada diri
seseorang di mana didahului oleh sikap terbentuknya suatu kebiasaan
yang menimbulkan reaksi yang sama terhadap masalah yang sama.
Seorang anak yang sejak kecil terbiasa dengan bantuan orang lain
untuk setiap pekerjaan yang harusnya dapat dikerjakan sendiri,
setelah dewasa nanti dia akan tergantung dengan orang lain.
Sebagai suatu proses, sosialisasi memiliki beberapa metode yang
digunakan dalam mempengaruhi sosialisasi anak. Pertama, metode
ganjaran dan hukuman (reward and punishment). Dalam proses
sosialisasi, hukuman diberikan kepada anak yang bertingkah laku
salah, tidak baik dan kurang pantas, atau tidak diterima oleh

13
masyarakat. Hukuman dapat berupa fisik atau hukuman sosial.
Pemberian hukuman dimaksudkan agar anak menyadari
kesalahannya. Sedangkan ganjaran diberikan kepada anak yang
berperilaku baik. Ganjaran dapat berupa materiil dan nonmateriil.
Dengan ganjaran diharapkan anak termotivasi untuk selalu berbuat
baik. Kedua, metode didactic teaching. Metode ini mengutamakan
pengajaran kepada anak tentang berbagai macam pengetahuan dan
keterampilan. Metode ini biasanya digunakan dalam pendidikan
sekolah, pendidikan agama, dan kursus-kursus. Ketiga, metode
pemberian contoh. Anak-anak cenderung mencontoh semua tingkah
laku orang yang ada di sekitarnya. Dengan memberikan contoh akan
terjadi proses imitasi (peniruan), yang terjadi secara sadar maupun
tidak disadari. Proses sosialisasi di sekolah pada dasarnya tidak
berbeda dengan proses sosialisasi di masyarakat dan keluarga, yakni
menanamkan dan mewariskan kebudayaan kepada anak didik.
Sekolah merupakan salah satu institusi sosial yang mempengaruhi
proses sosialisasi dan berfungsi mewariskan kebudayaan kepada anak.
Sebagai institusi sosial, seharusnya sekolah memberi perhatian yang
cukup terhadap proses sosialisasi anak, terutama terhadap anak didik
di sekolah dasar. Dalam hal ini, sekolah merupakan lembaga yang
memegang peran penting bagi sosialisasi anak didik. Dalam lembaga
pendidikan akan ada berbagai karakter anak didik sesuai dengan
keadaan lingkungan keluarga dan masyarakat serta kedudukan anak
dalam keluarga. Perbedaan karakter individu tersebut, sedapat
mungkin diakomodasi dengan suatu sistem yang utuh dan integral
yang dikenal dengan tata tertip sekolah. Tata tertip sekolah,
merupakan norma yang sedapat mungkin ditaati oleh setiap warga
sekolah termasuk anak didik tanpa membedakan status dan golongan
sosial anak didik. (Ali Maksum, 2013)

14
BAB III

PENUTUP
1. Kesimpulan
1) Pengertian Sosialisasi
Sebagai suatu disiplin ilmiah, sosiologi adalah ilmu yang relatif baru.
Karena itu tidaklah mengherankan kalau tidak terlalu banyak orang
mengenal ilmu yang disebut sosiologi itu. Bahkan orang-orang yang belajar
ilmu itu sendiripun tidak selalu bisa dengan gampang mengatakan apakah
sosiologi itu. pengertian sosialisasi merupakan suatu proses belajar seorang
anak untuk menjadi anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
2) Jenis Sosialisasi
Sosialisasi apabila dikaitkan dengan prosesnya, terdapat jenis-jenis
sosialisasi.terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Sosialisasi primer
b. Sosialisasi sekunder
Kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi total, yaitu tempat tinggal
dan tempat kerja. Jenis-jenis sosialisasi berdasarkan tipenya terbagi menjadi
dua, yaitu:
a. Sosialisasi formal
b. Sosialisasi informal
3) Agen Sosialisasi
Hampir dalam semua kebudayaan, keluarga merupakan agen sosialisasi
yang paling utama bagi seorang anak selama masa bayi dana kanak-kanak.
Tetapi dalam masa-masa yang lebih kemudian ada berbagai macam agen
sosialisasi yang memainkan peranan penting dalam kehidupan seorang anak.
4) Sosialisasi Sepanjang Hidup
Secara sederhana sosialisasi adalah proses sepanjang hayat yang berkaitan
dengan bagaimana individu belajar tentang kehidupan, norma, dan nilai-nilai

15
sosial yang termasuk dalam suatu kelompok sehingga dapat berkembang
menjadi individu yang diterima oleh kelompoknya.

5) Urgensi Sosialisasi
Sosialisasi sangat penting karena dapat mempererat hubungan antara
masyarakatnya, dapat memperoleh suatu ilmu dari suatu masyarkat tersebut,
dan dapat membentuk suatu kepribadian yang unik.
6) Sosialisasi Terhadap Anak Didik
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau
nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah
kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai
teori mengenai peran (role theory). Karena dalam proses sosialisasi
diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

2. Saran
Kami berharap adanya penelitian lebih lanjut akan upaya peningkatan
diskusi tentang ilmu Sosiologi yang telah kami paparkan dan juga pada
pembahasan yang belum dapat kami paparkan pada makalah ini sebagai salah satu
cara untuk meningkatkan pengetahuan kita dalam mengetahui ilmu Sosiologi.

DAFTAR PUSTAKA

Abercrombie, Nicholas, Stephen Hill, dan Bryan S. Turner. 2010. Kamus


Sosiologi. Diterjemahkan oleh: Desi Noviani, Eka Adinugraha, Rh.
Widada. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Akmal Ramadhan, Sosiologi Pendidikan ,2022
Ali Maksum, 2013 Sosiologi pendidikan: buku perkuliahan Program S-1 Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya, h 90-98
Arman Paramansyah, MANAJEMEN PENDIDIKAN DALAM MENGHADAPI
ERA DIGITAL, 2020

16
Bernard Raho, SVD, SOSIOLOGI AGAMA Cet. 1 – Maumere : Penerbit
Ledalero , 2019
https://www.gramedia.com/literasi/pengertiansosialisasi/
#1_Soejono_Dirdjosisworo
http://amelsharing.blogspot.com/2013/02/4-tahap-sosialisasi-anak.html , diakses
16 Oktober 2022
https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/09/150000969/jenis-dan-tahapan-
sosialisasi? Diakses pada tgl 16 Oktober 2022
https://pemerintahan.uma.ac.id/2021/09/pentingnya-sosialisasi/ diakses pada
tanggal 16 Oktober 2022)
Susanto.1992. Pengantar sosialisasi. Jakarta:Rajawali Press.
Syarbaini, S. dkk. 2004. Sosiologi dan Politik. Bogor: GHalia Indonesia.
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 126.

17

Anda mungkin juga menyukai